Deduktif PDF
Deduktif PDF
1. Pendahuluan
Kebutuhan energi akan selalu meningkat sebagai fungsi pertumbuhan jumlah penduduk. Untuk
energi konvensional seperti migas, tingginya kebutuhan apabila tidak diimbangi dengan kapasitas
produksinya menyebabkan kelangkaan sehingga terjadi kenaikan harga dan krisis energi [1].
Salah satu usaha pemerintah yang terkait dengan kebijakan energi tersebut adalah dengan
mengembangkan dan meningkatkan keanekaragaman energi termasuk energi yang sangat potensial
saat ini dan di masa yang akan datang. Berdasarkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional
(RUKN/National Electricity Plan), prosentase penduduk Indonesia yang belum berlistrik 36 %
dan desa belum berlistrik 35 % [2]. Hal ini menunjukkan pentingnya pengembangan bidang energi
terbarukan.
Sistem mikrohidro atau nanohidro sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan, dapat
memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dalam memenuhi energi listrik tanpa harus
email : warsito@unila.ac.id
15
16
Warsito dkk
mengeluarkan biaya tinggi untuk sistem transmisi daya atau perawatan lingkungan secara umum
karena implementasi sistem terintegrasi dengan pemanfaatannya [3].
Dalam konsep Fisika bahwa energi tidak dapat dimusnahkan oleh karena itu tentu energi setelah
digunakan tentu menjadi sumber energi lain yang baru. Konsep dasar dari penelitian ini adalah
bahwa hukum kekekalan energi yaitu energi bersifat kekal, tidak bisa dimusnahkan, tetapi
berpindah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi lainnya. Maka untuk memahami konsep
ini, yang terpenting adalah menciptakan energi awal sebagai pemicu (trigger), selanjutnya energi
lain dapat dihasilkan dari energi tersebut, demikian seterusnya energi akan berputar.
Pemanfaatan tenaga air sebagai pembangkit listrik mempunyai bermacam-macam tingkatannya;
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan daya keluaran di atas 0,5 MW, sistem mikrohidro
sekitar 1500 kW, sistem nanohidro dengan daya keluaran di bawah 1 kW. System nanohidro
dapat direalisasi menggunakan aliran air pada pipa dengan diameter 26 inch [4] dan
perkembangannya hingga kini dapat direalisasi menggunakan pipa berdiameter mulai dari inch.
Parameter utama penentu tingkat daya keluaran sistem tenaga air tersebut adalah debit air dan
ketinggian air jatuh [3] sesuai dengan persamaan berikut :
P = g Q h t g
(1)
dengan
h
Q
t
g
g
Besarnya nilai efisiensi turbin adalah t = 82 % untuk Turbin Pelton, t = 84 % untuk Turbin
Francis, t = 77 % untuk Turbin Crossflow dan t = 84 % untuk Turbin Tubular tipe S.
Penelitian yang banyak dilakukan saat ini adalah pemanfaatan energi air dalam skala mikrohidro
10100 kW yang berasal dari saluran irigasi [5,6]; atau sistem mikrohidro pada umumnya [7,8,9].
Sistem sejenis juga telah dilakukan oleh Takane dan Hiromaro [10] dengan memanfaatkan aliran
air sungai kecil dan dihasilkan efisiensi turbin sebesar 2530 %.
Pada penelitian ini telah didesain dan direalisasi energi listrik nanohidro menggunakan kincir tipe
Francis yang bersumber pada aliran sungai berdebit kecil 0,87 10-3 m3/s dengan ketinggian head
1,5 m.
2. Metode
Tahap awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan studi tentang potensi aliran air
untuk mengetahui tipe kincir yang digunakan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa potensi aliran
mempunyai head setinggi 1,5 m sehingga tipe kincir yang tepat adalah tipe Francis. Desain sistem
nanohidro tampak seperti pada Gambar 1.
