Anda di halaman 1dari 2

Penyuluhan tentang manajemen keuangan keluarga

HIDUP = KEBUTUHAN DAN KEINGINAN


Bagi keluarga sangat penting dalam membantu mewujudkan rumah
tangga yang harmonis dan mampu menjadi pendukung bagi aktivitas dan
keseharian rumah tangga . Banyak kita temukan masalah ekonomi atau
keuangan keluarga yang menjadi penyebab ketidakharmonisan dalam
rumah tangga dan akhirnya mengganggu aktivitas dalam melaksanakan
tugasnya, baik sebagai seorang istri, suami, atau anak untuk beribadah
kepada Allah SWT
Banyak orang merasa bahwa membicarakan keuangan dalam
keluarga adalah tabu. Namun sesungguhnya, hal ini malah seharusnya
dibicarakan. Apakah dengan membiarkan persoalan keuangan dalam
keluarga berlarut-larut akan menyelesaikan segalanya? Manajemen
keuangan keluarga yang baik senantiasa menjaga keseimbangan
(tawazun) antara besarnya pendapatan keluarga dengan besarnya
pengeluaran. Islam mengajarkan kita untuk senantiasa bersifat qonaah
ketika pendapatan keluarga tidak begitu besar dan berusaha untuk
mengoptimalkan pos-pos pengeluaran dengan baik, jangan sampai besar
pasak daripada tiang.
Pos apa yang pertama kali kita sisihkan saat pertama kali menerima
pendapatan?Banyak ibu rumah tangga dan para bapak menjawab
belanja rutin. Menurut perencana keuangan keluarga Achmad Ghazali,
jawaban itu kurang benar. Yang benar adalah sisihkan dulu untuk zakat,
infak dan sedekah (ZIS), bayar utang, menabung baru belanja
rutin.Mengapa demikian, menurutnya karena belanja adalah pos yang
paling fleksibel sehingga besar atau kecilnya tergantung kebiasaan dan
kemauan personal.
hampir semua manusia mengalami masa tua/sulit/lemah/sakit,
jadwal pendidikan anak yang tidak bisa ditunda, meninggalnya
sang pencari nafkah utama dan lain sebagainya maka
Tabungan/Investasi sangat diperlukan dan harus dikeluarkan lebih
dahulu sebelum pendapatan digunakan untuk pos belanja rumah tangga.
Gunakan 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara
Allah SWT akan memberikan rahmat kepada seseorang
yang berusaha dari yang baik, membelanjakan hartanya secara
sederhana dan dapat menyisihkan kelebihannya untuk menjaga
saat miskin dan membutuhkan (HR. Muslim dan Ahmad)
Cash Flow/uang masuk bagi seorang muslim, dapat digambarkan
seperti

segentong air yang mana gentong itu mendapat aliran secara berkala
dalam setiap bulan. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah tidak
menyediakan sembarang gentong.
Gentong yang kita sediakan adalah gentong yang bermerek
Gentong Q yaitu gentong Qonaah. Karena sebesar apapun pendapatan
kita, tidak akan bisa cukup kalau kita sendiri tidak merasa cukup dengan
yang kita dapat.Sebelum masuk dalam gentong, air harus melewati Filter
Halalan Thoyyiban.

Setelah air masuk ke dalam gentong, Kran Air harus ditutup dulu.
Karena Air masih harus membasahi bagian terpenting. Yaitu Hak
Allah,seperti (Zakat Infaq dan Shodaqoh). Baru setelah Hak Allah kita
tunaikan,baru Air kita alirkan ke saluran Hak pihak Ketiga. Apakah hak
pihak ketiga itu? Pihak ketiga adalah hutang dan cicilan yang wajib kita
tunaikan. Barulah setelah itu, kita tentukan seberapa banyak Air harus
kita sisakan sebelum dihabiskan. Kita alirkan Air ke saluran Hak Pribadi
Masa Datang. Yaitu untuk menabung, investasi, dan proteksi/asuransi
(kesehatan, pendidikan anak, ibadah haji, masa lemah dan tidak produktif,
dll).
Setelah melewati saluran-saluran tersebut, barulah Air bisa kita nikmati
untuk mencukupi kebutuhan. Dan ingat! Kran harus tetap difungsikan.
Artinya, kita harus bisa hidup hemat, menyesuaikan konsumsi kita dengan
Air yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai