Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PENAMBAHAN BATU

KUMBUNG PADA TANAH DI


LAMONGAN TERHADAP NILAI
CALIFORNIA BEARING RATIO
(CBR) TEST
Oleh
Nur Suma Retno Wati
085534024
S1 PTB 2008
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
2014

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang

Konstruksi Perkerasan Jalan


Tanah Lamongan
Stabilisasi Dengan Batu Kumbung
Metode California Bearing Ratio
(CBR)

B. Rumusan
Masalah

Bagaimana pengaruh penambahan batu


kumbung terhadap nilai California Bearing
Ratio (CBR) pada tanah di Lamongan?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penambahan batu kumbung pada
tanah dari Lamongan terhadap nilai
California Bearing Ratio (CBR)

D. Rumusan
Masalah

1. Tanah yang digunakan dari Desa Kebalan Pelang


Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan.
2. Batu kumbung yang digunakan dari Desa
Kebalan Pelang Kecamatan Babat Kabupaten
Lamongan.
3. Benda uji adalah tanah dan batu kumbung,
dengan perbandingan batu kumbung 0%, 4%,
8%, 12% dari berat tanah kering.
4. Data d max dan Wc opt diperoleh dari uji
standar proctor test.
5. Metode California Bearing Ratio laboratorium
tanpa rendaman (unsoaked)

E.
Manfaat
1. Bagi Penulis.
a. Penelitian diharap bisa digunakan sebagai parameter untuk
Penelitian
meningkatkan daya dukung tanah terhadap perkerasan jalan.
b. Bisa digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih
lanjut, khususnya yang berhubungan dengan bahan stabilisasi
tanah.
c. Dapat menjadi pertimbangan disaat akan merencanakan
konstruksi perkerasan jalan diatas tanah yang berlempung.
2. Bagi Masyarakat.
Sebagai gambaran dalam memberikan alternatif kepada
masyarakat untuk membantu menyelesaikan masalah yang
berhubungan tentang karakteristik tanah di Lamongan,
pemanfaatan batu kumbung, stabilisasi tanah dengan batu
kumbung, serta dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
pembangunan konstruksi jalan dalam mengambil kebijakan tentang
metode yang digunakan.
3. Bagi Jurusan.
Memberikan referensi tambahan dan juga sebagai
pembendaharaan perpustakaan agar berguna di dalam
pengembangan ilmu pengetahuan sebagai wujud pengabdian
terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi.

A. Tanah Dasar

Bab II Kajian
Pustaka

Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan jalan


adalah tanah dasar yang berasal dari lokasi itu sendiri atau didekatnya,
yang telah dipadatkan sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga
mempunyai daya dukung yang baik serta berkemampuan
mempertahankan perubahan volume selama masa pelayanan
walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan dan jenis tanah
setempat. Sifat masing-masing jenis tanah tergantung dari tekstur,
kepadatan, kadar air, kondisi lingkungan dan lain sebagainya. (Silvia
Sukirman, 1999: 17)

B. Klasifikasi
Istilah klasifikasi tanah merupakan unsur jenis-jenis tanah yang
Tanah

berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompokkelompok berdasarkan pemakaiannya. Klasifikasi tanah juga memiliki
arti yang memberikan suatu bahasa yang mudah untuk menjelaskan
secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat bervariasi. (Noor
Endah dan Indrasurya B. Mochtar, 1985 : 64)

C. Tanah
Lamongan

Tanah Lamongan sama halnya dengan tanah di daerahdaerah lainnya, namun yang membedakan adalah warnanya
yang coklat tua kehitaman. Lamongan merupakan dataran
rendah dengan kondisi topografi tanah pasir, lempung, lanau
dan jenis endapan lainnya. (Susi Susanti, 2011)

D. Stabilisasi
Tanah
Stabilisasi tanah merupakan metode penanganan tanah
agar menjadi lebih stabil (kokoh, kuat, tidak berubah bentuk,
solid).
Pada umumnya, stabilisasi tanah dibagi menjadi dua, yaitu:
1.Stabilisasi mekanis
2.Stabilisasi dengan bahan tambah atau kimiawi

