Anda di halaman 1dari 12

Paraf Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK


Judul

: SINTESIS ORANGE II DENGAN REAKSI KOPLING DIAZO

Tujuan Percobaan

Studi sintesis orange II dari asam p-aminobensenasulfonat (asam sulfanilat dengan -naftol
melalui reaksi kopling diazo.
Pendahuluan
Senyawa

orto-fenilaso-2-naftol

berbentuk

kristal

berwarna

merah.

Senyawa ini terbentuk dari reaksi antara anilin dengan asam klorida
membentuk garam diazonium klorida. Garam diazonium klorida mengalami
reaksi kopling dengan 2-naftol sehingga terbentuk senyawa orto-fenilazo-2naftol ( Fessenden dan Fessenden, 1992).
Garam diazonium adalah senyawa antara sistesis yang bermanfaat, salah satunya dalam
reaksi kopling diazonium. Kation yang diujungnya terdapat nitrogen pada diozonium berfungsi
sebagai suatu elektrofil dalam suatu reaksi substitusi elektrofilik pada aromatik. Produk tipe
reaksi kupling diazonium sebagian besar berwarna cerah, dikenal dengan

azo-dyes. Sintesis

kombinatorial dibutuhkan untuk menyediakan beragam jenis senyawa dengan beragam fungsi
dalam serangkaian reaksi yang dilakukan bersamaan
(Anggraeni, 2014).
Amina aromatik primer bereaksi dengan asam nitrit mendapatkan garam arendiazonium.
Salah satu contoh senyawa amina aromatic primer adalah Anilin. Anilin merupakan bahan dasar
pembuatan zat-zat warna diazo. Garam diazo dapat dibentuk melalui bantuan asam nitrit dan
asam klorida. Garam diazonium diubah menjadi berbagai zat warna, misalnya Red No. 2
(Anggraeni, 2014).
NH2

NH 2HCl

NCl

H2 O

Gambar 1. Pembentukan garam diazonium (Anggraeni, 2014).

SO 3Na

NaO 3S

SO3Na
NaO 3S

Gambar 2. Senyawa Red No.2 (Anggraeni, 2014).

Prinsip dasar pembentukan garam diazo (atau amina terdiazotasi) adalah dapat membentuk
senyawa dengan fenol atau amina aromatik (reaksi kopling) dalam suasana netral atau genak
basa. Reaksi tersebut mampu menghasilkan zat warna. Garam diazo tententu akan terurai oleh
cahaya, sehingga tak dapat membentuk zat warna. Fenol atau amina aromatik dilarutkan dalam
suatu larutan basa dan digunakan untuk mengembangkan (mencuci) kertas diazo yang telah
disinari (Anonim, 2014).
Rekristalisasi merupakan proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh zat murni atau
kristal yang lebih murni. Senyawa organik yang berbentuk kristal diperoleh dari suatu reaksi
biasanya tidak murni yang terkontaminasi sejumlah kecil senyawa yang terjadi selama reaksi.
Hal tersebut membuat proses pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar pengotor.
Rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan senyawa dalam suatu pelarut tunggal atau
campuran. Senyawa ini dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut yang
sesuai, misalnya air, alkohol, eter, benzena, petroleum eter, ligrolin, karbon bisulfida, kloroform,
aseton, dan asam asetat glasial (Oxtoby, 2011).
Prinsip rekristalisasi adalah pemurnian padatan organik dari zat pengotor melalui beberapa
tahap yaitu melarutkan padatan organik dengan pelarut yang sesuai dalam keadaan panas
kemudian disaring dan didinginkan kembali sehingga dapat terbentuk kristal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya kristal pada saat rekristalisasi adalah suhu dan bibit kristal. Faktor
penentu keberhasilan proses kristalisasi adalah pemilihan zat pelarut. Pelarut yang baik,
sebaiknya memiliki gradien temperatur yang besar dalam sifat kelarutannya, titik didih pelarut
dibawah titik lebur senyawa yang akan dikristalkanm bersifat inert (tidak bereaksi) terhadap

senyawa yang akan dikristalkan (Shinta, 2012).

Mekanisme Reaksi
Pembuatan garam diazonium asam sulfanilat

1.

