Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Menara Pendingin
Menurut El. Wakil, menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar
kalor yang fluida kerjanya adalah air dan udara yang berfungsi mendinginkan air
dengan kontak langsung dengan udara yang mengakibatkan sebagian kecil air
menguap. Dalam kebanyakan menara pendingin yang bekerja pada sistem
pendinginan udara menggunakan pompa sentrifugal untuk menggerakkan air
vertikal ke atas melintasi menara. Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan
dalam range dan approach seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.1. Range dan approach temperatur pada menara pendingin

Range adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk menara
pendingin dengan tingkat suhu air yang keluar menara pendingin atau selisih
antara suhu air panas dan suhu air dingin, sedangkan approach adalah perbedaan
antara temperatur air keluar menara pendingin dengan temperatur bola basah
udara yang masuk atau selisih antara suhu air dingin dan temperatur bola basah
(wet bulb) dari udara atmosfir.

Universitas Sumatera Utara

Temperatur udara sebagaimana umumnya diukur dengan menggunakan


termometer biasa yang sering dikenal sebagai temperatur bola kering (dry bulb
temperature), sedangkan temperatur bola basah (wet bulb temperature) adalah
temperatur yang bolanya diberi kasa basah, sehingga jika air menguap dari kasa
dan bacaan suhu pada termometer menjadi lebih rendah daripada temperatur bola
kering.
Pada kelembaban tinggi, penguapan akan berlangsung lamban dan
temperatur bola basah (Twb) identik dengan temperatur bola kering (Tdb). Namun
pada kelembaban rendah sebagian air akan menguap, jadi temperatur bola basah
akan semakin jauh perbedaannya dengan temperatur bola kering.
Adapun sistem mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah
sistem kompresi uap. Secara garis besar komponen sistem pendingin siklus
kompresi uap terdiri dari:
1. Kompresor, berfungsi untuk mengkompresi refrijeran dari fasa uap tekanan
rendah evaporator hingga ke tekanan tinggi kondensor.
2. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasi uap refrijeran kalor lanjut yang
keluar dari kompresor.
3. Katup ekspansi, berfungsi untuk mencekik (throttling) refrijeran bertekanan
tinggi yang keluar dari konsensor dimana setelah melewati katup ekspansi ini
tekanan refrijeran turun sehingga fasa refrijeran setelah keluar dari katup
ekspansi ini adalah berupa fasa cair + uap.
4. Evaporator, berfungsi untuk menguapkan refrijeran dari fasa cair + uap
menjadi fasa uap
2.2. Fungsi Menara Pendingin
Semua mesin pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui
kondensor, refrijeran akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air
menjadi panas. Selanjutnya air panas ini akan dipompakan ke menara pendingin.
Menara pendingin secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air
tersebut dan menyediakan sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk
dipergunakan kembali di suatu instalasi pendingin atau dengan kata lain menara

Universitas Sumatera Utara

pendingin berfungsi untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi
panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfer.
Menara

pendingin

mampu

menurunkan

suhu

air

lebih

rendah

dibandingkan dengan peralatan-peralatan yang hanya menggunakan udara untuk


membuang panas, seperti radiator dalam mobil, dan oleh karena itu biayanya lebih
efektif dan efisien energinya.
2.3. Prinsip Kerja Menara Pendingin
Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan
perpindahan kalor. Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari
air ke udara. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air
diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir.
Sehingga air yang tersisa didinginkan secara signifikan.

Gambar 2.2. Skema menara pendingin

Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari
bak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara
pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak
dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower
yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan
pengisi.

Universitas Sumatera Utara

Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara
pendingin juga dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air
pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut
sedang berlangsung.
2.4. Konstruksi Menara Pendingin
Adapun konstruksi menara pendingin jenis aliran angin tarik (induced
draft counterflow cooling tower) adalah sebagai berikut.

Gambar 2.3. Konstruksi menara pendingin


Konstruksi menara pendingin secara garis besar terdiri atas:
1. Kipas (fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin karena
berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di
dalam menara untuk mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi maka kinerja

Universitas Sumatera Utara

menara pendingin tidak akan optimal. Kipas digerakkan oleh motor listrik yang
dikopel langsung dengan poros kipas.
2. Kerangka pendukung menara (tower supporter)
Kerangka pendukung menara berfungsi untuk mendukung menara
pendingin agar dapat berdiri kokoh dan tegak. Tower supporter terbuat dari baja.
3. Rumah menara pendingin (casing)
Rumah menara pendingin (casing) harus memiliki ketahanan yang baik
terhadap segala cuaca dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat dari
seng.
4. Pipa sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air
secara merata pada menara pendingin, sehingga perpindahan kalor air dapat
menjadi efektif dan efisien. Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang-lubang kecil
untuk menyalurkan air.
5. Penampung air (water basin)
Water basin berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari
filling material sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Water basin terbuat
dari seng.
6. Lubang udara (inlet louver)
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubanglubang yang ada. Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air yang
akan didistribusikan. Inlet louver terbuat dari seng.
7. Bahan Pengisi (filling material)
Filling material merupakan bagian dari menara pendingin yang berfungsi
untuk mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Air masuk
yang mempunyai suhu yang cukup tinggi (33oC) akan disemprotkan ke filling
material. Pada filling material inilah air yang mengalir turun ke water basin akan
bertukar kalor dengan udara segar dari atmosfer yang suhunya (28oC). Oleh sebab
itu, filling material harus dapat menimbulkan kontak yang baik antara air dan
udara agar terjadi laju perpindahan kalor yang baik. Filling material harus kuat,
ringan dan tahan lapuk.

Universitas Sumatera Utara

Filling material ini mempunyai peranan sebagai memecah air menjadi


butiran-butiran tetes air dengan maksud untuk memperluas permukaan
pendinginan sehingga proses perpindahan panas dapat dilakukan seefisien
mungkin.
Filling material ini umumnya terdiri dari 2 jenis lapisan:
1. 1st level packing
Merupakan Filling material lapisan atas yang mempunyai celah sarang
lebah lebih besar dimaksudkan untuk pendinginan tahap pertama. Fluida
yang akan didinginkan pertama kali dialirkan ke lamella ini.
2. 2nd level packing
Merupakan Filling material yang lebih lembut untuk second stage
pendinginan. Pabrikan package menara pendingin umumnya merancang
Filling material pada stage ini lebih tebal sehigga dapat menampung
kapasitas fluida yang lebih banyak.
Jenis bahan pengisi dapat dibagi menjadi:
a. Bahan pengisi jenis percikan (Splash fill)
Air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horisontal,
secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi
permukaan bahan pengisi. Luas permukaan butiran air adalah luas permukaan
perpindahan kalor dengan udara. Bahan pengisi percikan dari plastik memberikan
perpindahan kalor yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu.

Gambar 2.4. Splash Fill

Universitas Sumatera Utara

b. Bahan pengisi jenis film (film fill)


Terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana
diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan
melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar,
bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Pada bahan pengisi film, air
membentuk lapisan tipis pada sisi-sisi lembaran pengisi. Luas permukaan dari
lembaran pengisi adalah luas perpindahan kalor dengan udara sekitar. Jenis bahan
pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan kalor yang sama dalam
volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash. Bahan pengisi film
dapat menghasilkan penghematan listrik yang signifikan melalui kebutuhan air
yang lebih sedikit dan head pompa yang lebih kecil.

