Sri Wiwoho Mudjonarko, ST., MT.
Sri Wiwoho Mudjonarko, ST., MT.
aliran sungai antara lain mengendalikan banjir dengan memperhatikan debit patusannya
dan mengendalikan gangguan dan kerusakan terhadap fasilitas kota
Sistem Pengaliran
Beberapa kaidah kaidah pengaliran yang harus diperhatikan :
Ri * Ai
i 1
Ai
i 1
Keterangan :
R : tinggi hujan rata-rata daerah aliran
( mm )
n : banyaknya stasiun pengamatan hujan
R1 : tinggi hujan masing masing stasiun (mm)
A : luas DAS
b. Menentukan Curah Hujan Harian Maksimum dan Rata rata
Cara menentukannya dengan melihat data curah hujan maksimum setiap
bulan dalam satu tahun.
Periode Ulang (Return Periode)
Periode ulang adalah periode (dalam tahun) dimana suatu hujan dengan tinggi
intensitas yang sama, kemungkinan dapat berulang kembali kejadiannya satu kali,
dalam periode waktu tertentu. Misal 2, 5, 10, 25, 50 tahun sekali.
Curah Hujan Rencana
Setiap jenis distribusi atau sebaran mempunyai parameter statistik yaitu yang
terdiri dari nilai rata-rata (= x), deviasi standart s , koefisien variasi (Cv),
koefisien kemencengan (Cs) dan koefisien ketajaman (Ck) yang masing-masing dicari
berdasarkan rumus :
:
2
n 1
Koefisien Variasi
Cv
Deviasi standar
Sd
Sd
X
Koefisien kemencengan
Koefisien ketajaman
: Cs
n X 1 X
n 1 n 2 Sd
: Ck
n X 1 X
n 1 n 2 n 3 S d 4
Dimana :
Xi : data dalam sample
: nilai rata-rata hitung
X
n
: jumlah pengamatan
Dari hasil diatas kita dapat melihat parameter karakteristik yang memenuhi
syarat yang ada dibawah ini :
m
x100 (%);
n 1
Dimana :
P
= Probabilitas (%);
m
= Nomor urut dari data yang telah
diurutkan;
n
= Banyaknya data.
[c]. Ploting data hujan (Xi) dengan probabilitas (P)
[d].Tarik garis durasi dengan mengambil titik titik.
Uji Smirnov Kolmogorov
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan probibilitas untuk tiap data, yaitu
distribusi empiris dan distribusi teoritis yang disebut max.
max = [Pe Pt]
Sumber : Harto BR (1998)
Dimana :
max = Selisih antara peluang teoritis dan peluang empiris.
cr = Simpangan kritis ( dari tabel )
Pe = Peluang empiris
Pt = Peluang teoritis.
Kemudian dibandingkan antara max dengan cr. Bila max < cr, maka pemilihan
distribusi tersebut dapat diterapkan pada data tersebut.
Uji Chi Kuadrat
Uji chi kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan peluang
(metode yang digunakan untuk mencari hujan rencana) dapat mewakili dari distribusi
sample data yang dianalisis. Parameter 2 dapat dihitung dengan rumus :
2h
(Oi Ei ) 2
Ei
Dimana :
2h
= parameter Chi Kuadrat terhitung
G
= jumlah sub kelompok
Oi
= jumlah nilai pengamatan pada subkelompok ke-i
Ei
= jumlah nilai teoritis pada subkelompok ke-i
2
Parameter h merupakan variabel acak. Peluang untuk mencapai 2 h sama atau
lebih besar daripada nilai Chi Kuadrat yang sebenarnya ( 2 ) dapat dilihat pada tabel.
Prosedur uji Chi Kuadrat :
1.
Urutkan data pengamatan (dari yang besar ke kecil atau sebaliknya).
2.
Kelompokkan data menjadi G subgrup, tiap-tiap subgrup minimal 4 data
pengamatan.
3.
Jumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap-tiap subgrup.
4.
Jumlahkan data dari persamaan distribusi yang digunakan sebesar Ei.
5.
(Oi Ei ) 2
untuk menetukan nilai chi
Ei
kuadrat hitung.
Tentukan derajat kebebasan dk = G R 1 (nilai R = 2, untuk distribusi
normal dan binomial, dan nilai R = 1, untuk distribusi poison).
Interpretasi hasilnya adalah:
dan
(Oi Ei ) 2
.
Ei
Tc t
2/3
RT
Dimana :
RT
= Rata-rata hujan pada jam ke- n (mm)
R24
= Curah hujan efektif dalam 1 hari (mm)
Tc
= Waktu konsentrasi hujan (jam)
t
= Waktu hujan (jam)
Cara Penentuan Jaringan Drainase
Dalam menentukan arah jalur saluran air hujan yang direncanakan terdapat
batasan batasan sebagai berikut :
Pemanfaatan sungai atau anak sungai sebagai badan air penerima dari
outfall yang direncanakan.
