Anda di halaman 1dari 139

PENYAKIT

JANTUNG
BAWAAN Dr Erny SpA(K)
ernyprasetyo65@yahoo.com

Tujuan Instruksional umum

Mampu memahami mengenai PJB


dan melakukan deteksi dini serta
melakukan tatalaksana PJB

Tujuan instruksional
khusus

Mampu menyebutkan definisi PJB


Mampu menjabarkan hemodinamika
yang terjadi pada PJB
Mampu melakukan anamnesa pada PJB
Mampu melakukan pemeriksaan fisik
pada PJB
Mampu menyusun program tatalaksana
pada PJB
Mampu menentukan pola rujukan pada
PJB

Anatomi dan
hemodinamika sistim
kardiovaskuler
normal

Definisi PJB

Defek anatomis pada bagianbagian jantung yang terjadi selama


proses organogenesis intrauterine
Terjadi sebelum usia kehamilan 8
minggu

Epidemiologi

Insiden PJB diseluruh dunia relatif


sama dan tetap
Insiden 6-10 per 1000 kelahiran
hidup

Tabel 1. distribusi usia saat diagnostik PJB


ditegakkan (n=2091)
usia

PJB Non
sianotik

PJB sianotik

0-1 bulan
1-12 bulan
13bln-5 th
5-10th
>10th

62
690
466
275
109

59
197
113
85
35

Tabel 2. diagnosis PJB di poliklinik jantung anak RSCM Jakarta


1983-1992
diagnosis

jumlah

PJB Non-sianotik
VSD
PDA
PS
DSAV
AS
Koar

694
281
111
30
23
4

33,1
13,4
5,3
1,4
1,1
0,2

PJB Sianotik
TF
TAB
VKAJKG
PA
TA
TAPVD

212
74
25
20
19
10

10,5
3,5
1,2
0,9
0,9
0,4

Etiologi

Eksogen : (3%)
- Obat maternal
- Penyakit maternal
- Pajanan sinar X
Endogen :
- Penyakit genetik (10%)
- Sindroma tertentu
Multifaktorial (90%)
Tidak diketahui

PJB NON SIANOTIK

Definisi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Defek anatomis pada jantung yang


tidak menyebabkan gejala atau tanda
sianosis
Macam kelainan :
VSD
ASD
PDA
PS
AS
Koartasio aorta

Pembagian PJB Non-sianotik

1.

2.

Berdasarkan ada/tidak adanya pirau :


Pirau kiri ke kanan : VSD, ASD, DSAV,
PDA
Pirau tanpa pirau : PS, AS, Koartasio
aorta

VSD (VENTRICULER
SEPTAL DEFECT)

Hemodinamik - VSD

Hanya berdampak pada VSD sedang-besar


Pirau bermakna dari ventrikel kiri ke ventrikel
kanan
Bising jantung mulai terdengar setelah usia 26
minggu (setelah tahanan paru menurun)
Semakin kecil VSD semakin keras suara bising
jantung
Semakin besar VSD semakin lemah tidak
terdengar bising jantung

Kemungkinan yang terjadi


pada VSD besar

Defek mengecil
Defek menutup
Stenosis infundibular : pirau berkurang
Defek tetap besar : aliran darah ke paru
meningkat, perubahan vaskuler paru (gr
I _ VI), tekanan ventrikel kanan melebihi
VS, pirau berbalik, penderita sianotik
(sindroma essenmenger)

Gambaran klinis

1.
2.
3.

Tergantung : besar defek &


derajat pirau
Defek kecil :
Asimptomatis
Suara jantung normal
Bising sistolik di ICS III-IV

Defek sedang
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

Gejala mulai masa bayi


Sesak saat minum
Bb sulit naik, kurus
Jika mengalami radang paru lama
sembuh
Gagal jantung pada usia 3 bulan
Dispnea, takipnea, retraksi ICS
Suara jantung Normal, bising
pansistolik keras & kasar ICS III-IV kiri

Defek besar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Gejala mulai masa neonatus


Dispnea bermakna dalam mg I
Gagal jantung pada mg VI
Diawali infeksi paru-paru
Dispnea saat istirahat
Suara jantung normal
Bising pansistolik dengan atau tanpa
getaran bising

Defek besar dengan Sindroma


Essenmenger (hipertensi pulmonal):
1.
2.

