Sementara di Indonesia baru mencapai 0,2% atau sekitar 400.000 pengusaha, jadi
masih kekurangan 3,6 juta lebih pengusaha terhadap kondisi ideal. Jika 4 juta
pengusaha menjalankan usahanya dengan baik, maka dampaknya terhadap
kemakmuran bangsa antara lain adalah sebagai berikut :
1
Jika tiap pengusaha rata-rata memiliki 10 orang pegawai, maka akan tercipta
1 |Page
Apabila tiap pengusaha menyumbangkan dana untuk tujuan sosial 5 juta per tahun
per pengusaha, maka jumlah dana sosial untuk seluruh Indonesia sebesar 20 triliun
setiap tahun.
tinggi
prinsip-prinsip
keadilan
dan
pemerataan.
(2)
Usaha-usaha
Hak
Kekayaan
Intelektual
Orang
Asli
Papua,
Raperdasi
tentang
tentang
Kewenangan
Khusus Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Khusus Papua. Dalam rancangan Perdasus
tersebut terdapat beberapa ketentuan yang memberikan perhatian khusus kepada Orang
asli Papua.
1. Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Orang Papua
Salah satu dari kebijakan yang dilakukan adalah pemberdayaan ekonomi Orang
Papua. Kebijakan ini dilakukan dengan cara:
1) Pemberdayaan bagi pengusaha orang asli Papua.
2) Penyediaan sarana dan prasarana pendukung ekonomi berupa fasilitas pasar
khusus bagi orang asli Papua.
3) Penyediaan lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan bagi orang
asli Papua yang didukung dengan fasilitas pendukung yang memadai.
4) Kemudahan untuk memperoleh modal usaha melalui kredit lunak yang dilakukan
oleh lembaga perkreditan perbankan atau lembaga penjamin keuangan yang
disediakan oleh Pemerintah Provinsi dan atau Kabupaten/Kota.
5) Pembentukan atau penyediaan lembaga penjamin keuangan di tingkat kampung
yang selain berfungsi
menjamin kredit usaha yang merupakan modal usaha bagi orang asli Papua
melalui Lembaga Perkreditan Kampung (LPK) atau dengan nama lain yang di
tingkat kampung. Dalam hal ini lembaga penjamin keuangan yang dimaksud
dibentuk dan dibiayai oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Kebijakan di sektor perekonomian ini lebih diarahkan dan berbasis pada pemanfaatan
dan pengelolaan sumber daya alam di Provinsi Papua. Untuk itu harus dijamin bahwa
hak pemanfaatan atas sumber daya alam harus dipergunakan sebesarbesarnya bagi
kemakmuran dan kesejahteraan orang asli Papua. Sejalan dengan itu, kebijakan di
sektor perekonomian ini mutlak perlu diakomodir pada Peraturan Daerah Khusus yang
mengatur tentang Perekonomian Berbasis Kerakyatan.
3|Page
di
Bidang
Usaha
Jasa,
Industri
dan
Perdagangan
Pemberdayaan Orang Asli Papua pada Bidang Usaha Jasa Mencakup Jasa
Konstruksi, Jasa Angkutan Umum, Pariwisata, Perhotelan dan Restoran.
Sektor industri mencakup terutama
berbasis pada kerajinan rakyat sebagai bagian dari hak kekayaan intelektual orang
asli Papua. Sedang sektor perdagangan dimaksudkan adanya peluang dan akses yang
memadai bagi orang asli Papua untuk terlibat dalam usaha perdagangan, baik di
tingkat daerah maupun provinsi (intersulair). Untuk kepentingan ini, maka pengaturan
di dalam Peraturan Daerah Khusus tentang Perekonomian Berbasis Kerakyatan.
Beberapa ketentuan dalam Raperdasus yang mendukung kebijakan tersebut di atas
antara lain kewajiban mengutamakan orang Asli Papua (Pasal 41 Raperdasus) dengan
rumusan sebagai berikut:
1)
yang
disediakan
oleh
Pemerintah
Provinsi
dan
atau
Kabupaten/Kota.
3.
2)
penyedia kredit dan atau lembaga penjamin keuangan di tingkat kampung (LPK).
Lembaga penyedia dan atau lembaga penjamin keuangan sebagaimana dimaksud
pada Ayat 1 berfungsi mengatur sirkulasi uang dan menjamin kredit usaha yang
diperlukan modal usaha bagi orang asli Papua.
4|Page
Pemerintah
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota
berkewajiban
memberdayakan
2)
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota
berkewajiban
memberdayakan
Orang
Asli Papua
Orang asli Papua memiliki warisan kekayaan intelektual lokal yang memiliki nilai
ekonomis dan kultur yang tinggi. Oleh karena itu, salah satu aspek penting yang terkait
dengan proteksi terhadap orang asli Papua adalah menyangkut hak kekayaan
intelektualnya. Masalah perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual ini diatur dalam
Pasal 44 UU No. 21 Tahun 2001, yang menyatakan Pemerintah Provinsi berkewajiban
5|Page
Dalam kaitannya dengan upaya perlindungan terhadap kekayaan intelelektuan ini, telah
dirancang Perdasus mengenai Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Orang Asli Papua.
