Anda di halaman 1dari 11

PENGOPERASIAN PLTGU

1. PRINSIP KERJA DAN SIKLUS PLTGU


PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah
energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik
yang bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan
antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari gas
buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat
Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh
kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu. Gas yang dihasilkan
dalam ruang bakar pada PLTG akan menggerakkan turbin dan kemudian
generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik.
a. Siklus PLTG
PLTG adalah suatu pembangkit listrik yang memanfaatkan gas sebagai fluida
kerja. Di dalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik
berupa putaran yang menggerakkan turbin sehingga menghasilkan daya.

Gambar 1. Skema PLTG


Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut :
1) Pertama, turbin gas berfungsi menghasilkan energi mekanik untuk
memutar kompresor dan rotor generator yang terpasang satu poros , tetapi
pada saat start up fungsi ini terlebih dahulu dijalankan oleh penggerak mula
1

(prime mover). Penggerak mula ini dapat berupa diesel, motor listrik atau
generator turbin gas itu sendiri yang menjadi motor melalui mekanisme SFC
(Static frequency Converter). Setelah kompresor berputar secara kontinu,
maka udara luar terhisap hingga dihasilkan udara bertekanan pada sisi
discharge (tekan) kemudian masuk ke ruang bakar.
2) Kedua, proses selanjutnya pada ruang bakar, jika start up menggunakan
bahan bakar cair (fuel oil) maka terjadi proses pengkabutan (atomizing)
setelah itu terjadi proses pembakaran dengan penyala awal dari busi, yang
kemudian dihasilkan api dan gas panas bertekanan. Gas panas tersebut
dialirkan ke turbin sehingga turbin dapat menghasilkan tenaga mekanik
berupa

putaran.

Selanjutnya

gas

panas dibuang ke atmosfir dengan

temperatur yang masih tinggi.


3) Siklus seperti gambar diatas terdapat empat langkah:
4) Langkah 1-2: Udara luar dihisap dan ditekan di dalam

kompresor,

menghasilkan udara bertekanan (langkah kompresi)


5) Langkah 2-3: Udara bertekanan dari kompresor dicampur dengan bahan
bakar, terjadi reaksi pembakaran yang menghasilkan gas panas (langkah
pemberian panas)
6) Langkah 3-4: Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk memutar turbin
(langkah ekspansi)
7) Langkah 4-1: Gas panas dari turbin dibuang ke udara luar (langkah
pembuangan).
b. Siklus Kombinasi (Combined Cycle)
PLTGU merupakan gabungan dari PLTU dan PLTG, dimana pada PLTGU
ini menggabungkan dua prinsip dasar PLTU dan PLTG, yaitu siklus Brayton
(Untuk Turbin Gas) dan siklus Rankine (Untuk Turbin Uap). Siklus gabungan ini
disebut sebagai Combined Cycle. Berikut ini diagram T-s dari Siklus Kombinasi.

Gambar 2. T-s Diagram untuk Siklus Kombinasi

Gambar 3. Combined Cycle


Secara sederhana, proses produksi listrik dengan Combined Cycle adalah
sebagai berikut ;
1) Mula mula, motor sebagai penggerak pemula (prime over) memutar
kompresor, sehingga kompresor menghasilkan udara bertekanan dan
bertemperatur tinggi.
2) Sampai pada putaran turbin 500 rpm, Motor penggerak mula akan lepas, dan
penggerak generator sepenuhmya dijalankan oleh turbin gas.

Kemudian,

ketika mencapai putaran 750 rpm, Purging dimulai selama 300 detik ,
3

selanjutnya jalur bahan bakar dan jalur udara bertekanan akan ON, sehingga
proses pembakaran siap dimulai.
3) Setelah tercapai tekanan dan temperatur udara yang ditentukan pada
kompresor, udara tersebut dialirkan ke ruang bakar untuk selanjutnya
dilakukan proses pengabutan bersamaan dengan bahan bakar. Setelah proses
ini maka terbentuk gas panas bertekanan dan bertemperatur tinggi.
4) Gas panas bertekanan tinggi tersebut diekspansikan ke turbin gas, sehingga
dapat memutar turbin gas. Karena dikopel bersama generator, maka generator
akan menghasikan listrik.
5) Sampai pada putaran turbin 500 rpm, Motor penggerak mula akan lepas, dan
penggerak generator sepenuhmya dijalankan oleh turbin gas. Sementara itu,
gas sisa yang telah digunakan untuk memutar turbin gas tidak dibuang ke
atmosfer melalui Bypass Stack.
6) Untuk mengoperasikan unit Steam Turbinnya, maka gas sisa pemutar turbin
gas yang masih memiliki tekanan dan temperatur tinggi tersebut tidak
dibuang ke Bypass Stack, melainkan dialirkan melalui unit HRSG (Heat
Recovery Steam Generator) untuk memanaskan air umpan.
7) Air umpan yang dipompakan oleh Boiler Feed Pump masuk ke HRSG untuk
dipanaskan, berturut-turut adalah pada bagian economizer, evaporator, dan
Superheater.
8) Keluaran dari Superheater akan menghasilkan uap panas lanjut, yang
selanjutnya akan digunakan untuk proses ekspansi pada HP Turbine. Uap
yang telah digunakan untuk memutar HP turbine dikembalikan ke Reheater ,
guna mendapatkan pemanasan ulang.
9) Dari Reheater, uap panas selanjutnya dialirkan untuk proses ekspansi di IP
Turbine. Uap keluaran dari IP Turbin selanjutnya dialirkan ke sudu-sudu LP
Turbine, sehingga ketiga turbin berputar. Karena generator dikopel bersama
dengan ketiga turbin tersebut, maka ketika ketiga turbin berputar, generator
akan berputar sehingga menghasilkan energi listrik yang selanjutnya
ditransmisikan ke jaringan.
10) Uap keluaran dari LP Turbine selanjutnya dikondensasikan di Kondeser untuk
diubah menjadi air untuk disirkulasikan kembali sebagai air pengisi.

2. KOMPONEN UTAMA PLTGU


PLTGU yang merupakan siklus kombinasi mempunyai komponen
utama yang terdiri dari :
a. PLTG (Turbin Gas dan alat bantunya serta generator)
b. HRSG dan alat bantunya
c. Turbin uap dan alat bantunya serta generator
a. Komponen Utama PLTG
Berikut ini adalah komponen komponen pada Gas Turbine
1.) Prime Over, atau starting motor atau pemnggerak mula yaitu motor yang
digunakan untuk kebutuhan Start Up PLTG saat akan pertama kali
menghidupkan kompresor.
2.) Intake Air Filter, berfungsi sebagai penyaring udara sebelum udara
masuk ke kompresor untuk dikompresi.
3.) Inlet Guide Vane, berfungsi sebagai flow controller yang menentukan
jumlah udara yang akan dikompresikan di kompresor.
4.) Compressor, yaitu komponen yang bertugas mengkompresi udara yang
telah disaring oleh Inlet Air Filter , sehingga dari kompresor
menghaislkan

udara

bertekanan

dan

bertemperatur

tinggi

serta

berkecepatan tinggi sehingga menghasilkan output turbin yang besar.


Bagian utama kompresor ada dua, yaitu Rotor dan Stator.
a) Pada Rotor, rotor kompresor memiliki 17 tingkatan sudu sehingga
mampu menaikkan tekanan udara dari 1 atm menjadi 17 kalinya.
b) Sedangkan pada Stator, terdiri dari komponen sebagai berikut ;

Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan


udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet
guide vane.

Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya


terdapat empat stage kompresor blade.

Aft

Casing,

bagian

casing

yang

didalamnya

terdapat

compressor blade tingkat 5-10.

Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi


sebagai tempat keluarnya udara yang telah dikompresi. Pada
bagian ini terdapat compressor blade tingkat 11 sampai 17.

5.) Ruang

Bakar/Combustor,merupakan

tempat

berlangsung

proses

pembakaran sehingga menghasilkan gas panas bertemperatur tinggi.


Komponen Ruang Bakar terdiri dari ;
a.) Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya
pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan
bakar yang masuk.
b.) Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber,
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
c.) Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke
dalam combustion liner.
d.) Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke
dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan
udara dapat terbakar.
e.) Transition pieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk
aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu
turbin gas.
f.) Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
g.) Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi
proses pembakaran terjadi.
6.) Turbin Gas, berfungsi mengekspansikan gas panas yang terbentuk pada
ruang bakar. Pada Turbin Gas terpasang dua sudu, yaitu Sudu Tetap dan
Sudu Jalan.
a.) Sudu tetap pada Turbin Gas berbentuk diaphragma (Blade Ring).
Setiap diaphragma terdiri dari vane segment dan ring segment.
Fixed Blades (Vanes) akan dialiri oleh gas panas hasil pembakaran
yang bertemperatur tinggi oleh karenanya perlu mendapat
pendinginan.

b.) Rotor Turbin dan rotor kompresor dibaut menjadi satu. Setelah
kedua rotor ini dipasangi Sudu Jalan (Moving Blades) akan
terbentuklah satu unit rotor lengkap. Moving Blades dipasang pada
disc membentuk satu lingkaran penuh. Blades tingkat pertama dan
tingkat kedua umumnya dibuat dari baja paduan tahan panas yang
dicor, sedangkan blades tingkat selanjutnya dibuat dari baja paduan
tahan panas yang ditempa.

Gambar 5. Combustion Chamber dan Turbin Gas


7.) Bypass Stack, yaitu sebagai saluran yang digunakan untuk membuang
gas sisa yang digunakan untuk memutar turbin gas menuju atmosfer.
8.) Saluran Udara Pendingin
Rotor dan stator turbin (moving blades dan fixed blades) harus
didinginkan untuk menghindari kerusakan karena komponen ini bekerja
dengan temperatur gas yang tinggi. Udara pendingin diperoleh dari
kompresor aksial.
9.) Bantalan (Bearing), Rotor turbin dan rotor kompresor ditopang oleh dua
Bantalan Journal (Journal Bearing) dan satu Bantalan Aksial (Thrust
Bearing).
10.)

Auxiliary Gear

Roda gigi yang menghubungkan poros Turbin Gas terhadap Starting


Device, atau terhadap peralatan bantu seperti pompa Bahan Bakar dan
Pompa Minyak Pelumas.
11.)
b.

Lube Oil System , berfungsi sebagai pelumas pada bearing-bearing.

HRSG (Heat Recovery Steam Generator)


7

HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang
memanfaatkan enerji panas sisa gas buang suatu unit turbin gas untuk
memanaskan air dan mengubahnya menjadi uap, dan kemudian uap tersebut
dipergunakan untuk menggerakkan turbin uap. Proses perpindahan / penyerapan
panas yang terjadi hanyalah proses konveksi dari gas buang turbin gas ke
dalam air dan/atau uap melalui elemen - elemen pemanas di dalam ruang
boiler HRSG. Boiler HRSG sangat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi
bahan bakar yang dipakai pada unit turbin gas, selanjutnya menggerakkan
unit turbin uap. Sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan proses ini disebut
Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) atau unit

pembangkit

siklus

kombinasi CCPP (Combined Cycle Power Plant). Kapasitas produksi uap


yang dapat dihasilkan HRSG tergantung pada kapasitas energi panas yang
masih dikandung gas buang dari unit turbin gas, yang berarti tergantung pada
beban unit turbin gas. Pada dasarnya, turbin gas yang beroperasi pada putaran
tetap, aliran udara masuk kompresor juga tetap, perubahan beban turbin
dipengaruhi oleh aliran bahan bakar, sehingga suhu gas buang juga berubah ubah mengikuti berubahan beban turbin gas.
Suhu gas buang unit turbin gas tetap konstan diperoleh dengan cara mengatur
pembukaan sirip-sirip pengarah aliran udara masuk (IGV Inlet Guide Vane) guna
mengatur laju aliran udara masuk ke kompresor, dimana suhu gas buang sebagai
umpan baliknya. Sebagian boiler HRSG dapat dilengkapi dengan pembakaran
tambahan untuk meningkatkan kapasitas produksi uapnya, dan sebagian uap
produksinya dapat digunakan untuk keperluan pemanasan aplikasi lainnya
(cogeneration). Dengan pembakaran tambahan ini, kestabilan produksi uap HRSG
dapat dipertahankan, sehingga kestabilan beban turbin uap yang menggunakan
uap ini dapat dijaga, walaupun beban turbin gas berubah-ubah; dan juga suhu gas
buang turbin gas (aliran udara masuk kompresor) tidak harus dijaga tetap
kontan (tidak diharuskan pengaturan IGV Inlet Guide Vane).

c.

Steam Turbine

Steam

Turbin

Generator merupakan

pembangkit

listrik

dengan

memanfaatkan tenaga uap untuk memutar turbin uap. Pada dasarnya turbin uap
terdiri dari dua bagian yaitu rotor dan stator. Pada rotor terdapat banya blade
(sudu) yang akan digerakan oleh uap bertekanan tinggi yang disemprotkan
melalui nozzle. Turbin yang bergerak akan menghasilkan listrik melaui generator.

Gambar 8. Batasan Steam Turbine Generator (Garis Merah)


Penggunaan

sistem combined

cycle ini

lebih

efesien

dan

mampu

menghasilkan daya yang lebih besar dengan cost yang rendah.


Pada saat uap tersebut akan menjalani proses combined cycle, maka katup
cerobong/ stack tersebut perlahan ditutup, sehingga gas tersebut masuk ke HRSG
dengan perlahan. Lama kelamaan, gas tersebut masuk semuanya ke HRSG.
Di dalam HRSG terjadi pemanasan air umpan. Air umpan yang dipompakan oleh
BFP menuju economizer, separator lalu ke superheater sehingga terbentuk uap
superheat. Uap yang dihasilkan dari proses pembakaran tersebut masuk ke katup
uap utama dan dapat digunakan untuk memutar turbin. Kemudian terjadi energi
mekanik, dari pergerakan itulah, dapat menggerakkan generator yang akhirnya
menghasilkan energi listrik. Kemudian energi listrik tersebut dialirkan ke trafo
utama

untuk

dinaikkan

tegangannya sebelum

dilanjutkan

ke

system

transmisi/Saluran Tegangan Tinggi.


Untuk uap residu yang dihasilkan dari turbin, akan masuk ke dalam
kondensor.
9

Disanalah terjadi proses pendinginan, yang nantinya akan menghasilkan air


kondensat.
Proses pendinginan ini dibantu oleh air laut yang dipompa oleh Circulaing Water
ump.
Kemudian, air laut tersebut masuk ke dalam kondensor. Air yang dihasilkan
sebagian
ada yang dipompakan oleh Condensor Pump menuju Daerator (untuk proses
pemanasan kembali), kemudian di pompa kembali oleh Feed Water Pump
kemudian
masuk ke dalam burner yang nantinya akan menghasilkan uap kembali, dan uap
tersebut digunakan kembali untuk memutar kembali untuk memutar turbin, dan
akhirnya generator akan menghasilkan energi listrik tersebut.
3. Konfigurasi PLTGU
Ditinjau dari konfigurasi jumlah turbin gas dan Heat Recovery Steam Generator
(HRSG) dan turbin uapnya, suatu PLTGU dapat di susun dengan beberapa
konfigurasi, tetapi umumnya dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Konfigurasi 1-1-1
Konfigurasi ini merupakan PLTGU yang paling sederhana karena hanya
terdiri dari 1turbin gas (GT), 1 HRSG dan 1 turbin uap (ST). Pada sebagian
PLTGU ini bahkan generatornya hanya satu sehingga turbin gas, turbin uap
dan generator merupakan mesin satu poros (single shaft combined cycle).
Posisi generator dapat berada diantara turbin gas dan turbin uap atau turbin
uap diatara turbin gas dan generator. Kelebihan susunan PLTGU 111
antara lain adalah mampu memenuhi kebutuhan permintaan daya secara
cepat dan ekonomis, konsumsi air dan bahan bakarnya rendah serta konsumsi
listrik pemakaian sendiri(works power) juga rendah.
b. Konfigurasi 2-1-1
PLTGU dengan susunan 221 lebih fleksibel dalam pengoperasian
maupun pemeliharaan dibanding susunan 111. Dengan susunan 221,
apabila satu turbin gas terganggu, maka turbin gas yang lain tetap dapat
beroperasi

dalam

siklus kombinasi. Sedangkan bila HRSG nya yang

10

terganggu, maka turbin gas dapat beroperasi dalam mode siklus terbuka
(open cycle).
c. Konfigurasi 3-3-1
Konfigurasi 331 merupakan konfigurasi yang menghasilkan output daya
paling besar dengan variasi operasi paling banyak.

11

Anda mungkin juga menyukai