Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pesatnya pertumbuhan penduduk membuat permintaan kebutuhan atas tempat tinggal
sebagai

salah satu kubutuan primer kebutuhan manusia meningkat . Berdasarkan data

pemerintah jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dari masa ke masa, maka mulai muncul
peningkatan masalah-masalah kependudukan yang meninggi, mulai dari sandang. Dikarenakan
unsure bahan mentah biji besi ini merupakan bahan tambang yang tidak dapat diperbaharui.
Bambu merupakan alternatif pengganti tulangan baja tersebut. Bambu merupakan produk hasil
alam yang renewable yang dapat diperoleh dengan mudah, murah, mudah ditanam, pertumbuhan
cepat, dapat mereduksi efek global warming serta memiliki kuat tarik sangat tinggi yang dapat
dipersaingkan dengan baja (menurut setiyabudi 2010) .
Salah satu permasalahan ang dihadapi saat ini dunia kontruksi khususnya bidang
perumahan adalah masalah penyediaan tempat tinggal yang layak dan murah sehingga
terjangkau oleh masyarakat ekonomi menengah kebawah. Di Indonesia masalah utama yang
menyediakan rumah antara lain tingginya biaya produksi akibat semakin mahalnya bahan baku
(menurut siswanto,somami) yang layak dan murah dapat terwujud maka dapat dilakukan
terobosan-terobosan, sala satunya adalah dengan memggunakan bambu sebagai perkuat tulang
pengganti baja sehingga menghasilkan biaya produksi yang rendah ( Markos Alitohas ).
Bambu adalah sumber daya serbaguna dengan kekuatan tinggi sehingga dapat dijadikan
sebagai alternatif unsure struktual pada beton ringan (Sevalia). Beton ringan idalah beton yang
mempunyai berat jenis kurang dari 1900 kg/m3. Bambu karena pada dasarnya beton normal
karena mempunyai berat jenis 2400 kg/m3. Bambu mempunyai karakteristik yang larut sehingga
menjadi anggota struktual pada elemen lentur (Nirav B.Siddhpura,et all) karena karakteristik
bambu

yang menguntungkan maka penelitian tentang bambu sebagai bahan struktural

penguatan dalam beton perlu dilakukan (sevalia, et all).

BAB 2
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

11.1

Beton Ringan
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari agregat halus, agregat kasar, baty pecah,

atau agregat lain yang di campur menjadi satu dengan dengan suatu pasta yang terbuat dari
semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan (McCormac 2014). Penggunaan beton
bertulang dalam pembangunan yang membutuhkan biaya tinggi menimbulkan fenomena yang
menarik untuk mencari material pengganti tulangan baja.

Salah satu adalah dengan

memanfaatkan bambu sebagai pengganti tulangan baja pada penelitian ini diaplikasikan pada
kolom beton ringan.
Beton ringan ialah beton yang memiliki berat volume lebih ringan dari pada beton
umumnya. Beton ringan dibuat dengan mengganti agregat kasar dengan material lain atau
dengan menambahkan bahan lain sehingga density dari beton tersebut menjadi lebih ringan,
(wijanto,2013).

11.1.1 Sekam Padi

Sekam padi ialah bagian dari bulir padi padian berupa lembaran yang kering, berisik,
dan tidak dapat dimakan yang melindungi endospermium dan embiro. Padi akan selalu
menghasilkan kulit gabah dari penggilingan , wijianto (2013).

11.1.2 Semen Portland Tipe 1 ( Semen Tiga Roda )


Semen Portland adalah bahan pengikat pada hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinger ( bahan ini terutama teridiri dari silikat silikat yang bersifat hidrolisi ) .
Dan kompone bahan baku adalah batu kapur, pasir silikat, tanah liat, biji besi, magnesia, sulfur,
soda potash . Semen berfungsi sebagai pengikat butian agregat menjadi suatu massa yang padat
dan mengisi rongga diantara butiran agregat . Reanata Kadima Ginting (2012).

11.1.3 Air Normal


Air pada dasar pembuatan beton ringan sangat penting, karena air sebagai bahan
pengikat bahan dasar ( semen , kerikil , pasir ). Dan air yang digunakan dalam campuran bahan
harus berupa air bersih.

11.1.4 Tulangan Bambu


Bambu adalah tanaman rakyat dimana untuk mendapatkannya cukup mudah. Menurut
Frick (2004) ,bambu adalah bahan ramuan yang penting sebagai pengganti kayu biasa bagi
penduduk desa. Sedangkan menurutt Elizabeth dalma primack (1998) ,bambu adalah hasil hutan
bukan kayu yang belum sepenuhnya dimanfaatkan tetapi memiliki potensi pemanafaatan yang
sangat besar misalnya sebagai bahan bangunan . bebberapa aspek positif dari bambu adalah
ringan , kuat, ulet, rata ,keras, mudah dikerjakan, flexibilitas, yang lebih baik, dan berbentuk
dinding tipis yang dibagi menjadi ruas ruas yang memberikan kekuatan besar sehingga baik
untuk dijadikan bahan konstruksi , Tedy Wonlele et al (1978).

