Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik
dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas,
baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam
sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai , dan ekonomis untuk tiaptiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak
jauh.
Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi
antara sumber dan beban; untuk memisahkan satu rangkain dari rangkaian yang lain; dan
untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak-balik
antara rangkaian.
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik
dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain tanpa merubah frekuensi
dari sistem, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet.
Trafo digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika.
Penggunaan trafo dalam system tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan
ekonomis untuk tiap- tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam
pengiriman daya listrik jarak jauh.
Masingmasing tipe transformator memiliki kekhususan dalam perencanaan dan pembuatan
yang disesuaikan dengan pemakaiannya. Walaupun demikian semua tipe transformator
mempunyai prinsip dasar yang sama. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti,
yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah lilitan pada kedua
kumparan. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga yang dibelit seputar kaki inti
transformator.
2. Jenis-jenis Transformator
Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. frekuensi daya, 50 60 c/s
2. frekuensi pendengaran, 50 c/s 20 kc/s
3. frekuensi radio, diatas 30 kc/s.
Berdasarkan fungsinya, trafo dibagi menjadi empat kategori :
- Trafo utama /daya (50 Hz, atau 60 Hz )
- Trafo frekuensi audio ( 20 Hz - 20 Khz )
- Trafo frekuensi tinggi ( 100 k Hz)
- Trafo pulsa ( 1k Hz - 100 kHz) Hubungan antara tegangan primer dan sekunder
Macammacam transformator menurut pemakaiannya dalam bidang tenaga listrik
dikelompokkan menjadi :
a. Transformator Daya
Transformator ini biasanya digunakan untuk menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya.
b. Tranformator Distribusi
mendeteksi arus gangguan tanah. Belitan tambahan dari ketiga trafo tegangan dihubungkan
secara
seri
b. Trafo Tegangan Kapasitip
Trafo pembagi tegangan kapasitip dipakai untuk keperluan pengukuran tegangan tinggi,
sebagai pembawa sinyal komunikasi dan kendali jarak jauh. Pada tegangan pengenal yang
lebih besar dari 110 kV, karena alasan ekonomis maka trafo tegangan menggunakan pembagi
tegangan dengan menggunakan kapasitor sebagai pengganti trafo tegangan induktif. Pembagi
tegangan kapasitif dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini. Oleh pembagi kapasitor,
tegangan pada C2 atau tegangan primer trafo penengah V1 diperoleh dalam orde puluhan kV,
umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian oleh trafo magnetik tegangan primer diturunkan
menjadi tegangan sekunder standar 100 atau 1003 Volt. Jika terjadi tegangan lebih pada
jaringan transmisi, tegangan pada kapasitor C2 akan naik dan dapat menimbulkan kerusakan
pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah kerusakan tersebut dipasang sela pelindung (SP).
Sela pelindung ini dihubung seri dengan resistor R untuk membatasai arus saat sela pelindung
bekerja untuk mencecah efek feroresonansi.
Keburukan trafo tegangan kapasitor adalah terutama karena adanya induktansi pada trafo
magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi resonansinya yang timbul menyebabkan
tegangan tinggi yang cukup besar dan menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti
magnetik dan belitan sehingga menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil
penunjukan tegangan. Diperlukan elemen peredam yang akan mengahsilkan tidak ada efek
terhadap hasil pengukuran walaupun kejadian tersebut hanya sesaat.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator tegangan ada dua jenis yaitu:
Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Dengan memilih jumlah lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat dihasilkan GGL
kumparan sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer. Hubungan GGL atau
tegangan primer (Vp) tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan kumparan primer (np) dan
jumlah lilitan kumparan sekunder (ns)
Menurut kutubmya trafo tegangan dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu terminalnya dibumikan / ditanahkan,
dipergunakan untuk tegangan diatas 30 kV
2) Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua terminalnya diisolir dari bumi / tanah, hanya
digunakan untuk tegangan dibawah 30 kV
Berdasarkan jenis tegangan, trafo tegangan dibedakan menjadi 2, yaitu :
Transformator satu fasa, bila transformator digunakan untuk memindahkan tenaga listrik
satu fasa.
Transformator tiga fasa, bila transformator digunakan untuk memindahkan tenaga listrik
tiga fasa.
