PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui
bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan).
Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu
teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu,
dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu.
[1]
Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays)
merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam
proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk
asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp.
mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua
spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi
menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat
hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang
terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman.
A. Deskripsi
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
1
Vitamin A : 510 SI
Vitamin B1 : 0,38 mg
Air : 12 gr
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Jagung
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
: Monocotyledoneae
: Graminae
: Graminaceae
: Zea
: Zea mays L.
cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang
membantu menyangga tegaknya tanaman.
3. Struktur Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak
tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
namun tidak banyak mengandung lignin.
4. Struktur Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam
respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
5. Struktur Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)
dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas
bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh
sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning
dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari
buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya
dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga
betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol
produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung
siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
2.3 Syarat Tumbuh Jagung
Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah baik di tegalan,
sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah
pegunungan pada ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut.
a. Tanah
Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung
memerlukan aerasi dan drainase yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada
berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi
pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan
pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam
tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan dibuang melalui
saluran drainenase yang dibuat dinatar barisan jagung. Kemasaman tanah (pH)
yang terbaik untiik jagung adalah sekittir 5,5 - 7,0. Tanah dengan kemiringan
tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus
terhadap miringnya tanah, derigan maksud untuk mencegah keganasan erosi yang
terjadi pada waktu turun hujan besar.
b. Iklim
Iklim Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian
dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat
penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan
terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran
dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan
jagung adalah antara 23 - 27 C.
2.4 Hama Penyakit
Hama dan penyakit penting pada tanaman jagung adalah: Hama. Lalat
bibit (Atherigona exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai
tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan
setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan
interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon),
Surecide dan lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini
berlangsung sampai tanaman berumur tanaman 3 minggu. Ulat Agrotis (agrotis
Sp ) , Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas
dengan cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam
tanah atau sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu. Ulat daun
(Prodenia litura F). Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu)
bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti
terdapat pada serangan lalat bibit. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK).
Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan dapat
6
armigera),
Merupakan,
ulat
perusak
tongkol
yang
penting.
sebaiknya
dilakukan
bilaman
diperlukan
saja,
sehingga
penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah
pagi hari antara jam 06.00 - 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00 Penyakit:
Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew
(Sclerospora maydis Palm). Tanaman yang terserang- daun-daunnya herwarna
kuning keputih-putihan bergaris-garis klorotis sejajar dengan arah urat daun. Pada
bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna putih seperti butiran-butiran
tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur 45 hari. Serangan pada
tanaman semasa kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan pada tanaman
yang lebih besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak sempurna.
Pemberantasan , dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif sampai saat
ini belum diketemukan. Usaha pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan
mencabut dan membakar tanaman yang terserang dan menanam kembali dengan
varitas yang tahan. Dewasa ini terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti
DMR.S, DMR:3, dan beberapa varitas-hasil persilangan yang masih dalam
pengujian (Harapan, DMR dan sebagainya). 2. Penyakit-penyakit penting yang
terdapat pada jagung di antaranya adalah becak daun (Helminthosporium sp) dan
karat daun (Puccinia sorghi Sehw).
2.5 Teknik Budidaya
A. Pedoman Budidaya
Benih Benih diambil hanya dari tanaman dan tongkol yang baik dan sehat
saja. Pilihlah tongkol-tongkol yang besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup
rapat - oleh kelobotnya, dan cukup tua. Dari tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah
biji-biji kecil yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya
biji yang rata besarnya dan sehat saja diambil sebagai benih. Bila jumlah tongkol
7
terpilih sangat terbatas, dapat juga digunakan semua biji yang terdapat pada
tongkol tersebut. Benih harus cukup sehat dan kering, bertenaga tumbuh lebih dari
90%, murni dan bebas dari kotoran. Pada dewasa ini terdapat benih-benih varitas
unggul yang cocok untuk dataran rendah dengan umur dipanen (110 hari), seperti,
Harapan, Metro, Bogor Composite-2 dan yang berumur ,genjah adalah:
Penjalinan, Genjah, Kretek, Genjah Kertas, Bogor Comopsit-10, dll dan
untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning, Bima, Pandu Kimia Putih" Rocol dan
lain-lain., Waktu tanam. Waktu tanam yang baik adalah sebagai berikut: a.
Ditegalan, jagung ditanam pada musim labuhan/ permulaan musim hujan yaitu.
pada bulan September/Nopember. Pengerjaan tanah hendaknya dilakukan jauh
sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Pada waktu hujan sudah
mulai turun. Kelambatan penanaman jagung labuhan sampai dengan bulan
Desember mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit bulai (Downy
mildew) yang berat dan dapat mengakibatkan kegagalan total. Penanaman jagung
ditegalan dapat pula dilakukan, pada musim. marengan/saat musim hujan hampir
berakhir, pada bulan Februari - April. b. Ditanah sawah biasanya jagung ditanam
dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum padi musim penghujan
ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan dipanen dan juga
pada musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya digunakan
varitas Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda, sehingga
tersedia cukup waktu untuk persiapan penanaman padi sawah. Cara bertanam dan
pemeliharaan tanaman. a. Pengolahan tanah: Pada waktu pengolahan, keadaan
tanah hendaknya tidak terlampau basah tetapi harus cukup lembab sehingga
mudah dikerjakan, dan tidak lengket, sampai tanah menjadi cukup gembur. Pada
tanah-tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak diperlukan pengerjaan tanah.
Pada tanah-tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat saluran penuntas air.
Pembuatan saluran dan pembumbunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya
genangan air yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman jagung.
Pengolahan tanah untuk jagung labuhan harus tepat dan cepat dapat dilakukan
karena hujan kadangkala datang lebih awal. Bilamana tidak sempat untuk
mengerjakan tanah secara keseluruhan karena waktu tanam mendesak, maka
pengerjaan tanah dapat dilakukan hanya pada barisan yang akan ditanami saja
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
10
Air
Pupuk urea
Pupuk SP36
Pupuk kandang
Pupuk KCl
Bibit jagung hibrida
Pupuk NPK
Cangkul
Parang
Tali Raffia
Ajir (dari bambu)
Tugal
Bambu
Alat tulis
Kami membersihan lahan dari tanaman liar dengan menggunakan parang dan
cangkul
Setelah itu kami membajak tanah dengan menggunakan cangkul, kami
membuat bedengan yang berukuran 2m x 1m per plot dengan ketinggian 30
Setelah benih di tanam kami menyiram tanaman jagung sehari 1x yaitu pada
sore hari agar tanaman jagung tidak kekurangan air akibat dari penguapan dan
fotosintesis.
Pada saat tanaman jagung berumur 2 minggu kami memberikan pupuk
12
cukup besar sekitar 4 minggu setelah tanam. Pengendalian hama dan penyakit
tidak dilakukan.
F. Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman memenuhi kriteria panen yaitu
kelobot tongkol sudah berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan. Bila
kelobot tongkol dikupas akan tampak biji jagung berwarna kuning, bijinya sudah
cukup keras dan mengkilap.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hari/
Tanggal
23-10-1014
30-10-2014
06-11-2014
13-11-2014
20-11-2014
27-11-2014
Baris 2 (cm)
Baris 3 (cm)
88
123
80
103
77
98
77,5
102
64
104
75
118
74
115
69
106
67
99
4.2 Pembahasan
Luas petakan adalah (2m x 1m) pada penanaman jagung di pilih jarak
tanam (40cm x 60cm) sehingga per petakan dapat diisi 40 lubang tanaman jagung.
jarak tanam ini dipilih karena jarak tanam dapat mempengaruhi populasi tanaman,
efisiensi penggunaan cahaya, perkembangan hama penyakit, juga mempengaruhi
kompetesi antara tanaman di sebelahnya dalam menyerap air dan unsur hara.
13
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah kami teliti dalam praktikum Teknologi Produksi
Tanaman II kami tarik kesimpulan yaitu : Dalam proses penanaman jagung perlu
diperhatikan beberapa faktor, agar tanamannya dapat tumbuh dengan baik dan
menghasilkan panen yang maksimal. Faktor-faktor yang diperhatikan adalah :
o Jarak tanam
o Perbandingan antara luas lahan dan pemberian pupuk NPK
o Pengendalian hama dan penyakit
5.2 Saran
Inilah hasil penelitian dari kelompok kami mengenai budidaya tanaman
jagung, semoga hasil penelitian kami ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga
bagi petani sebagai landasan dasar pengetahuan budidaya jagung.
DAFTAR PUSTAKA
Inayati,Uli Khusna. 2010. Laporan Praktikum Dasar Dasar Agronomi (Agh
200) Tumpangsari Antara Jagung Manis Dengan Kacang Tanah.
Departemen Agronomi & Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. (Diakses pada 01 Desember 2014).
15
LAMPIRAN GAMBAR
A. Proses Pengolahan Tanah
B. Proses Penanaman
16
D. Pemeliharaan Tanaman
17
F. Akhir Penelitian
18