3.

4.
5.
6.

Dada menonjol ok pembesaran VD


Pada tahap awal tampak lebih
baik
Pada tahap lanjut terjadi pirau
kanan ke kiri : sianotik,
pneumonia berulang, gg
pertumbuhan berat, jari tabuh
Suara jantung 1 normal, suara 2
mengeras
Bising jantung ejeksi sistolik
Hepatomegali ok bendungan
sistemik

Gambaran Radiologis

Merupakan refleksi besarnya pirau


kiri ke kanan
Bergantung pada ukuran defek,
tahanan vaskuler paru, lesi
obstruktif pada jalan keluar VD &
VS


1.
2.

1.

2.
3.

Defek kecil :
bentuk & ukuran jantung normal
Vaskularisasi paru normal atau sedikit
meningkat
Defek sedang :
Kardiomegali, konus pulmonalis
menonjol
Peningkatan vaskularisasi paru
Pembesaran pembuluh darah pada hilus


1.
2.
3.

Defek besar :
Kardiomegali nyata, konus
pulmonalis menonjol
Pembuluh darah hilus membesar
Vaskularisasi paru meningkat

Defek besar + hipertensi


pulmonal :
Konus pulmonalis sangat
menonjol
Vaskularisasi paru
meningkat disekitar hilus
berkuarng di perifer

EKG

Defek sedang : Peningkatan


aktivitas VS & VD, tetapi aktivitas
VS lebih meningkat

Defek besar : hipertrofi biventrikel

Hipertensi pulmonal :
pembesaran atrium kiri

Ekokardiografi

Perlu untuk menentukan besar dan


letak defek
Menentukan kelainan penyerta

Penatalaksanaan

1.

2.

Medis :
Defek kecil : tidak perlu, kecuali
profilaksis antibiotika jika terjadi
endokarditis infektif pre operasi
rongga mulut, digestif dan UG
Defek sedang-besar : gagal
jantung : Digoksin 0,01mg/kg/hari
2x/hari


1.

2.
3.

Pembedahan : indikasi :
Jika usia 3-4 tahun defek belum
menutup
Terdapat pembesaran jantung
Pletora paru

Prognosis

Defek kecil : kemungkinan menutup


spontan pada usia 1 tahun
Setelah 2 tahun belum menutup
kecil kemungkinan menutup
spontan
Hipertensi pulmonal : prognosis
buruk

AS
D

Definisi

Defek anatonis yang terdapat pada


antara AD & AS

Berdasarkan anatomi dibagi menjadi :


ASD primum
ASD sekundum (80%)
ASD tipe sinus venosus
ASD tipe sinus koronarius

1.
2.
3.
4.

Banyak dijumpai secara kebetulan


pada remaja dan dewasa karena
asimptomatis

ASD Sekundum

Defek di fossa ovalis ukuran kecil


s/d besar
Terjadi pirau dari AS ke AD : beban
volume AD & VD

Gambaran klinis

1.
2.
3.
4.
5.

Mayoritas asimptomatis
Pirau besar :
Dispnea
Infeksi paru berulang
Gg pertumbuhan ringan
Suara jantung 1 mengeras
Bising ejeksi sitolik daerah pulmonal

Radiologi

Defek
bermakna : AD
menonjol, konus
pulmonalis
menonjol,
jantung sedikit
membesar,
vaskularisasi
paru meningkat
sesuai dengan
besar defek

