kemampuan Bulog menyerap gabah 2,3 juta ton atau 7 persen dari produksi
nasional tahun 2005. Dirut Bulog sengaja membuat pernyataan bersayap bahwa
program raskin yang dijalankannya bahkan ikut berkontribusi pada stabilisasi
harga beras, walaupun kebijakan pemerintahan terbaru (Inpres 13/2005) tidak
secara tegas mengamanatkan demikian. Sebenarnya, tidak terlalu salah untuk
mengungkit-ungkit Keppres 103/2001 tentang Tugas, Fungsi, dan Bentuk
Organisasi
Bulog,
tetapi
ketika
pemerintah
tidak
lagi
secara
eksplisit
merupakan
salah
satu
dari contoh
buruknya
sinergi antara
pangan
tinggi
dari
seluruh
ketiga
dimensi
ketersediaan,
aksesibilitas dan stabilitas harga; atau bahkan tidak mampu mencapai salah satu
dari ketiga dimensinya. Indonesia harus mentransformasi kelembagaan pangan
menjadi lebih baik karena selama ini tidak mampu mengikuti irama perputaran
roda perekonomian, sistem ekonomi politik dan kondisi eksternal lain yang
berubah demikian cepat. Disinilah fungsi yang harus dimainkan oleh negara,
terutama para elite ekonomi dan politik, bukan memperpanjang persoalan kisruh
data beras yang sebenarnya sangat akademik tersebut dengan mengusulkan
hak angket dan sebagainya.
Tantangan Baru Pangan Dunia
Tradisi peringatan hari pangan itu sekaligus untuk mengenang dari jadi
Organisasi Pangan Dunia (FAO = Food and Agricultural Organization), yang jatuh
pada 16 Oktober. Dibeberapa tempat, memang diselenggarakan acara seminar,
diskusi panel tentang tema nasional hari pangan, Membangun Kemandirian
Pangan Berbasis Perdesaan.