Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TABIR SURYA
PENDAHULUAN
1. Anatomi Kulit
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup
manusia. Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan berat kira-kira 16% berat badan. Kulit
merupakan organ yang esensial dan vital vserta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan.
Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis
kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Tortora, Derrickson, 2009). Kulit
mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai perlindung, pengantar haba, penyerap, indera
perasa, dan fungsi pergetahan (Setiabudi, 2008).
Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna
merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia
orang dewasa (Djuanda, 2003).
Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang elastis
dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat
di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang berambut kasar
terdapat pada kepala (Djuanda, 2003).
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan
epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas yang
memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan
adanya sel dan jaringan lemak (Tortora, Derrickson, 2009).
menjadi 2 bagian yakni pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung
serabut saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol
kea rah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen,
elastin dan retikulin. Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan
kondroitin sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung
hidrksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur
menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin
biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis
(Djuanda, 2003).
1.3. Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti
terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang
dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut
panikulus adipose, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung
saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama
bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak
mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan (Djuanda, 2003).
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas
dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di
dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di
pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih
besar. Bergandengan dengan pembuluh darah teedapat saluran getah bening (Djuanda, 2003).
1.4. Adneksa Kulit
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku. Kelenjar kulit
terdapat di lapisan dermis, terdiri atas kelenjar keringat dan kelenjar palit. Ada 2 macam
kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan
sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya
lebih kental (Djuanda, 2003).
Kelenjar enkrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan berfungsi 40
minggu setelah kehamilan. Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara langsung di
permukaan kulit. Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak tangan dan
kaki, dahi, dan aksila. Sekresi bergantung pada beberapa faktor dan dipengaruhi oleh saraf
kolinergik, faktor panas, dan emosional (Djuanda, 2003).
Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, areola mame,
pubis, labia minora, dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia belum jelas, pada
waktu lahir kecil, tetapi pada pubertas mulai besar dan mengeluarkan sekret. Keringat
mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH sekitar 4-6,8 (Djuanda,
2003).
Kelenjar palit terletak di selruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan
dan kaki. Kelenjar palit disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret
kelenjar ini berasala dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di
samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut).
Sebum mengandungi trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol.
Sekresi dipengaruhi hormone androgen, pada anak-anak jumlah kelenjar palit sedikit, pada
pubertas menjadi lebih besar dan banyak serta mulai berfungsi secara aktif (Djuanda, 2003).
Kuku, adalah bagian terminal stratum korneum yang menebal. Bagian kuku yang
terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku, bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak
kulit pada ujung jari dikenali sebagai badan kuku, dan yang paling ujung adalah bagian kuku
yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm
per minggu. Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku. Kulit tipis yang yang
menutupi kuku di bagian proksimal disebut eponikium sedang kulit yang ditutupki bagian
kuku bebas disebut hiponikium (Djuanda, 2003).
Rambut, terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit dan bagian yang berada di luar
kulit. Ada 2 macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak
mrngandung pigmen dan terdapat pada sbayi, dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih
kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, dan terdapat pada orang dewasa. Pada
orang dewasa selain rambut di kepala, juga terdapat bulu mata, rambut ketiak, rambut
kemaluan, kumis, dan janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi hormone androgen.
Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus. Rambut tumbuh secara siklik, fase
anagen berlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan tumbuh kira-kira 0.35 mm per hari. Fase
telogen berlangsung beberapa bulan. Di antara kedua fase tersebut terdapat fase katagen.
Komposisi rambut terdiri atas karbon 50,60%, hydrogen 6,36%,, nitrogen 17,14%, sulfur 5%
dan oksigen 20,80% (Djuanda, 2003).