EKG

Pola RBBB : beban volume VD


Deviasi sumbu QRS ke kanan
Blok AV derajat I
Hipertrofi ventrikel kanan

Penatalaksanaan

Terapi definitif : pembedahan

Prognosis : secara umum baik


Masalah timbul pada usia dekade II
III, masa mengandung

ASD Primum

Celah pada bagian bawah septum


atrium
Celah pada daun katub mitral
Menyebabkan pirau kiri ke kanan
Menyebabkan arus sistolik dari VS
ke AS

Gambaran klinis

BB kurang
Prekordium menonjol ok pembesaran
ventrikel kanan
Kardiomegali ok pembesaran VD & VS
Suara jantung I normal/mengeras, suara
jantung II melebar
Bising ejeksi sistolik pada pulmonal ok
stenosis pulmonal
Bising pansistolik ok regurgitasi mitral

Radiologis

Pembesaran VD
dengan atau tanpa
dilatasi AD
Konus pulmonalis
menonjol
Peningkatan
vaskularisasi paru
pada hilus & perifer
Pembesaran VS &
AS ok regurgitasi
mitral

Penatalaksanaan

Tindakan pembedahan jika


pembesaran jantung terjadi
progresif
Profilaksis antibiotika untuk
mencegah endokarditis

DUCTUS ARTERIOSUS
PERSISTEN (DPA/PDA)

Definisi

Ductus arteriosus yang tetap


terbuka setelah bayi lahir
7% dari PJB
Sering dijumpai : bayi prematur
BBL < 1500 gram : 40%
BBL < 1000 gram : 80%
Normal : ductus menutup >1 tahun
jarang dijumpai

Manifestasi klinis

1.
2.

3.

4.

DAP kecil :
Asimptomatis
Getaran bising di ICS II kiri
sternum
Bising kontinu persisten di
subclavis kiri
Radiologis & EKG dbn


1.

2.
3.

4.

5.

6.

DAP sedang :
Gejala ringan mulai timbul pada usia
2-5 bulan
Sulit makan, URI, mudah lelah
RR meningkat, getaran bising di ICS I-II
parasternal kiri
Bising kontinu ICS II-III parasternal kiri
menjalar kesekitarnya
Radiologis : cardiomegali (Ventrikel
kiri), vaskularisasi paru meningkat &
pd hilus membesar
EKG : hipertrofi ventrikel kiri dengan
atau tanpa dilatasi atrium kiri


1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.

9.

DAP besar :
Gejala berat sejak minggu pertama lahir
Sulit minum, BB sulit bertambah
Dyspnea, takipnea, hiperhidrosis saat minum
Getaran bising tidak teraba
Auskultasi : bising kontinu atau hanya bising
sistolik, tidak menjalar
Sering gagal jantung
Sering mengalami hipertensi pulmonal
Radiologis : pembesaran ventrikel kanan &
kiri, a pulmonalis & cabangnya
EKG : hipertrofi biventrikel dengan dominasi
aktivitas ventrikel kiri dengan atau tanpa
dilatasi ventrikel kanan, aorta & a pulmonalis
besar


1.

2.

3.
4.

DAP besar & hipertensi pulmonal :


Pada DAP besar yang tidak di
operasi
Terjadi pada usia < 1 tahun, sering
pada usia 2 atau 3 tahun
Progresif, ireversibel
Operasi tidak dilakukan jika
kelainan sudah sangat berat.

Penatalaksanaan

1.

2.

1.

2.
3.

Terapi medikamentosa :
Indometasin iv atau po 0,2mg/kg 3x selang 12
jam : Hanya efektif pada bayi prematur usia <
1 minggu : Dapat menutup ductus 70%
Terapi gagal jantung : digitalisasi
Terapi pembedahan : indikasi :
DAP pada bayi yang tidak berespon dengan
indometasin
DAP dengan keluhan
DAP dengan endokarditis infektif

PJB Sianotik

Definisi

PJB dengan
manifestasi
klinis sianosis
(warna kebiruan
pada mukosa
karena ada
>5g/dL
hemoglobin
tereduksi dalam
sirkulasi)

Angka kejadian

Lebih sedikit dibanding dengan PJB


non-sianotik (rasio 1:4)
Morbiditas & mortalitas lebih tinggi
65% di diagnosis <2 tahun
17% antara usia 2-5 tahun
18% usia >5 tahun

Klasifikasi

1.

