Nama Kelompok :
1. M. Hanif Alawi
2. M. Ridoi
3. M. Saipul Rohman
4. M. Tsalis Fajeri
5. Maisyaroh
6. Mikhatul Khusnah
7. Okki Irianti Safitri
8. Saiful Basri
9. Shinta Silvia Pramita
10. Sunarto
11. Yusuf Anggita Purnama
12. M. Awaludin C. H. U
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul REKLAMASI PANTAI. Dalam penyusunanya
penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya yang telah memberikan bantuan dukungan, kasih, dan kepercayaan
yang begitu besar. Dari sanalah kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bias memberikan
sedikit kebahagiaandan menuntun langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar
persentasi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
Lamongan,
Januari 2014
Penulis
1. REKLAMASI PANTAI
a. Pendahuluan
semakin sempit. Pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya tidak bisa
dilepaskan dengan masalah kebutuhan lahan. Pembangunan yang ditujukan untuk
menyejahterakan rakyat yang lapar lahan telah mengantar pada perluasan wilayah yang
tak terbantahkan.
aktifitas perekonomian Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru
pada suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya
dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia, khususnya di kawasan
pesisir, yang menyebabkan lahan untuk pembangunan yang padat seperti pelabuhan,
bandar udara atau kawasan komersial lainnya, dimana lahan eksisting yang terbatas
luasan dan kondisinya harus dijadikan dan diubah Hal ini menyebabkan manusia
memikirkan untuk mencari lahan baru, terutama daerah strategis dimana terjadi menjadi
lahan yang produktif untuk jasa dan kegiatan perkotaan.
Pembangunan kawasan komersial jelas akan mendatangkan banyak keuntungan
ekonomi bagi wilayah tersebut. Asumsi yang digunakan disini adalah semakin banyak
kawasan komersial yang dibangun maka dengan sendirinya juga akan menambah
pendapatan asli daerah (PAD). Reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu
kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota),
penataan daerah pantai, pengembangan wisata bahari, dan lain-lain. Namun harus diingat
pula bahwa bagaimanapun juga reklamasi adalah bentuk campur tangan (intervensi)
manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah pantai yang selalu dalam keadaan
seimbang dinamis sehingga akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola
arus, erosi dan sedimentasi pantai, dan berpotensi gangguan lingkungan.
Undang-undang no. 27 tahun 2007 pada pasal 34 menjelaskan bahwa hanya dapat
dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang diperoleh lebih besar dari biaya sosial
dan biaya ekonominya. Namun demikian, pelaksanaan reklamasi juga wajib menjaga dan
memperhatikan beberapa hal seperti a) keberlanjutan kehidupan dan penghidupan
LAYAH PESISIR masyarakat; b) keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan
pelestarian lingkungan pesisir; serta c) persyaratan teknis pengambilan, pengerukan dan
penimbunan material.
Merupakan kebutuhan pengembangan kawasan budi daya yang telah ada di sisi
daratan;
Merupakan bagian wilayah dari kawasan perkotaan yang cukup padat dan
membutuhkan pengembangan wilayah daratan untuk mengakomodasikan
kebutuhan yang ada;
Berada di luar kawasan hutan bakau yang merupakan bagian dari kawasan
lindung atau taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa;
Bukan merupakan kawasan yang berbatasan atau dijadikan acuan batas wilayah
dengan daerah/negara lain.
akibat proyek reklamasi itu antara lain berupa hilangnya berbagai spesies mangrove,
punahnya spesies ikan, kerang, kepiting, burung dan berbagai keanekaragaman
hayati lainnya.
Dampak lingkungan lainnya dari proyek reklamasi pantai adalah
meningkatkan potensi banjir. Hal itu dikarenakan proyek tersebut dapat mengubah
bentang alam (geomorfologi) dan aliran air (hidrologi) di kawasan reklamasi
tersebut. Perubahan itu antara lain berupa tingkat kelandaian, komposisi sedimen
sungai, pola pasang surut, pola arus laut sepanjang pantai dan merusak kawasan tata
air. Potensi banjir akibat proyek reklamasi itu akan semakin meningkat bila dikaitkan
dengan adanya kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pemanasan global.
Sementara itu, secara sosial rencana reklamasi pantai dipastikan juga dapat
menyebabkan nelayan tradisional tergusur dari sumber-sumber kehidupannya.
Penggusuran itu dilakukan karena kawasan komersial yang akan dibangun
mensyaratkan pantai sekitarnya bersih dari berbagai fasilitas penangkapan ikan milik
nelayan.
Berikut ini adalah beberapa studi kasus dibeberapa wilayah Indonesia:
1. Studi Kasus Reklamasi Kota Manado
Adanya reklamasi pantai di Kota Manado yang dikembangkan sebagai
kawasan fungsional dengan pola super blok dan mengarah pada terbentuknya
Central Business District (CBD), mengakibatkan adanya perubahan wajah kota
pada daerah pesisir pantai. Pertumbuhan dan perkembangan Kota Manado
menjadi lebih condong ke arah pantai/laut sebingga Kawasan Boulevard lebih
terbuka dan menjadi salah satu bagian depan kota yang berorientasi ke laut. Hal
ini menyebabkan aktivitas masyarakat banyak terserap pada kawasan tersebut,
baik untuk menikmati keindahan pantai ataupun dimanfaatkan oleh sektor
informal untuk mencari nafkah. Kondisi seperti yang disebutkan di atas membawa
pengaruh terhadap keberadaan ruang publik di Kawasan Boulevard.
Pengembangan wilayah reklamasi di sekitar kawasan tersebut
memperlihatkan gejala mulai hilangnya ruang publik yang ada. Akses masyarakat
terhadap view pantai dan pesisirnya mulai berkurang seiring dengan semakin
berkembangnya pembangunan di wilayah tersebut.
Dampak reklamasi di pesisir pantai Kawasan Boulevard telah
mengakibatkan berkurangnya aksesibilitas ruang publik, ketidakberlanjutan
fungsi ruang publik, terciptanya pola penataan ruang publik yang tidak
memberikan keleluasaan akses bagi masyarakat dan munculnya pola penguasaan
ruang publik yang tertutup dan berkesan private-domain.
Strategi pengelolaan ruang publik di Kawasan Boulevard akibat dampak
reklamasi dilakukan dengan pendekatan yaitu, (i) teknis, berupa peralihan fungsi
ruang publik, penataan koridor pesisir pantai akibat reklamasi dan penataan
alokasi ruang bagi sektor informal, (ii) regulasi, berupa penerapan kebijakan
pemanfaatan ruang publik dan penerapan sangsi yang tegas, (iii) kemitraan
pemerintah, swasta dan masyarakat, berupa peningkatan peran seluruh
stakeholders dan penerapan kebijakan insentif - disinsentif.
2. Studi Kasus Reklamasi Teluk Lampung
Reklamasi pantai yang dilaksanakan pada awal tahun 1980-an dan
berlangsung sampai sekarang telah berdampak negatif langsung terhadap nelayan
yang wilayah usahanya pada laut dangkal (Sukaraja) maupun nelayan di Dusun
Cangkeng Kotakarang.
Dampak yang dirasakan oleh nelayan laut dangkal hilangnya beberapa
jenis ikan tangkapan seperti rebun, teri, dan kerapan, semakin jauhnya wilayah
tangkapan, terumbu karang tersedimentasi oleh lumpur, dan usaha menangkap
ikan dengan bubu tidak dapat dilakukan lagi. Akibat dari hal tersebut menurunkan
hasil tangkap nelayan yang akhirnya berdampak terhadap kesejahteraan nelayan.
3. Studi Kasus Reklamasi Jakarta
Dalam Perda Nomor 1 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2007-2012, terutama dalam implementasi Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jakarta, khususnya di Jakarta Utara
direncanakan pengembangan reklamasi Pantura Jakarta. Proyek itu dimaksudkan
selain untuk memperbaiki kualitas lingkungan juga untuk pusat niaga dan jasa
skala internasional, perumahan, dan pariwisata.
Namun, harus disadari pula bahwa reklamasi pantura Jakarta bukan hanya
sekadar mengeruk, kemudian memunculkan daratan baru atau untuk kepentingan
komersial semata. Lebih dari itu, yang harus dipikirkan bagaimana dampak
ekologis kawasan pantai dengan reklamasi tersebut. Contoh saja ketika Pantai
Indah Kapuk dibangun, yang terjadi kemudian adalah akses jalan tol ke bandara
tergenang air sehingga banjir. Lalu, saat PT Mandara Permai membangun
Perumahan Pantai Mutiara di Muara Karang, PLTU Muara Karang pun terganggu.
Padahal, pasokan listrik untuk Jakarta dan sekitarnya berasal dari PLTU Muara
Karang, Jakarta Utara.
4. Studi Kasus Reklamasi Donggala
Reklamasi pantai yang dilakukan sebagai aktifitas proyek jalan lingkar
kota Donggala, Saat ini telah menyebabkan pohon-pohon mangrove yang tumbuh
di kawasan ini menjadi rusak, batu-batu karang yang biasanya terlihat di pinggir
pantai pun sudah tidak tampak lagi, yang terlihat hanyalah tumpukan tanah kapur
hasil reklamasi, yang sebahagiannya telah diratakan.
3. Musnahnya tempat hidup hewan dan tumbuhan pantai sehingga keseimbangan alam
menjadi terganggu, apabila gangguan dilakukan dalam jumlah besar maka dapat
mempengaruhi perubahan cuaca serta kerusakan planet bumi secara total.
4. Pencemaran laut akibat kegiatan diarea reklamasi dapat menyebabkan ikan mati
sehingga nelayan kehilangan lapangan pekerjaan.