Anda di halaman 1dari 6

Prodi Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Institut Teknologi Bandung

MODUL 8
SPEKTRUM ATOM DARI DUA ELEKTRON: He, Hg
I. Tujuan Praktikum
a. Memahami proses difraksi pada celah banyak
b. Memahami prinsip kerja lampu He, Hg
c. Memahami spektrum emisi lampu He, Hg

II. Alat dan Bahan


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Lampu He, Hg
Sumber lampu lain
Holder lampu
Cover Lampu
Sumber tegangan AC, 0-10 kV
Grating
Elektrode, 1000mm, 50 kV
Statif
Meteran

III. Teori Dasar


Difraksi merupakan fenomena fisis yang dapat diamati ketika suatu sumber cahaya menembus
celah sempit. Salah satu cara yang umum digunakan untuk mengamati pola difraksi cahaya adalah
dengan menggunakan metode difraksi pada grating. Grating merupakan lapisan tipis transparan
yang telah digores permukaannya. Bagian goresan pada grating memiliki sifat tidak tembus cahaya
sedangkan pada bagian transparannya dapat mentransmitasikan cahaya. Material grating
memungkinkan untuk dibuat banyak goresan/cm untuk membentuk jumlah celah sempit dengan
jumlah yang banyak, misalnya terdapat grating dengan jumlah 6000 goresan/cm. Oleh karena itu,
grating dapat juga dipandang sebagai kisi difraksi yang celah-celahnya terususun secara paralel.
Cahaya merupakan gelombang yang mana muka gelombang yang dihasilkan saling tegak lurus
dengan arah rambat sinarnya. Menurut Prinsip Huygen, setiap titik pada muka gelombang dapat
berprilaku seperti sumber gelombang yang baru. Ketika sumber cahaya di arahkan ke grating maka
muka gelombang akan terbagi sesuai dengan jumlah celah yang tersedia, sehingga celah transparan
selanjutnya dapat dianggap sebagai sumber cahaya baru.
Jika sumber cahaya dengan panjang gelombang diarahkan tegak lurus pada grating dengan
kontanta grating k maka nilai panjang gelombangnya () dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (1) dari pengamatan pita terang orde pertama
=

.
2 +2

(1)

Gambar 1. Difraksi dengan menggunakana metode grating


Sumber cahaya yang dihasilkan pada eksperimen modul ini menggunakan lampu Helium (He)
dan raksa (Hg). Sumber cahaya yang dihasilkan pada lampu merupakan bentuk konsekuensi dari
proses eksitasi elektron dari keadaan eksitasinya E1 menuju keadaan dasarnya E0. Proses eksitasi
disertai dengan emisi foton dengan frekuensi f.
= 1 0

(2)

-34

dimana h = 6.63 x 10 J/s


Berbeda dengan model atom Hidrogen, untuk kasus transisi optik pada atom He dan Hg
melibatkan jumlah elektron lebih dari satu. Probabilitas paling tinggi eksitasi dan absorbsi terjadi
pada elektron terluar dari atom. Energi ikat elektron terluar memiliki nilai yang lebih kecil daripada
energi elektron di dalamnya sehingga lebih mudah melakukan transisi optik pada elektron terluar.
Pada kasus percobaan kali ini, gas Helium pada lampu memiliki kontribusi dua elektron disetiap
atomnya. Hamiltonian (non-relativistik) untuk kedua elektron pada He dapat dituliskan sebagai
berikut:
2

= 2 + ()
2

(3)

2 2

2 2

= 2 1 2 2 | | | | + | |

4
4 .(137)2

(4)

(5)

Sehingga energi interaksi spin orbit yang terjadi dapat dirumuskan dengan persamaan (5). Oleh
karena nilai nomor atom helium kecil (Z = 2), nilai energi interaksi spin orbitnya dapat diabaikan.
Pada He dan Hg, probabilitas transisi dari kedua elektron lebih kecil daripada ketika transisi satu
elektron. Jika kita tinjau aturan interaksi elektron sebagai:


|1
2 |
Maka energi degenerasi pada spektrum dapat dituliskan:

= /
=
| | | |/
1

(6)

+
Pada persamaan (6), ungkapan /
memiliki dua makna ketika keadaan /
memiliki keadaan
momentum anguler spin dari kedua elektron dalam keadaan simetri, sedangkan pada keadaan

/
momentum anguler spin pada kedua elektron memiliki arah anti-simetri. Komponen l
menyatakan momentum anguler. Untuk He dan Hg, momentum anguler orbital pada keadaan
singlet l merupakan jumlah total dari momentum anguler dua elektron L karena hanya satu partikel
saja yang tereksitasi dan elektron sisanya masih dalam keadaan dasar (l = 0). Pada keadaan dasar,
total momentun anguler orbital memliki nilai L = 0 sehingga menghasilkan total mementum anguler
+
spin S = 0. Pada keadaan eksistasi dapat dicapai dua keadaan, misal pada keadaan /

menghasilkan keadaan singlet (S = 0), sedangkan pada keadaan /


menghasilkan keadaan triplet.
Pada keadaan transisi optik pada He dan Hg memenuhi kaidah selection rule:

= 0
= 0, 1
Proses transisi optik pada kedua jenis lampu ini dapat divisualisasikan sepeti pada gambar 2.