2.

1.

2.

Dari gambaran radiologis :


PJB sianotik dengan vaskularisasi paru menurun
(oligemia paru) : TF, AP, AT, anomali ebstein
PJB sianotik dengan vaskularisasi paru
meningkat (pletora paru)
Dari gambaran EKG :
Deviasi sumbu QRS ke kanan & hipertrofi
ventrikel kanan (mayoritas)
Deviasi sumbu QRS kekiri & hipertrofi ventrikel
kiri

Tetralogi Fallot

Angka kejadian

PJB Sianotik terbanyak


10% dari seluruh PJB

Hemodinamik

Penentu derajat penyakit : stenosis


pulmonal (ringan-atresia)
Stenosis pulmonal bersifat
progresif
VSD besar, dibawah katub aorta &
lebih anterior

Hasil akhir dari


hemodinamik :

1.
2.

Hipoksia : kompensasi :
Polisitemia
Terbentuk sirkulasi kolateral
(jangka panjang)

Manifestasi klinis

1.

2.
3.

4.
5.

Mencerminkan derajat hipoksia :


BBL belum sianotik, baru sianotik setelah
tumbuh
Jari tabuh usia >6 bulan
Serangan sianotik : sesak nafas mendadak, nafas
cepat dan dalam, sianosis bertambah, lemas
dapat disertai kejang atau sinkop) bila berat
dapat koma bahkan kematian
Dada menonjol karena pelebaran ventrikel kanan
Bising sistolik yang makin melemah dengan
peningkatan derajat stenosis

Radiologis

Jantung tidak membesar


Arkus aorta disebelah kanan
Apeks jantung kecil dan terangkat
Konus pulmonalis cekung
Vaskularisasi paru menurun
Secara umum dikenal dengan
bentuk sepatu

Komplikasi

CVA usia < 5 tahun, setelah serangan


sianotik, atau dehidrasi
Abses otak usia >5 tahun
Endokarditis infektif akibat infeksi di
berbagai tempat(tonsil, gigi, kulit,
nasopharynx)
Anemia relatif
Trombosis paru
perdarahan

Penatalaksanaan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Medikamentosa :
Serangan sianotik :
Posisi knee-chest position
O2 masker
Morfin sulfat 0,1-0,2mg/kg/sc/im
Sodium bicarbonat 1mEq/kg/iv
Transfusi darah jika Hb <15g/dl
Propanolol 0,1mg/kg/iv

Rumatan propanolol untuk penderita yang


belum bisa dioperasi
Hygiene sanitasi gigi-mulut
Cegah dehidrasi
Terapi bedah

DEMAM REUMATIK
AKUT

Pendahuluan

Penyakit peradangan akut yang


dapat menyertai faringitis akibat
Streptococcus beta-haemolyticus
grup A
Tidak pernah menyertai infeksi
kuman lain atau infeksi
streptococcus ditempat lain
Merupakan penyakit multisistim :
jantung, sendi, otak, jaringan
kutan & subcutan

Penyebab terpenting penyakit


jantung dapatan
Angka kejadiannya stabil
diberbagai dunia
Hingga saat ini masih banyak
dijumpai

Patogenesis

Mekanisme imunologik, humoral


atau seluler menyebabkan cedera
jaringan jantung

Manifestasi klinis

Artritis : paling sering


Carditis : paling serius
Chorea : paling aneh
Nodul subcutan & erithema
marginatum : paling jarang

Manifestasi mayor
(capoches)

1.
2.

3.

4.

Karditis
50% penderita
Penyebab mortalitas
tersering selama
stadium akut
Terjadi miokarditis,
endokarditis (MI, AI)
Merupakan keadaan
progresif

Artritis

70% kasus
Tidak spesifik, banyak DD
Nyeri hebat, bengkak, erithema,
demam
Mengenai sendi besar : lutut, siku,
pergelangan tangan
Asimetris dan berpindah-pindah
tempatnya

Chorea sydenham

15% kasus
Keterlibatan SSP ; ganggial basalis &
nucleus caudatus
Masa timbul 3 bulan
Gerakan tidak bertujuan, inkoordinasi
muscular, emosi labil (muka,
ekstremitas)
Lebih tampak jika px stress

Erithema marginatum

Ruam kulit khas


5% kasus
Tidak gatal, makular, tepi
erithema menjalar, diameter
2,5cm
Tersering : batang tubuh,
ekstremitas
Muncul : stadium awal,
menetap, hilang

Nodul subcutan

5% kasus
Lokasi : permukaan
ekstensor sendi siku,
ruas jari, lutut,
persendian kaki,
kepala, columna
vertebralis
Ukuran 0,5-2cm, tidak
nyeri, mobile

Manifestasi minor

Demam remiten, <39C, kembali


normal dlm 2-3mg
Nyeri abdominal karena distensi
hati (RF dengan gagal jantung)
Anoreksia, nousea (RF dengan
gagal jantung kongestif
Epistaksis

Pemeriksaan penunjang
dx
Uji radang jaringan akut

Uji bakteriologis & serologis

Reaktan fase akut


Diff count, LED, PCR
Indikator radang nonspesifik
jaringan
Menegakkan diagnosis DRA
Biakan usap tenggorok
Serologis : membuktikan infeksi
streptococus sebelumnya +/ASTO Titer (80-85% (+))

radiologis

EKG Echocardiografi

Menentukan CTR
Pemeriksaan serial
Gambaran :
1.Kardiomegali
2.Gagal jantung

Awal & serial : diagnosis & monitor


tatalaksana karditis DRA
Gambaran :
1.PR interval memanjang (28-40%)
2.Disritmia krn AV blok
3.Perubahan ST-T difus : miokarditis

KRITERIA DIAGNOSTIK DRA


Manifestasi mayor

manifestasi minor

Karditis
Poliartritis
Korea
Erithema marginatum
Nodulus subcutan

klinik :
riwayat DRA atau PJR
atralgia
demam
laboratorium :
reaktan fase akut
1. LED
2. PCR
3. leukositosis
pemanjangan PR

interval
ditambah
bukti infeksi sreptokokus :
- ASO titer - biakan usap tenggorok (+)
- demam skarlatina yang baru
Diagnosis DRA : 2 mayor, atau satu mayor + 2 minor

Prinsip Penatalaksanaan

Tirah baring
Eradikasi streptokokus
Pencegahan sekunder
Pengobatan simptomatis
Pengobatan karditis
Pengobatan pembedahan

Pedoman tirah baring DRA


Status karditis

penatalaksanaan

Karditis (-)
rawat jalan

2 minggu & bertahap


selama 2 minggu dg

salisilat
Karditis tanpa kardiomegali
rawat jalan

4 minggu & bertahap


selama 4 minggu

Karditis dg kardiomegali
rawat jalan

6 minggu & bertahap


selama 6 minggu

Karditis dg gagal jantung


rawat jalan

ketat selama gejala gagal


jantung & bertahap

Pengobatan medikamentosa
karditis

Karditis tanpa gagal jantung :


aspirin
Karditis dengan gagal jantung :
digitalisasi digoksin 0,040,06mg/kg dosis maksimal 1,5mg

Jadwal pengobatan & pencegahan


streptokokus
Pengobatan pharingitis
(pencegahan primer)
1. Penicilin benzatin G IM
a. 600.000-900.000 IU
BB<30kg
untuk BB<30kg
b. 1,2 juta IU untuk BB>30kg
BB>30kg
2. Penicilin V oral :
250mg 3-4x/hr 10 hari
3. Eritromisin :
40mg/kg/hr 2-4x/hr 10 hari

pencegahan infeksi
(pencegahan sekunder)
1. penicilin benzatin G IM
a. 600.000 IU untuk
tiap 3-4 minggu
b. 1,2 juta IU untuk
setiap 3-4 minggu
2. penicilin V oral :
250mg 2x/hr
3. eritromisin :
250mg 2x/hr
4. sulfadiazin :
a. BB<30kg : 0,5g 1x/hr

