Disusun Oleh:
Lian Firmana Malo (1110081000030)
KONSENTRASI KEUANGAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2014 M/1436 H
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 9
A. Landasan Teori ............................................................................................... 9
1. Perkembangan Industri Keuangan dan Pasar Modal Syariah............. 9
2. Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia dan di Malaysia ..... 12
a. Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia ............................ 12
b. Perkembangan Keuangan Syariah di Malaysia ............................. 13
3. Tentang Pasar Modal Syariah ............................................................... 14
a. Pengertian Pasar Modal Syariah ..................................................... 16
b. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah ........................................ 17
c. Instrumen instrumen Pasar Modal Syariah ................................ 17
1. Saham Syariah............................................................................. 17
2. Obligasi Syariah .......................................................................... 19
3. Reksadana Syariah ..................................................................... 20
4. Tentang Reksadana Syariah .................................................................. 21
a. Sejarah Reksadana Syariah di Indonesia ....................................... 21
ii
iii
iv
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Seiring dengan ledakan perkembangan perbankan berbasis syariah di
Indoneia, instrument-instrumen keuangan syariah pun tidak tinggal diam dan ikut
berkembang di sistem pasar modal dan keuangan di Indonesia. Banyak
perusahaan-perusahaan yang terdaftar sebagai emiten dari saham biasa dan
reksadana di bursa saham konvensional ikut mengambil keuntungan di pangsa
pasar saham dan reksadana syariah. Hal ini menjadi tantangan bagi pengelola
bursa saham syariah agar dapat bersaing dengan bursa saham konvensional dalam
melayani para investor maupun emiten yang terdaftar di dalamnya untuk
membentuk suatu pasar yang dapat memenuhi kebutuhan kedua pihak tersebut.
Pada saat yang bersamaan, sistem keuangan syariah yang dikenal dunia dengan
Islamic Finance System memiliki keunggulan kopetitif yang menarik, yaitu
bersifat reisiten terhadap krisis. Hal ini dibuktikan dengan kokohya perbankan
syariah yang telah melewati masa pergolakan krisis ekonomi sebanyak dua kali di
Indonesia, yaitu pada tahun 1998 dan yang terbaru ini pada tahun 2008.
Kemampuan sistem keuangan syariah untuk bertahan ini pun serta merta
mendongkrak embel-embel produk syariah sehingga segala tatanan produk
keuangan dan investasi berlandaskan syariah menarik banyak peminat,
diantaranya produk-produk investasi syariah seperti saham syariah, sukuk, dan
reksadana syariah. Berawal dari tahun 1997, sebelum era krisis moneter
secara syariah ini dapat dipastikan menjadi trend setter investasi di masa yang
akan datang. Investor akan sadar bahwa berinvestasi itu adalah untuk mendapat
keuntungan di masa depan, bukan untuk berjudi dengan short selling dan
memanfaatkan volatilitas pasar. Kesadaran akan masa depan ini seharusnya
menjadi kesempatan emas bagi negara-negara berkembang khususnya Indonesia
untuk meningkatkan kinerja pasar modal syariah nya untuk mendapat keuntungan
di
bidang
pembangunan
perekonomian
dan
kemapanan
pengetahuan
BIMB Securities Sdn Bhd. Sampai saat ini, Malaysia memiliki banyak kemajuan
di bidang keuangan syariah dibading dengan Indonesia.
Dari latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, peneliti bermaksud
untuk mengetahui bagaimanakah sebenarnya posisi kinerja keuangan syariah di
Indonesia terhadap Negara Malaysia, yang memang sudah maju di bidang
keuangan syariahnya. Hal ini dimaksudkan agar para pelaku investasi dan
penyelenggaranya bisa mengetahui apa saja yang menjadi kendala dan
kekurangan Indonesia dalam alur investasi berbasis syariah yang telah
diselenggarakan di Indonesia, serta bisa bersikap sesuai dengan perannya untuk
membangun keuangan berbasis syariah yang memang sebagai instrument
keuangan yang revolusioner. Semua ini harus diperhatikan mengingat di tahun
2015 mendatang, di lingkungan Masyarakat Ekonomi Asean, seluruh negara
saling berkompetisi untuk menjadi urutan yang pertama, dan Indonesia pun harus
menunjukkan kinerja mantap nya dengan keunggulan di portofolio berbasis
syariah ini. Atas dasar semua itulah peneliti melakukan penelitian dengan judul
Analisis Posisi Kinerja Reksadana Syariah di Indonesia terhadap Kinerja
Reksadana Syariah Malaysia Kategori Reksadana Saham dan Reksadana
Campuran dalam Menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2014
portofolio reksadana syariah diambil sebagai generalisasi hasil proses analisis
untuk merepresentasikan pasar secara keseluruhan, dimana yang telah kita ketahui
bahwa reksadana adalah produk keuangan yang bisa dipakai siapa saja, sehingga
memungkinkan banyak investor yang terlibat di portofolio reksadana syariah ini.
B. Perumusan Masalah
Dari Judul dan Latar Belakang yang telah dipaparkan tersebut, dapat
diambil beberapa perumusan masalah, diantaranya:
1. Seberapa baikkah kinerja reksadana syariah di Indonesia berdasarkan
instrument pengukuran kinerja reksadana yang valid
2. Seberapa baikkah kinerja reksadana syariah di Malaysia berdasarkan
instrument pengukuran kinerja reksadana yang valid
3. Bagaimanakah posisi kinerja reksadana syariah di Indonesia dan di
Malaysia beserta penjabarannya dengan rinci tentang di mana saja kah
keunggulah reksadana syariah di Indoensia dibanding dengan di Malaysia.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memenuhi jawaban dari
rumusan masalah yang ada, yaitu:
1. Mengetahui seberapa baik kinerja reksadana syariah yang sedang
berlangsung di Indonesia dengan ukuran nilai yang didapat dari instrument
pengukuran kinerja reksadana yang valid
2. Mengetahui seberapa baik kinerja reksadana syariah yang sedang
berlangsung di Malaysia dengan ukuran nilai yang didapat dari instrument
pengukuran kinerja reksadana yang valid
3. Melihat bagaimana posisi kinerja reksadana syariah di Indonesia terhadap
kinerja reksadana syariah di Malaysia dan mendapat jabaran seberapa baik
kinerja reksadana syariah di Indonesia dibandingkan dengan kinerja
reksadana syariah di Malaysia
D. Manfaat Penelitian
Selain dari tujuan-tujuan di atas, peneliti berharap ada manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini, khususnya untuk kalangan-kalangan yang dapat
terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam perihal yang sedang diteliti,
diantaranya:
1. Untuk Pemerintah: agar lebih memperhatikan investasi keuangan,
khususnya yang berbasis syariah, mengingat mayoritas di Indonesia
merupakan penganut agama Islam dan potensi dari perkembangan
perekonomian yang bisa ditimbulkan dari kemajuan investasi berbasis
syariah ini. diharapkan setelah mengetahui bagaimana posisi Indonesia
terhadap Malaysia dalam hal kinerja reksadana syariah ini, pemerintah
dapat menentukan langkah untuk membantu perkembangan investasi
syariah secara morill, yang bersifat tidak tertulis maupun secara
perundang-undangan, maupun secara infrastruktur yang tangible
maupun intangible
2. Untuk Perusahaan Penyelenggara Pasar Modal: agar mengetahui
bahwa ASEAN Economic Community (AEC) harus dipersiapkan di
segala bidang, termasuk di dalam nya adalah di Pasar Modal Syariah,
sehingga penyelenggara pasar modal termotivasi untuk menstimulus
aliran modal di pasar syariah, yang secara langsung akan membantu
meningkatkan kinerja saham syariah yang terdaftar di Indonesia.