Dalam Perdasus tersebut, Orang Asli Papua dirumuskan adalah orang yang berasal dari
rumpun ras Malainesia yang terdiri dari suku-suku asli di Provinsi Papua dan /atau orang
yang diterima dan diakui sebagai orang asli Papua oleh masyarakat adat Papua.
Sedangkan lingkup hak kekayaan intelektual orang meliputi: a) Hak Cipta; b)
Perlindungan Varietas Tanaman; c) Merek dan Indikasi Geografis; d) Desain Industri; e)
Paten; f) Rahasia dagang; dan g) Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Artinya, Perdasus ini
merupakan langkah konkrit dalam memberikan dan memperkuat sistem hukum
perlindungan terhadap kekayaan intelektual asli Papua.
6. Proteksi Bidang Pekerjaan
Untuk mempercepat terwujudnya pemberdayaan, peningkatan kualitas dan partisipasi
penduduk asli Papua semua sektor pembangunan Pemerintah Provinsi memberlakukan
kebijakan kependudukan. Dalam kaitannya dengan kebijakan tersebut, UU No. 21 Tahun
2002 mengatur bahwa
Papua
yang
dapat
mengakomodir
permasalahan
yang
dihadapi
terkait
kewirausahaan orang asli Papua dan kebutuhan peningkatan kapasitas pengusaha asli
Papua.
Muatan materi substansi pemberdayaan pengusaha asli papua berdasarkan hasil kajian
naskah akademis Kajian Pemberdayaan Pengusaha asli Papua (Biro Investasi Papua Barat
Tahun 2011) dan peraturan-peraturan perundangan terkait. Muatan substansi yang diatur
mencakup seluruh bidang usaha berdasarkan Undang-Undang Otonomi Khusus maupun
Raperdasus, yakni Perdasus
kerakyatan dan Perdasi No 17 Tahun 2008 tentang jasa konstruksi sesuai amanat UU No
21 Tahun 2001 atau UU Otsus Papua.
2.2 Sasaran
Untuk mencapai tujuan maka berikut ini akan dijabarkan sasaran yang diinginkan dari
Penyusunan Raperdasus Pemberdayaan Pengusaha Asli Papua, yaitu :
1. Merumuskan materi substansi yang diatur dalam Raperdasus Pemberdayaan
Pengusaha asli Papua. Materi substansi tersebut mencakup aspek-aspek yang
terkait dengan pengembangan pengusaha dalam menjalankan wirausaha, seperti
pengembangan
profesionalisme,
peningkatan
kualitas
SDM,
penguatan
ekonomi berbasis
3.2
7|Page
4. Metodologi
Metodologi dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
1) Pengumpulan data sekunder dan primer di lapangan
2) Desk study, berupa pengolahan data dan analisis (proses teknokratif)
3) Focus
Group
Discussion,
pengumpulan
informasi
berupa
masukan
dari
5. Keluaran
Naskah Raperdasus yang termuat dalam Pasal-Pasal, berisi muatan :
1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Pengusaha asli Papua
2. Rencana Pemberdayaan Pengusaha asli Papua ekonomi kerakyatan (Pertanian,
Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan)
3. Rencana Pemberdayaan Pengusaha bidang Perdagangan (sektor informal)
4. Rencana Pemberdayaan Pengusaha di Bidang Usaha Jasa, Industri
dan
Perdagangan (sektor formal). Pemberdayaan orang asli Papua pada bidang usaha
jasa mencakup jasa konstruksi, jasa angkutan umum, pariwisata, perhotelan dan
restoran
5. Rencana Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM), usaha Mikro dan Usaha
Pemula
6. Rencana Pemberdayaan Penguatan Permodalan
7. Rencana Pemberdayaan Pengusaha dan Penegakan Hukum dalam Hak Paten
8. Ketentuan Penegakan Hukum
9. Ketentuan Peralihan
6. Jadwal Pelaksanaan
Matriks waktu pelaksanaan kegiatan ini rencananya akan dikerjakan dalam jangka
waktu 5 (lima) bulan adalah sebagai berikut:
-
: 0,5 bulan
: 2,5 bulan
8. Laporan
Laporan-laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini terdiri atas:
a. Laporan Pendahuluan, memuat Metodologi dan Organisasi Pekerjaan yang
dilakukan, dibuat rangkap 7 (Tujuh) Hardcopy dan Softcopy
b. Laporan Akhir, dibuat rangkap 15 (Lima Belas) Hardcopy dan Softcopy
9|Page