Gambar 2.5. Film Fill


c. Bahan pengisi sumbatan rendah (Low-clog film fill)
Bahan pengisi sumbatan rendah dengan ukuran flute yang lebih tinggi, saat
ini dikembangkan untuk menangani air yang keruh. Jenis ini merupakan pilihan
terbaik untuk air laut karena adanya penghematan daya dan kinerjanya
dibandingkan tipe bahan pengisi jenis percikan konvensional.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.6. Low-clog Film Fill


2.5. Klasifikasi Menara Pendingin
Ada banyak jenis klasifikasi menara pendingin, namun pada umumnya
pengklasifikasian dilakukan berdasarkan sirkulasi air yang terdapat di dalamnya.
Menurut J.R. Singham menara pendingin dapat diklasifikasikan atas tiga bagian,
yaitu:
1. Menara pendingin basah (wet cooling tower)
2. Menara pendingin kering (dry cooling tower)
3. Menara pendingin basah-kering (wet-dry cooling tower)
Setiap jenis menara pendingin ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masingmasing.
2.5.1. Menara Pendingin Basah (Wet Cooling Tower)
Menara pendingin basah mempunyai sistem distribusi air panas yang
disemprotkan secara merata ke kisi-kisi, lubang-lubang atau batang-batang
horizontal pada sisi menara yang disebut isian. Udara masuk dari luar menara
melalui kisi-kisi yang berbentuk celah-celah horizontal yang terpancang pada sisi
menara. Celah ini biasanya mengarah miring ke bawah supaya air tidak keluar.
Oleh karena ada percampuran antara air dan udara terjadi perpindahan
kalor sehingga air menjadi dingin. Air yang telah dingin itu berkumpul di kolam
atau bak di dasar menara dan dari situ diteruskan ke dalam kondensor atau
dibuang keluar, sehingga udara sekarang kalor dan lembab keluar dari atas
menara.
Berdasarkan literatur El. Wakil, menara pendingin basah dapat dibagi
menjadi:

Universitas Sumatera Utara

1. Menara Pendingin Basah Aliran Angin

Alami (Natural-Draft Cooling

Tower)
Menara pendingin aliran angin alami pada mulanya berkembang di Eropa.
Beberapa unit pertama dibangun di Belanda pada awal abad ke-19 yang terbuat
dari kayu dan akhirnya dibuat dari beton bertulang seperti yang banyak digunakan
sekarang ini.
Pada awalnya unit ini berbentuk silinder dan akhirnya berbentuk hiperbola
yang umum dipakai dewasa ini. Alat ini digunakan secara luas terutama di negara
Inggris dan Amerika, unit pertama dibuat tahun 1972.
Menara pendingin aliran angin alami tidak menggunakan kipas (fan).
Aliran udaranya bergantung semata-mata pada tekanan dorong alami. Pada
menara pendingin alami ini tidak ada bagian yang bergerak, udara mengalir ke
atas akibat adanya perbedaan massa jenis antara udara atmosfer dengan udara
kalor lembab di dalam menara pendingin yang bersuhu lebih tinggi daripada udara
atmosfer di sekitarnya.
Karena perbedaan massa jenis ini maka timbul tekanan dorong yang
mendorong udara ke atas. Biasanya menara pendingin tipe ini mempunyai tinggi
yang besar dan dapat mencapai ketinggian puluhan meter. Menara pendingin
aliran angin alami dapat dibagi menjadi dua jenis,yaitu:
a. Menara pendingin aliran angin alami aliran lawan arah

Gambar 2.7. Menara pendingin aliran angin alami aliran lawan arah

Universitas Sumatera Utara

b. Menara pendingin aliran angin alami aliran silang

Gambar 2.8. Menara pendingin aliran angin alami aliran silang


Dari kedua jenis menara pendingin ini, menara pendingin aliran angin
alami aliran silang kurang disukai karena lebih sedikit memberi tahanan terhadap
aliran udara di dalam menara, sehingga kecepatan udaranya lebih tinggi dan
mekanisme perpindahan kalornya kurang efisien.
Menara aliran angin alami aliran lawan arah lebih sering digunakan karena
mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut:
1. Memiliki konstuksi yang kuat dan kokoh sehingga lebih tahan terhadap
tekanan angin
2. Mampu beroperasi di daerah dingin maupun lembab
3. Dapat digunakan untuk instalasi skala besar.
2. Menara Pendingin Aliran Angin Mekanik (Mechanical-Draft Cooling
Tower)
Pada menara pendingin aliran angin mekanik, udara mengalir karena
adanya satu atau beberapa kipas (fan) yang digerakkan secara mekanik. Fungsi
kipas di sini adalah untuk mendorong udara (forced-draft) atau menarik udara
melalui menara (induced-draft) yang dipasang pada bagian bawah atau atas
menara.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan fungsi kipas yang digunakan menara pendingin aliran angin