2. Transformator Arus
Transformator arus biasanya digunakan untuk mengukur arus beban yang besar dalam suatu
rangkaian. Dengan menggunakan transformator arus maka arus beban yang besar dapat
diukur hanya dengan menggunakan alat ukur amperemeter yang rangenya tidak terlalu besar.
Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatan yang akan
diukur arusnya, sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau relay proteksi.
Pada umumnya peralatan ukur dan relay membutuhkan arus 1 atau 5 A.
Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat, kawasan trafo arus yang digunakan
untuk pengukuran biasanya 0,05 s/d 1,2 kali arus yang akan diukur, sedang trafo arus untuk
proteksi harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus pengenalnya.
Trafo arus digunakan untuk menurunkan arus dengan perbandingan transformasi tertentu dan
sekaligus mengisolasi peralatan ukur dari tegangan sistem yang diukur. Transformator Arus
(CT) adalah trafo instrument yang berfungsi untuk merubah arus besar menjadi arus kecil
sehingga dapat diukur dengan Amper meter.
Gaya gerak magnet ini mempruduksi fluks pada inti, kemudian membangkitkan gaya gerak
listrik (GGL) pada kumparan sekunder. Jika termianal kumparan sekunder tertutup, maka
pada kumparan sekunder mengalir arus I2 , arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N1I1
pada kumparan sekunder. Bila trafo tidak mempunyai rugi-rugi (trafo ideal) berlaku
persamaan :
N1I1=N2I2
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper lebih yang
mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus hendak diukur mengalir pada tegangan
rendah dan besarnya dibawah 5 amper, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung
sedangkan arus yang besar tadi harus dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan
trafo arus sebutan trafo pengukuran arus yang besar. Disamping untuk pengukuran arus, trafo
arus juga dibutuhkan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele
proteksi. Kumparan primer trafo arus dihubungkan secara serie dengan jaringan atau
peralatan yang akan diukur arusnya, sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan
peralatan meter dan rele proteksi. Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat.
Kawasan kerja trafo arus yang digunakan untuk pengukuran biasanya 0,05 sampai 1,2 kali
arus yang akan diukur. Trafo arus untuk tujuan proteksi biasanya harus mampu bekerja lebih
dari 10 kali arus pengenalnya.
Prinsip kerja tansformator ini sama dengan trafo daya satu fasa. Jika pada kumparan primer
mengalir arus I1, maka pada kumparan primer akan timbul gaya gerak magnet sebesar N1 I1.
Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti. Fluks ini membangkitkan gaya gerak
listrik pada kumparan sekunder. Jika kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan
sekunder mengalir arus I2. arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan
sekunder.
Pada trafo arus biasa dipasang burden pada bagian sekunder yang berfungsi sebagai
impedansi beban, sehingga trafo tidak benar-benar short circuit. Apabila trafo adalah trafo
ideal, maka berlaku persamaan :
N1I1 = N2I2
I1/I2 = N2/N1
tegangan tinggi yang digunakan pada gardu induk dengan pemasangan luar. Dibedakan
menjadi jenis tangki logam, kerangka isolasi, dan jenis gardu. Kelebihannya, penyulang pada
sisi primer lebih pendek, digunakan untuk arus pengenal dan arus hubung singkat yang besar.
Isolasi Koaksial
Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel, bushing trafo, atau pada rel
daya berisolasi gas SF6. Sering digunakan inti berbentuk cincin dengan belitan sekunder
yang dibelit secara seragam pada cincin dan dimasukkan pada isolasi, dengan demikian
terbuka jalan untuk membawa lapisan terluar bagian yang di-ground keluar dari trafo arus.
Jenis-jenis transformator lainnya :
a. Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan
sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan
sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga
untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya
yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator
jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih
dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
b. Autotransformator variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan
tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang
berubah-ubah.
c. Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer,
sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain,
gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian.
Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio,
transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
d. Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran
gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh
sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena
GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet,
transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan
primer berbalik arah.
e. Transformator tiga fasa
Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara
khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan
sekunder dihubungkan secara delta ().