Dari Gambar 1, aliran air dari sungai kecil ditampung dalam bak penstock (A) yang selanjutnya
dialirkan menuju kincir tipe Francis (C) melalui pipa pesat (B). Selanjutnya putaran kincir
Realisasi dan Analisis Sumber Energi Baru dan Terbarukan Nanohidro dari Aliran Air Berdebit Kecil
17
dihubungkan ke generator (D) menggunakan belt. Untuk menghasilkan putaran optimal pada
generator, maka dilakukan analisis sistem konversi gir secara integral. Tujuan utama dari tahap ini
adalah mendapatkan nilai putaran optimal pada titik generator dan mendapatkan daya putar yang
optimal.
Tahapan selanjutnya adalah analisis secara integral dari sistem nanohidro yang meliputi daya
keluaran generator sebagai fungsi kecepatan putar (rpm) dari generator. Pengukuran kecepatan
putar generator menggunakan tachometer analog, dengan mendapatkan nilai kecepatan putar
generator ini maka dapat dianalisis efisiensi (sistem) secara keseluruhan.
18
Warsito dkk
Analisis Pengujian Turbin yang Terhubung dengan Generator menggunakan aliran air dari
pipa inch
Pada perancangan nanohidro yang sudah dilakukan memakai turbin reaksi sebagai pengkonversi
energi potensial yang dimiliki oleh air menjadi energi mekanik dan generator ac yang mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Pada penelitian ini, di ujung pipa pesat dipasang sebuah
kran yang berfungsi untuk mengatur debit air untuk menggerakan turbin. Ada tiga posisi pada
pengaturan debit air, yaitu posisi 3 dimana kran terbuka penuh, posisi 2 kran terbuka sekitar dan
posisi 1 kran terbuka sekitar . Pengukuran debit di lakukan dengan cara menampung air pada
sebuah ember dalam waktu tertentu. Hasil pengujian pengaruh posisi kran terhadap debit air
terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pengaruh posisi kran terhadap debit air
Posisi
Kran
3
2
1
Waktu
t (s)
23
34
45
Volume
(L)
20
20
20
Debit
Q (m3/s)
0,87 10-3
0,59 10-3
0,44 10-3
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa posisi kran berpengaruh terhadap debit air yang akan
menggerakan turbin, sehingga dengan berkurangnya debit air mengakibatkan berkurangnya
putaran. Pada posisi kran terbuka penuh (100 %) waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ember
dengan volume 20 l adalah 23 detik, pada posisi 1 dan 2 dengan volume yang sama dibutuhkan
waktu yang lebih lama untuk mengisi penuh ember.
Debit air akan berpengaruh terhadap putaran yang dihasilkan oleh turbin. Pengujian pengaruh
turbin terhadap putaran turbin di lakukan dengan tiga debit air yang berbeda yang dihasilkan oleh
perubahan posisi kran. Semakin besar debit air maka putaran turbin yang dihasilkan akan lebih
besar apabila dibandingkan denngan debit air yang lebih sedikit. Pengukuran putaran pada turbin
menggunakan alat pengukur putaran yaitu tachometer. Pengaruh putaran turbin terhadap tegangan
yang dihasilkan oleh generator, debit air mempengaruhi kecepatan putaran turbin dan selanjutnya
semakin cepat putaran turbin tegangan keluaran akan semakin tinggi pula (Gambar 2).
Pengujian selanjutnya adalah melakukan uji pemberian beban yang dilakukan sebanyak 3 kali
perubahan, yaitu menggunakan lampu 6 W 12 volt dan hambatan yang terukur adalah 25 .
Sedangkan total hambatan untuk sistem secara terpasang (lampu dan juga tachometer), adalah 125
Realisasi dan Analisis Sumber Energi Baru dan Terbarukan Nanohidro dari Aliran Air Berdebit Kecil
19
. Jika pembebanan dilakukan secara seri antara lampu dan tacho, hambatan yang terukur adalah
145 . Data hasil pengujian pembebanan terlihat pada Tabel 2.
