Anda di halaman 1dari 7

Escherichia coli

Escherichia coli
Dani Umar Aziz, ITS Indonesia
Khoirun Nisak, ITS Indonesia
Nur Fadhilatus Sholihah, ITS Indonesia
Riska Irawan, ITS Indonesia
Triwijayanti Irma Suryani, ITS Indonesia

Konten Artikel
Pendahuluan
Escherichia coli
Manfaat Escherichia coli
Kerugian yang
ditimbulkan

Bakteri Escherichia coli dikenal sebagai bakteri yang menyebabkan gangguan pencernaan
pada manusia. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Theodor Escherich pada tahun 1885.
Selain menyebabkan gangguan percernaan, bakteri ini juga bermanfaat bagi manusia.
PENDAHULUAN

Escherichia coli adalah salah satu


bakteri komensal di dalam usus manusia,
yang sudah ada di dunia sejak keberadaan
manusia, yang khusus di tugaskan oleh
Tuhan Yang Maha Kuasa untuk membantu
manusia dalam proses kehidupannya.
Bakteri ini juga menghuni usus hewan.
Bakteri ini adalah salah satu anggota dari
keluarga
(Famili)
yang
disebut
Enterobacteriaceae. Bakteri lain yang juga
sering menghuni usus manusia dan juga
hewan adalah Klebsiella, Proteus,
Enterobacter,
Serratia,
Citrobacter,
Morganella, Providencia, Edwardsiella.
Usus manusia dilengkapi dengan
pertahanan tubuh untuk mempertahankan
diri dari serangan bakteri lewat saluran
pencernaan. Mulai suasana asam kuat di
lambung yang bisa menghancurkan apa
saja, termasuk bakteri pada umumnya,
kemudian enzim-enzim yang juga secara
biokimiawi bisa merusak bakteri yang
masuk usus. Di bagian paling akhir, yakni
di usus besar, disitu dihuni secara penuh
oleh berbagai bakteri, khususnya E. coli.
Fungsi E. coli selain menutup permukaan
usus besar agar bakteri lain, khususnya

bakteri patogen tidak ada tempat lagi untuk


berada di usus, sehingga terus menuju ke
luar melalui kotoran, juga E. coli bisa
menghasilkan bahan antibiotik, seperti
kolisin yang bisa membunuh bakteri
patogen yang lain. Ada lagi yang
diperankan oleh E. coli, yakni bersama
bakteri lain, mencerna makanan sisa yang
ada di usus besar, sehingga oleh E. coli
tersebut dihasilkan berbagai produk untuk
dirinya, seperti asam amino, yang
sebenarnya juga adalah kebutuhan manusia
juga. Produk lain adalah beberapa bahan
gas yang sering tidak disukai oleh
manusia. Jadi manusia mendapat manfaat
juga darinya. Manfaat terakhir adalah E.
coli di dalam usus, selalu melakukan
intervensi sedikit-sedikit ke lapisan
dinding usus, sehingga bagi manusia
normal yang keadaan tubuhnya dalam
keadaan
sehat,
bisa
menghasilkan
kekebalan atau imunitas di lapisan usus,
yang
pada
akhirnya
juga
bisa
disumbangkan ke tubuh manusia secara
keseluruhan, dan kembali lagi ke usus
(Homing Mechanism). Jadi E. coli
berfungsi melatih sel-sel di dinding usus
untuk memiliki pertahanan menghadapi
serangan bakteri patogen yang lain.