H
+

NH2

H
CO 3

S
O

2-

2 Na

2 Na

S
O

H2CO 3

NH2
2 Na

S
O

CO 2 + H2O

2. Formasi ion nitrosium

Na

N
O

H Cl

O
N

Na Cl

-NaCl

N
O

H2O

3. Formasi asam sulfanilat yang telah mengalami proses diazonisasi


H
N
+

Na

H
H
N

H 2O
N

Na

H
H
N
O

Na

OH

Na

Na

N
O

S
O

N
OH

H 2O

Na

H2 O

OH

S
O

N
O
+

Na

N
O
+

S
O

Na

H 2O

O
S
O

N
+

OH2

H 3O

4. Penambahan N-N-dimetil-analin
CH3

N
O

CH3
O

O
S

H
H2O

Na

HC

CH3

CH3

N
-

S
S

H3C

CH3

methyl orange

Alat
Pipet mohr 25 ml, beaker glass 150 ml, beaker glass 250 ml, erlenmeyer 100 mL, pengaduk kaca,
kertas saring, corong buchner, hot plate, oven, desikator, cawan (panci panas), botol semprot, dan
ball pipet.

Bahan
Asam sulfanilat, -naftol, Na 2CO3, NaNO2, HCl pekat, NaOH 10%, NaCl, etanol 70 % dan NaCl
jenuh.

Prosedur Kerja
-

Skema kerja
2,4 gram kristal asam sulfanilat

dilarutkan dalam 25 mL larutan 25% natrium karbonat dengan cara

pendidihan.
didinginkan larutan tersebut dengan air kran, ditambahkan 0,95 gram

natrium nitrit dan diaduk sampai larut.


ditambahkan ke dalam es dan HCl pekat
ditambahkan larutan -naftol
dipanaskan
ditambahkan larutan NaCl dengan pemanasan dan pengadukan
dimasukkan beker gelas ke dalam cawan yang berisi air dan es,

Hasil

didiamkan
disaring dengan buchner dan dicuci menggunakan NaCl jenuh
direkristalisasi
dikeringkan dalam desikator
ditimbang
diuji titik lelehnya

Prosedur kerja
Larutkan 2,4 g kristal asam sulfanilat (monohidrat) dalam 25 ml laruran 25% natrium

karbonat (0,65 g Na2CO3 anhidrat dan 25 ml air) dengan cara pendidihan. Dinginkan larutan
tersebut dengan air kran. Tambahkan 0,95 g natrium nitrit dan aduk sampai larut. Tuang larutan
dalam beker yang berisi 12,5 g es dan 2,5 ml HCl pekat sampai berbentuk endapan putih yang
akan memisah dan siap dipakai. Hasil ini tidak disaring melainkan dipakai dalam bentuk
suspensi.
Larutkan 1,8 g -naftol dalam 10 ml larutan NaOH 10% dingin dan tuanglah kedalam
larutan suspensi asam sulfanilat yang sudah dibuat disertai pengadukan. Aduklah pasta kristal
baik-baik supaya terjadi percampuran yang sempurna, setelah 5-10 menit panaskan campuran itu
sampai zat padatnya melarut. Tambahkan 5 g NaCl dan larutankan semuanya dengan pemanasan
dan pengadukan. Masukkan gelas beker ke dalam cawan yang berisi air dan es dan biarkan
larutan menjadi dingin sampai temperatur kamar.
Akhirnya dengan pengadukan maka disaring hasilnya pada corong buncher dan pakai NaCl
jenuh untuk mencuci endapan orange II diatas corong Buchner berlangsung agak lambat.
Hasilnya mengering secara perlahan-lahan dan masih mengandung NaCl. Namun jangan
dikeringkan terlebih dahulu.
Rekristalisasi dengan larutan etanol dalam air ( atau etanol 70% sebanyak 50 mL).
Pindahkan larutan ke dalam gelas beker dan cucilah kertas saringnya dengan air mendidih dan
tidak lebih dari 25 mL. Saring melalui corong Buchner yang telah dihangatkan. Tuangkan
filtratnya ke dalam elenmeyer jika lebih dari 30 ml maka uapkan dengan mendidihkan.
Dinginkan dengan air es sewaktu mengumpulkan endapan. Bilas gelas beker induk dengan
sedikit etanol. Keringkan kristal yang diperoleh didalam eksikator, timbang, dan tentukan titik
leburnya.
Waktu yang dibutuhkan
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Perlakuan
Persiapan alat dan bahan
Pendidihan dan pendinginan
Pembentukan suspensi
Kristalisasi
Penyaringan menggunakan corong buchner
Rekristalisasi
Penimbangan dan uji titik leleh