TABIR SURYA
Tabir surya adalah suatu produk topikal baik berupa krim, losion, jel yang
berfungsimenyerap dan merefleksikan sinar ultraviolet. tabir surya dibagi menjadi dua yaitu
tabir surya organik dan tabir surya inorganik, tabir surya organik dibagi lagi
menjadi filter U V A d a n f i l t e r U V B . S e k a r a ng s u d a h d i t e m u k a n b e b e r a p a
j e n i s t a b i r s u r ya ya n g memiliki kemampuan spektrum luas. I n s i d e n 5 0 % d a n
90%
dari
u lt r a v io l e t .
m e l a no m a ,
kanker
Pada
65
ku lit
t a hu n
adalah
2000,
0 0 0 kemat ian
disebabkan
d id apat ka n
yang
yang
karena
kasus
dihubungkan
rad ias i
200.000
dengan
kasus
kemat ian
diakibatkan oleh melanoma pada seluruh dunia. Sebagai tambahan didapatkan 2.8 juta
kasus skuamus sel karsinoma dan10 juta kasus basal sel karsinoma.
Papar a n sina r
m a t a ha r i
ya n g
be r l e b i h a n p a d a a n a k - a n a k d a n
oleh
dihubungkan
katarak,
dengan
dan
5%
darik a t a r a k
paparan
rad iasi
secara
UV.
langsung
Tabir
Satu dari set iap t iga kanker di dunia adalah kanker kulit, lebih dari dua
juta kasuskanker kulit muncul set iap tahun, dan 132 000 kasus dari melanoma
maligna (jenisk a nk e r k u l it p a l i n g m e m a t i k a n) . H a m p i r s e m u a k a nk e r
k u l it be r h u bu n g a n d e n g a n paparan berlebihan dari radiasi natural dari ultraviolet. data
faktual dari hal-hal tesebutme ng i n d i k a s i k a n g a ng g u a n k e s e h a t a n ya n g t e r j a d i
a k i b a t d a r i p a p a r a n na t u r a l d a r i ultraviolet menjadi isu global dari organ isasi
kesehatan dunia yang dapat ditemukan hubungan yang tepat.
Gambar 1.
Photoaging mechanism
Pajanan
sinar
matahari
menyebabkan
radiasi
ultraviolet,
ultraviolet
diabsorpsio l e h mo l e k u l k u l it ya n g p a d a a k h ir n ya m e n g h a s i l k a n s e j e n i s
r a d i k a l b e b a s ya it u reactive oxygen species (ROS), yang menyebabkan kerusakan
oksidatif pada komponenselular seperti dinding sel, membran lipid, mitokondria dan
DNA. Di saat yang sama Activator protein 1 (AP-1), meningkat untuk memulai degradasi
dari kolagen, dan terusmeningkat hingga selama 24 jam sejak terpapar radiasi ultraviolet.
peningkatan dari AP-1 j u g a m e n i n g k a t k a n p r o d u k s i M M P ( matrix
metalloprotein) y a n g
b e r p e r a n m e n i ng k a t k a n d e g r a d a s i k o la g e n. D i
Penyinaran matahari yang sedang, secara psikologi dan fisiologi menimbulkan rasa
nyaman dan sehat. Dapat merangsang peredaran darah, serta meningkatkan pembentukan
hemoglobin. Sinar matahari dapat mencegah atau megobati penyakit ritketsia karena 7dehidrokolesterol (provitamin D3) yang terdapat pada epidermis dan diaktifkan menjadi
vitamin D3 (Diten POM, 1985).
Sinar matahari dapat membantu pengobatan tuberculosis, misalnya pada tuberculosis
kelenjar dan tulang, dapat juga untuk mengobati penyakit kulit, misalnya psoriasis.
Berpengaruh baik pada system saraf otonom dan mengurangi berbagai infeksi. Pembentukan
melanin akan bertambah, dan kulit menjadi lebih tebal sehingga dapat berfungsi sebagai
pelindung tubuh alami terhadap sengatan matahari selanjutnya (Ditjen POM, 1985).
1. Ultraviolet A (UV A) yaitu sinar dengan panjang gelombang antara 400 315 nm dengan
efektivitas tetinggi pada 340 nm, dapat menyebabkan warna coklat pada kulit tanpa
menimbulkan kemerahan dalam bentuk leuko yang terdapat pada lapisan atas.
2. Ultraviolet B (UV B) yaitu sinar dengan panjang gelombang antara 315 280 nm dengan
efektivitas tertinggi pada 297,6 nm, merupakan daerah eritemogenik, dapat menimbulkan
sengatan surya dan terjadi reaksi pembentukan melanin awal.
