Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat
PENDAHULUAN
1.1 Laporan Kasus
A. Identitas pasien
Nama lengkap
: Ny. R
Umur
: 49 tahun
: Guru
Alamat
: Gebang Baru
Jenis kelamin
: Perempuan
Suku
: Sasak
Agama
: Hindu
Pendidikan
: Strata 1
Masuk LAB
B. Anamnesa
1. Keluhan utama : Kesemutan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien yang merupakan kiriman dari seorang dokter, memeriksakan
diri ke Balai Kesehatan pada tanggal 21 November 2012. Pasien
mengeluh merasa kesemutan pada telapak kaki kiri sejak 4 bulan
yang lalu. Keluhan dirasakan hilang timbul. Pasien tengah menderita
penyakit Diabetes Mellitus sejak 8 tahun yang lalu. Pasien rutin
mengkonsumsi obat anti diabetes. Pasien juga mengeluh kencing
tersendat-sendat. Sebelumnya pasien melakukan perjalanan selama
14 hari. Pasien mengaku jarang minum air putih saat melakukan
perjalanan. Pasien rutin mengontrol gula darahnya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus sejak 8 tahun yang lalu,
riwayat Hipertensi (-), riwayat ISK 4 tahun yang lalu.
: - Exopthalmus
: Tidak
- Kelopak
: Tidak ada kelainan
- Konjungtiva
: normal
- Sklera
: Anikterik
- Lapang penglihatan : Normal
- Enopthalmus
: Tidak
- Lensa
: Jernih
- Visus
: TDP
- Gerak mata
: Normal segala arah
: - Tekanan JVP
: 5-2 cm H20
- Kelenjar tiroid
:
Tidak
ada
- Leher
pembesaran
- Kelenjar Limfe
: Tidak teraba
Thorax :
- Inspeksi : Hemithoraks dekstra = sinistra baik statis
- Palpasi
maupun dinamis
: Fremitus vokal dan taktil hemithoraks
dekstra = sinistra
- Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
- Auskultasi : Ves +++/+++, Rhonki ---/---, Wheezing
---/-Jantung:
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus cordis tidak teraba pulsasi
- Perkusi
sinistra ICS V
Batas atas : Linea Parasternal sinistra ICS lll
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler murni,
- Perkusi
- Auskultasi
Ekstremitas : Edema : -
dullness (-)
: Peristaltik usus (+) normal
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Gula Darah Puasa dan Gula Darah 2 Jam Post
Prandial
2. Pemeriksaan Darah Lengkap
3. Pemeriksaan Profil Lipid
4. Pemeriksaan Urin Lengkap
Parameter
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Pemeriksaan
Gula Darah
Metode
Pemeriksaan
187
mg/dl
75-155
Puasa
WI-MC.1/BLKMPL*
Gula Darah 2
306
mg/dl
< 200
JPP
WI-MC.1/BLKMPL*
Cholesterol
199
mg/dl
< 200
WI-MC.2/BLKMPL*
Trigliserida
219
mg/dl
< 200
WI-MC.3/BLKMPL*
HDL
38
mg/dl
> 35
CHOD-PAP
117,2
mg/dl
< 150
Cholesterol
LDL
Cholesterol
Parameter
Hasil
Satuan
Pemeriksaan
Nilai
Metode
Rujukan
Pemeriksaan
A. KIMIA*
BJ. (1,003-1,030)
Carik-Celup
1.015
1.003-1.030
WIMC.7/BLKMPL*
PH (4,8/7,8)
4,6-8,5
Lekosit
(+)
Negatif
Nitrit
(+)
Negatif
Protein
(+) 1
Negatif
Glukosa/2JPP
(+) 1/(+)4
Negatif
Keton
Negatif
Urobilinogen
Normal
Negatif
Bilirubin
Negatif
Eritrosit
(+)
Negatif
Hemoglobin
Negatif
B. Sedimen
Mikroskopis
Lekosit/LP
10-15
/LPB
Erytrosit/LP
0-3
/LPB
Ephitel
/LPB
Geperng
Banyak
- Bulat
Penuh
Kristal
/LPK
Cylinder
/LPK
Esbach
Gr/Lt
Bakteri
BAB 2
PEMBAHASAN
Persiapan Pasien
6
Semua obat dihentikan dulu, bila ada obat yang harus diberikan
ditulis pada formulir permintaan tes.
b. GD2PP:
-
cukup).
