Anda di halaman 1dari 79

Kelainan endokrin

Pengertian endokrin dan


macam-macam kelenjar
endokrin

Pengertian
Kelenjar

endokrinadalah

organ-organ

yang

menghasilkan sekresi yang disebut hormone kemudian


dialirkan secara langsung ke dalam aliran darah dan sel
sel glandular.
Sistem

endokrin

adalah

jaringan

kelenjar

yang

memproduksi dan melepaskan hormon-hormon yang


membantu fungsi kontrol tubuh yang penting, terutama
kemampuan tubuh untuk mengubah kalori menjadi
energi sel dan organ.

Kelenjar dari Sistem Endokrin Setiap


kelenjar sistem endokrin melepaskan
hormon tertentu ke aliran darah tubuh
Anda.
melalui

Hormon-hormon
darah

membantu

ke

ini

sel

berjalan
lain

mengontrol

mengkoordinasikan

proses

dan
atau
dalam

Menurut Tindall (1995), Ada delapan


kelenjar endokrin, yaitu :
1. Kelenjar
hipotalamus di
otak
Menceritakan
kelenjar pituitari saat
untuk melepaskan
hormon.

2. Kelenjar hipofisis di
dasar otak di belakang
sinus.
Hal ini sering disebut
master gland karena
mempengaruhi kelenjar
lain, terutama
tiroid.
Masalah dengan
kelenjar hipofisis dapat
mempengaruhi
pertumbuhan tulang,
siklus menstruasi
wanita, dan pelepasan
ASI.

3. Kelenjar tiroid
(gondok) berbentuk
kupu-kupu di bagian
depan leher.
Mengendalikan
metabolisme.

4. Kelenjar paratiroid
di dekat kelenjar
tiroid
Memainkan peran
dalam
perkembangan
tulang.

5. Kelenjar adrenal
(suprarenalis) di
kutub atas ginjal kirikanan
Melepaskan
hormon kortisol

6. Kelenjar gonad
(kelamin) pada testis
dan indung telur
a. Melepaskan
telur dan
menghasilkan
hormon
seks.
b. Menghasilkan
sperma dan
hormon seks.

7. Kelenjar pancreas
Mengontrol
pelepasan
hormon insulin
dan glukagon.

8. Kelenjar timus di
bawah tulang dada
Membantu
mengembangka
n sistem
kekebalan tubuh
sejak awal
kehidupan.

Kelainan kelenjar endokrin

Kelainan Kelenjar
Endokrin

Hipertiroidisme
Hiperparatiroidisme
Akromegali
Sindroma Marfan
Kretinisme
Diabetes Militus

Manifestasi Oral
Penyakit Metabolik
Endokrin

Diabetes militus

Xerostomia dan disfungsi kelenjar saliva


Gingivitis dan periodontitis
Sindrom mulut terbakar
Kandidiasis
Infeksi oral akut
Oral trhrush
Dental caries

Hypertiroidisme
Mempercepat erupsi
gigi pada anak-anak
Maksila dan mandibula
mengalami osteporosis
Pembesaran jaringan
kelenjar ekstraglandular
(terutama dilidah
posterior lateralis)
Meningkatakan
terjadinya karies
Penyakit periodontal
Sindrom mulut terbakar
Pengembangan
penyakit seperti
syndrme sjogren dan
lupus eritematosus
sistemik

Hypotiroidisme
Penundaan erupsi
gigi
Tdk terjadi
pembesaran
glandula saliva
Makroglosia
Glossitis
Resorbsi tulang
Dysgeusia
Bernafas melalui
mulut

Hypoadrenocortisisme
Melanosis mukosa mulut
Pigmentasi kecoklatan difus atau
bercak yang terjadi di mukosa
bukal, dasar mulut, ventral lidah
dan bagian lain mukosa mulut.

Pubertas,
klimaterik

kehamilan

dan

Masa Pubertas
Perubahan hormon seks terkhusus pada
masa
remaja
dapat
menimbulkan
perubahan-perubahan mukosa mulut.
Ketika konsentrasi hormon progesteron
tinggi mengakibatkan manifestasi oral
seperti RAS (Recuret Apthous stomatitis),
herpes labialis, dan infeksi Candida.
Peningkatan
mikroorganisme
tertentu
seperti Provotella Intermedia dan spesies
capnocytophaga
menyebabkan gingivitis
dan tingginya tendensi perdarahan gingiva
(Prawirohardjo, 2008).

Klimaterik / Menopause
Perubahan pada membran mukosa dan
lidah
Perubahan pada gingiva
Kehilangan tulang alveolar
Resorpsi alveolar ridge(Prawirohardjo,
2008)

Kehamilan
Gingivitis kehamilan (pregnancy
gingivitis)
Tumor kehamilan (pregnancy tumor)
Karies Gigi

Etiologi kelainan
Metabolik dan endokrin

Etiologi kelainan
Metabolik
kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase,
kekurangan galaktokinase, kekurangan galaktose 6-fosfat
epimerase.
Fenilketonuria : tubuh tidak memiliki enzim pengolah asam
amino fenilalanin

yang diubah menjadi tirosin, sehingga

menyebabkan kadar fenilalanin yang tinggi di dalam darah,


yang berbahaya bagi tubuh
Intoleransi Fruktosa disebabkan oleh kekurangan protein
(aldose B) dan memiliki enzim fosfofruktaldolase untuk
memecah fruktosa.

Etiologi kelainan
Endokrin
Anatomis, hipotrofi, atau kelenjar terletak tidak

pada

tempatnya (ektopik).

kelainan genetik, kekurangan atau kelebihan iodium, serta


gangguan sintesis hormon tiroid atau dishormogenesis

kekurangan enzim hidroksilase 21 yang diperlukan kelenjar


adrenal untuk membentuk hormon kortisol dan aldosteron
karena kelebihan androgen

defisiensi hormone pertumbuhan (growth hormone / GH)


merupakan penyebab gagal tumbuh yang sering dijumpai
atau berhubungan dengan defisiensi hormone hipofisis lain.

Diabetes melitus
tipe diabetes militus

1. Diabetes Tipe I

Pada diabetes tipe I hormon insulin


sudah tidak bisa diproduksi lagi. Sel
beta

pada

pankreas

sudah

mengalami kerusakan yang sangat


parah.

Diabetes dengan jenis ini

hanya bisa ditolong dengan suntik


insulin secara rutin.

Selain akibat autoimun, sebagaian


kecil DM tipe 1 terjadi akibat proses
yang

idiopatik.

Tidak

ditemukan

antibodi sel beta atau aktivitas HLA.

2. Diabetes Tipe 2
disebabkan oleh resistensi hormon insulin.
Hal ini bisa terjadi karena reseptor pada
permukaan

sel

berkurang.

lebih

disebabkan karena obesitas, diet tinggi


lemak,

kurang

keturunan.

olahraga

dan

faktor

3. Diabetes Tipe Spesifik


disebabkan karena kelainan genetik spesifik,
penyakit pankreas, gangguan endokrin, efek
obat-obatan dan lain sebagainya. Diabetes
dengan

jenis

seperti

ini

efektif

juga

disembuhkan dengan obat herbal. Terjadi


gangguan sekresi insulin namun kerja insulin
di jaringan tetap normal.

4.

Diabetes Kehamilan

Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai


intoleransi glukosa dengan onset pada
waktu

kehamilan.

Diabetes

jenis

ini

merupakan komplikasi pada sekitar 1-14%


kehamilan.
akan
ketiga.

Biasanya

kembali

normal

toleransi
pada

glukosa
trimester

Gejala dan diagnosa


diabetes militus

GEJALA AKUT

GEJALA DIABETES
MILITUS

GEJALA KRONIS

Gejala Akut
Pada permulaan gejala yang ditunjukkan
meliputi tiga serba banyak yaitu:
Banyak makan (polifagia)
Banyak minum (polidipsi)
Banyak kencing (poliuria)
Dalam
fase
ini
biasanya
penderita
menunjukkan
berat
badan
yang
terus
bertambah, karena pada saat itu jumlah
insulin masih mencukupi. Apabila keadaan ini
tidak segera diobati maka akan timbul keluhan
lain yang disebabkan oleh kurangnya insulin.

Keluhan tersebut diantaranya:


nafsu makan berkurang
banyak minum
banyak kencing
berat badan turun dengan cepat
mudah lelah
bila tidak segera diobati,penderita
akan merasa mual bahkan penderita
akan jatuh koma (koma diabetik).

