Oleh
Kelompok 8
Khoirunnisah
10121001011
Nofita Zuraida
10121001022
Ragil Lestari
10121001033
Siti Halimatul M
10121001044
10121001053
10121001063
Widya Naralita
10121001073
Hany Afiantiny
10121001083
Ririn Pratiwi FS
10121001095
Kaulam Miryanti
10121001106
Teori keju Swiss diusulkan dan dikembangkan oleh James Reason (seorang ahli
dari Universitas Manchester) dan Dante Orlandella pada tahun 1990, yang digunakan
untuk menganalisa penyebab kegagalan sistematis atau kecelakaan, biasanya digunakan
di bidang penerbangan, teknik, kesehatan, serta pelayanan emergency. James T. Reason
menggambarkan proses terjadinya kecelakaan melalui ilustrasi potongan-potongan keju
Swiss seperti pada gambar di atas.
kabel serabut biasa. Padahal banyaknya sambungan listrik yang tidak standar dapat
menyebabkan kebakaran pada pasar. Jika dilihat dari organizational inflluences maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh organisasi atau dalam hal ini adalah PLN memegang
perna penting dalam kecelakaan ini.
a. kurangnya pengawasan dari pihak PLN dalam sambungan listrik yang ada di pasar
kutoarjo, seharusnya pihak PLN melakukan pengawasan sebulan sekali mengenai
sambungan listrik di pasar apakah sudah sesuai standar apa belum.
b. Tidak adanya penyuluhan kepada para pedagang di pasar mengenai sambungan
listrik yang baik dan benar, seharusnya pihak PLN perlu mengadakan penyuluhan
kepada para pedegang di pasar mengenai standar sambungan listrik yang baik,
karna banyak dari pedagang tidak mengetahu sambungan listrik yang baik dan
benar, mereka hanya menggunakan sambungan listrik yang murah dan cepat.
c. Kurangnya kebijakan pemerintah akan kebijakan di pasar, seharusnya pemerintah
bersama dengan PLN sudah menyiapkan sambungan listrik yang baik dan benar
untuk digunakan oleh pedagang yang ada di pasar.
2. Unsafe Supervision (pengawasan yang tidak baik)
Unsafe Supervision (kurangnya pengawasan), tingkatan ini membahas
bagaimana masalah pada tingkat II (Preconditions for Unsafe Act) dapat terjadi.
Komunikasi dan koordinasi yang buruk atau mental yang tidak siap dari personil
dapat dihindari apabila pengawasan yang dilakukan berjalan dengan baik. Pada
tingkatan ini hanya personil yang memiliki wewenang tertentu yang dapat melakukan
intervasi, mencakup pemberian tugas dan tanggung jawab, pelatihan dan evaluasi
kinerja masing-masing personil. Unsafe Supervision berkaitan dengan pelaksanaan
pelatihan untuk menunjang CRM (Crew Resources Management) yang bagus.
Unsafe Supervision yang mungkin terjadi dan dapat menyebabkan kasus
kebakaran di Kios dan Lapak Pasar Induk Kutoarjo, dengan penyebabnya instalasi
jaringan listrik yang semrawut, sehingga nantinya akan memicu terjadinya korsleting
yang dapat mengakibatkan kebakaran pasar tersebut, yaitu sebagai berikut :
a. Lemahnya atau tidak adanya pengawasan selama menjalankan pekerjaan
(menyambung listrik ataupun memperbaiki kabel yang putus) berlangsung sesuai
standar yang dilakukan oleh pedagang-pedagang. Pada dasarnya para pedagang
tidak memiliki keahlian dalam bidang tersebut. Hal ini menjadi salah faktor
penting dalam terjadinya kecelakaan kebakaran.
b. Terdapat orang-orang yang kurang disiplin dalam pekerjaan tersebut sehingga
mereka akan merasa tidak aman karena tidak adanya pengawasan dari pihak-pihak
yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, pekerjaan yang dilakukan tidak
semaksimal mungkin.
c. Kurangnya pengawasan terhadap keakuratan peralatan dan instalasi yang secara
tidak langsung mempunyai korelasi dalam meningkatnya kecelakaan kebakaran.
Rata-rata pedagang pasar tersebut menggunakan model penyambungan kabel
serabut, dikarenakan harganya yang lebih murang dibanding dengan yang lain.
d. Kurangnya pengawasan, pemeliharaan, pantauan secara rutin terhadap peralatan
operasional. Pengecekan ini tentunya harus dilakukan oleh orang ahli dalam
bidang instalasi listrik.
e. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyakarakat kalangan menengah ke
bawah. Dengan tidak memberikan bimbingan serta sosialisasi tentang tata cara
penataan instalasi listrik yang baik serta aman.
