Anda di halaman 1dari 25

Analisis Butir Soal merupakan proses pengumpulan,

peringkasan, dam penggunaan informasi dari


jawaban siswa untuk membuat keputusan
tentang setiap penilaian (Nitko, 1996 : 308)
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu
meningkatkan tes melalui revisi atau membuang
soal yang tidak efektif, serta untuk mengatahui
secara diagnostik pada siswa apakah soal
mereka sudah/belum memahami materi yang
telah diajarkan (Aiken, 1994 : 63)
Jadi, tujuan utama analisis butir soal dalam sebuah
tes adalah untuk mengidentifikasi kekurangankekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran

1.
2.

3.
4.
5.

Dapat membantu para pengguna tes dalam


evaluasi atau tes yang digunakan
Sangat relevan bagi penyusunan tes
informal dan lokal seperti tes yang
disiapkan guru untuk siswa di kelas
Mendukung penulisan butir soal yang efektif
Secara materi dapat memperbaiki tes di
kelas
Meningakatkan validitas soal dan reliabilitas

1.
2.

3.
4.
5.
6.

Menentukan apakah suatu fungsi butir


soal sesuai dengan yang diharapkan
Memberi masukan kepada siswa tentang
kemampuan dan sebagai dasar untuk
bahan diskusi di kelas
Memberi masukan kepada guru tentang
kesulitan siswa
Memberi masukan pada aspek tertentu
untuk pengembangan kurikulum
Merevisi materi uang dinilai atau diukur
Meningkatkan keterampilan penulisan
soal

Sehingga dapat disimpulkan bahwa


kegunaan analisis butir soal adalah :
1. Untuk menentukan soal-soal yang cacat
atau tidak berfungsi penggunaannya
2. Untuk meningkatkan butir soal melalui
tiga komponen analisis yaitu tingkat
kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh
soal, serta meningkatkan pembelajaran
melalui ambiguitas soal dan keterampilan
tertentu yang menyebabkan siswa sulit.

Analisis butir soal dapat dilaksanakan


dengan 2 (dua) cara yaitu :
1. Analisis butir soal secara kualitatif
2. Analisis butir soal secara kuantitatif

Pada prinsipnya analisis soal secara kualitatif


dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan
soalnya (tes tertulis, perbuatan, dan sikap).
Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum
soal diujikan/digunakan
Aspek yang diperhatikan didalam penelaahan
secara kualitatif adalah setiap soal ditelaah
dari segi, materi, konstruksi,
bahasa/budaya, dan kunci
jawaban/pedoman penskorannya

Teknik yang dapat dipergunakan ada 2, yaitu :


1.
Teknik moderator
merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya
terdapat satu orang sebagai
penengah/wasitnya.
2.
Teknik Panel
Merupakan suatu teknik memvalidasi butir soal
yang setiap butir soalnya ditelaah berdasarkan
kaidah penilisan butir soalnya, yaitu ditelaah
dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya,
kebenaran kunci jawaban/pedoman
penskorannya yang dilakukan oleh beberapa
penelaah.

Nomor Butir

3 3 2

2
3

dst

JUMLAH

KEPUTUSAN

3 3

18

Soal Baik

2 1 3

2 2

13

Soal
diperbaiki

1 1 1

1 1

Soal diganti

Keterangan :
A : guru yang mengajarkan materi
B : ahli materi
C : pengembang kurikulum
D : ahli konstruksi tes
E : ahli bahasa
F : ahli psikologi
G : ahli lingkungan..
Nilai =
3 : baik
2 : diperbaiki/direvisi
1 : diganti
Keputusan :
15 21 : soal baik
8 14 : soal diperbaiki
0 7 : soal diganti

Adalah penelaahan butir soal didsarkan pad


data empirik dri butir soal yang
bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari
siswa yang mengerjakan soal-soal itu.
Analisis/penelaahan soal secara kuantitatif ini
dilakukan setelah soal diujikan.
Ada 2 (dua) pendekatan dalam analisis
kuatitatif, yaitu :
1. Pendektan secara klasikal/tradisional
2. Model respon butir soal (Item Response
Modelling)

Adalah proses penelaahan butir soal


melalui informasi dari jawaban siswa
guna meningkatkan mutu butir soal
yang bersangkutan.
Kelebihan analisis bbutir soal secara
jklasik adalah murah, dapat
dilaksanakan sehari-hari, dengan
kecepatan tinggi dengan komputer,
banyak program komputer yang murah
untuk menganalisisnya.

Aspek yang diperhatikan dalam analisis


butir soal secara klasik adalah setiap
butir ditelaah dari segi :
1. Tingkat kesukaran butir
2. Daya pembeda butir
3. Penyebaran pilihan jawabannya (untuk
soal bentuk obyektif) atau frekuensi
jawaban pada setiap pilihan jawaban

Adalah peluang untuk menjawab benar suatu


soal pada tingkat kemampuan tertentu
yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
indeks.
Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya
dunyatakan dalam bentuk proporsi yang
besarnya berkisar 0,00 1,00 (Aiken, 1994 :
66)
Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang
diperoleh, berarti semakin mudah soal itu.