3. Ultraviolet C (UV C) yaitu sinar dengan panjang gelombang di bawah 280 nm, dapat
merusak jaringan kulit, tetapi sebagian besar telah tersaring oleh lapisan ozon dalam atmosfer
(Ditjen POM, 1985).
efek
samp ing,
ant ara
lain
a lergi
dan
der mat it is
k o n t a k fo t o a l e r g i . D e r i v a t e s t e r d a r i P A B A ya i t u o k t i l d i m e t i l P A B A,
a m i l d i m e t i l P A B A ( p a d i m a t A) , d a n g l i s e r o l P A B A. D e r i v a t i n i m e n j a d i
l e b i h p o p u l a r digunakan sebagai produk tabir surya karena kompabilitas
dengan
kosmet ik ba w a a n
l a i n n ya
dan
p e nu r u n a n
k e c e nd e r u ng a n
2.Cinnamat e
Cinnamate
adalah
tabir
surya
organik
generasi
kedua
setelah golongan
PABA,adalah bahan kimia yang diekstrak dari kayu manis (cinnamon) dan
memilikidua jenis yang banyak dipakai dipasaran yaitu Octinoxate dan cinoxate.
Bahan- bahan akitf ini memiliki sifat proteksi terhadap UVB tetapi tidak terhadap
UVA.W a l a u p u n l e b i h b e r s i f a t t id a k a l e r g e n k e l e m a h a n d a r i g o lo ng a n
Cinnamate a d a l a h t i d a k s t a b i l ( photounstable ) . C o nt o h p r o d u k ya n g s e r i n g d i
g u na k a n adalah cinoxate dan parsol.
3. T it a n iu m d iao x id e
Titanium diaoxide adalah tabir surya inoganik yang bersifat fotostabil dan
nona l e r g e n ,
pasaran
hampir
semua
tabir
surya
yang
tersedia
di
yang sangat minim beberapa studi telah menunjukkan bahwa part ikel ukuran nano
dari TiO2 tetap pada permukaan kulit atau lapisan luar dari stratum korneum
tanpa penetrasikulit atau penetrasi intraseluler. Hasil ini menunjukkan bahwa
partikel nanoTiO2 saat ini digunakan dalam tabir surya kosmetik hadir tanpa resiko
kesehatanmanusia dan meningkatkan perlindungan UV baik dan penampilan estetika
bilad it e r a p k a n k e k u l it . P r o d u k n ya d i k e l u a r k a n d e n g a n n a m a ya n g s a m a
a t a u campuran dengan zinc oxide oleh perusahaan seperti dermalogica, skin ceuticalsdan elta
MD.
4. Zinc oxide
Memiliki mekanisme kerja dan keunggulan yang hampir sama dengan titaniumdioksida
dalam proteksi terhadap radiasi ultraviolet. dan telah banyak diproduksid a l a m b e nt u k
n a no p a r t ik e l
d a n m e m a nt u l k a n
karena
sina r
k e m a m p u a n n ya
u lt ra vio let .
b e be r a p a
da la m
ahli
m e n ye b a r k a n
me ng at aka n
z in c
o k s i d a j u g a m e m i l i k i k e m a m p u a n p r o t e k s i r a d i a s i U V A ya n g l e b i h ba i k
d i b a n d i n g k a n t itanium dioksida. Contoh produk yang ada di pasaran adalah
Loving NaturalsSPF 30 sunscreen zinc oxide.
Untuk mengoptimalkan kemampuan dari tabir surya sering dilakukan kombinasi antar
tabir surya fisik dan tabir surya kimia, bahkan ada yang menggunakan beberapa macam tabir
surya dalam satu sediaan kosmetika (Wasitaatmadja, 1997).
Kemampuan menahan sinar ultraviolet dari tabir surya dinilai dalam faktor proteksi sinar
(Sun Protecting Factor/SPF) yaitu perbandingan antara dosis minimal yang diperlukan untuk
menimbulkan eritema pada kulit yang diolesi oleh tabir surya dengan yang tidak. Nilai SPF
ini berkisar antara 0 sampai 100 (Wasitaatmadja, 1997). Sediaan tabir surya dikatakan dapat
memberikan perlindungan apabila memiliki nilai SPF 2 8 (Shaat, 1990).