(a)
(b)
Gambar 2. (a) transisi optik pada He, (b) transisi optik pada Hg.

IV. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan peristiwa difraksi cahaya?. Jelaskan pula syarat
terjadinya difraksi cahaya!
2. Sebutkan dan Jelaskan teknik/metode untuk memisahkan cahaya menjadi spektrum
penyusunnya dengan menggunakana konsep difraksi dan refraksi?. Sebutkan pula kelebihan
dan kekurangannya jika keduanya dapat dibandingkan!
3. Jelaskan konsep dasar bilangan kuantum dan pengaruhnya terhadap model atom Hidrogen!
4. Atom ketika bertransisi mengalami proses absorbsi dan eksitasi. Dengan menggunakan model
atom Hidrogen jelaskan proses transisi atom tersebut dan spektrum yang dihasilkannya!
5. Banyak teknik yang digunakan untuk menghasilkan sumber cahaya, jelaskan bagaimana sumber
cahaya dapat dihasilkan melalui peristiwa temperature radiation, luminescence,
electroluminescence, chemicaluminescense, dan flourescence!
6. Dengan menggunakan petunjuk pada Gambar 1, turunkalah persamaan (1)!
7. Buatlah grafik Intensitas cahaya terhadap panjang gelombang spektrum untuk lampu He dan
Hg. Tabulasikan lima warna spektrum dengan intensitas tertinggi. Sertakan referensi yang Anda
gunakan.

V. Langkah Percobaan
a. Prosedur Keamanan:
Prosedur keamanan dirancang untuk praktikan dan asisten untuk menjaga keselamatan selama
praktikum dan keutuhan alat selama proses pengambilan data pada praktikum modul 8 ini.
1. Wajib membaca skema penyusunan alat dan memahami bagian-bagian alat yang akan
digunakan
2. Pastikan knob sumber tegangan dalam keadaan nol sebelum menyambungkan ke sumber
listrik PLN
3. Pastikan alat belum tersambung dengan catu daya
4. Susun alat sesuai dengan skema yang diberikan
5. Ketika akan memasang lampu pada alat, dilarang memegang bagian kaca/transparan pada
lampu He dan Hg, diharuskan memegang bagian elektrode pada lampu ketika memasang
lampu pada holder
6. Pastikan cover lampu terpasang dengan benar
7. Dilarang memegang bagian transparan pada grating

b. Prosedur Percobaan:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Gambar 3. Skema penyusunan alat percobaan


Set Alat sesuai dengan gambar 3
Naikkan tegangan catu daya perlahan hingga 5 kV dan pastikan lampu telah menyala
Pasang grating di dedepan lampu
Variasikan jarak lampu denga grating sebesar 40 cm, 50 cm, dan 60 cm
Amati spektrum yang dihasilkan dan ukur jarak antar spektrum yang berwarna sama
Lakukan percobaan untuk lampu He, Hg, dan 2 lampu yang tidak diketahui jenisnya

VI. Tugas Laporan


a. Pengolahan data
1. Dengan menggunakan persamaan (1) cari nilai panjang gelombang untuk masing-masing
spektrum warna yang dihasilkan oleh lampu He, Hg, dan 2 lampu yang tidak diketahui
jenisnya.
2. Tentukan transisi energi yang terjadi pada tiap spektrum warna yang dihasilkan lampu He,
Hg, dan 2 lampu yang tidak diketahui jenisnya.
3. Tabulasikan data dalam bentuk tabel 1

Warna
Spektrum Emisi

Tabel 1. Tabulasi data perocobaan


Panjang gelombang
Frekuensi (Hz)
Energi Transisi
(nm)
(eV)

Transisi Atom

VII. Referensi
a. A. Beiser. Concept of Modern Physics 6th Edition. 2003. McGraw-Hill
b. S. Gasiorowicz. Quantum Physics 3rd Edition. 2003. John Wiley & Son
VIII. Mata Kuliah Terkait
a. FI2204 Fisika Modern
b. FI3103 Fisika Kuantum

Anda mungkin juga menyukai