Waktu (menit)
30
20
30
45
10
20
30

Total

185

Data dan Perhitungan


2,4 gram
173 g/mol

Mol asam sulfanilat =

0,65 gram
105,99 g/mol

Mol natrium karbonat =

Mol natrium nitrit =

= 0,01 mol

0,95 gram
69 g /mol

= 0,006 mol

= 0,014 mol

Mol HCl = 12,06 M 2,5 mL = 30,15 mmol = 0,03 mol


Mol -naftol =

1,8 gram
144 g /mol

= 0,0125 mol

Asam Sulfanilat + Na2CO3

2 NaC6H4NH2SO3

CO2 +

H2O

Mula-Mula

0,01 mol

0,006 mol

Reaksi

0,006 mol

0,006 mol

0,012 mol

0,006 mol 0,006 mol

Sisa

0,004 mol

0 mol

0,012 mol

0,006 mol 0,006 mol

2 NaC6H4NH2SO3 + 2 HCl + 2 NaNO2

2 Ion bensenasulfonatdiazzonium

Mula-mula

0,012 mol

0,03 mol

Reaksi

0,012 mol

0,012 mol 0,012 mol

0,012 mol

0,018 mol 0,002 mol

0,012 mol

Sisa

0 mol

0,014 mol

Ion bensenasulfonatdiazzonium +

-naftol

Orange II
-

Mula-Mula

0,012 mol

0,0125 mol

Reaksi

0,012 mol

0,012 mol

0,012 mol

0,0005 mol

0,012 mol

Sisa

0 mol

Massa teoritis orange II = 0,012 mol 328 g/mol = 3,836 gram


Massa orange yang diperoleh = 0,53 gram
% Rendemen =

Hasil

0,5 gram
3,836 gram

100% = 13,03 %

Sampel dalam HCl dan es

-naftol dalm 10 ml NaOH

Suspensi asam sulfanilat


Proses pemanasan untuk melarutkan zat padat

+NaCl

Endapan yang terbentuk


Pembahasan Hasil
Percobaan ini tentang sintesis orange II dengan reaksi kopling diazo. Proses sintesis
orange II dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu diazo, sintesis, dan kristalisasi. Tahapan pertama
yaitu dizo diawali dengan mereaksikan sampel dengan natrium karbonat untuk membentuk
garam diazo. Sampel yang digunakan adalah 2,4 gram asam sulfanilat dengan 25 mL NaCO 3
kemudian didihkan. Natrium karbonat bertujuan untuk deprotonasi gugus amino, dimana proton
yang didapat atau dihasilkan berasal dari disosiasi natrium karbonat tersebut. Hasil penambahan
ini membuat kristal asam sulfanilat larut menjadi larutan tidak berwarna. Persamaan reaksi yang

terjadi adalah
O
HO

S
O

NH2

Na 2CO 3

Na
2

S
O

NH2

CO 2 + H2O

Larutan tersebut kemudian didinginkan dengan air kran yang menyebabkan larutan
menjadi keruh. Larutan kemudian ditambah dengan 0,95 gram natrium nitrit, dikocok hingga
larut dengan keadaan gelap. Keadaan gelap dilakukan dengan menutup erlenmeyer dengan
aluminium foil. Hal ini bertujuan agar ikatan N-N di dalam senyawa tidak bereaksi ketika
terdapat cahaya. Hasil dari tahapan ini adalah larutan menjadi keruh berwarna merah jambu.
Larutan keruh yang berwarna merah jambu tersebut kemudian ditambahkan ke dalam asam
klorida yang sudah ditambah es. Hasilnya adalah larutan berubah warna menjadi orange seperti
fanta kemudian membentuk endapan putih dengan larutan yang berwarna orange. Penambahan
asam klorida dan natrium nitrit akan membentuk asam nitrit di dalam larutan. Dehidrasi asam
nitrit ini akan membentuk ion nitrosonium yang bersama asam sulfanilat akan membentuk ion
atau garam diazonium. Proses ini disebut diazotisasi yaitu reaksi anilin dengan asam nitrit yang
akan menghasilkan garam diazonium. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut,

