Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

RESUME KARYA JHON DEWEY & WALTER R SMITH


Diajukan untuk memenuhi tugas syarat UAS Mata Kuliah Sosiologi Antropologi

Laras Megasari Oktavia


(063161111106)
PGSD Non Reguler
Semester VII

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2015

Karya John Dewey School and society dan Democracy and educational
Menurut Dewey, perubahan yang terjadi dalam masyarakat pasti ada dan tak
terhindarkan. Pandangan ini sebenarnya tidak terlepas dari pemikiran filsafatnya mengenai
realitas yang dipandangnya selalu mengalir. Tidak mengherankan jika Dewey berkata bahwa
pendidikan lantas menjadi sebuah proses pembaharuan terus-menerus demi kelangsungan
masyarakat dan anggota-anggotanya melalui keterampilan, tehnik, kreativitas, dan sebagainya.
Sebuah pembelajaran yang terus disampaikan, dikomunikasikan seturut dengan keadaan yang
dihadapi. Inilah yang membuat dia dikatakan sebagai seorang pemikir progresivisme.
Beberapa karyanya mengenai pendidikan antara lain, My Pedagogic Creed (1897), The
School and Society (1900), Child and Curriculum (1902), Democracy and Education (1916) dan
Experience and Education (1938). Keempat karya terakhir tampaknya merupakan uraian Dewey
sendiri atas apa yang diyakininya dalam My Pedagogic Creed. Dan perlu diingat bahwa Dewey
memikirkan pendidikan (baik formal maupun informal) selalu berada dalam kerangka kebutuhan
dan perkembangan masyarakat.
Mengapa Dewey memfokuskan diri pada pendidikan anak? Bagi Dewey, anak sesungguhnya
adalah salah satu pihak yang rentan terhadap penindasan. Bentuk penindasan ini tampak dalam
pendidikan. Karena itu, Dewey berupaya agar pendidikan sungguh-sungguh memberi perhatian
yang lebih besar kepada anak terutama dalam proses realisasi diri si anak. Dalam proses
pendidikan, Dewey melihat anak sebagai mahkluk yang belum dewasa, belum berkembang. Di
pihak lain, makna, nilai dan tujuan yang dihayati masyarakat berinkarnasi dalam diri orang
dewasa. Karena itu, letak proses pendidikan berada dalam interaksi dua pihak ini. Dewey
menyatakan hal ini berdasar pada penelitiannya atas pendidikan anak sebelum dan adanya proses
industri dalam masyarakat.
Penelitian Dewey mengenai pendidikan terhadap anak sebelum terjadinya industrialisasi
di kota-kota besar memperlihatkan bahwa pendidikan ini berlangsung di tengah keluarga.
Menurut Dewey, keseharian anak dalam keluarga sesungguhnya mengatakan dunia yang mereka
hayati dan hidupi. Jadi, waktu itu belum ada keterpisahan kebutuhan dalam situasi keluarga dan
masyarakat. Di dalam keluarga, anak-anak belajar apa yang dibutuhkan masyarakat. Dan
masyarakat secara tidak langsung mengajarkannya melalui orang tua .

Memang pengalaman si anak tidak langsung dari sendirinya menjelaskan apa yang
dibutuhkan masyarakat. Tapi, pengalaman mereka menandakan apa yang terjadi dan menjadi
kecenderungan yang berkembang dalam masyarakat.
Akal budi manusialah yang dapat menangkap perubahan ini. Akal budi ini sekaligus menjadi
instrumen untuk mencapai keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam pendidikan, kasus
utamanya adalah anak. Apa yang dimengeri anak adalah apa yang dijalani dalam keseharian
hidupnya. Ia belajar dan berkomunikasi dari apa yang menjadi pengalamannya. Ia berkembang
dari apa yang ia pelajari itu. Karena itu, mengajari sesuatu yang tidak pernah mencakup
pengalamannya akan menjadi bahaya dan kesulitan untuk hidup dengan lebih baik dalam
masyarakat.
Pemahaman Dewey di atas membuat kita melihat bahwa Dewey lebih menekankan psikologi
anak dalam pendidikan. Hal ini tidak berlebihan jika menyimak apa yang dikatakan Dewey
sendiri yakni bahwa dunia anak pada dasarnya utuh, tidak terbagi, integral, dalam dunianya
mereka tidak terlalu memperhatikan fakta dan hukum-hukum kausalitas, bukan kebenaran
kepada fakta-fakta eksternal melainkan simpati dan afeksi yang menjadi kunci pemahaman di
sini. Dari pengertian ini, maka pendidikan anak tidak dapat dipisah-pisahkan. Pendidikan karena
itu adalah proses yang bertujuan baik bagi anak dan sekaligus pula bagi kehidupan sosial.

