Jbptunpaspp GDL Zoeraidasa 1842 3 Babiii
Jbptunpaspp GDL Zoeraidasa 1842 3 Babiii
METODELOGI PENELITIAN
Keterangan:
A
22
23
Match sebelumnya. Dan alasan mengambil siswa kelas VIII MTs karena siswa
kelas VIII kemampuan kognitifnya sudah berkembang.
Dari seluruh kelas VIII MTs Islam Al-Maziyyah Cianjur, diambil dua kelas
secara acak sebagai sampel dengan cara diundi karena setiap kelas memiliki
peluang yang sama sebagai sampel. Terpilih dua kelas, yaitu kelas VIII B dan
kelas VIII C. Kelas VIII C sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Index Card Match dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol yang
menggunakan metode ekspositori
B. Instrumen Penelitian
Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap
mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuat seperangkat
instrumen meliputi instrumen tes berupa tes hasil belajar dan instrumen non-tes
berupa skala sikap, seluruh instrumen tersebut digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data kualitatif dan data kuantitatif dalam penelitian.
1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematika
Tes komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal
uraian yang diberikan dalam bentuk pretes dan postes. Tujuan dilakukan
pretes adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Sedangkan postes dilakukan setelah kedua kelas mendapatkan
pembelajaran,
bertujuan
untuk
mengetahui
perbedaan
peningkatan
24
Perangkat soal tes dibuat sama yang terdiri dari 5 soal uraian, karena
dengan uraian maka proses berpikir, ketelitian dan sistematika penyusunan
jawaban dapt dilihat melalui langkah-langkah penyelesaian soal. Untuk
pemberian
skor
kemampuan
komunikasi
matematika
ini
dilakukan
Skor
20
15
Written Text
10
0
20
Drawing
15
Keterangan
Penjelasan konsep, ide atau situasi gambar
yang diberikan dalam bentuk kalimat,
dimana kalimat tersebut secara matematik
dapat dipahami (bermakna), benar dan jelas,
serta tersusun secara logis.
Penjelasan konsep, ide atau situasi gambar
yang diberikan dalam bentuk kalimat,
dimana kalimat tersebut secara matematik
dapat dipahami (bermakna) dan benar,
meskipun tidak tersusun secara sistematis
atau terdapat kesalahan bahasa.
Hanya sebagian besar dari penjelasan
konsep, idea tau situasi dari siatu gambar
yang diberikan dalam bentuk kalimat,
dimana kalimat tersebut secara matematik
dapat dipahami (bermakna) dan benar
Hanya sedikit dari penjelasan konsep, ide
atau situasi dari suatu gambar yang
diberikan dalam bentuk kalimat, dimana
kalimat tersebut secara matematik dapat
dipahami (bermakna) dan benar.
Jawaban yang diberikan menunjukkan
ketidakpahaman konsep.
Melukiskan diagram, gambar, atau tabel
secara lengkap dan benar.
Melukiskan diagram, gambar, atau tabel
secara lengkap namun ada sedikit
kesalahan.
25
10
5
0
20
15
Mathematical
Expression
10
5
0
26
2
N Y 2
N X 2 ( 2)
N XY ( X ) ( Y )
r XY =
Keterangan :
r XY
Interpretasi
Validitas sangat tinggi
0,90
Validitas tinggi
0,70
Validitas sedang
0,40
Validitas rendah
27
0,20
rxy
0,00
Tabel 3.3
s
n
r 11 =
(1 i2 )
n1
st
( )
28
Keterangan :
r 11
: Koefisien reliabilitas
Interpretasi
Reliabilitas sangat tinggi
0,80
Reliabilitas tinggi
0,60
Reliabilitas sedang
0,40
Reliabilitas rendah
r11
0,20
n xy( x ) (y)
r xy =
2
2
( n x (x) ) (n y 2 ( y )2)
29
Dari
hasil
DP =
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
XA
= Rata-rata skor siswa kelas atas
XB
30
Interpretasi
Sangat jelek
Jelek
DP 0,40
Cukup
0,40< DP 0,70
Baik
0,70< DP 1,00
Sangat baik
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Nilai Daya Pembeda Tiap Butir Soal
No. Soal
1
2
3
4
5
Daya Pembeda
0,42
0,69
0,61
0,21
0,25
Interpretasi
Baik
Baik
Baik
Cukup
Cukup
31
d. Indeks Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar, juga soal yang baik akan menghasilkan skor yang
berdistribusi normal. Untuk menghitung indeks kesukaran menggunakan
rumus indeks kesukaran menurut Suherman (2003: 43) sebagai berikut:
IK =
x
b
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
x
= Bobot
Untuk menentukan kriteria dari indeks kesukaran soal maka dilihat
dari nilai klasifikasi dari soal tersebut. Klasifikasi indeks kesukaran butir
soal menurut Suherman (2003: 170) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran
( IK )
IK = 1,00
0,70 < IK 1,00
0,30 < IK 0,70
0,00 < IK 0,30
IK = 0,00
Interpretasi
Soal terlalu mudah
Soal mudah
Soal sedang
Soal sukar
Soal terlalu sukar
32
Indeks Kesukaran
0,83
0,80
0,46
0,19
0,25
Interpretasi
Mudah
Mudah
Sedang
Sukar
Sukar
Validitas
Soal Nilai
0,77
1
Interpretasi
Tinggi
0,86
Tinggi
0,75
Tinggi
0,51
Sedang
0,41
Sedang
Reliabilitas
Nilai
0,68
Interpretasi
Tinggi
Daya Pembeda
Nilai
Interpretasi
Indeks Kesukaran
Nilai
Ket.