-
B.
pengambilan
spesimen,
periksa
form
permintaan
waktu
pengambilan
spesimen
penting
untuk
diperhatikan :
a. Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal)
b. Spesimen untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian antibiotik
C.
Pengambilan spesimen
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :
1. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan
dengan benar sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang
ada.
2. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.
3. Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada
yang menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya
infeksi.
4. Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk
mencegah spesimen tumpah.
5. Memindahkan spesimen darah dari syringe harus memperhatikan hal-hal seperti
berikut :
a. Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.
b.
Lepaskan jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahanlahan agar tidak terjadi hemolisis.
c.
d.
e.
b.
c.
c. Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat menyebabkan :
1. Trombosit dan fibrinogen menurun; PPT dan APTT memanjang
2. Kalium, LDH dan SGPT/ALT meningkat
0
1
D. Identifikasi spesimen
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus
dilakukan karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas
meliputi pengisian formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan
pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya harus cocok sama.
Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama pasien, nomor ID atau nomor
rekam medis serta tanggal pengambilan. Kesalahan pemberian identitas dapat
merugikan.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai tanda
khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium.
E. Pengiriman spesimen ke Laboratorium
Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium.
a. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah
memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masingmasing pemeriksaan.
b. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang.
c. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap.
Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah
sama.
d. Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium. Penundaan pengiriman spesimen
ke laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah
pengambilan spesimen. Penundaan terlalu lama akan menyebabkan
perubahan fisik dan kimiawi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam
pemeriksaan, seperti :
1. Penurunan kadar natrium ( Na+ ), glukosa darah, angka lekosit, angka
13
trombosit.
2. Perubahan morfologi sel darah pada pemeriksaan mikroskopik
3. PPT / APTT memanjang.
4. Peningkatan kadar kalium ( K+ ), phosphate, LDH, SGPT.
5. Lisisnya sel pada sample LCS, transudat, eksudat.
6. Perkembangbiakan bakteri
7. Penundaan pengiriman sampel urine :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
G. Penyimpanan spesimen
1. Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan
dikirim ke laboratorium lain
2.Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan
stabilitasnya
3.Hindari penyimpanan whole blood di refrigerator
4.Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali dan
terlarut sempurna. Hindari terjadinya busa.
5. Simpan sampel untuk keperluan pemeriksaan konfirmasi / pengulangan
6. Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8C, suhu kamar, suhu
-20C, -70C atau -120C jangan sampai terjadi beku ulang.
7. Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum, maka
plasma atau serum dipisahkan dulu baru kemudian disimpan.
8. Memberi bahan pengawet pada spesimen
9. Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri
15
namun lebih yakin dan teliti. Alat Otomatis walaupun cepat, namun banyak
yang perlu dikendalikan, baik volume pengisapan alat, QC alat, kalibrasi alat,
pemeliharaan yang sulit, kondisi ruangan yang khusus dan mengalami
kesalahan sistematik dan kasar karenanya tidak hati-hati dan menguasainya.
C. Personal yang bekerja.
Tenaga terlatih lebih baik dan cepat dalam bekerja dibandingkan tenaga
yang belum terlatih atau baru bekerja. Tingkat pendidikan berpengaruh juga
terhadap ketepatan dan ketelitian pemeriksaan. Wanita pada umumnya di
Indonesia lebih teliti bekerja dibandingkan pria, namun tidak semuanya
seperti itu.
D. Reagensia yang digunakan.
Reagensia yang telah diakui secara Internasional lebih baik dan baku
dibandingkan dengan produk home industri atau buatan sendiri secara
komersial. Suhu ruangan yang digunakan mempengaruhi terhadap kualitas
reagensia.
E. Ambient.
Kondisi suatu ruangan dan ruang kerja meliputi : suhu, pencahayaaan,
kelembaban, aliran udara sangat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan yang
akan dilakukan.
F. Suplay Daya.
Inilah yang sangat mempengaruhi secara keseluruhan dalam rangkaian
pemeriksaan laboratorium. Listrik yang tidak stabil dapat mengganggu
pengukuran secara menyeluruh. Daya listrik yang sering mati dan hidup
karena pemadaman listrik dapat merusak peralatan laboratorium terutama
lampu fotometer.
G. Kesehatan.
Status kesehatan personal sangat berpengaruh terhadap ketelitian dan
ketepatan dalam melakukan pemeriksaan laboratorium.
H. Pemeliharaan dan kalibrasi Alat
Setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruction
manual) yang disediakan oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut.
