Anda di halaman 1dari 7

BAGUS GONDO UTOMO

S1-3B
111.0016

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OTITIS MEDIA


KASUS
An. K berusia 10 tahun msuk di ruang perawatan THT dengan keluhan keluar cairan
putih dari telinga kanan yang disertai dengan demam dan nyeri telinga . Orang tua pasien
mengatakan anaknya memiliki riwayat batuk dan pilek yang sering berulang dan dua hari
terakhir tiba-tiba keluar cairan bening dari telinga kiri dengan konsistensi kenyal dan tidak
bau . berdasarkan hasil pemeriksaan fisik , didapatkan nyeri pada pergerakan aurikula ,
terdapat edema dan serumen kental pada MAE serta terdapat perforasi pada membrane
timpani telinga kanan , tes rinne (-) ,tes weber : lateralisasi kekanan , dan pada tes bisik ,
pasien tidak dapat mendengarkan suara berfrekuensi rendah . TTV : 120/80mmHg , N :
110x / menit , P : 20x/menit , S : 39C. keluarga pasien mengatakan harus bebicara dengan
nada tinggi pada klien , karena klien kadang tidak nyambung bila diajak berbicara dengan
suara yang rendah.

1. PENGKAJIAN
a. Identitas

Nama

: An. K

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

: 10 tahun

Status perkawinan

: Belum Menikah

Pendidikan

: SMP

Suku/Bangsa

: Indonesia

Alamat

: Sumatra 3B - Surabaya

Pekerjaan

: Pelajar

Sumber informasi

: Pasien

b. Keluhan Utama : Keluar cairan putih


c. Riwayat Keperawatan

Riwayat Penyakit Sekarang :


An. K berusia 10 tahun msuk di ruang perawatan THT dengan keluhan keluar cairan
putih dari telinga kanan yang disertai dengan demam dan nyeri telinga.
Riwayat Penyakit Dahulu : An, Apernah mengalami batuk dan pilek yang sering berulang
Riwayat Penyakit Keluarga : Menurut keterangan klien tidak ada keluarga yang memiliki
penyakit THT

d. Observasi dan Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum :
1) Keadaan Umum : Lemah dan pucat.
2) Tanda-tanda vital
Suhu : 39C.
Nadi : : 110x / menit
Tekanan darah : 120/80mmHg
Respirasi : P : 20x/menit.
e. Body System
(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan
cuping hidung, tidak terlihat Cyanosis, tidak terlihat keringat pada dahi, tidak
terdengar suara nafas tambahan, dentuk dada simetris.
(2) Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Nadi 110 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 120/80 mmHg, Suhu 39 0C, perfusi
hangat. Cor S1 S2 tunggal reguler, ekstra sistole/murmur tidak ada.
(3) Persyarafan (B 3 : Brain)
Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan (4)
Verbal : Orientasi baik (5)
Motorik : Menurut perintah (6)
Compos Mentis : Pasien sadar baik.
Persepsi Sensori :
Pendengaran : Tuli konduksi sinistra
Penciuman : Tidak ada kelainan
Pengecapan : Tidak ada kelainan

Penglihatan : Tidak ada kelainan


Perabaan : Tidak ada kelainan

(4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)


Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning.
(5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)
Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung,
tidak terdapat obstipasi maupun diare, Rectum normal, klien buang air besar 1 X/hari.
(6) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Kemampuan pergerakan sendi bebas/terbatas
Parese ada/tidak, Paralise ada/tidak, Hemiparese ada/tidak,
Ekstrimitas :
Atas : Tidak ada kelainan
Bawah : Tidak ada kelainan
Tulang Belakang : Tidak ada kelainan
Warna kulit : Coklat
Akral : Dingin
Turgor : Baik
Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus.
f. Pemeriksaan penunjang
Laboratoriun
Hb :11,5 gr%
Otoskopi/Mikroskopik tanggal 17 April 2002
Telinga : Kapum timpani : Penebalan mukosa (-), Granulasi (+).
Hidung : Tidak ada kelainan
Tenggorokan : Tidak ada kelainan.

2. ANALISA DATA
NO.
1.

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

D S : Klien mengatakan telinga

trauma jaringan pada

Kerusakan kulit

kiri sakit

tempat operasi

jaringan pada tempat

DO :

operasi Nyeri akut

- Telinga kiri bekas operasi.