Pathak membagi tingkat kemampuan tabir surya sebagai berikut :
1. Minimal, bila SPF antara 2-4, contoh salisilat, antranilat.
2. Sedang, bila SPF antara 4-6, contoh sinamat, bensofenon.
3. Ekstra, bila SPF antara 6-8, contoh derivate PABA.
4. Maksimal, bila SPF antara 8-15, contoh PABA.
5. Ultra, bila SPF lebih dari 15, contoh kombinasi PABA, non-PABA dan fisik.
(Wasitaatmadja, 1997)
Penentuan nilai SPF dapat ditentukan secara in vitro dengan menggunakan
spektrofotometer (Petro, 1981). Metode SPF merupakan metode resmi Amerika Serikat. FDA
(Food Drug Administration) mensyaratkan produk tabir surya harus mencantumkan nilai
SPF-nya, untuk memberikan arahan pada konsumen mengenai kekuatan relatif dari produk
tersebut (Shaat, 1990). Jika suatu body lotion mengandung SPF 15 berarti krim tersebut akan
meneruskan sinar matahari seperlima belas saja. Krim dengan SPF 60 hanya meneruskan
seperenam puluh sinar matahari ke kulit. Oleh karena itu, makin besar nilai SPF maka makin
efektif fungsinya sebagai tabir surya. Krim tabir surya dapat dioleskan di seluruh bagian
tubuh yang terbuka, terutama wajah, tetapi jangan sampai terkena bagian mata. Krim inipun
dapat digunakan setiap hari sebagai alas bedak (Indarti, 2005).
Faktor protektif terhadap sinar (SPF) menunjukkan kelipatan peningkatan toleransi
terhadap kontak dengan sinar matahari dengan penggunaan produk ini tanpa menimbulkan
eritema. Dengan perkataan lain, SPF 8 akan mengizinkan orang yang biasa menderita eritema
setelah berkontak 20 menit untuk bertahan 160 menit terhadap sinar matahari (Landow K.,
1984).
Tabir surya dapat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan, misalnya bentuk larutan air
atau alkohol, emulsi, krim, dan semi padat, yang merupakan sediaan lipid non-air, gel, dan
aerosol (Ditjen POM, 1985).
Syarat-syarat bagi preparat kosmetik tabir surya yaitu :
1. Enak dan mudah dipakai.
2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan.
3. bahan aktif dan bahan dasar mudah bercampur.
4. Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit.
dikeluarkan luka tersebut. Basis yang dapat dicuci dengan air akan membentuk suatu lapisan
tipis semipermiabel, setelah air menguap pada tempat yang digunakan (Lachman, 1994).
Umumnya suatu emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika : (a) fase dalam atau
fase terdispersi pada pendiaman cenderung untuk membentuk agregat dari bulatan-bulatan,
(b) jika bulatan-bulatan atau agregat dari bulatan naik ke permukaan atau turun ke dasar
emulsi tersebut akan mebentuk suatu lapisan pekat dari fase dalam, dan (c) jika semua atau
sebagian dari cairan fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk suatu lapisan yang
berbeda pada permukaan atau pada dasar emulsi, yang merupakan hasil bergabungnya
bulatan-bulatan fase dalam. Disamping itu suatu emulsi mungkin sangat dipengaruhi oleh
kontaminasi dan pertumbuhan mikroba serta perubahan fisika dan kimia lainnya (Ansel,
1989). Emulsi dikatakan pecah jika partikel halus yang terdispersi secara spontan bersatu
membentuk partikel yang lebih besar atau berkoalesensi, dan akhirnya terpisah menjadi 2
fase (Ditjen POM, 1985).
