Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai dalam
melaksanakan

pembangunan

meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat.
memperoleh

nasional

Masyarakat
dan

telah

sosial

memiliki

memanfaatkan

berhasil

ekonomi

pada

kemudahan

hasil-hasil

untuk

industri

baik

produksi dalam negeri maupun luar negeri. Terdapat pula


dampak
dengan

negatif

akibat

produk-produk

dilakukannya.

Di

terjadinya
industri

antaranya

kontak
atau

adalah

kulit

manusia

pekerjaan

penyakit

kontak yang merupakan respon peradangan

yang

dermatitis

terhadap bahan

eksternal yang kontak pada kulit. Dikenal dua macam jenis


dermatitis
merupakan
alergik
spesifik,

kontak
respon

yang

yaitu
non

dermatitis

imunologik

diakibatkan

keduanya

dapat

kontak

dan

oleh
bersifat

iritan

dermatitis

mekanisme
akut

yang

kontak

imunologik

maupun

kronis

(Trihapsaro, 2003).

Menurut Brown dan Burns (2005) bahwa eksema atau


biasa disebut dermatitis merupakan sejenis pola reaksi
peradangan
faktor

kulit

yang

internal

bisa

maupun

disebabkan

faktor

oleh

eksternal.

berbagai
Dermatitis

sendiri sekarang ini merupakan penyakit kulit yang sering


terjadi dan terpenting dalam dunia kesehatan. Di dalam
kelompok

besar

sebenarnya

penyakit

banyak

peradangan

sekali

kulit

tipe

(dermatitis)

tertentu

sehingga

klasifikasi yang digunakan biasanya akan membagi kasus ke


dalam

kelompok

eksternal

eksogen

seperti

bahan

(yang

disebabkan

kimia,

deterjen,

oleh
oli,

agen
sinar,

suhu, jamur) dan kelompok endogen (bila masalah utama


adalah faktor konstitusional misalnya dermatitis atopik).
Salah

satu

yang

termasuk

dalam

faktor

eksogen

adalah

jenis dermatitis kontak.


Dermatitis kontak merupakan suatu reaksi peradangan
yang

disertai

dengan

adanya

edema

interseluler

pada

epidermis karena kulit berinteraksi dengan suatu paparan


tertentu (Sularsito et al., 1986). Lokasi dari dermatitis
tersebut
Terjadinya

sesuai

dengan

dermatitis

tempat

kontak

terkenanya

alergi

paparan.

disebabkan

sel
2

Langerhans mengolah dan memaparkan suatu alergen ke sel T


didekatnya

sehingga

hipersensitivitas

sel

tipe

menanggapinya

IV

terhadap

dengan

alergen.

respon
Respon

tersebut membutuhkan jangka waktu beberapa jam atau hari


untuk

dapat

muncul,

sedangkan

untuk

dermatitis

kontak

iritan tidak melibatkan sistem imun namun sebagai respon


peradangan (Corwin, 2001).
Pada orang yang berusia lanjut memang lebih rentan
terhadap kejadian dermatitis kontak disebabkan terjadinya
penurunan pembentukan filagrin epidermis yang mengurangi
faktor pelembab alami dan berkurangnya hidrasi kulit pada
stratum korneum sehingga menyebabkan kulit menjadi lebih
kering dan bersisik. Penuaan kulit yang terjadi pada usia
lanjut akan menunjukkan penipisan epidermis dan terdapat
pendataran pada taut epidermal-dermal. Selain itu bisa
disebabkan

oleh

adanya

respon

kekebalan

tubuh

yang

menurun pada usia lanjut terutama yang diperantarai oleh


sel

imunitas

sehingga

dapat

menyebabkan

lebih

rentan

terhadap paparan iritan maupun alergen (Wey dan Chen,


2010).

Menurut

Scalf

dan

Shenefelt

(2007)

mengemukakan

bahwa dermatitis merupakan penyakit yang banyak terjadi


pada populasi usia lanjut. Pada tahun 1996-1997 National
Ambulatory
Dermatitis,

Medical
Not

Care

Otherwise

Survey

menunjukkan

Specified

(NOS)

bahwa

merupakan

diagnosis dermatologi keenam yang paling sering terjadi


pada orang dewasa usia 55 tahun atau lebih. Diagnosis ini
dari dokter di seluruh spesialis yang menyumbang sekitar
840.000 kunjungan tiap tahun.
Di Indonesia kejadian dermatitis kontak di Manado
dari tahun 1988-1991 dijumpai sebanyak 83 orang (4,45%),
sedangkan di RSUD Dr.Abdul Azis Singkawang, Kalimantan
Barat pada tahun 1991-1992 dijumpai sebanyak 73 orang
(17,76%). Tahun 1992 di RS Dr.Pirngadi Medan melaporkan
terdapat 37,54%, tahun 1993 sebanyak 34,74% dan tahun
1994 sebanyak 40,50%. Di RSUP H.Adam Malik Medan dari 731
pasien