- Klien pucat.
- Mimik wajah menahan

Nyeri akut

kesakitan.

Gangguan pola
istirahat tidur.

- Perfusi dingin
gangguan presepsi
2.

D S : Klien menyatakan tidak

pendengaran

bisa tidur.

Resiko tinggi trauma

DO :
- Keadaan umum klien lemah.
- Mata sayu.

3.

DS : Klien mengatakan telinga


kiri kurang pendengaran
DO :
- Telinga sebelah kiri tuli
kondoksi
- Telah dilakukan radikal
mastoidektomi.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan pada tempat operasi
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan nyeri akut
3. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan gangguan presepsi pendengaran
4. INTERVENSI KEPERAWATAN

No

Dx

Tujuan

Kh

Persepsi /

Klien akan

sensoris

mengalami

baik

peningkatan

interverensi

rasional

1)
Ajarkan
klien untuk
menggunakan dan
merawat alat
pendengaran secara
tepat.

1.Keefektifan alat
pendengaran
tergantung pada
tipe
gangguan/ketulian,
pemakaian serta
perawatannya
yang tepat

2)
Instruksikan
klien untuk
menggunakan
teknik-teknik yang
aman sehingga
dapat mencegah
terjadinya ketulian
lebih jauh

2.abila penyebab
pokok ketulian
tidak progresif,
maka pendengaran
yang tersisa
sensitif terhadap
trauma dan infeksi
sehingga harus
dilindungi.

kep

persepsi/sensoris
pendengaran
sampai pada
tingkat fungsional

3)
Observasi
tanda-tanda awal
kehilangan
pendengaran yang
lanjut.
.

4)
Diagnosa dini
terhadap keadaan
telinga atau
terhadap masalahmasalah
pendengaran rusak
secara permanen

5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

3. Diagnosa dini
terhadap keadaan
telinga atau
terhadap masalahmasalah
pendengaran rusak
secara permanen.

4.Penghentian
terapi antibiotika
sebelum waktunya
dapat
menyebabkan
organisme sisa
berkembang biak
sehingga infeksi
akan berlanjut.

HARI/T

DIAGNOSA

JAM

GL
25 April

Nyeri akut

07.00

2002

berhubungan

lokasi, lamanya dan intensitas (skala 0

dengan

10).

trauma

Implementasi
1.Mengkaji keluhan nyeri, perhatikan

2.Memperhatikan reaksi verbal dan non

jaringan pada

verbal.

tempat

3.Membantu klien dengan posisi

operasi

nyaman.
4.Memberikan tindakan kenyamanan
dasar.
5.Mendorong ambulasi dini dan
menggunakan teknik relaksasi,
bimbing imajinasi, sentuhan
terapeutik.
6.mengompres dingin di sekitar area
telinga.
7.Mengkolaborasikan pemberian
analgesik.

25 April

Gangguan

1. Memberikan kesempatan untuk

2002

pola istirahat

beristirahat/tidur sejenak.

tidur

2. Mengevaluasi tingkat nyeri.

berhubungan

3. melengkapi jadwal tidur dan ritual

dengan nyeri

secara teratur.

akut

4.Memberikan makanan kecil dan susu


hangat pada waktu sore hari.
5.Menurunkan jumlah minum pada sore
hari.
2

6.menganjurkan berkemih sebelum


tidur.
7. Memutarkan musik yang lembut.
8. Mengkolaborasikan pemberian

TTD

sedatif.

6. EVALUASI KEPERAWATAN
HARI/T

DIAGNOSA

Evaluasi

GL
26 April

Nyeri akut

S : mengatakan nyeri berkurang

2002

berhubungan

O : Klien tampak rileks.

dengan trauma

Mampu tidur atau istirahat dengan tepat

jaringan pada

A : Tujuan berhasil.

tempat operasi

P : Intervensi dihentikan.

26 April

Gangguan pola S : Mengutarakan perasaan segar pada waktu

2002

istirahat tidur

bangun.

berhubungan

O : Klien tidur 6 8 jam sehari. Beristirahat

dengan nyeri

sesuai kebutuhan.

akut

A : Tujuan berhasil.
P : Intervensi dihentikan.

TTD

Anda mungkin juga menyukai