Obat antiradang pada DRA


Manifestasi klinis

pengobatan

Atralgia

Hanya analgesik
(asetaminofen)

Artritis
Karditis

Salisilat 100mg/kg/hr 2 minggu


& 25mg/kg/hr selama 4-6
minggu
Prednison 2mg/kg/hr selama 2
minggu & diturunkan bertahap
2 minggu
Salisilat 75mg/kg/hr 2 minggu &
dilanjutkan selama 6 minggu

Pengobatan chorea
Ringan : tirah baring
Berat :
1. fenobarbital 15-30mg/6-8jam
2. Haloperidol 0,5mg dinaikkan
sampai 2mg/8jam tgt respons
klinis

Prognosis

Morbiditas tergantung derajat


keterlibatan jantung
Mortalitas pada karditis berat
Profilaksis sekunder efektif
mencegah relaps DRA sehingga
mencegah perburukan status
jantung

GAGAL JANTUNG
(Decompensasi
Cordis)

Definisi

Keadaan ketidakmampuan jantung sebagai


pompa darah untuk memenuhi secara adekwat
kebutuhan metabolisme tubuh.

Penyebab

Primer : otot jantung


Beban jantung berlebihan
Kombinasi ke dua penyebab diatas

Preload----kontraktilitas----afterload
Beban vol
Pre-cardial &
Intracardial

myocard

beban tekanan
setelah output
aorta

Hasil dari DC
Penurunan Cardiac output
Ketersediaan oksigen di jaringan
kurang
Kegagalan multiorgan

Gagal jantung

Cardiac output
Turun (1)

Perfusi ginjal turun


(2)

Angiotensin I (AI)

Merangsang sekresi renin


(3)

Angiotensin II (AII) (4)

Vasokonstriksi arteri poten


Venokonstriktor lemah (5)

Merangsang sekresi aldosteron


Merangsang sekresi ADH (5)

Peningkatan afterload (6)

Retensi Natrium
Ekskresi Kalium

Peningkatan preload (6)

Penyebab gagal jantung neonatus


Disfungsi miokardium :
asfiksia, sepsis, hipoglikemia, miokarditis
Beban tekanan :
stenosis aorta berat, koarktasio aorta
sindroma hipoplasia jantung kiri
Beban volume (relatif jarang) :
duktus arteriosus
VSD
AV defek
Disritmia :
takikardia supraventrikuler
fibrilasi/geletar atrium
blok jantung lengkap

Penyebab gagal jantung bayi


Beban volume :
VSD
PDA
trunkus arteriosus
transposisi
anomali total drainage vena pulmonalis
atresia trikuspid
ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda
Kelainan miokardium :
miokarditis, kawasaki disease
fibroelastosis endokardial
Gagal jantung sekunder :
penyakit ginjal
hipertensi

Penyebab gagal jantung anak


Demam rematik/PJR
Miokarditis virus
Endokarditis
Sekunder :
penyakit ginjal
tirotoksikosis
kardiomiopati
kor pulmonale

Mekanisme kompensasi

Meningkatkan preload
Meningkatkan kontraktilitas miokardium dg
peningkatan katekolamin
Hipertrofi miokardium dg/tanpa dilatasi ruang
jantung

Kompensasi ini punya batasan

Manifestasi klinis
tergantung :

Usia
Etiologi
Ruang jantung yg terlibat
Derajat gg penampilan jantung

Anamnesa
Bayi :
1. Tidak kuat minum
2. Nafas cepat
3. Banyak keringat
4. Bb sulit naik
5. Sering mengalami
infeksi sal nafas bawah

Anak :
1. Cepat lelah,
Kurang aktif
2. Toleransi
berkurang
3. Batuk, mengi,
sesak nafas
ringan sd berat