Analisis generator dan kecepatan putar
Pada penelitian ini telah dibuat sistem nanohidro yang diputar oleh mini turbin tipe Francis.
Generator yang digunakan merupakan generator magnet permanen 3 pasang kutub yang
mempunyai kecepatan putar optimal 2400 rpm (rotation per minute / putaran per menit) dengan
tegangan keluaran 12/15 V dan kapasitas daya 6 W. Keluaran dari generator berupa tegangan arus
bolak balik yang kemudian disimpan dalam akumulator. Sebelum disimpan pada akumulator
tegangan tersebut disearahkan terlebih dahulu menggunakan dioda.
Generator ini terdiri dari magnet yang berputar atau disebut rotor dan kumparan yang diam atau
disebut stator. Untuk mengetahui tegangan generator yang digunakan pada pengisian akumulator,
dilakukan pengujian menggunakan motor sebagai penggerak generator dengan sebuah dimmer
sebagai pengatur kecepatannya.
Tabel 2. Data Hasil Perubahan Beban Terhadap Tegangan Keluaran
Beban
R ()
25
120
145
Arus
I (A)
0,33
0,12
0,13
TeganganV
(Volt)
4,7
8,75
9,5
Daya
P (Watt)
1,551
1,05
1,235
KM/H
60
75
85
Tegangan yang keluar dari generator yang sudah disearahkan oleh dioda diukur menggunakan
multimeter digital dan kecepatannya diukur menggunakan tachometer. Rotor generator yang
diputar tersebut menghasilkan tegangan yang bervariasi sebagai fungsi kecepatan putar yang juga
berubah-rubah pula. Untuk mendapatkan nilai kuat arus dari keluaran generator diperlukan beban
(R) yang telah diketahui nilainya, sehingga diperoleh daya yang dapat dihasilkan oleh generator.
Gambar 3 merupakan grafik hasil pengukuran tegangan keluaran generator dengan variasi
kecepatan di mulai dari 10502333 rpm dengan beban resistor 100 dan diperoleh hasil berupa
tegangan dan kuat arus.
Nilai tegangan yang dihasilkan oleh generator tergantung pada kecepatan putaran yang diberikan
pada generator tersebut. Semakin besar kecepatannya maka akan menghasilkan tegangan yang
semakin besar. Dari grafik pada Gambar 3 diperoleh persamaan Vout = 0,005v 3.85 dengan
20
Warsito dkk
kemiringan (slope) = 0,005 dan sensibilitas generator yaitu dV dv = 0,005(Volt / rpm) artinya
generator yang digunakan mengalami kenaikan tegangan sebesar 0,005 Volt setiap 1 rpm. Pada
penelitian ini kecepatan maksimum putaran hanya mencapai 2333 rpm. Untuk mengetahui daya
yang dihasilkan, dilakukan perhitungan, sehingga diperoleh nilai daya seperti tampak pada
Gambar 4.
Gambar 4. Grafik hubungan antara putaran turbin dan daya keluaran dari generator
Tegangan yang di gunakan untuk mengisi akumulator besarnya adalah minimal sama dengan
tegangan akumulator (12V), sedangkan hasil pengukuran keluaran generator adalah 12,22 V, maka
nilai ini sudah memenuhi syarat untuk mengisi arus pada akumulator. Kecepatan putar yang
dibutuhkan untuk nilai tegangan tersebut adalah 1983 rpm, sehingga menghasilkan daya sebesar
1,71 W yang ditunjukkan pada Gambar 4. Tinggi rendahnya daya yang dihasilkan mempengaruhi
pada lama waktu yang dibutuhkan dalam pengisian akumulator.
Gambar 5. Foto sistem pulley dan belt serta generator yang terpasang pada turbin tipe Francis
Setelah diketahui karakteristik dari generator dengan beberapa variabel yang telah diperoleh maka
generator dapat dirangkai dengan turbin yang mempunyai kecepatan putar 166 rpm menggunakan
belt dan pulley. Untuk menaikkan kecepatan hingga 1983 rpm digunakan pulley dengan
perbandingan 12, artinya perbandingan pulley minimal 1:12. Gambar 5 adalah foto hasil rancangan
generator yang terpasang pada turbin. Namun sistem ini masih mempunyai efisiensi daya keluaran
yang rendah. Efisiensi daya keluaran dari sistem dapat dihitung sebagai berikut:
Poptimal =
2333
* 6W = 5.83W
2400
Realisasi dan Analisis Sumber Energi Baru dan Terbarukan Nanohidro dari Aliran Air Berdebit Kecil
sistem =
21
2.34
*100% = 40.12%
5.83
Daya optimal yang seharusnya dihasilkan dari sistem nanohidro pada 2333 rpm adalah 5,83 W,
namun sistem hanya menghasilkan 2,34 W sehingga efisiensi sistem secara integral dari sistem
nanohidro adalah 40,12%.
4. Kesimpulan
Telah direalisasi dan dikarakterisasi sistem nanohidro dengan head 1,5 m dan debit 0,87 10-3
m3/S dengan kecepatn turbin maksimum yang dihasilkan adalah 2333 rpm dan daya yang
dihasilkan adalah 2,34 W. Efisiensi sistem secara integral sebesar 40,12%, nilai ini merupakan
rasio antara daya hasil penelitian yang terukur terhadap daya ideal yang seharusnya didapatkan
dengan nilai rpm yang sama.
Prospektif secara umum dari hasil penelitian ini adalah memanfaatkan daya keluaran dari
generator untuk mengisi akumulator 12 V dan selanjutnya daya tersebut dapat dimanfaatkan secara
langsung dengan arus dc atau ac menggunakan sistem inverter. Solusi dari daya yang dihasilkan
kecil adalah sistem multi titik nanohidro yang merupakan penjumlahan daya dari beberapa titik
nanohidro
Ucapan terima kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada DP2M, Dirjen Dikti yang telah memberikan support
dana penelitian melalui program Penelitian Hibah Strategis Nasional dengan No Kontrak :
529/SP2H/PP/DP2M/VII/2010 tanggal 24 Juli 2010.
Daftar Pustaka
1. B. Nababan, Rancangan Sistem Kontrol Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Air, Laporan
penelitian IPB. Bogor (2001).
2. Dokumen Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (The National Electricity Plan),
Departemen ESDM, Jakarta (2006).
3. E. Bedi, H. Falk, Small hydro power plants, Journal of Energy Saving Now, Vol. 1(2008)
4. B-O. Schultze, Siting for Nanohydro : a Primer, Journal of Home-Made Power, Vol. 15,
February / March (1990).
5. H. Nadjamuddin, M. Yamin dan N. Salam, Pemanfaatan Turbin Mikrohidro Untuk
Pembangkit Tenaga Listrik Di Desa Baji Minasa Kecamatan Bulukumpa Kabupaten
Bukukumba, Jurnal ASPI, Vol. I, No. 4, Februari (1995)
6. E. Mawardi, dan M.Memed, Pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro tipe
MdCCF di saluran irigas, Pusat Litbang Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta (2008)
7. O.F. Patty, Tenaga Air, Erlangga, Jakarta (1995)
8. Satriyo, Puguh Adi, Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Untuk Daerah
Terpencil, Buletin Balitbang Dephan Volume 10 Nomor 18 (2007).
9. D. J. Fullford, P. Mosley and A.Gill, Recommendations on the use of microhydro power in
rural development, Journal of International Development, Vol. 12, 975 983 (2000)
10. I. Takane dan I. Hiromaro, Micro Turbine and Micro Hydro, Journal of the Institute of
Electrical Engineers of Japan, VoL.121; No.2; Page 119-122 (2001).
11. F. Dietzl, Turbin, Pompa dan Kompresor (alih bahasa Dakso Sriyono), Erlangga, Jakarta
(1992)