Interpretasi
0,42
Baik
0,83
Mudah
Dipakai
0,69
Baik
0,80
Mudah
Dipakai
0,61
Baik
0,46
Sedang
Dipakai
0,21
Cukup
0,19
Sukar
Dipakai
0,25
Cukup
0,25
Sukar
Dipakai
Berdasarkan rekapitulasi hasil uji coba instrumen penelitian pada Tabel 3.9
dapat disimpulkan bahwa kelima soal tersebut dapat dipakai untuk penelitian.
2. Skala Sikap
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap model
Likert. Skala sikap ini bertujuan untuk mengungkapkan sikap siswa terhadap
pelajaran matematika dengan menggunakan metode Indeks Card Match.
Angket skala sikap ini diberikan kepada siswa kelompok eksperimen setelah
33
mereka melaksanakan tes akhir (postes). Skala yang digunakan adalah skala
Likert dengan 5 pilihan yaitu SS, S, N, TS dan STS. Pembobotan yang dipakai
dalam mentransfer skala kualitatif ke dalam skala kuantitatif adalah :
Tabel 3.10
Pembobotan Skala Likert
Untuk Pernyataan Positif
SS diberi 5
S diberi 4
N diberi 3
TS diberi 2
STS diberi 1
3. Lembar Observasi
Observasi adalah suatu teknik evaluasi non-tes yang menginventarisasikan
data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan dan perilaku siswa secara langsung
(Suherman dan Sukjaya, 1990). Data yang dipeoleh bersifat relatif karena
dapat dipengaruhi oleh keadaan dan subjektivitas pengamat. Observasi kelas
dilakukan untuk melihat proses pembelajaran yang sedang berlangsung,
sehingga dapat dianalisis demi mendukung penelitian, dan diharapkan akan
diperoleh informasi mengenai gambaran pembelajaran yang berlangsung
antara lain menyangkut penampilan guru, suasana kelas, pola interaksi,
intervensi, aktivitas siswa, serta kejadian-kejadian lain yang dianggap penting.
Aktivitas
siswa
yang
diamati
pada
saat
pembelajaran
adalah
34
rangkuman sendiri, dan perilaku yang tidak sesuai atau diharapkan. Pedoman
observasi ini diisi oleh pengamat atau observer.
D. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian dilaksanakan melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
b. Menyusun dan menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan untuk
penelitian.
c. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.
d. Menentukan sampel sebanyak dua kelas sebagai kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Memberikan pretes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
Indeks Card Match pada kelas eksperimen dan pembelajaran secara
konvensional pada kelas kontrol.
