BAB I
PENDAHULUAN
Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia telah banyak digunakan di berbagai bidang
antara lain di bidang pemelitian, pertanian, kesehatan dan industri. Perkembangan
pemanfaatan zat radioaktif dan sumber radiasi lainnya, khususnya untuk maksud damai
semakin meningkat baik kuantitas maupun jenis pemanfaatannya. Disamping sangat
bermanfaat, penggunaan zat radioaktif dan sumber radiasi lainnya mempunyai potensi
bahaya, sehingga perlu dilakukan pengawasan pada setiap kegiatan tersebut. Dalam
rangka tujuan tersebut, pemegang ijin wajib menjamin keamanan terhadap sumber
radiasi yang dimiliki. Keamanan Sumber Radioaktif adalah tindakan yang dilakukan
untuk mencegah akses tidak sah atau perusakan, dan kehilangan, pencurian, dan/atau
pemindahan tidak sah Sumber Radioaktif.
TANGGUNGJAWAB
Dalam rangka menjamin keamanan sumber, pemegang ijin bertanggung jawab untuk :
1. memelihara fasilitas sesuai dengan persyaratan Keamanan Sumber Radioaktif;
2. mempunyai tenaga yang cakap dan terlatih sesuai dengan persyaratan
Keamanan Sumber Radioaktif;
3. mempunyai peralatan sesuai dengan persyaratan Keamanan Sumber Radioaktif;
4. mempunyai program Keamanan Sumber Radioaktif sesuai dengan persyaratan
Keamanan Sumber Radioaktif baik dalam kondisi normal maupun abnormal,
termasuk kehilangan Sumber Radioaktif;
5. membentuk dan memelihara organisasi Keamanan Sumber Radioaktif;
6. melaporkan segera jika terjadi penyimpangan Keamanan Sumber Radioaktif
termasuk kehilangan Sumber Radioaktif kepada BAPETEN;
7. menetapkan
personil
yang
dapat
dipercaya
untuk
menangani
Sumber
Radioaktif ; dan
8. menjamin kerahasiaan informasi yang berhubungan dengan Sumber Radioaktif.
9. menyelenggarakan inventarisasi dan rekaman sumber secara berkala
10. melakukan tindakan pengamanan sumber pada kondisi darurat.
Keamanan sumber radioaktif berlaku selama proses / kegiatan :
a.
STTN-BATAN Yogyakarta
Sumber
Radioaktif
untuk
Penggunaan,
pengangkutan,
dan
penyimpanan.
1.
2.
1.
2.
4.
5.
6.
STTN-BATAN Yogyakarta
Keamanan
Sumber
Radioaktif
dan/atau
laporan
verifikasi
b)
c)
d)
pelatihan;
e)
f)
g)
h)
pelaporan.
3. Dalam hal terjadi situasi ancaman yang meningkat, Pemegang Izin harus
meninjau
ulang
program
Keamanan
Sumber
Radioaktif
dan
petugas
Keamanan
Sumber
Radioaktif
untuk
STTN-BATAN Yogyakarta
2.
3.
4.
a)
b)
b)
informasi yang bersifat rahasia yang diterima dari pihak pertama tidak
diserahkan kepada pihak lain tanpa persetujuan dari pihak pertama
tersebut.
5.
6.
c)
d)
e)
f)
g)
h)
inventarisasi rutin;
b)
c)
Persyaratan teknis
a. Persyaratan teknis meliputi:
1.
2).
3).
STTN-BATAN Yogyakarta
detektor gerak;
2).
sensor inframerah;
3).
handy talky;
4).
5).
6).
7).
kunci elektronik;
8).
9).
2).
handy talky;
3).
4).
gembok; dan
5).
senter besar.
handy talky;
2).
3).
gembok; dan
4).
senter besar.
1).
telepon selular;
2).
4).
senter besar.
3.
Kendali kunci;
a. Pemegang Izin harus melaksanakan kendali kunci untuk Sumber
Radioaktif kelompok keamanan A dan kelompok keamanan B.
b. Kendali kunci untuk akses ke fasilitas penggunaan Sumber Radioaktif
kelompok keamanan A dilaksanakan dengan:
1).
2).
3).
4).
5).
mengubah
kombinasi
kunci
jika
terdapat
petugas
yang
Prosedur operasi.
a. Pemegang Izin harus membuat dan mengesahkan prosedur operasi
untuk Penggunaan, pengangkutan, dan penyimpanan Sumber Radioaktif
kelompok keamanan A, kelompok keamanan B, dan kelompok keamanan
C.
b. Prosedur operasional untuk Penggunaan dan penyimpanan Sumber
Radioaktif kelompok keamanan A paling sedikit mengatur bahwa:
1).
2).
3).
atau
penyimpanan
Sumber
Radioaktif,
dengan
STTN-BATAN Yogyakarta
5).
2).
3).
4).
2).
3).
4).
kunci kemudi;
5).
6).
7).
8).
menyerahkan
dan
mendapatkan
persetujuan
atas
rencana
STTN-BATAN Yogyakarta
Laporan
a. Pemegang Izin harus membuat laporan untuk Sumber Radioaktif kelompok
keamanan A, kelompok keamanan B, dan kelompok keamanan C.
b. Laporan meliputi laporan mengenai situasi:
i.
normal; dan
ii.
darurat.
ii.
iii.
ii.
iii.
e. Laporan mengenai situasi normal harus dibuat secara tertulis dan disampaikan
oleh Pemegang Izin kepada Kepala BAPETEN paling lambat 30 (tigapuluh) hari
terhitung sejak tanggal kejadian.
f.
10
STTN-BATAN Yogyakarta
11
ii.
kronologi; dan
iii.
STTN-BATAN Yogyakarta
2.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 7 Tahun 2007 Tentang
Keamanan Sumber Radioaktif
3.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2009 Tentang
Ketentuan Sistem Proteksi Fisik Instalasi Dan Bahan Nuklir
4.
5.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor : 05-P/Ka-Bapeten/VII00 Tentang Pedoman Persyaratan Untuk Keselamatan Pengangkutan Zat
Radioaktif
6.
12
STTN-BATAN Yogyakarta