3. Komponen-komponen Transformator
a. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
Ada beberapa jenis inti trafo, diantaranya:
a. Bentuk EI
b. Bentuk L
c. Bentuk M
d. Bentuk UI
b. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu
kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan
sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan
isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat
transformasi tegangan dan arus.
c. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai
isolasi dan pendingin pada transformator.
Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan
tegangan tembus, sedangkan
Sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan,
sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi
transformator dari gangguan.
Minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung adalah
senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon
aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut, minyak transformator masih mengandung senyawa
yang disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil .
d. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi sebagai
penyekat / isolator antara konduktor tersebut dengan tangki transformator. Pada bushing
dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut center tap.
e. Tangki Konservator
Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap / udara akibat
pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt
yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak. Untuk menjaga agar minyak tidak
terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran pelepasan / venting
dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan silica gel dan dia tidak
keluar mencemari udara disekitarnya.
4. Pinsip dan Cara Kerja Transformator
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu:
arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat
menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada transformator diberi arus
bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer terjadi
induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubahubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat
beda tegangan.
Dasar dari teori transformator adalah sebagai berikut : Apabila ada arus listrik bolak-balik
yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit
(seperti gambar 2.6.) dan apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada
kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnit, maka akan
timbul gaya gerak listrik (GGL).
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus
bolak-balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan mempunyai inti, arus I1
menimbulkan fluks magnit yang juga berubah-ubah pada intinya. Akibat adanya fluks magnit
yang berubah-ubah, pada kumparan primer akan timbul GGL induksi ep. Besarnya GGL
induksi pada kumparan primer adalah (Sulasno, p. 114 115) :
ep = -Np (d/dt)volt
dimana
ep = GGL induksi pada kumparan primer
Np= Jumlah lilitan kumparan primer
d= Perubahan garis-garis gaya magnit dalam satuan weber
dt = Perubahan waktu dalam satuan detik
Fluks magnit yang menginduksikan GGL induksi ep juga dialami oleh kumparan sekunder
karena merupakan fluks bersama (mutual fluks). Dengan demikian fluks tersebut
menginduksikan GGL induksi es pada kumparan sekunder(Sulasno, p. 114 115) :
ep = -Ns (d/dt)volt
dimana Ns adalah jumlah lilitan kumparan sekunder. Dari persamaan ep dan es didapatkan
perbandingan lilitan berdasarkan perbandingan GGL induksi, yaitu (Sulasno, p. 114 115) :
a = ep/ es = Np/Ns
a = nilai perbandingan lilitan transformator (turn ratio)
Apabila, a <> 1, maka transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan
(step down)
dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat :
sedemikian hingga .
Dimana :
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan
oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan jumlah lilitan sekunder.
Pada transformator, besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer
dan sekunder.
c. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada
lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi efisiensi transformator untuk
frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan
sekunder secara semi-acak (bank winding)
d. Rugi Besi (Pi)
Rugi besi adalah rugi yang timbul pada inti transformator sebelum
dibebani. Rugi besi ini terdiri atas :
1. Rugi Histerisis
Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan
karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika.
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah. Rugi
histerisis dinyatakan sebagai : (Zuhal, p.55)
Ph = Kh f Bm
dimana :
Ph = Rugirugi daya histerisis (Watt)
Kh = Konstanta histerisis
Bm = Kerapatan fluks maksimum (Weber/m2)
F = Frekuensi (Hz)
2. Rugi Arus Eddy
Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks
magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan. Rugi
arus eddy adalah rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Arus pusar ini mengalir pada
inti besi karena adanya induksi magnetis yang ditimbulkan oleh kumparan primer pada inti
besi. Sama seperti pada rugi histerisis, rugi arus eddy ini akan berakibat timbulnya panas
pada inti besi. Untuk memperkecil rugi arus eddy ini dipakai inti besi berupa lembaran
lembaran tipis yang dilapisi dengan lapisan isolasi.
Pe = Ke f 2 Bm
dimana :
Pe = Rugi arus eddy
Ke = Konstanta arus eddy
Bm = Kerapatan fluks maksimum (Weber/m2)
F = Frekuensi (Hz)
Jadi rugi besi (Pi) :
Pi = Ph + Pe
e. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus
cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian
kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan
menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling
terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga