Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu dan kualitas bahan galian. Karna umumnya material bahan berharga pada
saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara langsung karna
masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (Tailing) yang umumnya
berasal dari material koalisinya. Setelah proses pengolahan awal, bahan galian
utama biasanya didapatkan dalam bentuk konsentrat bahan galian

Dari segi ekonomis pengolahan ini bertujuan untuk :


1. Memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut
Umumnya, setelah ditambang, bahan galian tidak dapat langsung digunakan.
Namun kembali digunakan sebagai bahan baku dari industri lain dengan
diadakannya pengolahan awal. Maka hal ini akan memudahkan konsumen untuk
langsung menggunakan bahan galian tersebut tanpa harus mengeluarkan cost
untuk pengolahan awal, sehingga konsumen akan dapat membeli bahan galian
dengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum pengolahan
awal.
2. Memaksimalkan jumlah daya angkut
Dengan dipisahkannya antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat proses
pemindahan bahan galian, kita tidak perlu memindahkan zat pengotornya, sehingga
jumlah bahan galian yang dapat kita pindahkan menjadi maksimal dan hal ini akan
mempengaruhi pada cost transportasi pemindahan bahan galian (Hauling) yang
semakin rendah.

Dari segi teknis, pengolahan awal ini juga memliki beberapa


keuntungan,diantaranya
1. Memudahkan dalam pengolahan lanjutan
Dengan sudah terpisahnya konsentrat dan tailing, maka pengolahan lanjutan untuk
konsentrat ini akan menjadi lebih mudah.
2. Kemungkinan mendapatkan mineral ikutan
Pada saat pengolahan, proses utama yang dilakukan adalah memisahkan bahan
galian utama dengan material lain. Namun dalam beberapa kasus, material
tersebut juga dapat berupa bahan galian ekonomis,seperti adanya unsur emas pada
penambangan tembaga yang dilakukan PT Free Port Indonesia.
Sebelum dilakukan pengolahan, ada beberapa faktor yang harus kita perhatikan,
antara lain :
a. Kekerasan
b. Warna dan Kilap
c. Ikatan Mineral
d. Berat Jenis dan Specific Grafity
e. Sifat Kemagnetan
f. Sifat Keradioaktifan
g. Reaksi Terhadap Udara
h. Sifat Elektricity
Hal ini bertujuan untuk pengumpulan data dan penentuan jenis peralatan pada saat
pengolahan.
Adapun tahapan-tahapan awal dalam proses pengolahan bahan galian ini adalah:
1. Preparasi, ini adalah tahap persiapan sebelum tahap pengolahan awal
a. Kominusi

b. Sizing
2. Konsentrasi, pada tahap ini konsentrat dipisahkan dari material koalisinya.
a. Aliran air Horizontal
b. Aliran air vertical
c. Berdasarkan Specific Grafity
d. Berdasarkan sifat kemagnetan
e. Berdasarkan sifat elektricity
f. Reaktifitas terhadap udara
3. Dewatering, adalah proses Pemisanhan unsur padat dan cair.
a. Filtrasi
b. Drying
c. Thicktening

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan makalah ini adalah agar mahsiswa dapat lebih aktif dalam
mempelajari materi yang didapatkan dikampus, Sedangkan Tujuannya sendiri
antara lain :
1. Memahami tujuan pengolahan bahan galian
2. Memahami sistem pengolahan bahan galian
3. Dapat memahami dan menjelaskan beberapa contoh peralatan yang biasanya
digunakan dalam pengolahan .

BAB II
PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
1. Sluice Box

Sluice Box biasa digunakan pada tambang semprot untuk lapisan alluvial. Dimana
lapisan alluvial ini disemprot dengan air bertekanan tinggi menggunakan pompa
sederhana utnuk melepaskan butiran material berharga dengan fragmen alluvial.
Selanjutnya aliran lumpur alluvial ini disemprotkan ke dalam sluice box tersebut
untuk dilakuan proses pemisahan awal. Material berharga yang dicari dengan
menggunakan metode ini umumnya adalah bijih emas dan timah.
Didalam sluice box, lumpur hasil penyedotan konsentrat yang mengandung emas
yang terdapat didalam aliran lumpur dapat ditangkap (terendapkan karena berat
jenisnya tinggi) dengan bantuan dasar sluice box yang dilapisi karpet. Setelah itu
karpet dasaran dari sluice box ini kemudian dicuci dalam drum tertutup, agar
butiran material berharga telepas dan terkumpul didalamnya. Kosentrat yang berisi
campuran mineral berat selanjutnya didulang untuk mendapatkan butiran emasnya.
Pada saat proses ini biasanya masih banyak material berharga yang ikut terbawa
bersama tailing. Untuk menghindari proses tersebut, pada saat pendulangan
campuran konsentratnya dicampurkan dengan air raksa (Hg), Hal ini memanfaatkan
sifat emas yang hanya mau bersenyawa dengan Unsur air raksa tersebut. Proses
tersebut disebut disebut proses Amalgamisasi. Kemudian campuran air raksa dan
emas lalu tersebut disaring menggunakan kain saring untuk mendapatkan
konsentrat murni dari emasnya, konsentrat ini boasanya disebut Bulion. Bulion ini
kemudian dibakar untuk memisahkan kembali campuran antara air raksa dan unsur
emasnya.
2. Humprey Spiral
Pada metode ini, prinsip utama yang diterapkan adalah pola aliran horizontal.
Adapun gaya-gaya utama yang bekerja pada sistem pengolahan dengan
menggunakan alat humprey spiral ini adalah :

a. Gaya dorong air


b. Gaya gesek air
c. Gaya grafitasi
d. Gaya Sentrifugal
Alatnya berupa Louder yang melingkar dan membentuk spiral, semakin panjang
loudernya, maka konsentrat yang diperoleh akan semakin tinggi kadarnya.
Terjadinya pemisahan di Humprey Spiral adalah karna feed yang dimasukkan
kedalam feed tank, melalui pompa, akan dihisap masuk kedalam cyclone. Didalam
cyclone, material cairan akan dipisahkan berdasarkan berat jenisnya. Material yang
lebih besar berat jenisnya akan masuk kedalam feed box, dan yang ringan akan
mengalir masuk kedalam llounder sebagai wash water. Karena bentyuk dari louder
ini melingkar dari atas sampai bawah, maka terjadi gerak arus sentrifugal, dan
material yang ringan akan mengalir keluar sebagai tailing, dan material berat akan
masuk kedalam port konsentrat.
3. Jaw crusher
Jaw Crusher adalah salah satu alat penghancur utama dalam pengolahan bijih
tambang atau tanaman. Ukuran rahang yang ditunjuk adalah penghancur oleh
rectangular atau persegi tersebut di bagian atas mulut (feed membuka). Misalnya,
24 x 36 rahang penghancur memiliki pembukaan 24 "36", a 56 x 56 rahang
penghancur memiliki pembukaan 56 "square. Primer jaw crushers biasanya dari
desain persegi tersebut, dan kedua adalah rahang crushers rectangular yang
membuka desain. Namun, ada banyak pengecualian untuk aturan umum ini.
Bongkah batu diletakkan didalam lubang feed, kemudian bongkahan tersebut akan
masuk diantara rahang tetap, dan rahang bergerak, lalu rotor akan menggerakan
rahang bergerak dengan menggunakan noken, gerakan rahang beregerak ini akan

menjepit bongkahan dan memecahkannya. Tekanan yang diberikan rahang


bergerak kepada material ditentukan dari tingkat kekerasan material itu sendiri.
Sedangkan lebar bukaan minimum dari lubang out put, ditentukan dari besarnya
ukuran yang diinginkan. Biasanya di bagian bawah dari jaw crusher ini diletakkan
screen untuk menyaring dan memastikan material yang keluar sesuai dengan
standart ukuran yang diinginkan. Sedangkan bongkahan yang masih belum sesuai
ukurannya, akan kembali mengalami proses lanjutan, dapat berupa milling,
grinding, atau crushing lagi.
4. Drum Magnetic Separator
Metode ini umumnya digunakan untuk pengolahan bijih yang memiliki sifat
kemagnetan. Konsentrat dan tailing dipisahkan dengan menggunakan magnet
induksi yang berupa drum. Feed dijatuhkan di lubang pemasukan feed, kemudian
curahan bijih tersebut akan menabrak drum magnet yang sedang berputar. Material
yang memiliki sifat kemagnetan akan melengket pada drum tersebut, sedangkan
material yang tidak memeiliki sifat kemagnetan akan jatuh ketempat tailing. Ada
tiga tempat output terpisah didalam alat ini.
a. Lubang keluaran untuk material yang memiliki sifat kemagnetan besar.
b. Lubang keluaran untuk material dengan sifat kemagnetan rendah yang disebut
Midling. (biasanya campuran antara material magnetic dan non-magnetic)
c. Lubang keluaran untuk material non-magnetic
5. Flotation (flotasi)
Flotasi adalah jenis pemisahan antara konsentrat dan Ore, konsentrat adalah
materaial yang mengandung unsur-unsur material berharga, biasanya dalam bentuk
bijih, seperti emas dan tembaga. Dari hasil pengolahan ini, tidak 100% konsentrat
material emas dan tembaga yang dapat diambil, biasanya dari 100% konsentrat,