c. Memberikan postes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Membagikan angket kapada kelas eksperimen untuk mengetahui sikap
siswa
terhadap
pembelajaran
matematika
menggunakan
metode
35
Tabel 3.11
Jadwal Penelitian
Hari/Tanggal
Selasa, 22 Mei 2012
Rabu, 23 Mei 2012
Kamis, 24 Mei 2012
Jumat, 25 Mei 2012
Selasa, 29 Mei 2012
Rabu, 30 Mei 2012
Kamis, 31 Mei 2012
Jumat, 1 Juni 2012
Sabtu, 2 Juni 2012
Kegiatan
Melaksanakan pretes di kelas eksperimen
Melaksanakan pretes di kelas kontrol
Melaksanakan pembelajaran pertemuan
pertama di kelas kontrol
Melaksanakan pembelajaran pertemuan
pertama di kelas eksperimen
Melaksanakan pembelajaran pertemuan
kedua di kelas eksperimen
Melaksanakan pembelajaran pertemuan
kedua di kelas kontrol
Melaksanakan pembelajaran pertemuan
ketiga di kelas kontrol
Melaksanakan pembelajaran pertemuan
ketiga di kelas eksperimen
Melaksanakan postes di kelas kontrol dan
melaksanakan postes serta angket skala
sikap di kelas eksperimen
E. Analisis Data
1. Analisis Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
Statistik yang digunakan adalah uji-t. Uji-t digunakan untuk melihat
perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa antara kelas eksperimen
dan kelas Kontrol. Data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes dianalisis
dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Adapun langkahlangkah analisis datanya sebagai berikut:
a. Analisis Data Tes Awal (Pretes)
36
1) Mencari nilai maksimum, nilai minimum, rerata dan simpangan baku tes
awal (pretes) kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan
program SPSS 17.0 for windows.
2) Menguji normalitas skor tes kemampuan komunikasi matematika kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Shapiro-Wilk dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Taraf signifikansinya
adalah 0,05. Jika probabilitas > 0,05 maka berdistribusi normal (Santoso,
2001: 169).
3) Menguji
homogenitas
dua
varians
dengan
uji
levene
dengan
37
H0
Dengan kriteria uji,
H0
jika probabilitas < 0,05 maka
245).
b. Analisis Data Tes Akhir (Postes)
1) Mencari nilai maksimum, nilai minimum, rerata dan simpangan baku tes
akhir (postes) kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan
program SPSS 17.0 for windows.
2) Menguji normalitas skor tes kemampuan komunikasi matematika kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Shapiro-Wilk dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Taraf signifikansinya
adalah 0,05. Jika probabilitas > 0,05 maka berdistribusi normal (Santoso,
2001: 169).
3) Menguji
homogenitas
dua
varians
dengan
uji
levene
dengan
38
H1 : 1 > 2
Keterangan :
H0
H1
H0
Dengan kriteria uji,
H0
jika probabilitas < 0,05 maka
2001: 245).
2. Analisis Data Indeks Gain
Perhitungan indeks gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan komunikasi matematika siswa. Perhitungan tersebut diperoleh
dari nilai pretes dan postes masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini, indeks gain akan digunakan
apabila rata-rata postes kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda.
Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran menurut
Meltzer dihitung dengan rumus g-faktor (N-Gain) dengan rumus
S pos S pre
g = S maksS pre
Keterangan :
g
= Gain
S pre
= Skor pretes
39
S pos
= Skor postes
S maks
= Skor maksimal
Kriteria tingkat gain menurut Hake yang disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 3.12
Kriteria Tingkat Gain
G
g > 0,7
0,3 < g 0,7
g 0,3
Keterangan
Tinggi
Sedang
Rendah
Setelah diperoleh rata-rata tiap butir soal, lalu kita membandingkan data
indeks gain kelompok eksperimen dan data indeks gain kelompok kontrol
dengan bantuan software SPSS 17.0 for windows .Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Menguji normalitas data indeks gain kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program SPSS 17.0 for
windows. Taraf signifikansinya adalah 0,05. Jika probabilitas > 0,05 maka
berdistribusi normal (Santoso, 2001: 169).
b. Menguji homogenitas dua varians dengan uji levene dengan menggunakan
program SPSS 17.0 for windows. Taraf signifikasinya adalah 0,05. Jika
probabilitas > 0,05 maka siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
homogen (Santoso, 2001:169).
c. Uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji satu pihak dengan menggunakan
program SPSS 17.0 for windows, untuk mengetahui kelas mana yang lebih
baik. Rumusan hipotesisnya adsalah sebagai berikut :
H0
: 1 < 2
H1
: 1 2
40
Keterangan:
Ho: Peningkatan rata-rata skor indeks gain kelas ekperimen tidak lebih
baik daripada kelas kontrol.
H1: Peningkatan rata-rata skor indeks gain kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol
H0
Dengan kriteria uji,
H0
probabilitas < 0,05 maka
3.
WF
F
Keterangan :
X = Nilai rata-rata sikap siswa
41
data
lembar
observasi
dilakukan
dengan
cara
42