Pemeriksaan fisik

Gangguan pertumbuhan
Takikardia (>150x/m saat istirahat)
Takipnea (>50x/m saat istirahat)
Palpasi : prekordial : aktivitas meningkat
Auskultasi : bising jantung (+/-) tgt kelainan
strukturalnya
Irama gallop : terutama neonatus
Bendungan vena sistemik : tek vena juguler & refluks
hepato-juguler meningkat
Hepatomegali (>2cm bac)
Ujung ekstremitas dingin

Thoraks foto

Kardiomegali
Bendungan vena pulmonalis

EKG : tergantung penyakit dasar

Frekuensi QRS cepat


Disritmia
Pembesaran ruang jantung

Pemeriksaan penunjang

Hb, Hct
Analisis gas darah
Serum elektrolit (Na, K, Ca, Cl)
Kadar gula darah
Urinalisis : albuminuria, hematuria

Prinsip pengobatan

Pengobatan kondisi gagal jantung


Pengobatan penyakit dasar (CHD)
Pengobatan faktor pencetus (anemia, infeksi,
disritmia)

Pengobatan umum

1.
2.
3.
4.

Bedrest posisi setengah duduk


Maintenance suhu & kelembaban : neonatus
Oksigen
Pemberian cairan & diet :
cairan tanpa Na
jumlah cairan tergantung derajat gagal jantung
diberikan dengan pemantauan ketat (klinis, lab)
Diet rendah garam

Tabel : dasar pengobatan gagal jantung


Umum : bedrest (kp sedasi)
posisi duduk
awasi bahaya aspirasi
pengaturan suhu & kelembaban
oksigenasi
cairan, koreksi elektrolit & metabolik imbalance,
diet
Medikamentosa :
obat inotropik : digitalis, obat inotropik iv
vasodilator : arteri, vena, arteri-vena
diuretik
pengobatan disritmia : pacu jantung
Pembedahan :
PJB : paliatif, korektif
PJ dapatan : valvuloplasti, penggantian katub
jantung

Anamnesis & pemeriksaan


fisik jantung

Amannesis

Informasi tentang diagnostik


Informasi tentang derajat penyakit
Informasi tentang etiologi
Informasi tentang interaksi
penyakit jantung anak dengan
keluarganya

Informasi diagnostik

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.

DRA+karditis+gagal jantung :
Artritis berpindah-pindah
Demam
Sesak nafas
Berdebar-debar
Edema (+/-)

Endokarditis infektif :
Demam ringan lama
Riwayat kel jantung struktural sebelumnya


1.

2.
3.

1.
2.

1.

2.

3.

Saat timbul sianosis :


Sianosis berat saat lahir : AP, AT, sindroma hipoplasia
jantung kiri
Sianosis hr 1-2 : TGV
Sianosis >minggu 1 : TF

Riwayat mulai terdengar bising jantung:


Sejak lahir : SP, SA, VSD kecil, PDA
Usia 2-4 minggu : PDA

Riwayat waktu terjadi gagal jantung :


10 hari post natal : obstruksi jantung kiri : Coar-Ao,
Atresia Aorta
Minggu ke 2-6 : obstruksi jantung kiri berat, kel
miokardium, MI
Minggu 6-3 bulan : VSD, PDA, defek septum AV

Informasi derajat kelainan

1.
2.
3.
4.
5.

Gangguan hemodinamik derajat


kelainan jantung:
Gangguan pertumbuhan
Sianosis
Berkurangnya toleransi latihan
Ispa berulang
Komplikasi neurologis

Informasi etiologi

1.
2.

3.