Petunjuk penggunaan tersebut pada umumnya memuat cara operasional dan
hal-hal lain yang harus diperhatikan. Cara penggunaan atau cara
pengoperasian masing-masing jenis peralatan laboratorium harus ditulis dalam
16
prosedur tetap.
Untuk setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan
pada atau didekat alat tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan
yang dilakukan dan kelainan-kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan
kelainan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada penanggung
jawab alat tersebut untuk dilakukan perbaikan.
Salah satu faktor yang
dapat
mempengaruhi
hasil pemeriksaan
menjaga mutu hasil pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkat akurasi dan
presisi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam melaksanakan uji ketelitian ini dapat digunakan bahan kontrol
assayed atau unassayed. Kegiatan yang harus dilakukan adalam pengujian ini
adalah :
a. Periode pendahuluan
Pada periode ini ditentukan nilai dasar yang merupakan nilai
rujukan untuk pemeriksaan selanjutnya. Periode ini umumnya dilakukan
baik untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi, imunoserologi maupun
kimia lingkungan. Cara :
1).
2).
Catat setiap nilai yang diperoleh tiap hari kerja tersebut dalam
formulir periode pendahuluan pada kolom x.
3).
4).
Teliti kembali 3 SD. Bila ada, maka nilaiapakah ada nilai yang
melebihi batas mean 2 SDtersebut dihilangkan. Hitung kembali
nilai mean, SD, CV, mean 3 SD.dan mean
5).
Nilai mean dan S yang diperoleh ini dipakai sebagai nilai rujukan
Periode kontrol.
b. Periode kontrol
Merupakan periode untuk menentukan ketelitian pemeriksaan pada
hari tersebut. Prosedur pada periode kontrol ini tergantung dari bidang
pemeriksaannya. Untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan kimia
lingkungan cara dalah sebagai berikut :
1). Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari parameter yang
bersangkutan diperiksa.
2). Catatlah nilai yang diperoleh pada formulir periode kontrol.
3). Hitung penyimpangannya terhadap nilai rujukan dalam satuan S
(Standar Deviasi Index) dengan rumus :
Xi - mean
20
Satuan SD = --------------SD
4). Satuan S yang diperoleh di plot pada kertas grafik kontrol. Sumbu X
dalam
grafik
kontrol
menunjukkan
hari/tanggal
pemeriksaan
21
kegiatan
laboratorium
dilakukan
sesuai
dengan
jenis
terhadap nilai normal. Bila diperlukan satu angkan bulat, cukup dilaporkan
dalam angka bulat tanpa decimal di belakang koma.
Satuan yang digunakan sebaiknya adalah satuan internasional.
c. Pencantuman nilai normal.
Pada pelaporan juga perlu dicantumkan nilai normal, yaitu rentang nilai
yang dianggap merupakan hasil pemeriksaan orang-orang normal. Pada
pencantuman hasil normal perlu dicantumkan metode pemeriksaan yang
digunakan serta kondisi-kondisi lain yang harus diinformasikan seperti batas
usia dan jenis kelamin.
Satuan pelaporan juga harus sama antara hasil pemeriksaan dengan hasil
normal.
d. Pencantuman keterangan yang penting, misalnya bila pemeriksaan dilakukan 2
kali dan sebagainya.
e. Penyampain hasil.
Waktu pemeriksaan sangat menentukan manfaat laporan tersebut untuk
kepentingan diagnosis penyakit dan pengobatan pasien, oleh karena itu hasil
pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin segera setelah pemeriksaan
selesai dilaksanakan.
f. Dokumentasi/arsip.
Setiap laboratorium harus mempunyai system dokumentasi yang lengkap. Hasil
suatu kegiatan prncatatan dan pelaporan haruslah berupa dokumentasi yang
lengkap, jelas dan mudah dimengerti serta tidak melupakan efisiensi waktu
penyampaian dokumen tersebut kepada peminta pemeriksa.
g. Perlu pula disediakan buku ekspedisi didalam dan diluar laboratorium. Kasus
tertukar dan hilangnya specimen dapat terjadi baik dalam transportasi didalam
maupun diluar laboratorium, sehingga hal ini harus dihindarkan.
2. Cara menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan
Spesimen yang telah diperiksa dicatat dan dilaporkan dalam buku register
masing-masing. Bila terjadi pengukuran/pemeriksaan yang abnormal maka
pemeriksaan diulang sebanyak 2 kali atau tiga kali. Bagi laboratorium yang
mempunyai seorang Dokter Spesialis Patologi Klinik, hasil pemeriksaan
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Dokter Spesialis Patologi Klinik.