Escherichia coli
Jika ada satu juta sampai satu
milyard bakteri, kemudian dihantam
dengan antibiotika sekuat dan sebesar
apapun, hampir selalu ada, satu, dua atau
lebih bakteri yang mengubah dirinya
menjadi resisten. Hal ini sering disebut
sebagai Mutation Rate. Karena bakteri
mampu membelah diri setiap 20 menit,
maka dalam waktu beberapa hari, usus
manusia yang mendapat antibiotik tersebut
sudah dipenuhi oleh bakteri yang resistem.
Disinilah manusia mulai mendapat
serangan balik dari E. coli, yakni pada saat
jumlah bakteri mulai menurun, sistem
imunitas di dalam usus mulai terganggu.
Jika keadaan seseorang tersebut tidak
optimal, maka E. coli yang di usus bisa
dengan mudah menembus usus dan
terjadilah infeksi sistemik di dalam tubuh
manusia, yang disebabkan oleh E. coli
resisten hasil mutasi beberapa hari
sebelumnya.
Disinilah
perlunya
keseimbangan penggunaan antibiotika dan
mempertahankan
pertahanan
tubuh
manusia dalam managemen penyakit
infeksi.
BAKTERI Escherichia coli
Pada
umumnya
jika
kita
mendengar kata bakteri, yang langsung
terbayang adalah makhluk amat kecil yang
berbahaya karena menyebabkan berbagai
penyakit. Bakteri Escherichia coli adalah
salah jenis bakteri yang sering dibicarakan.
Cukup banyak masyarakat yang tahu E.
coli namun hanya sebatas bakteri ini
adalah
penyebab
infeksi
saluran
pencernaan. Namun banyak sebenarnya
yang patut diketahui dari bakteri ini.
E. coli merupakan bakteri berbentuk
batang dengan panjang sekitar 2
micrometer dan diamater 0.5 micrometer.
Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7

micrometer kubik. Bakteri ini termasuk


umumnya hidup pada rentang 20-40
derajat C, optimum pada 37 derajat.
Escherichia coli dapat tumbuh di medium
nutrien
sederhana,
dan
dapat
memfermentasikan
laktosa
dengan
menghasilkan asam dan gas. Kecepatan
berkembangbiak bakteri ini adalah pada
interval 20 menit jika faktor media, derajat
keasaman dan suhu tetap sesuai. Selain
tersebar di banyak tempat dan kondisi,
bakteri ini tahan terhadap suhu, bahkan
pada suhu ekstrim sekalipun. Suhu yang
baik untuk pertumbuhan bakteri ini adalah
antara 80C-460C, tetapi suhu optimumnya
adalah 370C. Oleh karena itu, bakteri
tersebut dapat hidup pada tubuh manusia
dan vertebrata lainnya. Morfologi dan ciriciri pembeda Escherichia coli yaitu:
merupakan batang gram negatif, terdapat
tunggal, berpasangan, dan dalam rantai
pendek, biasanya tidak berkapsul, tidak
berspora, motil atau tidak motil, peritrikus,
aerobik, anaerobik fakultatif, penghuni
normal usus, seringkali menyebabkan
infeksi.
Escherichia coli dalam usus besar
bersifat patogen apabila melebihi dari
jumlah normalnya. Galur-galur tertentu
mampu menyebabkan peradangan selaput
perut dan usus (gastroenteritis). Kita
mungkin banyak yang tidak tahu jika di
usus besar manusia terkandung sejumlah
E. coli yang berfungsi membusukkan sisasisa makanan. Dari sekian ratus strain E.
coli yang teridentifikasi, hanya sebagian
kecil
bersifat
pathogen,
misalnya
strainO157:H7.

Escherichia coli
Pada suatu penelitian di sebuah
rumah sakit, diketahui bahwa sebuah
E.coli,
ternyata
bisa
melakukan
perkawinan.
Istilah
perkawinan
sebenarnya dimaknakan ada kontak antar
E. coli dengan bakteri lain, bisa sesama E.
coli atau dengan jenis lain.