3. Untuk Perusahaan Sebagai Emiten di Pasar Modal Syariah maupun
yang bukan : untuk mendorong perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di sebagai emiten di pasar modal syariah maupun yang tidak untuk
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perkembangan Industri Keuangan dan Pasar Modal Syariah
Keuangan Islam merupakan pergerakan global dengan pelaku industry
yang berasal dari latar belakang yang berbeda, operasi dalam skala global, dan
pelanggan yang berasal dari agama dan budaya yang berbeda-beda. Institusi
keuangan Islam sudah lama terlibat dalam sistem keuangan yang tradisional
hingga sistem keuangan masa kini dengan lini produk yang sudah beragam.
Pertumbuhan dan perkembangan keuangan Islam secara global dapat
tergamblang sebagai proses yang alami, bukan sesuatu yang revolusioner
ataupun keadaan yang terjadi secara tiba-tiba. sejarah telah membuktikan
bahwa keuangan islam memberikan penawaran produk keuangan yang
kompetitif. Keuangan islam juga memiliki produk-produk bank yang
muttakhir dan merupakan solusi proyek keuangan yang innovative.
Perkembangan sistem keuangan syariah dalam innovasi produk dan perluasan
pasar dari tahun ke tahun dapat diintisarikan sebagai poin-poin berikut:
1. 1970-an
Tampilan komersil dari institusi lembaga keuangan syariah mulai
diperlihatkan
2. 1980-an
Proyek keuangan dimulai dan sindikasi produk-produk keuangan syariah
yang mungkin diciptakan dari sistem keuangan syariah
3. 1990-an
Produk Ekuitas Syariah dan Ijarah
4. 2000-an
Sukuk dan Investasi asset alternatif yang berstruktur
5. 2005 s.d. sekarang
Alat manajemen likuiditas dalam sistem keuangan syariah.
Proses dan dasar dasar desain produk keuangan islam
Sejak berdirinya institusi keuangan islam di awal 1970-an, produk
keuangan islam hanya terlibat dalam akad jual beli saja, kebanyakan
murabbahah, dan banyak pasar berbasis ekuitas berakad musyarakah.
Evolusi produk keuangan islam dapat dijabarkan sebagai poin-poin
berikut:
1. 1950-an
a. Pengembangan framework teoritis di bidang keuangan Islam/Syariah
b. Kemerdekaan negara-negara dengan mayoritas muslim
2. 1960-an
a. Mesir dan Malaysia mendirikan institusi keuangan syariah
b. Berdirinya OIC (1969)
10
3. 1970-an
a. Berdirinya Islamic Development Bank (IDB) dan DIB
b. Penyelenggaraan satu negara-satu bank syariah
4. 1980-an
a. Pendalaman produk-produk berbasis syariah
b. Islamisasi sistem keuangan secara menyeluruh di Pakistan, Sudan, dan
IrAN
5. 1990-an
a. Institusi global mulai memasuki industry keuangan syariah, bank
swasta berskala global mulai mengadopsi sistem produk syariah
6. 2000-an
a. Produk keuangan Islam encapai angka-angka fantastis di beberapa
pasar keuangan
b. Pengembangan dan pembangunan institusi keuangan lebih lanjut
Innovasi dan pengembangan keuangan didefinisikan sebagai proses yang
berkesinambungan dalam mengakses
pengembangan fitur produk, dan formulasi solusi kreatif untuk masalahmasalah keuangan.
Kontrak keuangan syariah memiliki pedoman sebagai berikut:
(1) Kebebasan yang dimaksud dalam Syariah adalah keadaan kontrak
yang tidak keluar dari prinsip syariah.
(2) Larangan untuk mengambil property milik nasabah tanpa kompensasi
(3) Persetujuan yang sadar akan batas-batas syariah
11
(4) Keuntungan yang merata di kedua belah pihak (nasabah dan institusi)
(5) Keadilan (menghapus sifat eksploitatif dari instrument keuangan
(6) Memberikan informasi seluas mungkin
(7) Menghormati keputusan kontrak.
Isu penting dalam perkembangan produk keuangan islam adalah kembali
lagi ke prinsip syariah islam yang telah ada. Agar suatu produk keuangan
syariah dapat disetujui, maka produk tersebut harus diuji oleh dewan syariah
yang ada di tiap negara yang memiliki institusi keuangan syariah. Banyak
negara yang telah memiliki badan pengawas jalannya keuangan secara
syariah, walau banyak standar yang belum sesuai dengan ketentuan keuangan
islam secara menyeluruh.
2. Perkembangan keuangan syariah di Indonesia dan di Malaysia
a. Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia
Dalam aspek syariah, baik Indonesia maupun Malaysia mematuhi hukumhukum syariah, termasuk dalam menjalankan keuangan dan perekonomian
syariah. Malaysia mendirikan institusi keuangan Islam satu decade lebih
dahulu daripada Indonesia. Bank Islam Malaysia Berhad didirikan pada tahun
1983, sedangkan Bank Muamalat mulai beroperasi pada tahun 1992.
Perekembangan perbankan dan keuangan Islam di Indonesia bersifat low
profile pada awal mulanya, mulai dari tahun 1992 sampai dengan tahun 1997,
dimana Bank Muamalat sebagai pemain tunggal di bidang bisnis syariah dan
menerima sedikit dukungan dari Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di
Indonesia. Pada tahun 1998, peraturan baru memperbolehkan bank
12
13
14
jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk utang maupun
modal sendiri, sedangkan pasar uang menjual surat berharga jangka pendek.
Pengertian tentang pasar modal dijelaskan lebih rinci dalam undang
undang No.8 Tahun 1995, yaitu sebagai tempat kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan public yang
berkaitan degan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, yaitu
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal berfungsi ekonomi karena
pasar modal memfasilitasi pertemuan antara dua kepentingan, yaitu pihak
investor dan pihak yang memerlukan dana. Pasar modal memberikan
perusahaan dana yang dibutuhkan perusahaan untuk keperluan pengembangan
perusahaan melalui IPO maupun efek utang.Fungsi keuangan pada pasar
modal berupa kesempatan bagi investor untuk mendapatkan return atau
imbalan.
Pemikiran untuk mendirikan pasar modal syariah dimulai sejak munculnya
instrument pasar modal yang menggunakan prinsip syariah, yaitu reksadana
syariah. Pasar Modal syariah pun dibuka pada 14 Maret 2003 denga dibuka
secara resmi pasar modal syariah oleh Menteri Keuangan yang menjabat pada
saat itu, Boediono, didampingi oleh Ketua Bapepam Herwidayatmo, Wakil
dari Majelis Ulama Indonesia dan Dewa Syariah Nasional serta Direksi SRO,
Direksi Perusahaan Efek, pengurus organisasi pelaku dan asosiasi profesi di
pasar Indonesia.
15
1. Saham syariah
Saham merupakan surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh
suatu perusahaan saham patungan sebagai suatu alat untuk meningkatkan
modal jangka panjang. Para pembeli saham membayarkan uang pada
17
18
19
oleh sebuah perusahaan atau emiten sebagai pengelola atau mudharib dan
dibeli oleh investor atau shahib maal.
Dana yang terhimpun disalurkan untuk mengembangkan usaha
lama atau pembangunan suatu unit baru yang benar-benar berbeda dari
usaha yang lama, bentuk alokasi dana yang khusus (specially dedicated)
dalam syariah dikenal dengan istilah mudarabah
muqayyadah. Atas
20
Arabia dengan nama Global Trade Equity dengan kapitalisasi sebesar 150
juta dolar Amerika.Terdapat hampir 45 reksadana syariah di dunia yang
dikelola oleh investment banker dunia seperti Citybank, Deutsche Bank,
Robert Flemming UBS, Salomon Brothers dengan total kapitalisasi kurang
lebih sekitar 800 miliar dolar Amerika Serikat.
Sebagai salah satu instrument investasi, reksadana syariah
memiliki kriteria yang berbeda dari reksadana konvensional pada
umumnya. Perbedaan ini terletak pada instrument investasi dan
mekanisme investasi yang harus berpedoman pada Al-Quran dan Hadist
serta hukum Isla yang lainnya. Mekanisme transaksi reksadana dalam
konsep Fiqih Muamalah berjalan menggunakan akad wakalah, yaitu antara
investor dengan manajer investasi. Dan Mudharabah antara manajer
investasi dengan perusahaan.Dalam penyusunan portofolio investasinya,
reksadana syariah hanya menempatkan dananya ke dalam instrumentinstrument investasi yang terbebas dari praktek-praktek yang tidak halal
menurut syariah Islam. Untuk itu, fungsi dan tugas seorang manajer
investasi pada reksadana syariah menjadi lebih luas daripada manajer
investasi pada reksadana konvensional, tidak hanya dengan membuat
kombinasi portofolio saham yang saling mendiversivikasi, tetapi memilih
portofolio yang tidak melenceng dari syariat Islam yang ada.
4. Tentang Reksadana Syariah
a.
21
22
23
rasa
saling
percaya,
serta
mendorong
kerjasama
pembangunan kawasan.
Sebelum ASEAN terbentuk, beberapa negara Asia Tenggara telah
melakukan upaya-upaya untuk menggalang kerjasama regional antar
negara, seperti Association of Southeast Asia, Malaya, Philiphina,
Indonesia (Malphindo), South East Asia Treaty Organization (SEATO),
dan lainnya. Hingga pada akhirnya ditandatanganilah Deklarasi Bangkok
yang merupakan fondasi berdirinya ASEAN pada 8 Agustus 1967 yang
ditandatangani oleh perwakilan dari lima negara ASEAN, yaitu Malaysia,
Indonesia, Singapura, Filifina dan Thailand. Diikuti oleh bergabungnya
Brunei Darussalam pada 1984, Vietnam pada 1995, Laos dan Myanmar
pada 23 Juli 1997, dan kamboja pada 1999
Pada masa awal pendiriannya, ASEAN lebih diwarnai oleh upayaupaya membangun rasa saling pecrcaya (confidence building) antar negara
24
26
dicapai
berikut
langkah-langkah
spesifik
dan
jadwal
pencapaiannya.
Menindaklanjuit kesepakatan KTT ke 7 tersebut, para Menteri
Ekonomi ASEAN dalam pertemuannya yang ke 34 tanggal 12
September 2002 di Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam
27
28
kewenangan
untuk
mengevaluasi
dan
memberikan
ASEAN
Community
semakin
kuat
dengan
percepatan
29
31
32
33
Peneliti
Judul
Metode
Hasil
Annisa
Komparasi
Pengukuran
Dari
Rachmawati
Kinerja
Reksadana
syariah
Syariah
12
kategori investasi
yang
Reksadana
dan
Konvensional
tetap
kategori
menggunakan
saham,
rasio
produk
pendapatan syariahnya
dengan memiliki
kinerja
sharpe, dibandingkan
dengan
pendapatan
reksadana
tetap
Indonesia
pertumbuhan
kinerja
periode Maret
2005 Maret
2008
2
Innez
The
Pengukuran
Berdasarkan
Chadiza
Performance
Kinerja
indeks
Sharpe,
Iskandar
Analysis
of Reksadana
indeks
Treynor,
34
indeks
Funds
indeks Modigliani,
in menggunakan
indeks
Jensen,
sharpe, dan
EROV,
indeks
jensen, berimbang
di
dibanding
uji
peringkat
bertanda
Wilcoxon dan test
Kruskal-Wallis
3.