baru

selama

tahun

2000

di

Poliklinik

Alergi

terdapat 201 pasien (27,50%) yang didiagnosis dermatitis


kontak.Pada bulan Januari hingga bulan Juni 2001 terdapat
270 pasien dimana 64 pasien (23,70%) menderita dermatitis
kontak (Trihapsaro, 2003).
4

Jumlah penduduk usia lanjut di Yogyakarta mengalami


peningkatan tiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan data
dari

BPS

pada

tahun

2010

bahwa

jumlah

penduduk

usia

lanjut sebesar 454.200 jiwa (13,2%) dari total populasi


(Anonim, 2012). Pada usia lanjut akan terjadi penurunan
fungsi dari kulit sehingga perubahan yang halus dapat
mempengaruhi kenyamanan dan fungsi karena kulit merupakan
struktur

yang

mudah

terlihat

dan

mempengaruhi

suatu

kesan. Perubahan tampilan dan fungsi kulit normal yang


disebabkan oleh bertambahnya usia disebut dengan penuaan
intrinsik (Lueckenotte, 1998).
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dilakukan
penelitian

untuk

melihat

prevalensi

dermatitis

kontak

pada usia lanjut di Yogyakarta. Untuk penelitian ini,


populasi

diambil

dari

pasien

usia

lanjut

yang

datang

berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr.Sardjito


Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang penelitian ini, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Berapa banyak angka kejadian dermatitis kontak
pada

pasien

usia

lanjut

di

RSUP

Dr.Sardjito

Yogyakarta?
2. Apa saja bahan yang dicurigai sebagai penyebab
tersering
pasien

timbulnya
usia

lanjut

dermatitis
di

RSUP

kontak

pada

Dr.Sardjito

Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui prevalensi dermatitis kontak pada
pasien usia lanjut periode 1 Januari 201031 Desember
2010 di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta.
Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui angka kejadian dermatitis kontak
pada

pasien

usia

lanjut

di

RSUP

Dr.Sardjito

Yogyakarta.
6

2.

Untuk

mengetahui

bahan

yang

dicurigai

sebagai

penyebab timbulnya dermatitis kontak pada pasien


usia lanjut di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.
D. Keaslian Penelitian
Berdasarkan
prevalensi

hasil

dermatitis

penelusuran
kontak

pada

peneliti
usia

lanjut

mengenai
melalui

pencarian pubmed belum ada penelitian sebelumnya mengenai


prevalensi dermatitis kontak pada usia lanjut. Terdapat
penelitian yang hampir sama mengenai dermatitis kontak
namun berbeda dalam beberapa hal, seperti:
Tabel 1. Keaslian penelitian
Penulis

Judul

Desain

Perbedaan

Yunita Rahmawati, 1995

Pola
distribusi
dermatitis
kontak
menurut jenis
kelamin,umur,
pekerjaan dan
bahan
penyebab di
Poliklinik
Kulit-Kelamin
RSUP
Dr.Sardjito

Deskriptif

Subyek,
waktu

Angela Mistralina Lukito, 2006

Frekuensi
kejadian
dermatitis
kontak alergi
dan

Deskriptif,
cross
sectional

Lokasi,
subyek,
cara
pengambilan

dermatitis
kontak iritan
pada pekerja
dengan
diathesis
kulit atopik
di industri
penyamakan
kulit di
Magelang
Tutwuri Handayani, 2007

Prevalensi
dan faktor
resiko
dermatitis
kontak pada
pedagang ikan
segar di
pasar raya
Kota Padang,
Sumatera
Barat

data

Analitik,
cross
sectional

Lokasi,
subyek,
variabel

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi

Masyarakat:

Diharapkan

masyarakat

mengetahui

penyebab tersering pada kejadian dermatitis kontak


sehingga dapat lebih berhati-hati terhadap paparan
bahan iritan dan bahan alergen tersebut.
2. Bagi

Peneliti:

Selain

sebagai

syarat

untuk

mendapatkan derajat sarjana kedokteran, penelitian


ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan baru bagi
peneliti.

3. Bagi Ilmu: Diharapkan penelitian ini dapat menjadi


salah

satu

acuan

dalam

pengembangan

penelitian

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai