Anda di halaman 1dari 10

INTRAUTERINE FETAL

DEATH
(IUFD)
KELOMPOK 16
Siti Ulfatun Najiyyah (H1A011064)
Syafitri Yuli Istiarini(H1A011066)
Veny Rahmawati (H1A011068)
Lalu Hermawan Ranova

DEFINISI
IUFD adalah kematian janin dalam
rahim yang beratnya 500 g atau
umur kehamilan 20 minggu.
Kematian janin merupakan hasil
akhir dari gangguan
pertumbuhan, gawat janin, atau
akibat infeksi yang tidak
terdiagnosis sebelumnya
sehingga tidak diobati.

Etiologi dan Faktor Resiko


Faktor maternal:

Usia, golongan darah, faktor Rh, gizi (TB dan BB).


Riwayat anak mati, anomali congenital, kelainan kromosom.
Penyakit hipertensi dalam kehamilan, DM, penyakit ginjal.
Genetik.

Faktor Janin:
Jenis kelamin, jumlah janin
Kelainan congenital dan kromosom
Berat lahir

Faktor sosiodemografi:
Etnis, latar belakang social dan pendidikan, pekerjaan, status perkawinan.

Faktor lain-lain:
Yang disadari: merokok, alcohol, obat-obatan, pertambahan BB.
Yang tidak disadari: infeksi (TORCH), toksin lingkungan.

Perawatan kehamilan:
Kualitas dan kuantitas ANC.
Pertolongan persalinan yang adekuat.

Penegakkan Diagnosis
Anamnesis:
Pertumbuhan janin (-), bahkan mengecil,
uterus mengecil, fundus uteri turun.
Gerakan janin tak terasa.
Hilangnya tanda-tanda kehamilan.
BB ibu menurun.

Pemeriksaan fisik:
DJJ (-)
Kadang teraba krepitasi di uterus (ada
timbunan udara dalam tubuh janin).
Tulang kepala kolaps.

Pemeriksaan Penunjang
USG: DJJ (-), gerak janin (-), letak tulang-tulang janin tak teratur.
Rontgen (5 hari setelah kematian janin):

Tanda spalding-Horner: tulang tengkorak tumpang tindih satu sama lain.


Tanda Noujoka: kurvatura/angulasi yang berlebihan tulang belakang janin
(hiperfleksi).
Tanda Gerhard: hiperekstensi kepala janin.
Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri.

-HCG (-) beberapa hari setelah kematian janin.

Pemeriksaan untuk mencari komplikasi:

Hemoglobin, trombosit.
Kadar fibrinogen.
BT/CT.
CCT (Clot Observation Test).

Pemeriksaan untuk mencari etiologi:


Pemeriksaan PA jaringan plasenta.
Pemeriksaan TORCH.
Kultur urin.

KOMPLIKASI
Koagulopati.
Infeksi bila ketuban pecah.
Trauma emosional bila jarak antara
kematian janin dan persalinan lama.

Tata Laksana
Tergantung

kriteria sebagai

berikut:
Atas permintaan pasien.
Janin sudah mati 1-2 minggu.
Terdapat kelainan pembekuan darah
(koagulopati).
In partu.
KU jelek (pada partus lama, partus
kasep, eklamsia, dan sebagainya).

Ada dua macam tindakan yaitu aktif dan pasif:


Pasif
Jika tidak terdapat satu pun kriteria di atas.
2-4 minggu kemudian lakukan penatalaksanaan aktif.

Aktif
Jika terdapat satu atau lebih kriteria di atas
Jika KU ibu jelek, perbaiki KU terlebih dahulu.
Jika KU ibu baik, dan belum in partu, matangkan serviks (laminaria,
prostaglandin, dan sebagainya) lalu induksi (tetes pitosin).

Kala

II lama SC
Kala II normal persalinan per vaginam
Jika KU ibu baik, sudah in partu (kala 1) akselerasi persalinan,

Jika

kala II lama SC.

Jika KU ibu baik, sudah in partu (kala II)

kala II lama ekstraksi forsep/ vakum/ total.


Jika syarat tak terpenuhi embriotomi.
Letak lintang embriotomi.
Preskep/presbo:

TINGKAT MASERASI JANIN


Rigor mortis (kaku mayat): terjadi <2,5 jam
kematian, kemudian setelahnya badan lemas
kembali.
Maserasi tingkat 1: kulit janin belum rusak,tapi
mudah lepas, terjadi gelembung-gelembung
berisi cairan jernih, beberapa saat kemudian
berisi darah. Terjadi sebelum 2x 24 jam.
Maserasi tingkat II: tampak gelembunggelembung yang mudah lepas, berisi cairan
kecoklatan. Terjadi setelah 2x24 jam.
Maserasi tingkat 3: sendi kendor, kulit kisut,
kepala berubah serupa 1 kantong tulang.
Terjadi setelah > 4 minggu kematian janin.

Anda mungkin juga menyukai