Naomi
Perbandingan
Pengukuran
Kinerja
Angelie
Kinerja
Kinerja
reksadana syariah
Siagian
Reksadana
Reksadana
Syariah
Syariah
Selama
menggunakan
dengan menunjukkan
hasil yang negatif
2008) indeks
Periode kemudian
indeks
35
2009) dengan
reksadana syariah
uji saja
yang
Dengan
peringkan
memberikan nilai
Menggunakan
bertanda
treynor.
dan
Sedangkan
Indeks
Treynor
pada
masa
setelah
krisis,
kinerja
reksadana syariah
memberikan
return positif baik
dengan
indeks
treynor
maupun
indeks sharpe
Menurut
uji
peringkat
bertanda
Wilcoxon,
4.
Rizwan Ali
Performance
Pengukuran
Muhammad
Evaluation
Akram
Mutual
Naseem
(penelitian
menggunakan
trend
indeks
reksadana
indeks
Kinerja
Fund syariah
dengan di
Pakistan
menunjukkan
36
syariah
dan indeks
konvensional
Jensen, dibandingkan
di Pakistan
dengan reksadana
konvensional,
namun
return
reksadana
konvensional lebih
stabil
dibanding
dengan reksadana
syariah yang ada.
5.
Permata
Perbandingan
Perhitungan
Wulandari
kinerja
dengan
reksadana
Indeks,
Malaysia
Indonesia
Sharpe syariah
dan alpha
di
dan lebih
Appraisal
yang
Reksadana saham
tinggi
ratio, daripada
di
kemudian Indonesia,
pada
2009,
Indonesia
memiliki
imbal
dibanding
dengan Malaysia.
Berdasarkan
37
pengukuran
kinerja
reksadana,
Malaysia
unggul
lebih
daripada
Indonesia di tahun
2008
maupun
tahun 2009
Peneliti
menyimpulkan
bahwa
manajer
investasi
Indonesia
memliki
di
belum
kinerja
market
yang
kurang baik.
38
C. Kerangka Pemikiran
Berikut ini adalah kerangka pemikiran dari penelitian ini:
Kontribusi bagi Masyarakat dan Pendidikan, Serta Himbauan Bagi para Praktisi dalam
menghadapi AEC (Asean Economic Community)
Test Kruskal-Wallis
39
D. Hipotesis
Dari penjelasan permasalahan yang terkait dengan penelitian ini, hipotesis
dapat diformulasikan sebagai berikut:
H0
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Reksadana yang menjadi objek penelitian adalah reksadana yang berupa
portofolio saham dan obligasi syariah di Indonesia dan Malaysia sebagai
bahan perbandingan. Terdapat 18 reksadana saham syariah dan 17 reksadana
campuran syariah yang aktif di Indonesia (terdaftar di OJK), sedangkan di
Malaysia terdapat 92 reksadana saham syariah dan 28 reksadana campuran
yang aktif sampai april 2014 (terdaftar di Securities Commision Malaysia).
Benchmark reksadana syariah Indonesia yang dipakai adalah Jakarta Islamic
Indeks dan Malaysia menggunakan Indeks FTSE Bursa Malaysia Emas
Shariah Index (FBMS).
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2009) berpendapat bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dengan kata lain, populasi dapat digambarkan sebagai
kumpulan dari objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi
populasi adalah seluruh Reksadana Syariah Kategori Saham dan Campuran
yang tercantum aktif di OJK Indonesia dan Securities Commision Malaysia.
41
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
popuulasi. (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini dilakukan sampling karena
peneliti membutuhkan objek penelitian yang memenuhi kriteria-kriteria
tertentu untuk memenuhi tujuan penelitian. Teknik sampling yang diambil
adalah tekhnik purposive sampling. Yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan atau karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti.
Penentuan sampel dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Reksadana syariah kategori saham dan campuran yang terdaftar di
badan resmi sekuritas di Indonesia (Otoritas Jasa Keuangan) dan
Malaysia (Securities Commision)
b. Memiliki tanggal efektif yang tidak lebih dari 1 Januari 2011, karena
peneliti akan melihat kinerja reksadana syariah selama 2 tahun
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini,
peneliti menggunakan data sekunder. Data sekunder didapat melalui website
resmi penyelenggara pasar modal syariah baik di Indonesia maupun di Malaysia.
Website resmi tersebut merupakan sumber data terpercaya yang diakui oleh
pemerintah negara yang bersangkutan.
Beberapa data yang di dapat juga bersumber pada laman resmi pemerintahan
seperti bank sentral milik Indonesia dan Malaysia. Data lainnya didapat melalui
studi literatur dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini dan
mendukung hipotesis penulis.
42
yang
digunakan
untuk
menganalisis
data
sampel
dengan
43
Keterangan:
RVAR
TRp
Rf
44
b. Indeks Treynor
Ukuran indeks treynor disebut juga sebagai reward-to-volatility ratio
(RVOL). Indeks ini dikembangkan oleh Jack Treynor (1965). Indeks ini
tidaklah juah berbeda dengan indeks Sharpe, indeks Treynor juga
menghubungkan return portofolio dengan risikonya. Hanya saja pada
indeks Treynor, risiko yang digunakan dalam perhitungan bukan risiko
total melainkan risiko sistematik. Dalam perhitungannya, indeks treynor
mengasumsikan bahwa risiko yang tidak sistematik telah dihilangkan
melalui proses diversifikasi portofolio sehingga risiko tersebut tidak perlu
dipertimbangkan dalam pengukuran kinerja portofolio.
Rumus indeks Treynor adalah sebagai berikut:
Keterangan:
RVOL
TRp
Rf
= beta portofolio p
45
c. Indeks Jensen
Indeks Jensen menjelaskan apakah return portofolio berada di atas atau
dibawah dari nilai Expected return dari portofolio tersebut yang telah
diprediksi dengan CAPM. Jensen mengukur kinerja mutlak berdasarkan
resiko tertimbang, sedangkan model Sharpe dan Treynor mengukur kinerja
relatif. Indeks Jensen dinyatakan dengan:
(
= Jensen alpha
Ri
Rf
= beta portofolio
Rm
Keterangan:
MM = Indeks Modigliani Miller
Ri
Rf
46
Keterangan:
EROV
Ri
Rf
VaR
4. Tes Hipotesis
Metode analisis yang digunakan di penelitian ini adalah uji peringkat
bertanda Wilcoxon dan uji Kruskal Wallis. Untuk memproses data, peneliti
menggunakan program statistik SPSS versi 17.
Menurut Gardner (2007:40), uji peringkat bertanda Wilcoxon digunakan
untuk membandingkan dua sampel yang sama-sama memiliki skala interval
dan memperingkatkannya antara satu sampel terhadap sampel yang lain.
Hipotesis yang akan diuji adalah apakah perbedaan median mendekati nol atau
tidak. Loomba (2011: 104) menyatakan bahwa Uji Kruskal Wallis adalah uji
non parametric yang merupakan lanjutan dari uji Mann-Whitney, untuk
membandingkan lebih dari dua grup data yang independen. Biasa digunakan
untuk membandingkan tiga atau lebih set nilai dari grup yang berbeda. Tabel
peringkat menunjukkan rata-rata peringkat dari setiap skema. Tabel uji
statistik menunjukkan nilai Chi-square (H-Kruskal Wallis), derajat kebebasan,
dan level signifikan.
47
Keterangan:
Ri
= return reksadana
48
merepresentasikan
benchmark
bagi
portofolio
syariah.
Untuk
Keterangan:
Rm
= return pasar
Mt
49
50
51
DAFTAR PUSTAKA
Rachmawati, Annisa. 2008. Komparasi Kinerja Reksadana Syariah dan
Reksadana
Konvensional
Kategori
Saham,
Campuran,
dan
52
Hamid, Prof. Dr. Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Jakarta, Indonesia:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta
Daud Bakar, Dr. Mohd. 2008. Essential Readings in Islamic Finance. Kuala
Lumpur, Malaysia: CERT Publications Sdn. Bhd.
Uyanto, Stanislaus S (2009). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Edisi ketiga.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Manan, Prof. Dr. Abdul, SH. 2009 Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan
Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup
53