Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pangan adalah kebutuhan pokok manusia hingga ketahanan pangan merupakan hal
yang sangat penting. Ketahanan pangan saat ini dapat dicapai, masih banyak keluarga
yang Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, keragaman social, ekonomi, kesuburan tanah
belum mampu mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup baik dalam hal mutu maupun
tingkat gizinya.
Secara geografis indonesia adalah negara agraris namun masih mengimpor beras
untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. untuk itu perlu dilakukan sistem diversifikasi
pangan untuk menekan jumlah impor beras diindonesia. Pada kenyataannya indonesia
kaya akan bahan pangan yg bisa dijadikan sebagai makanan pokok, seperti ubi"an, jagung
dsb. untuk itu perlu teknologi yg dapat mengolah bahan pangan tersebut menjadi makanan
yang dminati oleh banyak orang agar dapat menggantikan posisi beras sebagai makanan
pokok
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pentingnya diversifikasi pangan di Indonesia ?
Apa cara atau teknologi yang digunakan untuk diversifikasi pangan di Indonesia ?
Apa contoh jenis aneka pangan ?
Apa sajakah kendala dalam diversifikasi pangan di Indonesia ?

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui seberapa penting dilakukannya diversifikasi pangan di Indonesia
Untuk mengetahui cara atau teknologi yang digunakan untuk diversifikasi pangan di

Indonesia
Untuk mengetahui contoh dan jenis aneka pangan
Untuk mengetahui kendala dalam diversifikasi pangan di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya diversifikasi pangan di Indonesia


Konsumsi beras Indonesia menduduki peringkat satu dunia. Setiap tahunnya, konsumsi
beras per kapita oleh masyarakat Indonesia mencapai 139 kilogram per kapita. Jumlah ini
sangat jauh bila dibandingkan dengan negara Asia lainnya seperti Jepang dan Malaysia yang
hanya 60 kg dan 80 kg per kapita per tahun. Dalam kasus yang lebih ekstrem, pada tahun 2008
provinsi Sulawesi Tenggara memiliki tingkat konsumsi sebesar 195,5 kilogram per kapita.
Tingginya konsumsi beras mengakibatkan permintaan beras di dalam negeri tinggi dan
terkadang tidak seimbang dengan ketersediaan. Setidaknya terdapat dua alasan yakni
tingginya impor yang merugikan petani dan aspek kesehatan. Oleh sebab itu diperlukan
diversifikasi pangan untuk mengatasi tingginya konsumsi beras.
2.2 Cara atau teknologi yang digunakan untuk diversifikasi pangan di Indonesia
Program diversifikasi konsumsi pangan dapat diusahakan secara stimultan di tingkat
nasional, regional (daerah) maupun keluarga.
2.2.1 Pemanfaatan teknologi nuklir sebagai penunjang ketahanan pangan
Inovasi teknologi nuklir di bidang pertanian mampu membantu dalam penyediaan
benih berkualitas. Benih tersebut antara lain padi, kedelai, sorgum, kacang hijau,dan
gandum. Benih berkualitas harus memiliki keunggulan, antara lain daya hasil yang tinggi
atau berlimpah, berumur pendek, tahan terhadap hama penyakit dan kekeringan.
Pemanfaatan teknologi nuklir di bidang kesehatan dan reproduksi ternak juga berperan
untuk meningkatkan produksi daging dan susu. Vaksin iradiasi untuk mencegah penyakit
Fasciolosis (cacing hati pada ternak ruminansia) pada sapi agar tidak terjadi penurunan
volume daging atau susu pada sapi(Purnomo,2011).
2.4.2 Teknologi produksi tepung jagung sebagai subtitusi penggunaan gandum
Penggunaan tepung terigu (gandum) terus meningkat sejalan dengan penambahan
penduduk dan impor terigu tahun 2007 mencapai 4,6 juta ton. Sehingga salah satu
solusi alternatif adalah menggunakan bahan baku lokal yang dapat tumbuh di Indonesia.

Komoditi yang paling mendekati sifat fisiko kimia gandum adalah tepung jagung
(Bambang Hariyanto,2010).
2.3 Contoh dan jenis aneka pangan
2.3.1 Kue Gelek
Kue gelek merupakan jenis kue tradisional yang berasal dari Demak. Kue gelek ini mirip
dengan kue donat yang diolah dengan bahan utama terigu. Melihat tingkat kesukaan
masyarakat yang tinggi terhadap kue gelek, kemampuan masyarakat dalam
penguasaan teknologi pengolahan kue gelek dan ketersediaan tepung sorgum
sepanjang tahun maka telah dikembangkan teknologi pengolahan kue gelek dari
sorgum. Kue gelek dibuat dari terigu dan disubstitusi dengan tepung sorgum dalam
perbandingan 55:45. Kandungan Pati biji sorgum pada masing-masing bagian biji
sorgum tersebut seperti tabel di atas. Pati mengandung 2 jenis zat, yaitu amilosa dan
amilopektin. Menurut kandungan amilosanya, biji sorgum terdiri dari 2 jenis, yaitu : jenis
ketan (waxy sorghum) mengandung sekitar 1-2% amilosa dan jenis beras (non-waxy
sorghum) mengandung amilosa sekitar 25% (Arifin,2009).
2.3.2 Kue klepon singkong
Singkong adalah bahan makanan yang biasa di konsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Singkong mengandung energi sebesar 154 kilokalori, karbohidrat 36,8 gram,lemak 0,3
gram. Kue klepon merupakan slah satu jenis dari jajanan tradisional. Kue klepon dibuat
dari singkong yang di tambahkan dengan sedikit tepung ketan(Anton,2010).

2.4 Kendala dalam diversifikasi pangan di Indonesia


Ketergantungan akan beras yang masih tinggi dikalangan masyarakat dan meningkatnya
tingkat konsumsi ini secara signifikan menjadikan upaya diversifikasi konsumsi pangan belum
menunjukkan keberhasilan, bahkan salah arah.
2.5 Faktor-faktor yang menyebabkan diversifikasi konsumsi pangan sulit terlaksana:

Beras lebih bergizi dan mudah diolah


Secara instrinsik, beras memang mempunyai banyak kelebihan dibandingkan jagung dan ubi
kayu. Selain kandungan energi dan protein beras lebih tinggi dibandingkan jagung dan ubi

kayu, beras juga mempunyai cita rasa yang lebih enak walaupun dengan lauk-pauk seadanya,
di samping itu juga cara mengolahnya lebih mudah dan lebih praktis serta tidak memerlukan
waktu yang lama.

Konsep makan
Masih banyak ditemukan masyarakat yang mempunyai konsep makan merasa belum makan
kalau belum makan nasi, walaupun sudah mengkonsumsi macam-macam makanan termasuk
lontong,ketupat. Pola masyarakat seperti ini yang mengakibatkan meningkatnya permintaan
beras dan menghambat diversifikasi konsumsi pangan.

Beras sebagai komoditas pangan superior


Kuatnya paradigm masyarakat yang menganggap beras sebagai komoditas yang superior atau
prestisius, sehingga masyarakat menjadikan beras sebagai pangan pokok yang memiliki status
social lebih tinggi.

Ketersediaan beras melimpah dan harga beras murah


Di Indonesia, beras telah dijadikan komoditas politik dan strategis, sehingga kebijakan pangan
bisa pada beras. Kebijakan pemerintah dalam menyukseskan diversifikasi konsumsi pangan
terkesan setengah hati karena pemerintah juga telah menetapkan berbagai kebijakan yang
berkaitan dengan perberasan mulai dari industri hulu sampai industri hilir, sehingga
pertumbuhan produksi beras terus meningkat dan beras dapat dijumpai dimana-mana dengan
mudah.

Pendapatan rumah tangga masih rendah


Rumah tangga dengan pendapatan tinggi akan berupaya memenuhi tuntutan kulitas, sehingga
konsumsi beras menurun dan akan beralih pada pangan yang mahal. Sedangkan pada rumah
tangga dengan pendapatan rendah, peningkatan pendapatan justru meningkatkan konsumsi
beras dan mengurangi bahan pokok lainnya seperti jagung dan ubi kayu.

Teknologi pengolahan pangan nonberas dan promosinya masih terbatas


Dengan sentuhan teknologi pengolahan diharapkan dapat menghasilkan pangan yang lebih
bermutu,menarik, disukai dan terjangkau oleh masyarakat. Pada saat ini, pengolahan pangan
nonberas masih terbatas dan teknologi yang digunakan masih
sederhana(tradisional) sehingga produk yang dihasilkan masih dianggap sebagai barang
inferior.

Kebijakan yang tumpang tindih


Kebijakan pangan yang ditetapkan tidak konsisten dan sinkron antara program yang satu
dengan yang lain. Program diversifikasi konsumsi pangan telah ditetapkan sejak dulu, namun

pemerintah menetapkan harga beras murah yang mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi
beras.

Kebijakan impor gandum, jenis product development cukup banyak dan gencarnya
promosi
Adanya kampanye yang intensif melalui berbagai media seperti media elektronik, product
development yang diperluas dengan harga yang bervariasi dan mudah diperoleh, turut
mendorong peningkatan partisipasi konsumsi produk gandum terutama baerupa mie dan roti.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,B.2009.Potensi
dan
Pangan.Bogor:Sinartani.

Teknologi

Penanganan

Sorgum

Sebagai

Olahan

Djuwardi, Anton.2010.Cassava:Solusi Pemberagaman Kemandirian Pangan.Jakata:Grasindo.


Hariyanto,Bambang.2010.Teknologi Produksi
Gandum.Jakarta:Akademika Presendo.
Purnomo.2011.Peran
Teknologi
Nasional.Jakarta:Bharata.

Nuklir

Jagung

Dalam

Menunjang

Subtitusi

Ketahanan

Penggunaan

Pangan

Anda mungkin juga menyukai