Gejala Kronik
Gejala kronik akan timbul setelah beberapa bulan atau
beberapa tahun setelah penderita menderita diabetes.
Gejala kronik yang sering dikeluhkan oleh penderita,
yaitu:
Kesemutan
Kulit terasa panas
Terasa tebal dikulit
Kram
Lelah
Mudah mengantuk
Mata kabur
Gatal disekitar kemaluan

Diagnosa DM
Menurut

kriteria

Federation
Association

(IDF),
(ADA)

International
American
dan

Diabetes
Diabetes

Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia (Perkeni), apabila


gula darah pada saat puasa diatas 126mg/dl
dan 2 jam sesudah makan diatas 200mg/dl,
diagnosis diabetes bisa dipastikan.

Jika kadar glukosa darah tidak


normal tetapi belum termasuk
kriteria diagnosis untuk diabetes,
keadaan ini disebut toleransi
glukosa terganggu (TGT) atau IGT.
Seseorang
dengan
TGT
mempunyai
risiko
terkena
diabetes tipe 2 jauh lebih besar
daripada orang biasa.

Manifestasi Diabetes
Militus pada Oral

1. Xerostomia (Mulut Kering)


Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan
penurunan aliran saliva (air liur). Saliva memiliki
efek self-cleansing, berfungsi sebagai pembilas
sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut.
Jadi bila aliran saliva menurun maka akan
menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih
rentan untuk terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi,
dan

sebagai

tempat

untuk

tumbuh

berkembangnya bakteri (Robert, dkk., 1992)

dan

2. Gingivitis dan Periodontitis


pasien mengeluh gusinya mudah berdarah
warna gusi menjadi mengkilat
tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang,
kantong gusi menjadi dalam
kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien
mengeluh giginya goyah sehingga mudah
lepas.

3. Stomatitis Apthosa
(Sariawan)
Penderita Diabetes sangat rentan
terkena infeksi jamur dalam mulut dan
lidah yang kemudian menimbulkan
penyakit sejenis sariawan. Sariawan ini
disebabkan
oleh
jamur
yang
berkembang seiring naiknya tingkat
gula dalam darah dan air liur penderita
diabetes.

4. Oral thrush
Oral thrush atau oral candida adalah
infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh
jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di
dalam mulut.
Pada penderita Diabetes Melites

kronis,

thrush ditandai dengan adanya lapisan putih


kekuningan

pada

lidah,

maupun kerongkongan.

mukosa,

tonsil

5. Dental Caries (Karies Gigi)


Penderita Diabetes Melitus telah diketahui bahwa
jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat
pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah
makanan dari golongan karbohidrat

bercampur

dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan


tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan
keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya lubang atau caries gigi
(Schuurs HB, 1992)

PATOGENESIS DIABETES MILITUS


PADA PENYAKIT PERIODONTAL.

Beberapa pakar mengusulkan peruntuk menjelaskan lebih


parahnya

penyakit

periodontal

pada

pasien

diabetic,

beberapa pakar mengusulkan peranan beberapa faktor.


Pada

studi

awal

ditemukan

membran

basalis

kapiler

Gingival yang lebih lebar pada diabetik dibandingkan pada


non-diabetik.
Pada studi lain mengusulkan kerusakan kemotaksis neutrofil
pada diabetik yang dapat membuat pasien tersebut rentan
terhadap infeksi, termasuk infeksi Mikroflora yang dominan
pada lesi periodontal pasien diabetik tipe 2.

Perubahan vaskular
Perubahan mikroflora
Disfungsi neutrofil
Terjadinya perubahan metabolisme
kolagen gingiva
Genetik

Manajemen dental
terhadap penderita
diabetes militus

Diabetes

mellitus(DM)

bukan

merupakan

kontraindikasi untuk setiap tindakan perawatan


kedokteran

gigi,

misalnya

tindakan

operatif

seperti pencabutan gigi, kuretase pada poket dan


sebagainya.

Anastetikum

yang

digunakan

untuk

tindakan operatif harus aman, tidak boleh


meninggikan kadar gula dalam darah.
Sebelum

tindakan

operatif

sebaiknya

penderita diberi suatu antibiotik untuk


mencegah infeksi (antibiotik profilaksis,
juga pemberian vitamin C dan B kompleks,

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada perawatan gigi


pasien DM adalah (Tarigan, 2003):
1. Hal-hal tentang keadaan kesehatan pasien DM harus
didiskusikan dengan dokter yang merawatnya.
2. Semua infeksi rongga mulut harus dirawat dengan
segera dengan antibiotik yang tepat.
3.

Kesehatan

rongga

mulut

yang

baik

harus

dipertahankan, sehingga iritasi lokal akan hilang secara


teratur, pembentukan kalkulus berkurang dan sangat
diharapkan gingivitis dan penyakit periodontal dapat
dicegah.

Pasien dijadwalkan untuk perawatan di pagi hari dan


diinstruksikan untuk mengkonsumsi makan paginya seperti
biasa.

Pada setiap prosedur perawatan gigi diinstruksikan untuk


tetap mengkonsumsi obat hipoglikemik sesuai dosis yang
diperuntukkan baginya. Pada pasien dengan terapi insulin
dapat dilakukan modifikasi dengan makan paginya.

Pasien

diinstruksikan

mengkonsumsi

makan

paginya

disertai insulin separuh dosis pagi dan separuh lagi


sesuadah perawatan. Minimalkan stres selama perawatan
gigi

apabila

memungkinkan

proses

perawatan

dibagi

menjadi beberapa kunjungan yang tidak terlalu lama

Tindakan asepsis perlu diperhatikan apabila kita


akan merawat gigi dan mulut penderita DM yang
sudah

terkontrol,

karena

penderita

pada

umumnya mempunyai daya tahan tubuh yang


rendah terhadap infeksi.

Pencegahan diabetes
militus

Pencegahan diabetes
militus
1. Pencegahan primordial
2. Pencegahan primer
Penyuluhan , latihan jasmani,
perencanaan pola makan
3. Pencegahan sekunder
4. Pencegahan tersier

PENATALAKSANAAN
KANDIDIASIS

Jika DM dapat terkontrol dengan baik


kandidiasis dapat dicegah, paling
sedikit dihambat dan komplikasi yang
memperparah keadaan penderita
tidak akan terjadi.

Untuk mencapai tujuan tersebut


sangat diperlukan kerjasama antara
dokter gigi, dokter spesialis penyakit
dalam dan pasien

Anti jamur sistemik anti jamur yang


digunakan untuk kandidiasis (karena
penyakit sistemik) adalah dimana obat
ini mencapai lesi melalui aliran darah.
Anti jamur topical untuk kandidiasis
pada pasien dengan fungsi imun yang
normal

Obat lain yang juga dapat digunakan


adalah Flukonazole tablet 100 mg dua
kali sehari , selain itu dapat juga
digunakan ketokonazole tablet 200 mg
satu kali sehari selama dua minggu
(sering digunakan untuk kandidiasis
mulut akut pada penderita DM).
efek samping (dalam jangka waktu yang
singkat) seperti; peningkatan enzim
hati, nyeri abdomen dan pruritis jarang
terjadi

Pengobatan terhadap angular stomatitis


diberikan ketokonazole tablet selama 2
minggu fungsinya untuk menghilangkan
kemerahan dan meningkatkan pengerutan
mukosa serta penyembuhan di fisurnya.
Pengobatan angular stomatitis berhasil bila
dilakukan bersamaan dengan penurunan
terhadap peninggian kadar glukosa darah.

Bila kandidiasis pada penderita DM


sudah kronis yang mengakibatkan
leukoplakia maka kadar glukosa darah
juga harus dikontrol terlebih dahulu.
Setelah itu dilakukan pemberian anti
jamur
sistemik
kemudian
menghilangkannya dengan cara eksisi.

macam-macam
kelainan kardiovaskuler

1.

Angina pektoris : keadaan rasa tidak nyaman berupa


nyeri akibat ketidakseimbangan
kebutuhan

oksigen

pada

otot

penyediaan

dan

jantung

(ada

penyempitan pada arteri)


2.

