PENDAHULUAN
yang
bersifat
universal
yaitu
bahasa,
sistem
manusia.
menunjukkan
pendukungnya.
ciri
Selain
itu,
kepribadian
Penghayatan
kebudayaan
manusia
terhadap
atau
juga
dapat
masyarakat
kebudayaan
dapat
individu-individu
lain
di
sekelilingnya,
yang
masih
sosialisasi
tradisional
yang
terdapat
disebut
upacara
suatu
bentuk
tradisional.
sarana
Upacara
terjadinya
kontak
kebudayaan
dan
saling
menjadi
acuan
suatu
bangsa
atau
kelompok
sosial
milik
masyarakat
yang
bersifat
lama
di
dalam
kehidupan
kultural
masyarakat
sudah
terdapat
berkembang
upacara-upacara
dengan
atau
pesat,
masih
tradisi-tradisi
banyak
yang
terus
Jalasutra
itu,
apa
tujuan
dilakukannya
tradisi
1.2.2
Bagaimana
asal
mula
dilakukannya
tradisi
Kupatan Jalasutra?
1.2.3
Apa
tujuan
dilakukannya
tradisi
Kupatan
Jalasutra?
1.2.4
Bagaimana
pelaksanaan
tradisi
Kupatan
Jalasutra?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan
tradisi Kupatan Jalasutra tersebut.
2. Untuk mengetahui bagaimana asal mula dilakukannya
tradisi Kupatan Jalasutra.
3. Untuk mengetahui apa tujuan dilakukannya tradisi Kupatan
Jalasutra.
4. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan
atau
disiapkan
sebelum
melakukan
tradisi
Kupatan
Jalasutra.
5. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tradisi Kupatan
Jalasutra.
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bagi penulis, dengan dibuatnya makalah ini penulis bisa
mendapatkan semakin banyak ilmu pengetahuan tentang
kebudayaan daerah-daerah di Indonesia yang sangat
beragam khususnya tentang Kupatan Jalasutra yang ada
di desa Sri Mulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,
Provinsi D.I.Yogyakarta. Selain itu penulis juga mendapat
tentang
sejauh
mana
mahasiswa
dapat
pengetahuan
yang
lebih
banyak
tentang
ciri
pribadi
manusia,
struktur
budaya
suatu
masyarakat,
sistem
nilai
dari
kata
budi
dan
daya.
Dua
kata
yang
kedalam
satu
arti
baru
yang
mudah
diingat
yaitu
kata
budi
mengandung
beberapa
(budi
beberapa
Setelah
kesamaan
arti.
proses
sebagai
daya
upaya
manusia
untuk
hidupnya.
Keluhuran
sifat-sifat
hidup
itu
sistem
pengetahuan,
organisasi
sosial,
sistem
sistem
religi,
dan
kesenian
(Koentjaraningrat,
1980:217).
1.4.2
Budaya Jawa
Pulau Jawa terdiri dalam lima daerah administratif
pemerintahan yaitu Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat,
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
daerah
ini
terletak
dua
kerajaan
terakhir
dari
pengucapan
bahasa
ini,
seseorang
harus
macam
bahasa
Jawa
apabila
ditinjau
dari
kriteria
limasan,
rumah
serotong,
rumah
joglo,
rumah
Dalam
masyarakat
Jawa,
ada
macam-macam
bertalian
dengan
bersih
desa,
salah
satu
bentuk
mempertimbangkan
kesesuaian
dengan
obyek
1.5.2 Bab 2
Gambaran umum diambil dari data yang terdapat pada
beberapa buku yang juga membahas tentang tradisi Kupatan
Jalasutra yang dimiliki oleh penulis.
1.5.3 Bab 3
Pembahasan berisikan tentang jawaban atas rumusanrumusan masalah yang muncul dalam pembuatan makalah ini.
10
terperinci
sehingga
semua
pembahasan
BAB II
GAMBARAN UMUM
11
dapat
Penggunaan
Sawah
Perumahan dan Pekarangan
Lainnya
(kuburan,
lapangan, jalan sungai)
Luas (Ha)
1.098,4435
348,4700
Prosen
75,35 %
23,90 %
10,9175
0,75 %
Bentuk permukaan tanah Desa Sri Mulyo sebagian besar (70%) berupa
perbukitan dan 30% daratan. Ketinggian rata-rata desa 115 m di atas
permukaan laut. Menurut peta geologi D.I.Yogyakarta skala 1:250.000,
merupakan endapan vulkanik gunung api muda. Jenis tanahnya kambisal,
dengan batuan/bahan induk endapan material vulkanis. Tingkat produktivitas
tanah sedang.
Desa Sri Mulyo dilalui sungai yang mengalir terus-menerus, terutama
di musim penghujan. Kedalaman air tanahnya kurang dari 7 m dengan tingkat
kelolosan sedang. Curah hujan di Desa ini mencapai 1.500-2.000 mm/tahun,
dengan suhu/temperatur udara antara 22O -32O C. Berdasarkan klasifikasi iklim
menurut Koppen termasuk tipe Awa. Tipe iklim ini mempunyai bulan kering
12
lebih dari 4. Arah angin pada musim penghujan bertiup dari barat daya, dan
musim kemarau angin bertiup dari timur. Secara astronomi, Desa ini terletak
110O 25 BT - 110O 31 BT, dan 07O 49 LS - 07O 52 LS (Sunjata, 1996:6-7).
2.2. Kondisi Demografis
Jumlah
penduduk
Desa
Sri
Mulyo
menurut
data
rata-rata
tiap
KK
terdapat
orang.
Menurut
yaitu
belum
produktif/golongan
muda,
penduduk
Perbandingan
jumlah
penduduk
menurut
jenis
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Golong
an
Umur
04
786
59
897
%
11,9
6
13,6
(Jiwa)
%
L+
W
Sex
Rasi
o
716
10,39 1.502
11,15
110
922
13,38 1.819
13,50
97
13
10 14
889
15 19
744
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
65 +
Jumlah
2
13,5
0
11,3
899
13,05 1.788
13,27
99
703
10,20 1.447
10,74
106
536
417
315
305
365
323
289
203
177
340
6.58
0
8,14
6,33
4,78
4,63
5,54
4,90
4,39
3,08
2,69
5,16
100,
607
434
355
438
357
320
305
182
190
461
6.88
8,81 1.143
6,30
851
5,15
670
6,36
743
5,18
722
4,65
643
4,43
594
2,64
385
2,67
367
6,69
806
100,0 13.47
8,48
6,32
4,97
5,51
5,36
4,77
4,41
2,86
2,72
5,94
100,0
88
96
89
69
102
101
95
112
93
74
00
96
Tingkat Pendidikan
Tidak tamat SD/sederajat
Tamat SD/sederajat
Tamat SLTP/sederajat
Tamat SLTA/sederajat
Tamat Akademi/sederajat
Tamat
Perguruan
Jumlah
Prosenta
2.106
4.860
2.870
1.879
58
35
se
17,84
41,16
24,30
15,91
0,49
0,30
Tinggi/sederajat
Jumlah
11.808
(Monografi Desa Sri Mulyo, Maret 1992)
100,00
14
daerah
dapat
dilihat
keadaan
sosial
ekonomi
akan
datang,
sedangkan
tingkat
kemakmuran
ekonomi,
di
Desa
Sri
Mulyo
terdapat
sarana
Menurut
kriteria
memperhatikan
rumah
rumah
sehat,
di
sehat
daerah
yaitu
ini
dengan
sudah
adanya
organisasi
sosial
atau
perkumpulan-perkumpulan.
gotong-royong
bahan
yang
material,
uang
diwujudkan
atau
dalam
bentuk
bakti
seperti
kerja
(tradisi)
tempat
yang
terutama
dan
sebagian
dianggap
mengenai
mempunyai
keramat.
kendhuri
16
Tradisi
kepercayaan
yang
(selamatan)
dilakukan
seperti
yang
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Kupatan Jalasutra
Di provinsi D.I.Yogyakarta banyak terdapat upacara-
17
waktu
penyelenggaraan
upacara
dilaksanakan
untuk
bulan
penyelenggaraannya
tidak
dapat
ini
memiliki
pantangan
yang
tidak
boleh
Sinandu,
Salaman
Bagelen
Purworejo,
mempunyai
18
Kemudian
Cakrajaya
berbincang-bincang
dengan
murid
dari
Sunan
Kalijaga.
Sunan
Kalijaga
pun
tetap
memegang
tongkat
yang
sudah
terbakar.
19
untuk
menghormati
arwah
dan
juga
dan
mengenang
meminta
serta
perlindungan,
penyelenggaraan
upacara
Kupatan
Jalasutra
20
kemarin.
Hal
ini
dilakukan
karena
telah
menjadi
irigasi
yang
memadai.
Dengan
demikian,
sedikit
penting,
sehingga
mereka
merasa
wajib
untuk
dimulai
sejak
pelaksanaan
dua
minggu
upacara
Kupatan
sebelumnya,
Jalasutra
yaitu
dengan
upacara,
warga
ambeng
ke
tempat
21
upacara.
Selain
itu
juga
dipersiapkan
pemasangan
umbul-umbul
dan
pembenahan-
rempeyek,
nasi
gurih,
puthu
kering,
dan
lain
dari
muspika
(camat
piyungan).
Selanjutnya
22
dilaksanakan,
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
23
sebuah
upacara
yang
Sunan
Geseng
sebagai
Jalasutra.
3. Tujuan diselenggarakannya
cikal
upacara
bakal
Kupatan
Dusun
Jalasutra
telah
melimpahkan
karunianya
sehingga
upacara
Kupatan
hasil
sebelum
jalasutra,
yaitu:
memasang
umbul-umbul
serta
melakukan
makanan
dan
bahan-bahan
serta
peralatan-
puncak
24
upacara)
dengan
diiringi
dan
lima
hari
setelah
diselenggarakannya
acara
penutup
Jalasutra tersebut.
25
pada
upacara
Kupatan