Gambar 1. Bakteri Escherchia coli

Tabel 1: Berbagai jenis Escherichia coli dan perubahannya yang diketahui sampai saat ini
Tipe

Epidemiologi

Sindroma Klinik Penyebab


Materi genetik
keganasan
STEC Menular lewat makanan, air Kolitis hemoragik, Toksin Shiga
Gen Stx dalam
dan berpindah antar manusia, Sindroma Uremikvirus (faga)
banyak di daerah industri
hemolitik
ETEC Menular lewat makan-minum, Traveler's
enterotoxin
Plasmid
banyak pada anak-anak dan diarrhea
turis asing di negara
berkembang
EPEC Menular antar orang,
Watery diarrhea Bahan pelekatan Plasmid
khususnya pada bayi,
ke dinding usus
EIEC Menular lewat makan-minum, Disenteri
Penembusan
Plasmid
banyak pada anak-anak dan
dinding usus
keganasan
turis asing di negara
berkembang
EAEC Menular lewat makan-minum, Traveler's
Protein
plasmid
banyak pada anak-anak dan diarrhea,
agregatif, AggR pengkode
Bakteri lain, dan hidup di dalam
bakteridan
turis asing di negara
agregatif
berkembang
toksin
Kadang diare
Perpindahan genetik pada bakteri, kronis
Catatan: STEC, Shiga toxinproducing E. coli; ETEC, enterotoxigenic E. coli; EPEC,
enteropathogenic E. coli; EIEC, enteroinvasive E. coli; EAEC, enteroaggregative E. coli.
Pemberi bahan genetik dikatakan sebagai
F+ (atau Laki) dan Penerima dikatakan
Perempuan. Sebenarnya, berdasar teori
genetik ini, istilah perkawinan ini mirip
yang ada di hewan atau manusia.

Perpindahan genetik pada bakteri,


selain melalui perkawinan (Konjugasi)
juga ada beberapa cara lain, Perkawinan
ini dimaknakan terjadinya perpindahan
bahan genetik antar satu dengan yang lain.
yang baru. Karena di alam sangat banyak
E. coli, maka kesempatan untuk mendpaat
genetik baru pada E. coli menjadi lebih
besar.

Escherichia coli
Pada
publikasi
internasional,
diketahui bahwa bahan genetik yang ada di
Shigella spp yang diketahui patogen, bisa
diketemukan di dalam sel E. coli. Juga
diketahui pula materi genetik pengkode
keganasan pada Kholera, ternyata juga bisa
berpindah dan diketemukan di dalam sel E.
coli. Setelah dianalisis di laboratorium,
ternyata materi genetik yang bisa
berpindah-pindah tersebut, berada bersama
dengan materi genetik pengkode resistensi
antimikroba. Kita ketahui bahwa jika
bakteri mengandung materi genetik
pengkode resistensi antimikroba, jika
seseorang mengkonsumsi antimikroba,
materi genetik ini jumlahnya makin
meningkat untuk mempertahankan bakteri
agar tidak mati. Jumlah yang makin tinggi
tersebut akan meningkatkan kemungkinan
perpindahan materi genetik antar bakteri.
Materi genetik ini semua terkadang
membentuk gen sendiri yang disebut
plasmid, yang mengapung di dalam sel
bakteri, dan mampu berpindah sejauh ada
kesempatan yang difasilitasi oleh manusia.

MANFAAT Escherichia coli


Bakteri E. Coli yang berada di
dalam usus besar manusia berfungi untuk
menekan pertumbuhan bakteri jahat, dia
juga membantu dalam proses pencernaan
termasuk pembusukan sisa-sisa makanan
dalam usus besar. Fungsi utama yang lain
dari
E.
Coli
adalah
membantu
memproduksi vitamin K melalui proses
pembusukan sisa makan. Vitamin K
berfungsi untuk pembekuan darah
misalkan saat terjadi perdarahan seperti
pada luka/mimisan vitamin K bisa
membantu menghentikannya.

