Anda di halaman 1dari 1

Nama : Farris Hilmyafif Elli

NRP

: 2313100108

Tolok Ukur Keberhasilan (TUK)


TUK, sebelum membahas lebih dalam mengenai TUK sudah seharusnya kita
memahami apa arti dari TUK itu sendiri. Banyak yang berpendapat bahwa TUK
merupakan singkatan dari Tolak Ukur Keberhasilan. Namun yang benar adalah Tolok
Ukur Keberhasilan. Perbadaan antara tolak dan tolok terletak pada makna katanya
sendiri. Tolak memiliki makna dari dorongan, sorong. Sedangkan tolok memiliki makna
imbangan atau banding. Tolok Ukur Keberhasilan merupakan suatu patokan terukur
untuk menilai dari keberhasilan suatu kegiatan, suatu sasaran minimal yang harus
dicapai dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Dengan adanya TUK, suatu kegiatan
menjadi dapat dinilai keberhasilannya dengan mengedepankan unsur objektivitas
berdasarkan kesepakatan antara pantita-panitia yang terlibat di dalam kegiatan
tersebut. TUK juga berfungsi sebagai tool untuk penyempurnaan kegiatan
kedepannya. TUK sendiri dalam pembentukannya memiliki syarat syarat agar menjadi
suatu patokan yang memang dapat dinilai secara objektif. TUK haruslah jelas. TUK
yang jelas artinya TUK itu harus jelas terperinci dan detail. Misal TUK yang jelas
adalah, Ketercapaian suatu kegiatan liga futsal dengan TUK ikut mendaftarnya 12 tim
futsal. Kejelasan terletak pada jumlah peserta yang mendaftar. TUK juga harus
Realistis, TUK yang realistis dimana TUK yang ditentukan merupakan TUK yang
memang mungkin bisa diusahakan, menyesuaikan dengan AKL dari kegiatan tersebut.
TUK yang realistis tidak harus TUK yang mudah dicapai, TUK yang memiliki tingkat
kesulitan yang tinggi dalam pemenuhannya merupakan salah satu ciri TUK yang baik
(asalkan TUK masih memiliki korelasi dengan kegiatan) karena mampu memotivasi
internal tim kerja dan menjadi tantangan tersendiri untuk menciptakan suatu kegiatan
yang memang hebat. Syarat TUK yang terakhir adalah disepakatinya TUK oleh seluruh
elemen panitia yang terlibat. TUK tidak boleh ditetapkan oleh satu pihak saja. TUK
harus disosialisasikan ke seluruh elemen panitia dan disepakati bersama. Karena TUK
yang ditetapkan satu pihak saja ditakutkan akan membuat TUK dianggap sebagai
acuan yang tidak adil, sehingga elemen pelaksana tidak mau melaksanakan dengan
maksimal. Hal hal yang harus diperhatikan dalam membuat TUK adalah dana, waktu,
kepanitiaan dan partispan. Dari segi waktu penilaian TUK dapat berupa intensitas
kegiatan tersebut berlangsung ataupun ketepatan waktu acara tersebut dilaksanakan.
Misal TUK dari kegiatan CEIE HIMATEKK yaitu terlaksannya minimal 5x dalam satu
kepengurusan. Dari segi dana dapat berupa target pencapaian/keuntungan yang
didapat dalam suatu kegiatan misal TUK dari proker biro fund rasing ENDEV
HIMATEKK yang mencantumkan nilai nilai keuntungan yang harus didapat dalam satu
kepengurusan. Dari segi partisipan dapat berupa jumlah peserta yang mengikuti
kegitan tersebut. Dan dari segi kepanitiaan dapat berupa penilaian mengenai
performance dari panitia yang dinilai dari PA (Performance Appraisal) dan KPI (Key
Performance Index) dan jumlah panitia yang ikut dalam kegiatan itu sendiri. Teknik
penetuan TUK sendiri antara lain penetuan TUK sebisa mungkin dicantumkan dalam
bentuk kuantitatif. Agar pencapaian memang terukur dan sifat pengukuran objektif.
Kemudian cara kedua dalam menentukan TUK adalah mencantumkan mutu minimal
yang intinya nilai-nilai yang paling minimal dan harus dicapai untuk keberhasilan suatu
kegiatan. Dengan adanya mutu minimal ini syarat pencapaian keberhasilan acara
semakin jelas dan diharapkan tidak meninggalkan kesan ambigu. Sehingga panitia
yang mengetahui TUK tersebut dapat bekerja efektif dengan adanya TUK tersebut

Anda mungkin juga menyukai