Kosmetik yang berisi Alpha Hydroxy Acid (AHA) secara luas digunakan. Kosmetik
ini dapat melindungi konsumen yang sensitif terhadap sinar matahari terutama sinar
ultraviolet (Anonim, 2002). AHA umumnya terdapat pada bahan alami seperti buah-buahan,
sari tebu, susu dan sebagainya yang mengandung asam. Sejauh ini dikenal lima jenis AHA,
yaitu glycolic (asam glikolat), lactic (asam laktat), citric (asam sitrat) serta malic dan tartaric
(Anonim, 2001). AHA sering disebut sebagai zat anti-penuaan dan mampu mengelupas kulit
mati tanpa digosok, mengurangi keriput, dan membuat kulit lebih segar. Zat ini juga
melembabkan kulit di bawahnya dan merangsang terbentuknya sel-sel baru (Indarti, 2005).
AHA berkerja dengan cara meluruhkan (mengelupaskan) lapisan paling luar pada kulit yang
terdiri dari tumpukan sel-sel kulit mati. Hal ini dikenal dengan istilah proses eksfoliasi. Efek
dari proses ini adalah terlihat lebih segar dan kenyal. Selain itu, hilangnya tumpukkan sel
kulit mati ini mengakibatkan berkurangnya penyumbatan pada pori-pori kulit, sehingga
memperkecil timbulnya jerawat serta memudahkan tersebrapnya bahanperawatan kulit
lainnya. Manfaat lain adalah meningkatkan tampilan tekstur kulit sehingga kulit tampak lebih
haluys (yang disebabkan karena bahan AHA ini mempercepat terjadinya peluruhan sel kulit
mati yang terjadi secara alami). Juga penggunaan produk AHA membuat kulit wajah tampak
lebih cerah (Anonim, 2001).
Jika kulit banyak terkena sinar matahari, maka penggunaan AHA dapat secara
perlahan-lahan menghilangkan sebagian tanda dari kerusakan kulit tersebut, sehingga yang
terlihat adalah warna kulit lebih rata karena menipisnya bercak-bercak noda kulit akibat
sengatan matahari tersebut (Anonim, 2001).
Sampai kini belum ada hasil penelitian yang mengindikasikan adanya efek samping
penggunaan AHA. Hanya pada beberapa orang, timbul efek seperti gatal dan raa panas pada
kulit setelah menggunakan produk AHA. Hal ini terjadi pada umumnya orang yang memang
peka atau alergi terhadap bahan AHA (Anonim, 2001).
Kulit yang tidak terlindungi oleh lapisan asam (acid barrier) cenderung menjadi besar,
karena permukaan lapisan tanduk menjadi tidak rata. Tidak adanya lapisan asam
memungkinkan pertumbuhan kuman-kuman secara tidak terhambat. Sehingga kemungkinan
terjadinya infeksi melalui kulit menjadi lebih besar. Hal ini disebabkan karena penguapan
melalui lapisan tanduk tanpa lapisan asam menjadi lebih mudah, maka terjadi dehidrasi
dengan akibat bahwa sifat lembut dan sifat kenyal lapisan tanduk dan bagian epidermis lebih
dalam berkurang. (Rostamailis, 2005)
KESIMPULAN
1. T a b i r s u r y a a d a l a h s u a t u p r o d u k t o p i k a l b a i k b e r u p a
krim,
losion,
jel
ultraviolet. tabir surya dibagi menjadidua yaitu tabir surya organik dan tabir
surya inorganik, tabir surya organik dibagi lagi menjadi filter UVA dan filter
UVB
2. P a p a r a n s i n a r
m a t a ha r i
ya n g
be r l e b i h a n p a d a a n a k - a n a k d a n
d a nme milik i
peran
dala m
pro ses
penuaan
k u l it
da n
p e r u bu h a n s e l k u l it m e n j a d i maligna
4. SPF adalah rasio dari dosis minimal erit ema dari subjek dengan kulit
memilikifotoproteksi dengan dengan dosis minimal eritema pada kulit yang tidak
terproteksi
5. T a b i r s u r y a o r g a n i k y a n g t e l a h l a m a d i k e n a l a d a l a h P A B A
d a n c i n n a m a t e , sedangkan tabir surya inorganik yang banyak dipakai
sekarang adalah zinc-oxidedan titanium dioxide
6. T a b i r
s u r ya
i no r g a n i k
le bih
banyak
d isuk a i
karena
le b ih