Banyak
industri
kimia
mengaplikasikan teknologi fermentasi
yang memanfaatkan E. coli. Misalnya
dalam produksi obat-obatan (insulin,
antiobiotik), high value chemicals (1-3
propanediol, lactate). Secara teoritis,
ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan
oleh bakteri ini asal genetikanya sudah
direkayasa
sedemikian
rupa
guna
menghasilkan jenis produk tertentu yang
diinginkan. Jika mengingat besarnya
peranan ilmu bioteknologi dalam aspekaspek kehidupan manusia, maka tidak bisa
dipungkiri juga betapa besar manfaat E.
coli bagi kita.
Bakteri yang namanya berasal dari
sang penemu Theodor Escherich yang
menemukannya di tahun 1885 ini
merupakan jenis bakteri yang menjadi
salah satu tulang punggung dunia
bioteknologi. Hampir semua rekayasa
genetika di dunia bioteknologi selalu
melibatkan E. coli akibat genetikanya yang
sederhana dan mudah untuk direkayasa.
Riset di E. coli menjadi model untuk
aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri
ini juga merupakan media cloning yang
paling sering dipakai. Teknik recombinant
DNA tidak akan ada tanpa bantuan bakteri
ini.

KERUGIAN YANG DITIMBULKAN


Dalam jumlah yang berlebihan bakteri E.
Coli dapat mengakibatkan diare, dan bila
bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh
yang lain dapat menginfeksi. Seperti pada
saluran kencing, jika bakteri E. Coli
sampai masuk ke saluran kencing dapat
mengakibatkan
infeksi
saluran
kemih/kencing (ISK), umumnya terjadi
pada perilaku sek yang salah (anal sek)

Escherichia coli
juga resiko tinggi bagi wanita karena
posisi anus dan saluran kencingnya cukup
dekat sehingga kemungkinan bakteri
menyebrang cukup besar tepatnya ketika
membersihkan anus setelah BAB (Buang
Air Besar) untuk itu arahkan air juga
tangan
ke
arah
belakang
saat
membersihkan anus jangan ke depan agar
tidak mengkontaminasi saluran kencing.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam
British Medical Journal ditemukan orang
yang mengonsumsi air yang tercemar E.
coli memiliki peningkatan risiko terkena
tekanan darah tinggi, masalah ginjal dan
juga penyakit jantung di kemudian hari.
Tim peneliti dari Lawson Health Research
Institute dan The University of Western
Ontario menilai risiko untuk tekanan darah
tinggi, gangguan ginjal dan juga penyakit
kardiovaskular terjadi dalam waktu 8
tahun sejak mengalami gastroenteritis
(masalah pencernaan) dari air minum yang
tercemar bakteri E. coli.
Sekitar 54 persen partisipan mengalami
gastroenteritis
akut
dan
beberapa
diantaranya
membutuhkan
perhatian
medis. Diketahui peserta yang mengalami
gastroenteritis akut berisiko 1,3 kali lebih
mungkin mengalami hipertensi, 3,4 kali,
lebih mungkin mengembangkan kerusakan
ginjal dan 2,1 kali lebih mungkin
mengalami penyakit kardiovaskuler seperti
serangan jantung atau stroke. Dr Clark
yang juga seorang Nephrologist di London
Health Sciences Centre menuturkan
pentingnya bagi masyarakat untuk
memastikan makanan dan air yang
dikonsumsi bebas dari infeksi E.coli.
Akibat dari bakteri E.coli adalah sebagai
berikut:
1. Gangguan sistim pencernaan