11.1.5 Tulangan Baja Polos


Baja berbentuk batang berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton
yang diproduksi dari bahan baku billet dengan car canai panas( hot rolling ) ,SNI 07-2052-2002.

11.2

Kuat Tekan Beton


Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji

hancur bila dibebani dengan gaya tertentu .

11.2.1

Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas ialah perbandingan antara tegangan terhadap regangan dengan

angka dan angka perbandingan antara regangan arah lateral terhadap arah aksial.

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang saya lakukan dalam melaksanakan tugas akir ini ialah

dengan menggunakan metode experiment yang dilakukan di laboratorium Teknik Sipil


Universitas Bung Karno dan laboratorium Teknik Puslitbang bandung.
Tahapan pelaksaan penelitian antar lain sebagai berikut :
3.1.1 Tahap Studi Pendahuluan
Dalam peneliian ini dimulai dengan tahap studi pendahuluan yaitu kegiatan yang
meliputi : Kajian pustaka, menentukan tujuan dan lingkup penelitian , serta menyusun program
kerja dari penelitian ini sampai pada pembahasan dan kesimpulan akhir dari penelitian yang
dilakukan .
3.1.2 Waktu dan Tempat
Penelitian analisis keretakan yang terjadi pada kolom Beton Ringan dengan Perkuatan
Tulanan Bambu tanpa Vernis dan Tulangan Baja Polos direncanakan dilaksanakan selama 4
bulan , mulai dari bulan September 2014 S/d bulan desember 2014.
Pengambilan data dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap yaitu :
Data tahap 1 (satu) diperoleh dari pengujian sifat mekanik masing masing bahan campuran
yang digunakan , antara lain : agregat halus (pasir) , sekam padi , bambu petung , semen portland
tipe 1, air normal dan tulangan baja polos.
Data tahap 2 (dua) diperoleh dari pengujian keretakan yang terjadi pada kolom beton ringan
dengan perkuatan bambu yang tanpa vernis dan tulangan baja polos .

3.1.3

Persiapan Alat
Sebelum meaksanakn kegiatan penelitian terlebih dahulu diakukan persiapan alat alat

yang digunakan dalam proses penelitian ini . peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara
lain :
Mesin analisa saringan
Saringan 1 , ,No.8, No.30, No.50, No.100 dan No.200.
Penadah dan penutup saringan
Timbangan ketelitian 0,1 gram
Oven
Alat vicat
Alat pengerak (seraper)
Gelas ukur
Sendok perata/alat perata
Sarung tanan karet
Stop watch
Kompor pemanas
Pengaduk
Talam talam
Kuas, sikat kuningan, sendok
Tongkat kepadatan
Concrete mixer
Cetakan silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm
Bak pengaduk beton
Mesin penguji
Dalam peralatan bantu lainnya
3.1.4

Persiapan Bahan
Langkah selanjutnya mempersiapkan bahan bahan yang digunakan, antara lain :

Agregat halus (pasir) , jenis pasir yang digunakan penelitian ini adalah pasir mundu
Sekam padi, pada penelitian ini sekam yang digunakan diambil dari daerah jawa barat
Bambu, material bambu yang digunakn adalau bambu petung
Semen Portland, semen yang digunakan adalah semen tipe 1 (satu) jenis semen tiga roda
Air normal, untuk penelitian ini menggunakan air normal sebagai unsur campuran
Tulangan baja polos , pada penelitian ini unsure tulangan baja yang digunakan adalah baja
tulangan polos U-24 10 mm.

3.1.5

Pengujian Sifat Bahan


Pengujian sifat mekanik material dilakukan di laboratorium Rekayasa

Universitas Bung Karno, sedangkan pengujian keretakan pada kolom beton ringan di
laboratorium Kekuatan Bahan, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan , Puslitbang,bandung.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari setiap bahan yang
akan digunakan harus memenuhi spesifikasi , dan metode pengujian yang digunakan adalah
berdasarkan metode pengujian ASTM dan Standar Nasional Indonesia (SNI).
3.1.6

Flow Chart Penelitian


Langkah kerja penelitian dapat terlihat pada diagram alur/flow chart berikut ini :
- Flow Chart Design :

Flow Chart Analisa Design :

111.3

Bahan
a. sekam padi
b. Agregat halus berupa pasir mundu
c. Semen tiga roda
d. Air
e. Bambu patung yang di vernis
f. fly ash

111.4

prosedur penelitian
a. waktu dan tempat
b. pengujian grdasi pasir, pengujian kadar air pasir, pengujian berat jenis pasir
c. pengujian bambu petung dengan vernis
d. peracangan adukan pasir
e. proses pembuatan benda uji beton, 4 buah untuk komposisi masing masing

campuran.
d. proses perendaman masing masing 4 buah di air normal .

Ohjujb nvbj,lk

n ( n1 ) x 2
2!

( 1+ x )n=1+ nx +
1!

n ( n1 ) x
+
2!

Anda mungkin juga menyukai