Karya Walter R Smith Introduction to educational sociology


Pada tahun 1916 Universitas New York dan Colombia pada tahun 1916 membuka dan
menyelenggarakan Jurusan Sosiologi Pendidikan. Pada tahun ini pun belum ditemukan buku
yang spesifik membicakan sosiologi pendidikan. Baru tahun 1917 terbit textbook sosiologi
pendidikan yang pertama kali karya Walter R. Smith dengan judul Introduction to Educational
Sociology.
Tahun 1923 lewat kongres Himpunan Sosiolog Amerika, himpunan untuk studi sosiologi
pendidikan dibentuk. Mulai saat itu diterbitkanlah buku tahunan sosiologi pendidikan.
Tahun 1928 terbit majalah mengenai sosiologi pendidikan dengan judul

The Journal of

Educational Sociology . Pimpinan majalah ini adalah E. George Payne.


Ternyata studi sosiologi pendidikan terus mengalami perlembangan, dan pada tahun 1936
dibuatlah majalah Social Education, yang membahas sekaligus berusaha memecahkan berbagai
problematika pendidikan yang ditinjau dari sisi ilmu sosiologi.
Tahun 1940 dalam Review of Educational Research dimuat pula artikel-artikel yang mempunyai
hubungan dengan sosiologi pendidikan.
Tahun 1942 terbit sebuah buku yang berjudul Our Educational Emphasis in Primitive
Perspective karya Karl Mannheim. Di sini Mannheim mengemukakan kemungkinan
mengembangkan sosiologi sekolah yang akan mencakup pula soal bagaimana pengertahuan
diorganisasikan serta cara asumsi-asumsi yang dianut oleh para guru mempengaruhi sifat
pendidikan sekolah dan mewarnai pengalaman murid.
Tahun 1961 Halsey, Floud dan Anderson menerbitkan suatu kumpulan karangan mengenai
sosiologi pendidikan. Pada tahun itu subjek sosiologi pendidikan hampir-hampir tak tercantum
dalam kurikulum para calon guru, baik di college-college pendidikan guru waktu itu maupun di
departemen-departemen di universitas. Program-program studi sosiologi yang sudah mapan
seperti di Univesitas London, menawarkan kepada para mahasiswa beberapa jurusan pilihan
seperti demografi, kriminologi, kebijakan sosial dan administrasi (social policy and
administration), dan perbandingan lembaga-lembaga sosial, akan tetapi sosologi pendidikan
tidak ada.
Menjelang tahun 1977, ketika Karbel dan Halsey menerbitkan Power and Ideology in

Education, setiap jurusan Universitas, setiap college dan politeknik mempersiapkan guru-guru
sudah mempunyai mata kuliah sosiologi pendidikan. Enam belas tahun sesudah kedua bunga
rampai yang diterbitkan oleh Halsey, pertumbuhan sosiologi pendidikan sebagai mata kuliah
terasa sangat cepat.
Di Indonesia mata kuliah sosiologi pendidikan baru muncul tahun 1967. Mata kuliah ini
dicantumkan dalam kurikulum Jurusan Didaktik dan kurikulum pada Fakultas Ilmu Pendidikan
IKIP Yogyakarta.
Ada tiga faktor yang menunjang pertumbuhan sosiologi pendidikan dalam tahun 1960-an.
Pertama, sifat pendidikan guru yang berubah-ubah mulai dengan diperkenalkannya program
pendidikan tahap pertama selama tiga tahun di college-college pada tahun 1962. Kedua,
Permintaan terhadap tenaga guru semakin banyak, sehingga para mahasiswa- yang mengambil
jurusan pendidikan guru- yang sedang belajar di college-college menambah studinya selama satu
tahun lagi hingga mencapai gelar Bachelor of Education (Sarjana Muda Pendidikan). Faktor
kedua ini merangsang perkembangan studi akademik pendidikan, dan dengan demikian
merangsang pula pertumbuhan ilmu-ilmu sosial dasar yang menopangnya, yakni sosiologi,
psikoligi, filsafat, dan sejarah.
Ketiga, perubahan suasana mental perencanaan pendidikan di penghujung tahun 1960-1n dari
optimisme ke pesimisme. Perubahan sosial yang sangat pesat di tahun 1960-an, mendorong para
ahli sosiologi mempelajari pola-pola ketimpangan dalam masyarakat dan
terhadap apa yang dicapai dibidang pendidikan.

efek-efek

kelas

Anda mungkin juga menyukai