E. Batu Kumbung
Batu kumbung sendiri merupakan batuan sedimen yakni
batuan dari endapan kapur atau batuan dolomite yang
ditambang dari perbukitan dan dipotong-potong persegi dengan
berbagai ukuran sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

F. Konsistensi
Batas-batas
Tanah tersebut dinyatakan sebagai berikut :

1.Batas Cair (liquit Limit) : kadar air dimana tanah berubah dari
keadaan cair menjadi keadaan plastis.
2.Batas Plastis (Plastic Limit) : kadar air dimana tanah berubah
dari keadaan plastis menjadi keadaan semi solid.
3.Batas Kerut (Shringkage Limit) : kadar air dimana tanah
berubah dari semi solid menjadi keadaan solid

G. Perkerasan
Jalan

Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis


lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas sebagai
berikut :
1.Lapisan tanah dasar (subgrade)
2.Lapisan pondasi bawah (subbase course)
3.Lapisan pondasi atas (base course)
4.Lapisan permukaan / penutup (surface course)

H. California Bearing Ratio


Daya
dukung tanah dasar (subgrade) pada perencanaan
(CBR)
Test

perkerasan lentur dinyatakan dengan nilai CBR (California


Bearing Ratio). CBR pertama kali diperkenalkan oleh California
Division of Highways pada tahun 1928. Orang yang banyak
mempopulerkan metode ini adalah O.J.Porter. (Shirley L.H,
1994 : 30)

Bab
III
Penelitian

Metod

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan di


laboratorium mekanika tanah UNESA dengan cara membuat
campuran tanah dan limbah batu kumbung, dengan variasi
campuran batu kumbung yaitu : 0%, 4%, 8%, 12% dari berat
tanah kering.

B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas penelitian adalah penambahan masingmasing prosentase batu kumbung
2. Variabel terikat penelitian adalah nilai California Bearing
Ratio (CBR)
3. Variabel kontrol penelitian adalah tanah merah dan batu
kumbung dariDesa Kebalan Pelang Kecamatan Babat
Kabupaten Lamongan, serta kepadatan tanah

Pelaksanaan Penelitian
1. Tempat penelitian dilaksanakan di laboratorium mekanika
tanah UNESA
2. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret
2014 sampai dengan bulan April 2014.
3. Populasi dalam penelitian menggunakan tanah dari daerah
Babat Lamongan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menggunakan beberapa metode pengumpulan data melalui uji


laboratorium untuk mendapatkan data primer, yaitu:
1.Uji Atterberg yang terdiri tes LL (Liquid Limit) untuk
mendapatkan batas cair dan tes PL (Plastic Limit) untuk
mengetahui batas plastis, sehingga mendapatkan nilai IP (Index
Plasticity)
2.Uji Standart Proctor (Pemadatan Tanah) untuk mendapatkan
nilai kepadatan maksimum dan kadar air optimum, dengan
proses melakukan tes pemadatan 6 benda uji pada tiap masingmasing campuran.
3.Uji CBR untuk mendapatkan nilai CBR dalam perkerasan tanah

. Langkah Penelitian

1. Menyiapkan bahan-bahan yang akan dipakai yaitu tanah Lamongan lolos ayakan
no.10 & no. 40
2. Membuat campuran batu kumbung pada tanah Lamongan dengan prosentase kapur
(0%, 2%, 4%, 6%, 8%)
3. Melakukan tes Atterberg pada masing-masing benda uji
4. Melakukan pemeraman selama 1 hari pada masing-masing campuran prosentase
batu kumbung
5. Melakukan tes pemadatan (standar proctor) pada masing-masng campuran untuk
mencari kepadatan maksimum dan kadar air optimum
6. Membuat benda uji dari masing-masing campuran prosentase batu kumbung (0%,
4%, 8%, 12%) dengan kadar air optimum yang didapatkan dari hasil tes pemadatan
7. Melakukan tes perkerasan tanah dari masing-masing benda uji untuk mendapatkan
nilai CBR dengan menggunakan alat CBR laboratorium.
8. Menaganalisa data hasil penelitian kemudian menarik kesimpulan

Diagram Alir Pelaksanaan Pengujian

klik

5th February 2008

NCCR

14

Anda mungkin juga menyukai