Tahapan selanjutnya adalah sintesis dengan penambahan -naftal dan NaOH dingin.
Penambahan NaOH ini untuk membuat suasana larutan yang semula asam menjadi netral.
Kondisi larutan bisa berubah ketika NaOH yang ditambahkan berlebih. Reaksi kimia yang terjadi
adalah

Fenomena yang terjadi adalah larutan yang semula berwarna coklat muda menjadi coklat
tua dengan endapan berwarna putih. Endapan yang berwarna putih kemudian ditambahkan -

naftal. Hasil penambahan tersebut merubah larutan menjadi kuning pucat. Endapan kemudian
diaduk selama 5-10 menit hingga larutan menjadi homogen. Larutan ini kemudian dipanaskan
untuk mempercepat terjadinya reaksi sehingga endapan menjadi cepat larut. Hasil pemanasan ini
membuat endapan larut dan warna larutan berwarna orange kemerahan. Larutan yang sudah
terbentuk ini kemudian ditambahkan natrium klorida, dengan pemanasan dan pengadukan.
Padatan NaCl yang ditambahkan menjadi larut dan larutan berubah menjadi orange. Larutan
yang berwarna orange ini menunjukkan bahwa sintesis prange telah dilakukan. Tujuan dari
penambahan ini adalah untuk membentuk metil jingga atau metil orange. Garam diazonium akan
berikatan dengan senyawa yang ditambahkan sebelumnya sehingga dihasilkan metil orange.
Larutan kemudian didiamkan pada suhu kamar agar didapatkan produk garam diazonium yang
banyak. Hasil pendiaman ini adalah membentuk endapan.
Larutan kemudian disaring menggunakan corong buchner yang menghasilkan kristal yang
berwarna orange dan mengkilap. Padatan ini kemudian di rekristalisasi menggunakan etanol
70%. Namun, pada tahapan ini tidak didapatkan kristal orange II. Hal ini terjadi dikarenakan
pelarut yang digunakan kurang sesuai. Pelarut yang digunakan seharusnya etanol 70%, namun
praktikan menggunakan etanol 90% yang menyebabkan endapan tidak dapat larut dan tidak ada
kristal yang dapat terbentuk.
Massa kristal yang digunakan pada perhitungan adalah massa kristal yang dihasilkan oleh
kelompok sebelah. Pengujian pemurnian kristal yang didapatkan dapat dilakukan dengan uji titik
leleh. Titik leleh yang seharusnya didapatkan adalah sekitar suhu 130C. Namun, praktikan tidak
melakukan tahapan ini. Rendemen yang berhasil didapatkan adalah 13,03 %. Nilai yang
didapatkan ini cukup kecil dibandingkan dengan massa secara teori yang didapatkan.
Kegagalan dan ketidaksesuaian hail yang didapatkan dengan literatur disebabkan praktikan
kurang berhati-hati dalam melakukan praktikum. Selain itu, kurangnya ketelitian dan kejelihan
terhadap penambahan bahan sebagai perlakuan dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan.
Faktor koreksi lain yang terjadi adalah warna larutan yang teridentifikasi di awal bukanlah warna
orange seperti kelompok yang lainnya, namun berwarna merah marun yang. Hal ini membuat
hasil yang disintesis bukanlah sintesis orange II, tapi sintesis red II. Perbedaan inilah yang
mungkin mempengaruhi kegagalan praktikan dalam melakukan sintesis orange II melalui reaksi
kopling diazo.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan adalah orange II dapat disintesisdar p-aminobensenasulfonat

(Asam sulfanilat) dengan -naftol melalui reaksi kopling diazo.


Referensi
Anggraenai, Antika. 2014. Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes.
Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Anonim. 2014. Reaksi Cross Coupling Akira Suzuki. Bandung : ITB
Fessenden dan Fessenden. 1992. Kimia Organik, Edisi ketiga, Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Oxtoby, David. W. 2011. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Shinta, R. D. Kristalisasi. 2012. Malang : Universitas Brawijaya.
Tim Penyusun. 2014. Petunjuk Praktikum Sintesis Senyawa Organik. Jember :
Universitas Jember.
Saran
Saran yang diberikan pada percobaan ini adalah
1. Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam menganalisa sampel sehingga tidak salah ketika
sintesis.
2. Pelarut yang digunakan (etanol) sebaiknya diencerkan terlebih dahulu agar terbentuk kristal
ketika rekristalisasi menggunakan etanol.
Nama Praktikan
Marena Thalita Rahma (121810301031).

Anda mungkin juga menyukai