Anda di halaman 1dari 2

Review Materi Agama Sunnah

Dalam merespon sunnah nabi dalam merespon berbagai macam sunnah dan
hadist, ulama terbagi menjadi lima tipe. Pertama adalah ulama, yaitu Ulama
Sufistik, Ulama Sinkretis, Ulama Testual, Ulama Kontekstual, dan Ulama
Liberal.
Ulama adalah,
1. Orang yang memahami agama secara mendalam atau taffaquh fiddin.
2. Takut kepada Allah sehingga dia selalu berusaha keras untuk menjauhi
maksiat.
3. Allah SWT berfirman; innama yakhsyallaha min ibadihi al-ulama,
artinya Sesungguhnya hamba yang paling takut kepada Allah SWT
hanyalah ulama QS Fathir (35): 28.
4. Sebagai pewaris Nabi. Warisan Nabi adalah Al-Quran dan Sunnah
Rasul.
Dalam memahami Al-Quran sebagai sumber hukum pertama dan hadis
sebagai sumber hukum kedua, berikut penjelasan beberapa pengertian
ulama.
a. Ulama Sufistik
Ulama yang menggali isi kandungan Al-Quran dan hadis dari sisi
kesufian. Dalam batas-batas tertentu, mereka hanya mengambil nilainilai Al-Quran dan hadis dari sisi akhlak yang luhur. Akan tetapi pada
perkembangan berikutnya, ketika memasuki wilayah tertentu mereka
akan menggunakan semua hadis termasuk hadis dhiaf.
b. Ulama Sinkretis
Sinkretis adalah percampuran antara budaya lokal dengan agama.
Bagi mereka sumber ajaran Islam bukan hanya Al-Quran dan hadis,
namun juga adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat.
Pemikiran mereka lebih didominasi oleh sikap sosiologis, yakni
bersikap akomodatif terhadap tradisi keagamaan didaerah setempat.
c. Ulama Tekstualis
Tokoh Islam yang berusaha menyeleksi hadis sesuai kaidah ulum alhadits, tetapi dalam penafsiranya sangat terikat dengan teks, kurang
memerhatikan konteks. Jadi sangat tergantung pada Al-Quran dan
hadis apa adanya. Misalkan menjilat jari sesudah makan dan
memelihara jenggot.
d. Ulama Rasional Konteks
Tokoh Islam yang dalam meng-istinbath hokum selalu memerhatikan
dua aspek, yakni teks dan konteks. Tokoh ini lebih banyak
menggunakan argumentasi rasio disamping melihat teks Al-Quran dan

hadist. Seperti makan tiga jari itu sedang makan kurma, bila makan
nasi makan dengan lima jari.
e. Ulama Rasional Liberal
Tokoh Islam yang menafsirkan Al-Quran atau hadis didominasi oleh
rasio. Mereka tidak hanya menolak hadis Ahad yang bertentangan
dengan rasio, tetapi juga sering mengabaikan hadis Ahad dalam
menetapkan hokum yang telah diperisiapkanya, bahkan menolak teks
Al-Quran yang dianggapnya irasional. Metode pendekatanya adalah
tafsir metaforis, tafsir hermeneutika dan pendekatan social
kesejarahan.
Sebaiknya, kita pilih ulama seperti apa?
Bedasarkan HR Bukhari yang menjelaskan bahwa Allah SWT akan
menarik umatnya yang akan bertemu Rasul karena mengadangadakan ajaran-Nya setelah Rasul pergi. Intinya, ulama yang gemar
mengada-ngadakan firman ataupun hadis yang disarankan untuk kita
jauhi ajaranya. Dan sebaliknya, kita harus lebih memperhatikan
ucapan para ulama dan tetap berpacu pada Al-Quran. Penulis dalam
buku lebih menyarankan kita untuk mendengarkan ulama tekstual dan
ulama rasional kontekstual.

Anda mungkin juga menyukai