3. Precondition for Unsafe Act (kondisi yang mendukung munculnya unsafe act)
Preconditions for Unsafe Act (Kondisi penyebab tindakan tidak aman), tingkatan
Swiss Cheese Model ini membahas aspek aspek atau hal hal yang ada pada
manusia yang merupakan penyebab terjadinya tindakan tidak aman (Unsafe Act).
Dengan kata lain, kondisi manusia sebelum terjadi tindakan yang tidak aman dan
yang berpotensi untuk memulai, memperburuk dan memfasilitasi suatu peristiwa yang
tidak diinginkan.
Adapun Preconditions for Unsafe Act yang ada dan dapat timbul pada pedagang
pedagang yang berada di Kios dan Lapak Pasar Induk Kutoarjo yang instalasi
jaringan listriknya semrawut, sehingga nantinya akan memicu terjadinya korsleting
yang dapat mengakibatkan kebakaran pasar, sebagai berikut :
a. Kurangnya pengetahuan dan juga keterampilan dalam memasang instalasi
jaringan listrik. Melakukan pemasangan instalasi listrik yang sebenarnya tidak
sesuai dengan keahlian mereka. Pada artikel berita tersebut salah satu pedagang
mengatakan bahwa sebagian pedagang belum mengetahui bahaya model
penyambungan jaringan yang dilakukan secara sembarangan, ini diakibatkan
karena pedagang sangat jarang mendapatkan sosialisasi tentang cara penataan
instalasi jaringan yang aman.
b. Kecenderungan perilaku yang tidak bisa mematuhi dan mengikuti aturan,
sehingga manusia seringkali bertindak sembrono dalam mengunakan listrik dan
memasang listrik secara sembarangan atau tidak mengikuti prosedur dan metode
pemasangan instalasi listrik secara benar menurut aturan PLN.
c. Kurang memiliki kesadaran pribadi, sehingga untuk melakukan pengecekan
jaringan listrik secara rutin untuk melihat apakah terjadi kerusakan atau
korsleting, mereka sendiri pun malas untuk melakukannya dan tidak mau peduli
terhadap kabel kabel yang telah rusak.
d. Buruknya atau tidak adanya komunikasi dan interaksi yang terjalin antara
pedagang dengan PLN setempat tentang tata penataan instalasi jaringan yang
aman.
4. Unsafe Act (perilaku atau tindakan tidak aman yang dilakukan dan berhubungan
langsung dengan terjadinya accident)
a. Kesalahan
Kesalahan yang disebabkan oleh lemahnya keterampilan: Banyak pedagang
kios yang melakukan penyambungan instalasi listrik dengan hanya
menggunkan kabel serabut. Para pedagang mengabaikan sebagian atau seluruh
tahapan prosedur, menghilangkan tahapan pekerjaan, kurang pengetahuan
ditimbulkan.
b. Pelanggaran
Banyak sekali pelanggaran yang dilakukan para pedagang kios di pasar kutoarjo
antara lain :
6. Kesimpulan
Kecelakaan atau accident merupakan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak dapat diduga sebelumnya yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda.
Dalam lingkup keamanan instalasi listrik banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya
suatu kecelakaan yang berujung kebakaran di pasar. Biasanya, terjadi kecelakaan yang
mengakibatkan kebakaran dikarenakan kurangnya penataan jaringan instalasi listrik yang
aman. Dengan menggunakan Swiss Cheese Model, dapat diidentifikasi penyebabpenyebab yang mendukung sehingga kecelakaan ini dapat terjadi, mulai dari faktor
manajemen sistem keamanan instalasi listrik, kelemahan dalam pengawasan, kondisikondisi yang mendorong terjadinya kesalahan, hingga faktor perilaku pengguna. Faktorfaktor inilah yang diumpamakan sebagai lubang-lubang pada keju Swiss yang berupa
jajaran potongan keju dan secara berurutan dihubungkan hingga akhirnya terjadinya
kebakaran.
Berdasarkan Teori Keju Swiss (Swiss Cheese Theory), kebakaran bisa dicegah dan
angka kejadian kebakaran dapat dikendalikan dengan cara menambahkan satu atau lebih
lapisan keju untuk menghindari lubang. Contohnya:
CRM (Crew Resources Management) pada PLN
PLN melakukan pengawasan sebulan sekali mengenai sambungan listrik di pasar
apakah sudah sesuai standar?
DAFTAR PUSTAKA