Riwayat keluarga :
Saudara kandung/ortu : PJB
Penyakit tertentu dlm keluarga : DM, hipertensi,
penyakit jantung
Riwayat kehamilan : obat, radiasi, penyakit infeksi,
riwayat perdarahan trimester I

Kelainan genetik : sindromasindroma

Informasi interaksi kel jantung


anak dg keluarga

Status sosioekonomi keluarga


Persepsi keluarga tentang penyakit
anak
Penting untuk tata-laksana
penyakit anak : pemeriksaan rutin,
khusus & rencana operasi

Pemeriksaan fisik

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pola pertumbuhan anak : TB, PB, BB,


LLA
Keadaan umum : inspeksi :
Dismorfik wajah
Kesan penampakan sakit
Kesadaran
Status gizi
Pucat, sianosis, ikterus
Distress , gerakan involunter, tremor, paresis
Cara duduk, jalan, berbaring

Kel bawaan/sindroma tertentu

Sindroma

PJB tersering

Down (Trisoma 21)


Trisomi 17-18 & 13-15
Turner (XO)
Turner lelaki (XO) & mosaik
Rubella

Defek septum AV, VSD


VSD
Koarktasio aorta
Stenosis pulmonal
PDA, SP, Stenosis cab arteri
pulmonalis perifer

Kulit & mukosa :


Sianosis
1.Sianosis tepi/perifer : ujung jari, daun
telinga, ujung hidung
2.Sianosis sentral : saturasi O2 rendah :
mukosa bibir, lidah, konjungtiva
Pucat : anemia berat
Kulit gelap, ikterus
Eritema marginatum, nodul subcutan

Nadi
1. Diraba pada 4 arteri :

a radialis D/S, a
brachialis (neonatus) & a femoralis D/S atau a dorsalis
pedis

2.

Denyut : dinilai :
a. Kecepatan : takikardia & bradikardia
b. Irama : aritmia, disritmia
c. Amplitudo nadi :
magnus
: nadi teraba sangat kuat
parvus
: nadi teraba sangat lemah
alternans
: amplitudo berselang seling
tardus
: nadi teraba naik dengan lambat,
mendatar, menurun lambat


1.

2.

3.
4.

Tekanan darah
Diukur pada 4 ekstremitas (1 ektremitas jika nadi 4
ekstremitas sama)
Manset sesuai
Umur

Lebar manset

0-1 tahun
1-5 tahun
5-12 tahun
>12 tahun

5cm
7cm
9,5cm
12,5cm

Posisi : berbaring telentang/duduk


Nilai normal tergantung usia anak
Usia

Tek sistolik

Tek diastolik

Neonatus
1-12 bulan
1-3 tahun
4-8 tahun
9-15 tahun

50-75
60-90
75-100
80-115
85-125

30-45
40-70
50-75
50-75
50-80

Pemeriksaan jantung
Pectus ekscavatum

1.

2.
3.
4.
5.
6.

Inspeksi :
Asimetris/kelainan bentuk
dada
Pembonjolan dada kiri
Dada membulat
Pembonjolan dada difus
Iktus cordis
Pulsasi epigastrium
Pectus carinatum

Palpasi

Ujung
jari &
telapak
tangan

Perkusi

Menentukan pembesaran & kontur


jantung
Sulit dilakukan pada bayi & anak

Auskultasi

1.

2.

3.

Stetoskop :
Diafragma : bunyi
& bising nada
tinggi
Sungkup : bunyi &
bising nada
rendah
Ukuran stetoskop
tergantung usia

Bunyi jantung

Bunyi jantung
Berhubungan dengan
1. pembukaan & penutupan katub
jantung
2. Kontraksi otot jantung
3. Percepatan atau perlambatan aliran
darah
Terdapat 4 bunyi jantung : I, II, III, IV

Suara jantung I : penutupan katub


mitral & tricuspid
Suara jantung II : penutupan katub
aorta & pulmonal
Suara jantung III : apex jantung : vibrasi
dinding ventrikel saat arus darah ke
ventrikel terlalu banyak
Suara jantung IV : saat kontraksi atrium

Bising jantung
Karena arus turbulensia
Dibagi berdasarkan waktu
terdengarnya
1. Bising sistolik
2. Bising diastolik
3. Bising sistolik & diastolik

Anda mungkin juga menyukai