2. Gangguan pada Ginjal


3. Serangan jantung atau stroke
4. Tekanan darah Tinggi
Maka dari itu perhatikan makanan dan
minuman yang anda konsumsi agar
terhindar dari bakteri E.coli terutama
bahaya minum Es batu balok karena
banyak sekali baktkeri yang terdapat
dalam Es batu balok.
Dalam beberapa hari terakhir ini
telah beredar kabar yang mengagetkan di
Eropa, yakni banyaknya korban akibat
makan mentimun. Telah diketahui bahwa
kejadian tersebut ternyata diakibatkan oleh
adanya pencemaran Escherichia coli (E.
coli) di dalam mentimun tersebut. Bakteri
E. coli yang membuat sakit lebih dari
1.600 orang di Jerman dan membunuh 18
orang.
Badan
Kesehatan
Dunia
menyatakan, patogen penyebab wabah ini
adalah strain baru yang belum pernah
dikenal oleh ilmuwan.
Menurut
Beijing
Genomics
Institute, China yang bekerja sama dengan
ilmuwan Jerman, strain E. coli ini
merupakan jenis yang sangat mematikan
dan mudah menular.
Penelitian awal terhadap analisis
genetik menunjukkan, strain bakteri ini
merupakan bentuk mutan dari dua bakteri
E. coli, enteroaggregative E. coli (EAEC)
dan enterohemorrhagic E. coli (EHEC).
Apabila kedua bakteri ini bergabung, akan
berbahaya bagi manusia.
Salah satu bakteri akan mengambil
zat toksik dari bakteri lain dan
menghasilkan racun yang lebih berbahaya
karena menyebabkan diare berat, bahkan
merusak jaringan, termasuk ginjal.

Escherichia coli
Kasus wabah E. coli ini telah
menyebabkan gagal ginjal yang langka dan
mengancam jiwa. Sebenarnya infeksi E.
coli yang normal juga mengancam jiwa,
tetapi pada umumnya hanya pada
kelompok bayi dan anak-anak serta orang
yang daya tahan tubuhnya rendah. Pada
kasus di Eropa ini korban terbanyak adalah
perempuan dan remaja. Pemerintah Jerman
menemukan 470 kasus komplikasi ginjal.
Dikhawatirkan wabah ini menelan korban
lebih banyak lagi karena hingga sekarang
belum bisa dipastikan sumber penularan
wabah tersebut.
Masa inkubasi penyakit itu tiga
sampai delapan hari. Bakteri E. coli bisa
ditemukan pada feses dan bisa menyebar
jika seseorang memiliki kebiasaan hidup
kurang bersih, misalnya tidak mencuci
tangan dengan sabun. Dugaan awal wabah
ini disebabkan sayuran mentah yang
tercemar E. coli. Beberapa penelitian yang
dilakukan di Eropa juga menunjukkan
hubungan yang kuat antara gejala penyakit
dan konsumsi sayuran mentah.
WHO menyatakan, kasus-kasus
karena E coli telah dilaporkan di sembilan
negara Eropa, meliputi Austria, Denmark,
Jerman, Belanda, Norwegia, Spanyol,
Swedia, Swiss, dan Inggris. Mayoritas
kasus mengenai orang di Jerman atau
orang-orang yang baru bepergian ke
Jerman Utara.
Wabah E. coli yang terjadi di
Eropa ini merupakan kejadian terbesar
ketiga dan paling menyebabkan korban
jiwa. Sebelumnya dua orang dilaporkan
meninggal pada wabah di Jepang tahun
1996 dan membuat sakit 9.000 orang.
Sementara itu, pada tahun 2000 di Kanada

