PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu aspek
kehidupan yang sangat mendasar bagi
pembangunan suatu negara. Dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah
yang melibatkan guru sebagai pendidik dan
siswa sebagai peserta didik, diwujudkan
dengan adanya interaksi belajar mengajar
atau proses pembelajaran. Dalam konteks
penyelenggaraan ini, guru dengan sadar
merencanakan kegiatan pengajarannya
secara sistematis dan berpedoman pada
seperangkat aturan dan rencana tentang
pendidikan yang dikemas dalam bentuk
kurikulum.
Peningkatan
kualitas
pendidikan
dicerminkan oleh hasil belajar siswa,
sedangkan keberhasilan atau hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan
yang
bagus.
Keberhasilan
untuk
meningkatkan mutu pendidikan perlu
adanya pengembangan dan pembaharuan
bidang pendidikan anatara lain adalah
pembaharuan model pembelajaran. Model
pembelajaran
tersebut
hendaknya
mendukung tercapainya pengajaran yaitu
agar siswa dapat berpikir aktif dan diberi
kesempatan
untuk
mencoba
dalam
berbagai kegiatan belajar. Inti kegiatan dari
pembelajaran adalah proses pembelajaran.
Belajar adalah sebuah kegiatan yang
wajib dilakukan oleh semua kalangan usia.
Pengetahuan terbentuk dan berkembang
disebabkan adanya belajar. Oleh karena itu
seseorang
dikatakan
belajar
dapat
diasumsikan dalam diri seseorang itu
menjadi suatu proses kegiatan yang
mengakibatkan perubahahn tingkah laku.
Menurut Slameto (2003:2) belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dalam
lingkungannya. Belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
sesuatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengelaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut
kognitif,
afektif,
dan
psikomotor. Dari seluruh proses pendidikan
secara
langsung
adalah
model
pembelajaran Think Pair Share. Dalam
model pembelajaran Think Pair Share
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil saling membantu belajar satu sama
lainnya, memberikan waktu kepada para
siswa untuk berpikir dan merespon serta
saling membantu satu sama lain, memberi
siswa kesempatan untuk bekerja sendiri
serta bekerja sama dengan orang lain.
Dalam hal ini, guru sangat berperan penting
untuk membimbing siswa melakukan
diskusi, sehingga terciptanya suasana
belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan. Guru juga dapat
memotivasi siswa untuk belajar dan saling
membantu satu sama lain,maka siswa
dapat bekerja dengan lebih efektif sehingga
hasil belajar siswa dapat menigkat.
Langkah-langkah pembelajaran TPS
menurut (Trianto, 2010) adalah tahap
berpikir, tahap berpasangan, dan tahap
berbagi.
Langkah 1 : Berpikir (Thinking) Guru
mengajukan
suatu
pertanyaan
atau
masalah yang dikaitkan dengan pelajaran,
dan meminta siswa menggunakan waktu
beberapa menit untuk memikirkan sendiri
jawaban atas masalah tersebut Langkah 2 :
Berpasangan (Pairing) Selanjutnya guru
meminta siswa untuk berpasangan untuk
mendiskusikan apa yang telah mereka
peroleh. Interaksi selama waktu yang
disediakan akan menyatukan jawaban jika
suatu
pertanyaan
diajukan
atau
menyatukan
gagasan
apabila
suatu
masalah khusus yang diidentifikasi. Guru
hanya memberikan waktu tidak lebih dari 4
samapi 5 menit untuk berpasangan. 3.
Langkah 3 : Berbagi (Sharing) Pada tahap
akhir, guru meminta pasangan-pasangan
untuk berbagi dengan keseluruhan kelas
yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif
untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke
pasangan dan melanjutkan samapai sekitar
sebagian
pasangan
mendapatkan
kesempatan untuk melaporkan hasilnya
Model pembelajaran Think Pair Share
adalah salah satu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi.
Dengan asumsi bahwa semua diskusi
membutuhkan
pengaturan
untuk
mengendalikan kelas secara keseluruhan,
dan prosedur yang digunakan dalam Think
Kabupaten Buleleng
(Fhitung=0,15
<
Ftabel=2,14).
Sampel penelitian ditentukan dengan
menggunakan teknik random sampling.
Teknik ini dilakukan dengan mengambil dua
kelas secara acak, yaitu kemampuan
semua subjek dianggap sama. Dalam
pemilihan sampel dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik undian dimana
kelas yang muncul dalam undian langsung
dijadikan kelas sampel. Dari delapan kelas
yang ada akan diundi untuk menentukan
dua kelas sebagai sampel penelitian. Dari
dua kelas tersebut ditetapkan satu kelas
sebagai kelas eksperimen yang diberikan
perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran TPS dan satu kelas lagi
sebagai
kelas
kontrol
dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.
Hasil pengundian tersebut adalah SD
Negeri 7 Kubutambahan terpilih sebagai
kelompok eksperimen dan SD Negeri 4
Kubutambahan sebagai kelompok kontrol.
Rancangan eksperimen yang digunakan
adalah post-test only control group design
(Sugiyono).
Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode tes. Data hasil
belajar
IPA
dikumpulkan
dengan
menggunakan tes hasil belajar IPA.
Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini berupa tes pilihan ganda
dengan satu jawaban benar. Tes diberikan
setelah siswa belajar dengan menggunakan
kedua model pembelajaran dan materi
habis disampaikan.
Tes-tes yang telah disusun kemudian
diujicobakan
dengan
menggunakan
validitas tes, reliabilitas tes, tingkat
kesukaran dan daya beda. Hasil uji coba
instrumen
dianalisis
menggunakan
Microsoft Office Excel 2007. Dalam uji
validitas diperoleh bahwa dari dari 40 butir
soal yang diujicobakan diperoleh hasil yaitu
30 butir yang valid dan 10 butir yang gugur.
Sementara dari uji reliabilitas tes untuk soal
yang valid diperoleh bahwa tingkat
reliabilitas tes tinggi. Secara keseluruhan
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Statistik Deskriptif
N
Skor Maksimal
Skor Minimal
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
Varians
Kelompok Eksperimen
27
29
12
23,33
24,25
25,15
8
6
4
2
0
12-14 15-17 18-20 21-23 24-26 27-29
Interval
Frekuensi
Frekuaensi
10
4,22
17,77
Kelompok Kontrol
26
28
11
18,80
18,36
17,7
4,11
16,90
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
11-13 14-16 17-19 20-22 23-25 26-28
Interfal
2
pada kelas kontrol hitung = 1,423<harga
2
=7,815. Hal ini menunjukkan bahwa
tabel
2
4,754<harga tabel
=7,815. Uji normalitas
Vaians
17,77
16,90
Db
thitung
ttabel
Kesimpulan
51
42,3
2,000
H0 ditolak
27
26
2
pada kelas kontrol hitung = 1,423 < harga
2
=7,815. Hal ini menunjukkan bahwa
tabel
memindahkan
pengetahuan
yang
dimilikinya
kepada
siswa.
Guru
menjelaskan materi secara urut, kemudian
siswa diberi kesempatan untuk bertanya
dan
mencatat.
Selanjutnya
guru
memberikan contoh soal dan cara
menjawabnya. Kemudian guru membahas
soal yang diberikan dengan meminta
bebrapa siswa untuk mengerjakan di papan
tulis. Di akhir pembelajaran guru membantu
siswa untuk merefleksi kembali materi yang
telah dipelajari kemudian memberikan
pekerjaan
rumah
(PR).
Situasi
pembelajaran tersebut cenderung membuat
siswa pasif dalam menerima pelajaran,
sehingga
daya
pikir
siswa
tidak
berkembang secara optimal. Hal ini
menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA
siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Think Pair
Share (TPS) dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 7
Kubutambahan.
PENUTUP
Terdapat perbedaan hasil belajar
IPA
antara
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran TPS
dan siswa yang
mengikuti pembelajaran menggunakan
model pembelajaran konvensional pada
siswa kelas V SD Negeri Desa
Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan
Kabupaten Buleleng tahun pelajaran
2012/2013. Hal ini ditunjukkkan pada hasil
hipotesis uji-t yang diketahui bahwa 42,3 >
t tabel 2,000 maka H0 ditolak dan H1
diterima. Ini berarti terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar IPA antara
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran konvensional pada
siswa kelas V SD Negeri Kubutambahan
Kecamatan Kubutambahan Kabupaten
Buleleng
Tahun pelajaran 2012/2013
(M=23,33>M=18,80).
Adanya
perbedaan yang signifikan menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran
generatif lebih berpengaruh positif
terhadap hasil belajar IPA siswa
dengan
pembelajaran konvensional.
dibandingkan
model
DAFTAR RUJUKAN
Kembarini, Kadek. 2012. Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) Terhadap hasil
belajar IPA pada siswa kelas V
Semester
Genap
SD
Desa
Bondalem Kecamatan Tejakula
Kabupaten
Buleleng
Tahun
Pelajaran 2011/2012. skripsi (tidak
diterbitkan).
Singaraja:
Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Undiksha.
Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam
Pendidikan. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha Press.
-------.2012. Statistik Pendidikan Teknik
Analisis Data Kuantitatif. Singaraja:
Universitas
Pendidikan
Ganesha
Press.