Pada setiap pertemuan saluran, bagian down stream salurannya tidak boleh
lebih kecil dari bagian upstream.
Cr
Ci. Ai
A
Dimana :
Cr = harga rata rata koefisien pengaliran
Ci = nilai koefisien pengaliran pada masing masing daerah
Ai = luas masing masing bagian daerah pengaliran (ha)
A
= luas daerah pengaliran total (ha)
Perhitungan Dimensi Saluran
Debit pada saluran langkah untuk menghitung dimensi saluran, dimana
perhitungannya menggunakan rurmus Manning dan koefisien kekasaran Manning.
Kecepatan Aliran Dalam Saluran
Z
10
5
Dimana:
d = Lebar mercu tanggul (feet)
Z = tinggi mercu tanggul dari dasar saluran (fe)
Tabel 1: Tinggi Jagaan
Debit Banjir Rencana
( m3/dt )
0 200
200 500
500 2000
2000 5000
5000 10000
> 10000
Jagaan (m)
0.60
0.80
1.00
1.20
1.50
2.00
METODOLOGI PENELITIAN
Persiapan
Mengkaji Hasil Studi Terdahulu
Survey Lokasi.
Pengumpulan Data
Data Primer : Peta Topografi, Data curah hujan, Peta lokasi.
Data Sekunder : Master plan
Analisis Data
Kajian Hidrologi.
a. Analisa Hujan: 1. Poligon Thiesen
b. Hujan Rencana
Metode yang digunakan : Metode Normal dan Metode Haspers
c. Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi Curah Hujan: Metode Smirnov-Kolmogorov dan
Uji Chi Kuadrat
d. Debit Hujan Rencana: Metode Nakayasu (Sumber : Soemarto,1987)
e. Kajian Hidrolika: Perecanaan dimensi saluran dan Perencanaan tanggul
ANALISA DATA
Analisa Hidrologi
Data curah hujan
Data curah hujan di wilayah Kediri khususnya daerah pengaliran Kali Batan
terdapat stasiun hujan yang mempunyai pengaruh terhadap Kali Batan yaitu Stasiun
Papar, Balong, Jeruk, Woromarto dan Bogo Kidul. Data curah hujan dikumpulkan mulai
tahun 1996 s/d 2005 dari PU Pengairan Kota Kediri.
Perhitungan Distribusi Normal
Deviasi Standart ( Sd) = 10,88
Koefisien Variasi = 0,45
Koefisien Kemencengan / Skewness = 1,102
Koefisien Ketajaman / Kurtosis = 0,877
Uji Distribusi Frekuensi menggunakan Uji Smirnov Kolmogorov
D max = 0,1124, Karena nilai D max < Do, maka persamaan distribusi yang digunakan
dapat diterima.
Uji Chi Kuadrat
Berdasarkan tabel nilai kritis uji Chi Kuadrat pada derajat kepercayaan () = 5%
diperoleh X2 = 0,41. Nilai X2 < 2 h sehingga persamaan Distribusi Normal dapat
digunakan.
Perhitungan Hujan Rencana menggunakan Metode Normal
Q2th
Q5th
Q7th
Q9th
Q10th
28.1082 35.8623 39.6084 39.7357 40.9844
10
Z
10
5
Dimana:
d = Lebar mercu tanggul (feet)
Z = tinggi mercu tanggul dari dasar saluran (feet)
Perhitungan Mercu Tanggul
Untuk/ debit 157 m/dt
1 feet = 0.3048 m
Diketahui : h = 4.0 m
= 13.12 feet
W= 0.6 m
= 0.183 feet
_____________________________ +
Z
= 13.303 feet
d = 13.303 + 10
5
d = 12.67 ft = 3.86 m
= 4 m
11
Untuk menjaga agar tidak terjadi banjir disekitar saluran perlu adanya
kesadaran dari masyarakat sekitar untuk menjaga kebersihan dan memelihara
saluran disekitarnya.
Apabila tanggul tidak bisa dibangun karena keterbatasan lahan maka bisa
dibangun parafet dengan spesifikasi sebagai berikut
0.6 m
1m
4m
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (1986), Kriteria Perencanaan Irigasi bagian Penunjang, Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Anonim (1986), KP-01, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Anonim (1986), KP-02, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Anonim (1986), KP-04, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Harto BR, Sri (1989), Analisis Hidrologi, Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu
Teknik Universitas Gajah Mada
Mc Mahon, Thomas A. & Mein, Russel G. (1978), Reservoir Capacity and Yield,
Elsevier Scientific publishing Company Amsterdam Oxford New York.
Sosrodarsono, Suyono & Takeda, Kensaku (2005), Bendungan Type Urugan, Jakarta:
Penerbit Pradnya Paramita
Kodoatie, Robert J. (1995), Analisis Ekonomi Teknik, Yogyakarta: Penerbit ANDI