Infark miokardium : suatu kematian otot jantung,


terjadi iskemi pada otot jantung

3. Hipertensi : suatu peninggian tekanan darah yang

menetap akibat dari kenaikan tekanan arteri perifer


4. Endokarditis : infeksi serius pada katub jantung

Pengaruh Kelainan
Kardiovaskuler Terhadap
Tindakan medis Kedokteran Gigi

Definisi Kelainan
Kardiovaskuler
Adalah gangguan sistem pengangkutan
pembuluh darah yang melibatkan jantung
dan pembuluh darah (Amir,2008)

Pasien Yang berkunjung ke Dokter Gigi


dengan kel. Kardiovaskuler
Perlu dilakukan perawatan khusus:
1. Anamnesis yang baik dan riwayat penyakit
yang

lengkap( jika belum Mengetahui kondisi

Pasien)
2. Lakukan perawatan yang komprehensif

yang

melibatkan dokter yang lebih ahli dibidangnya


sebelum melakukan perawatan kedokteran gigi
3. Jika Ingin melakukan anastesi hindarkan obat
anastesi yang dapat memicu kelenjar adrenalin

Mikroorganisme
patogen pada rongga
mulut

Mikroorganisme
Flora normal dalam rongga mulut terdiri
dari Streptococcus mutans/Streptococcus
viridans,

Staphylococcus

Lactobacillus sp.

sp

dan

Meskipun sebagai flora

normal dalam keadaan tertentu bakteribakteri tersebut bisa berubah menjadi


pathogen
predisposisi

karena

adanya

factor

Streptococcus mutans
Merupakan bakteri
anaerob
Bentuk coccus
susunan berderet
tidak berspora
tidak berkapsul
Gram positif
ukuran 1 - 2 mm
tidak berwarna /jernih
permukaam cembung
tepi rata, membentuk
hemolisa

Staphylococcus sp

Bakteri aerob
bentuk coccus
susunan bergerombol
tidak berflagel
tidak berspora
tidak berkapsul
,Gram positif
Morfologi koloni pada
media darah
ukuran 2 4 mm

Lactobacillus sp

Bakteri anaerob
bentuk batang pendek
tidak berspora
tidak berflagel
tidak berkapsul
Gram positif
bentuk koloni bulat
kecil
warna putih susu
Cembung
tepi rata, permukaan
mengkilap

Metabolisme
Mikroorganisme

Metabolisme mikroorganisme
Metabolisme merupakan istilah yang mencakup
proses kimia yang terjadi di dalam sel organisme
untuk

menghasilkan

maupun

menggunakan

energi untuk sintesis komponen sel, analisis


komponen sel dan kegiatan seluler lainnya.

Eksoensim

yang

merombak

nutrien

diekresikan
di

luar

mikrooganisme
sel,

merupakan

untuk
produk

metabolisme. Jika nutrien telah berubah menjadi nutrien


sederhana yang diperlukan dan masuk ke dalam sel maka
endoensim

mengubahnya

menjadi

ramuan

kompleks

protoplasma yang mengandung energi.

Metabolisme terdiri dari dua proses yang berlawanan, yaitu


katabolisme dan anabolisme, tetapi keduanya berlangsung
serempak.

Anabolisme merupakan proses sintesus dan penggunaan


energi sedangkan katabolisme proses oksidasi substrat
yang diikuti perolehan energi.

Pertumbuhan dan
Perkembangbiakan Mikroorganisme

Pertumbuhan mikroorganisme dapat


ditinjau dari dua sudut, yaitu :
1. Pertumbuhan individu
bertambahnya ukuran tubuh
2. Pertumbuhan koloni atau
pertumbuhan populasi
bertambahnya kuantitas individu
dalam suatu populasi atau
bertambahnya ukuran koloni

Fase pertumbuhan mikroorganisme

Fase pertumbuhan mikroorganisme merupakan gambaran pertumbuhan secara


bertahap (fase) sejak awal pertumbuhan sampai dengan terhenti mengadakan
kegiatan. Fase pertumbuhannya ada 7 fase yakni sebagai berikut :

1.

Fase lag

2.

Fase akselerasi

3.

Fase eksponensial

4.

Fase retardasi

5.

Fase stasioner

6.

Fase kematian

7.

Fase kematian logaritmik

Metode Diagnostik
Mikrobiologi

1. Metode Klasik
Melihat langsung gejala klinis
Pengujian langsung dengan
mikroskopis
Mengisolasi dan mengkulturkan
Preparasi histologis dan histokimia
Pemeriksaan denga mikroskop
elektron

2. Metode molekuler
Test Serologis dengan Antibodi
Monoklonal
Amplifikasi gen dengan target PCR

Anda mungkin juga menyukai