Rumus mencari TK pada soal obyektif


Tingkat kesukaran (TK)

Jumlah siswa yang menjawab benar butir soal


jumlah siswa yang mengikuti tes

Rumus mencari TK pada soal uraian

Jumlah skor siswa pada suatu soal


Mean
Jumlah siswa yang mengikuti tes
Tingkat Kesukaran (TK)

Mean
Skor maksimum yang telah ditetapkan pada pedoman penskoran

Sebagai pedoman umum, klasifikasi


tingkat kesukaran soal dapat
dicontohkan sebagai berikut :
0,00 0,30 soal tergolong sukar
0,31 0,70 soal tergolong sedang
0,71 1,00 soal tergolong mudah
Tingkat Kesukaran butir soal memiliki 2
(dua) kegunaan, yaitu kegunaan bagi
guru dan kegunaan bagi pengujian dan
pengajaran (Nitko, 1996 : 310-313)

1.

2.

Sebagai pengenalan konsep terhadap


pembelajaran ulang dan memberi
masukan kepada siswa tentang hasil
belajar mereka.
Memperoleh Informasi tentang
penekanan kurikulum atau mencurigai
terhadap butir soal yang bias

1.
2.
3.
4.
5.

Pengenalan konsep yang diperlukan


untuk diajarkan ulang
Tanda-tanda terhadap kelebihan dan
kelemahan pada kurikulum sekolah
Memberi masukan kepada siswa
Tanda-tanda kemungkinan adanya
butir saol yang bias
Merakit tes yang memiliki ketepatan
data soal

Namun, analisis secara klasik ini


memang memiliki keterbatasan, yaitu
bahwa tingkat kesukaran sangat sulit
untuk mengestimasi secara tepat
karena estimasi kesukaran dibiaskan
oleh sampel (Haladyna, 1994 : 145)
Jika sampel berkemampuan tinggi, maka
soal akan sangat mudah.
Jika sampel berkemampuan rendah,
maka soal akan sangat sulit

Adalah kemampuan suatu butir dapat


membedakan antara siswa yang telah
menguasai materi yang ditanyakan dan
siswa yang tidak/kurang/belum menguasai
materi yang ditanyakan
Manfaat Daya Pembeda (DP) adalah :
1. Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal
melalui data empiriknya
2. Untuk mengetahui seberapa jauh setiap
butir dapat mendeteksi/membedakan
kemampaun siswa

Indeks DP biasanya dinyatakan dalam


bentuk proporsi.
Semakin tinggi indeks DP berarti
semakin mampu soal yang
bersangkutan membedakan siswa yang
telah memahami materi dengan siswa
yang belum memahami materi
Indeks daya pembeda berkisar antara
-1,00 sampai dengan 1,00

Semakin tinggi DP suatu soal, maka


semakin baik/kual saol itu.
Jika DP negatif (<0) berarti lebih banyak
kelompok bawah (siswa yang tidak
memahami materi) menjawab benar
soal dibanding dengan kelompok atas
(siswa yang memahami materi yang
diajarkan guru)

Rumus mencari daya pembeda soal bentuk pilihan ganda

BA - BB
DP
1
N
2

Atau

2 (BA - BB)
DP
N

rbis
Disamping rumus tersebut, untuk mengetahui
daya pembeda soal bentuk
pilihan ganda dapat dipergunakan rumus korelasi point biseral ( r pbis) dan
korelasi biseral (r bis), sebagai berikut :

Xb Xs
rpbs
SDt

pq

Atau

Yb Ys
nb ns
rbis

SDt
un n 2 n

DP

Mean kelompok atas - Mean kelompok bawah


Skor maksimum

DP dapat menggambar tingkat kemampuan soal dalam membedakan


antar siswa yang dudah memahami materi yang diujikan dengan siswa
yang belum/tidak memahami materi yang diujikan. Adapun
kalasifikasinya adalah sebagai berikut :
0,40 1,00
soal diterima/baik
0,30 0,39
soal diterima tetapi perlu diperbaiki
0,20 0,29
soal diperbaiki
0,00 0,19
soal tidak dipakai/dibuangg

Penyebaran pilihan jawaban dijadikan


dasar dalam penelaahan soal. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui
berfungsi tidaknya jawaban yang
tersedia. Suatu pilihan jawaban
(pengecoh) dapatv dikatakan berfungsi
apabila pengecoh :
a. Paling tidak dipilih 5 % peserta tes/siswa
b. Lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa
yang belum paham materi

Anda mungkin juga menyukai