dilaporkan 7 orang meninggal karena


wabah E. coli.
Wabah infeksi Escherichia coli (E.
coli)
meluas
dan
mendatangkan
kekhawatiran di seluruh dunia. Tiga jalan
diyakini menjadi sarana penyebarannya.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan
terus memantau perkembangan kasus
penyakit akibat bakteri E. coli. Seperti
dikutip dari Sindo, Kemenkes meminta
jajarannya
untuk
meningkatkan
kewaspadaan.
Direktur
Jenderal
Pengendalian Penyakit Menular dan
Penyehatan
Lingkungan
Kemenkes
Tjandra Yoga Aditama menuturkan,
sebagian besar strain E. coli sebenarnya
tidak berbahaya dan dapat ditemukan pada
usus manusia atau hewan berdarah panas.
Namun, strain E. coli tertentu dapat
menimbulkan penyakit berbahaya dan
mematikan seperti yang terjadi di Eropa
sekarang ini.
Menurut data, mulai 2 Juni 2011,
di Jerman terdapat 1.733 kasus dan 17
kematian. Wabah E. coli telah menyebar
ke berbagai negara di Eropa, seperti
Austria, Republik Ceko, Denmark,
Prancis, Belanda, Norwegia, Polandia,
Spanyol, Swiss, dan Inggris. Kabar
terakhir menyebutkan, Amerika Serikat
juga terdapat korban wabah E. coli.
Penyebaran bakteri E-coli bisa melalui tiga
jalan, yakni antar orang, makananminuman, serta binatang.
Pertama, antara orang ke orang,
kemudian dari makanan-minuman yang
tidak dimasak dengan sempurna, dan bisa
pula lewat binatang yang telah terinfeksi
lalu menyebarkannya ke makanan dan
dikonsumsi manusia, misalnya lalat.
Semua makanan yang tidak dimasak

Escherichia coli
dengan sempurna atau dicuci dengan air
yang tercemar E. coli mungkin saja karena
sudah tercemar dengan tinja yang memang
banyak E. coli juga menjadi sumber
penyebaran. Kemunculan bakteri E. coli
disinyalir lantaran aneka sayuran impor
asal Jerman, seperti ketimun dan toge.
Menteri Kesehatan Endang Rahayu
Sedyaningsih sempat menjelaskan, bakteri
E. coli kebal terhadap obat antibiotik dan
dapat menyebabkan kematian karena
memicu pendarahan yang parah.
Gejala infeksi akibat terjangkit
bakteri E. coli biasanya berupa diare,
mual, demam, dan muntah. Sementara,
gejala infeksi paling serius berupa gagal
ginjal akut disertai kerusakan sel darah
merah, gangguan syaraf, stroke, dan koma
sehingga tingkat kematiannya bisa sebesar
3-5 persen. Masa inkubasi bakteri sekitar
6-24 jam hingga akhirnya gejala jadi
semakin parah pada tubuh yang terjangkiti.
Kalau tidak segera ditangani, gejala
terparah bisa mengakibatkan kematian
karena dehidrasi berat. Kalau gejala baru
muncul 48 jam kemudian, itu berarti bukan
akibat bakteri E. coli.
Satu-satunya
cara
membasmi
penyebaran bakteri E. coli adalah perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS); mengolah
makanan dan minuman dengan sempurna
serta mencuci tangan sebelum makan.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://forum.upi.edu
diakses
pada
tanggal 19 Desember 2012, pukul 10.30
WIB.
2. http://health.kompas.com/read/2011/06/
03/09451571/Bakteri.E.Coli.Baru.Lebih

3.

4.

5.

6.

7.
8.

.Mematikan diakses pada tanggal 19


Desember 2012, pukul 10.28 WIB.
http://kuntamanfk.web.unair.ac.id/artike
l_detail-35909-Umum-Escherichia.html
diakses pada tanggal 19 Desember
2012, pukul 11.30 WIB.
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/
06/07/195/465529/bakteri-e-colimenyebar-lewat-3-jalan-ini
diakses
pada tanggal 19 Desember 2012, pukul
10.50 WIB.
http://massaidi.blogspot.com/2011/06/b
ahaya-bakteri-e-coli-untukkesehatan.html diakses pada tanggal 19
Desember 2012, pukul 12.00 WIB.
http://www.emingko.com/2011/06/man
faat-dan-bahaya-bakteri-e-coli.html
diakses pada tanggal 19 Desember
2012, pukul 11.00 WIB.
Marks, D.B et al. 1996. Biokimia
Kedokteran Dasar. EGC : Jakarta.
Purnawijayanti,
Hiasinta.
2001.
Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan
Kerja dalam Pengolahan Makanan.
Kanisius: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai