Rumah
Sakit
Sebagai
BLU:
Tinjauan
Aspek
Pelaporan
pengelolaan
keuangan
yang
fleksibel
dengan
menonjolkan
yang
Ketentuan
diterbitkan
ini
oleh
mengakibatkan
asosiasi
ketidak
profesi
akuntansi
konsistensian
Indonesia.
yaitu
bahwa
akuntansi
keuangan
), bukan
menggunakan
menggunakan
PSAK
PSAP
(standar
akuntansi
(Standar
akuntansi
pemerintahan).
Standar akuntansi pemerintah disusun oleh komite standar akuntansi
pemerintah(KSAP).
Standar
ini
digunakan
untuk
organisasi
pada
umumnya.
Sedangkan
aktiva
bersih
Sedangkan
pembatasan
temporer
adalah
2. Menyusun DPA
3. Melaksanakan anggaran belanja satker
4. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran
5. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
6. Mengelola utang dan piutang
7. Menggunakan barang milik Daerah
8. Mengawasi pelaksanaan anggaran
9. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
Rumah
Sakit
Sebagai
Blu:
Tinjauan
Dari
Aspek
Teknis
Keuangan
Berdasar PP no: 23 tahun 2005 rumah sakit pemerintah telah mengalami
perubahan sebagai badan layanan umum. Perubahan kelembagaan ini
berimbas
pada
pertanggungjawaban
keuangan
bukan
lagi
kepada
dapat
dipertanggungjawabkan.
Secara
umum
tahapan
konstan
pada
semua
tingkat
produksi
(volume),
(Renstra
K/L).
Rencana
strategis
bisnis
pada
tingkatan,
yaitu
tingkatan
satu
adalah basic
sangat
dipengaruhi
oleh
dan
penelusuran
terhadap unit
cost
memerlukan
keinginan
yang
kuat
dari
rumah
sakit
untuk
tetap
mengunggulkan
rumah
sakit
sebagai
kepada
rumah
sakit,
khususnya
mengenai
pola
penentuan tariff,
d. Dukungan dari seluruh tim ahli, baik ahli medis, komite medis,
sistem informasi rumah sakit, akuntansi dan costing.
Pendapatan dan belanja BLU tetap merupakan bagian APBD dengan aset
yang tidak dipisahkan. Namun lembaga ini tidak mengutamakan mencari
keuntungan semata, lebih memprioritaskan pelayanan masyarakat. Selain
itu, peran pemerintah daerah dalam pembiayaan juga tetap.
lembaga/
gubernur/
bupati/
walikota
sesuai
dengan
ke
departemen
induk
untuk
mendapat
persetujuan.
yang
tidak
terpisahkan
dari
RKA
Kementerian/Lembaga.
Anggaran
berikutnya,
kecuali
BLU
dapat
atas
digunakan
perintah
KDH,
dalam
tahun
disetorkan
anggaran
sebagian
atau
Lembaga
Dimasukkan
dalam
Anggaran
Pajak
(selanjutnya
dikonsolidasikan
dalam
membawahinya,
yang
disebut
RKA
PNBP).
departemen
kemudian
akan
Pendapatan
atau
BLU
telah
lembaga
yang
digabungkan
dalam
APBN
unit-unit
usaha
ini
dapat
operasional
maupun
non-operasional,
misalnya
pendapatan
dari
RKA
dan
Laporan
Keuangan
Kementerian
Negara/Lembaga.
digabungkan
dengan
Laporan
Keuangan
kementerian
kelola
keuangan RS
lebih
baik
dan
transparan karena
b.
c.
d.
e.
f.
pendapatan tambahan
Pengelolaan kas BLU dapat dilakukan melalui:
a. Penarikan dana yang bersumber dari APBN dengan menerbitkan
SPM;
b. Pembukaan Rekening Bank BLU oleh pimpinan BLU, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku kecuali dalam rangka cash management;
c. Investasi jangka pendek dalam rangka cash management (jika
terjadi surplus kas) pada instrumen keuangan dengan resiko
rendah.
2. Pengelolaan Piutang
BLU dapat memberikan piutang terkait dengan kegiatannya, yang
dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung
jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktek
bisnis yang sehat dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Piutang BLU dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat
berwenang, yang nilainya ditetapkan secara berjenjang. Kewenangan
penghapusan piutang secara berjenjang ditetapkan dengan Peraturan
Menteri
Keuangan
dengan
memperhatikan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
3. Pengelolaan Utang
BLU dapat memiliki utang yang dikelola secara tertib, efisien,
ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab, sesuai dengan praktek
bisnis yang sehat. Pembayaran utang BLU pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab BLU. Utang jangka pendek ditujukan hanya untuk
belanja operasional, sedangkan utang jangka panjang hanya untuk
belanja modal. Hak tagih atas utang BLU kadaluarsa setelah lima
tahun sejak utang tersebut jatuh tempo, kecuali ditetapkan lain oleh
UU. Perikatan peminjaman/utang dilakukan sesuai dengan jenjang
kewenangan yang diatur oleh Menteri Keuangan.
4. Pengelolaan Investasi
BLU tidak dapat melakukan investasi jangka panjang, kecuali atas
persetujuan
Menteri
Keuangan.
Investasi
jangka
panjang
yang
Jika
BLU
mendirikan/membeli
badan
usaha
yang
pertimbangan
ekonomis
dan
dilaporkan
secara
barang
inventaris/aset
tetap
f.
kementerian/lembaga terkait;
Tanah dan bangunan yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan
tugas
pokok
dan
fungsi
BLU,
dapat
nama
dialihgunakan
oleh
wajib
mengganti
kerugian
tersebut.
Setiap
pimpinan
sasaran
kegiatan
berupa
keluaran
(operational