setelah dilakukan proses ekstraksi, ada sekitar 10% - 20% yang hilang.
Proses-proses dalam flotasi ini antara lain : Pengahancuran, peggilingan (biasanya 2
proses ini adalah proses awal dalam pengolahan), Pengapungan, dan pengeringan.
Penghancuran dan penggilingan bertujuan untuk mererduksi ukuran bijih agar
sesuai dengan kapasitas alat flotasi. Flotasi sendiri dapat diartikan pengapungan,
dimana yang diapungkan disini adalah material berharga yang reaktif terhadap
adanya gelembung udara dan tingkat kejenuhan terhadap air. Sehingga jika suatu
material sudah jenuh terhadap air, maka dia cenderung akan bereaksi dengan
gelembung udara dan terangkat kepermukaan sel flotasi dalam bentuk buih.
Awalnya konsentrat halus hasil penggilingan yang mengandung unsur emas atau
tembaga tadi dicampur dengan Reagen untuk membuat bubur konsentrat (slurry)
didalam sel flotasi, lalu dimasukkan udara bertekanan untuk proses
pengadukannya. Reagen sendiri adalah media yang digunakan untuk membuat
gelembung udara pada saat poses, reagen type ini dapat berupa kapur. Kemudian
dimasukkan juga reagen type Collector, fungsinya adalah mempengaruhi semua
partikel-partikel sulfida yang biasanya berupa logam agar bersifat menolak air.
Setelah partikel sulfida terpengaruh oleh reagen collector. Maka partikel tersebut
akan mengikuti gelembung dan mengapung kepermukaan sel flotasi. Partikel ini
akan berbentuk buih seperti detergen yang berwarna metalik dan akan masuk ke
palung konsentrat. Hasil dari proses flotasi ini harus mengalami proses lanjutan
berupa proses pengeringan.
5. Conveyor Magnetic Separator
Metode ini biasanya digunakan untuk memisahkan material berupa bijih yang
memiliki sifat kemagnetan. Metode yang digunakan hampir sama dengan Drum
magnetic separator, namun pada alat ini, magnet tidak berbentuk drum yang

berputar dan memiliki arus magnet induksi, melainkan sebuah belt conveyor yang
terbuat dari lempeng logam. Bentuk dan mekanisme kerja alat dari Conveyornya
sama dengan conveyor yang biasa digunakan pada proses pemindahan material
hasil proses crushing. Namun conveyor logam ini memiliki arus magnet induksi.
Prisnsip kerjanya adalah dengan menjatuhkan material curah hasil proses crushing
di atas conveyor yang sedang berjalan. Material yang tidak memiliki sifat
kemagnetan akan jatuh diujung landasan conveyor dan masuk kedalam Waste port
untuk selanjutnya dialirkan dengan aliran air ke tailing pit. Sedangkan material yang
memiliki sifat kemagnetan akan terus berjalan bersama dengan belt conveyor, lalu
belt conveyor akan dibersihkan oleh scrap, agar material magnetic terlepas dari belt
conveyor ketempat penampungannya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Tujuan Pengolahan awal adalah untuk meningkatkan kualitas bahan galian.
2. Hasil dari pengolahan ini adalah konsentrat dan tailing.
3. Konsentrat adalah material berharga (bahan galian utama).
4. Tailing adalah zat pengotor (material asosiasi).
5. Didalam proses ini kemungkian akan didapatkan bahan galian ekonomis ikutan
dan campuran.
6. Sebelum melakukan pengolahan, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
untuk penentuan peralatan pengolahan, antara lain :
a. Warna dan Kilap
b. Ikatan Mineral

c. Berat Jenis dan Specific Grafity


d. Sifat Kemagnetan
e. Sifat Keradioaktifan
f. Reaksi Terhadap Udara
g. Sifat Elektricity
h. Kekerasan

Anda mungkin juga menyukai