23
3. Cara pelaporan
Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari :
a. Laporan kegiatan rutin harian/bulanan/triwulan/tahunan
b. Laporan khusus (misal : KLB, HIV)
c. Laporan hasil pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi, kimia klinik, imunoserologi,
urinalisis dan parameter lainnya sesuai dengan permintaan dicatat dan
dilaporkan dalam bentuk blanko hasil pemeriksaan yang terpisah dan ditanda
tangani oleh penanggung jawab laboratorium atau petugas laboratorium yang
memeriksa.
4. Keselamatan Kerja
Berbagai tindakan yang dilakukan di dalam laboratorium, baik akibat
spesimen maupun alat laboratorium dapat menimbulkan bahaya bagi petugas.
Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus
melakukan pekerjaannya menurut praktek laboratorium yang benar.
a. Cara mencegah penyebaran bahan infeksi
- Lingkaran sengkelit ose harus penuh dan panjang tangkai maksimum 6 cm.
- Gunakan alat insinerasi mikro untuk membakai sengkelit. Hal ini untuk
mencegah timbulnya percikan bahan infeksi jika membakar sengkelit di
atas pembakar Bunsen.
- Jangan lakukan tes katalasa di atas objek glass. Sebaiknya gunakan tabung
atau gelas objek yang memakai penutup.
- Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang sesuai
setiap kali habis bekerja.
b. Cara mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksi.
Selama bekerja, partikel dan droplet (diameter > 5 mm) akan terlepas ke
udara dan menempel pada permukaan meja serta tangan petugas
laboratorium, untuk itu dianjurkan untuk mengikuti hal-hal di bawah ini :
- Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/desinfektan. Jangan
menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
- Jangan makan, minum, merokok, mengunyah permen atau menyimpan
makanan/minuman dalam laboratorium.
- Jangan membubuhkan kosmetik dalam laboratorium
- Gunakan alat pelindung mata/muka jika terdapat resiko percikan bahan
24
mengambil darah.
5). Melakukan sentrifugasi
- Gunakan tabung sentrifus yang mempunyai tutup.
- Gunakan selongsong/rotor yang dilengkapi penutup.
e. Peralatan Keamanan Laboratorium
Peralatan yang perlu disiapkan dalam keamanan kerja di laboratorium :
1. Baju khusus untuk bekerja.
2. Sarung tangan.
3.Wastafel yang dilengkapi dengan sabun (skin disinfektan) dan air mengalir.
4. Lemari asam (fume hood), dilengkapi dengan exhaust ventilation system.
5. Pipetting aid , rubber bulb
6. Kontainer khusus untuk insenerasi jarum, lancet.
7. Pemancur air (emergency shower)
8. Kabinet keamanan biologis kelas I atau II atau III.
f. Pengamanan pada keadaan darurat
1. Sistem tanda bahaya
2. Sistem evakuasi
3. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
4. Alat komunikasi darurat baik didalam atau keluar laboratorium
5. Sistem informasi darurat
6. Pelatihan khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat
7. Alat pemadam kebakaran, masker, pasir dan sumber air terletak pada
lokasi yang mudah dicapai
8. Alat seperti kampak, palu, obeng, tangga dan tali
9. Alat pengukur kekuatan radioaktif
10. Nomor telepone ambulan, pemadam kebakaran dan polisi disetiap
ruangan laboratorium.
g. Prosedur Penanganan Kecelakaan
Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib disediakan
informasi mengenai cara penanganan yang benar jika terjadi tumpahan
bahan kimia di dalam laboratorium. Agar mudah terbaca, informasi ini
hendaknya dibuat dalam bentuk bagan yang sederhana dan dipasang pada
dinding dalam ruang laboratorium.
h. Kesehatan Petugas Laboratorium
26
27
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan, pada pasien tersebut
didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan normal:
A.
GDP
: 187 mg/dl
GD2JPP
: 306 mg/dl
Trigliserida
: 219 mg/dl
B.
Pemeriksaan Urinologi
1. Kimia
Lekosit
: (+)
Protein
: (+) 1
Glukosa/ 2JPP
: (+) 1/ (+) 4
Eritrosit
: (+)
2. Sedimen
-
Lekosit
: 10-15/ LPB
Eritrosit
: 0-3/ LPB
Epithel
- Gepeng
: Banyak
- Bulat
: Penuh
28
29