mekanik dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Tipe aliran angin dorong (forced-draft)
b. Tipe aliran angin tarik (induced draft)
Pada tipe aliran angin dorong (forced-draft), kipas yang dipasang pada
bagian bawah, mendorong udara melalui menara. Jenis ini secara teoritis lebih
disukai karena kipas beroperasi dengan udara yang lebih dingin, sehingga
konsumsi daya menjadi lebih kecil. Akan tetapi, berdasarkan pengalaman jenis ini
memiliki masalah-masalah yang berkaitan dengan distribusi udara, kebocoran dan
resirkulasi udara kalor dan lembab kembali ke menara, serta masalah pembekuan
pada masukan kipas ketika musim dingin.
Mengingat banyaknya permasalahan di atas maka pada saat ini menara
pendingin aliran angin mekanik yang sering digunakan pada instalasi adalah tipe
aliran angin tarik (induced draft). Pada menara pendingin aliran tarik, udara
masuk dari sisi menara melalui bukaan-bukaan yang cukup besar pada kecepatan
rendah dan bergerak melalui bahan pengisi (filling material). Kipas dipasang pada
puncak menara dan membuang udara kalor dan lembab ke atmosfer.
Aliran udara masuk menara pada dasarnya horizontal, tetapi aliran di
dalam bahan pengisi (filling material) ada yang horizontal seperti yang terdapat
pada menara pendingin aliran silang (cross flow) dan ada pula yang vertikal
seperti menara pendingin aliran lawan arah (counter flow). Aliran lawan arah
lebih sering dipakai dan dipilih karena efisiensi termalnya lebih baik daripada
aliran silang.
Keunggulan menara pendingin aliran angin mekanik adalah:
1. Terjaminnya jumlah aliran udara dalam jumlah yang diperlukan pada segala
kondisi beban dan cuaca.
2. Biaya investasi dan konstruksinya lebih rendah
3. Ukuran dimensinya lebih kecil.
Kelemahan menara pendingin aliran angin mekanik adalah:
1. Kebutuhan daya yang besar
2. Biaya operasi dan pemeliharaan yang besar
3. Bunyinya lebih ribut.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.9. Menara pendingin aliran angin mekanik

Gambar 2.10. Menara pendingin induced draft dengan aliran berlawanan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.11. Menara pendingin induced draft dengan aliran melintang.


3. Menara Pendingin Aliran Angin Gabungan (Combined Draft Cooling
Tower)
Menara pendingin aliran angin alami biasanya mempunyai ukuran yang
besar dan membutuhkan lahan yang luas, tetapi dengan konsumsi daya dan biaya
operasi yang kecil. Sebaliknya menara pendingin aliran angin mekanik ukurannya
lebih kecil, namun membutuhkan daya yang besar. Oleh sebab itu, kedua hal
tersebut digabungkan di dalam menara pendingin aliran angin gabungan
(combined draft cooling tower). Menara ini disebut juga menara pendingin
hiperbola berkipas (fan assisted hyperbolic tower) atau hibrida (hybrid tower).
Menara hibrida terdiri dari cangkang beton, tetapi ukurannya lebih kecil
dimana diameternya sekitar dua pertiga diameter menara aliran angin mekanik. Di
samping itu, terdapat sejumlah kipas listrik yang berfungsi untuk mendorong
angin. Menara ini dapat dioperasikan pada musim dingin tanpa menggunakan
kipas, sehingga lebih hemat listrik.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.12. Menara pendingin aliran angin gabungan


2.5.2. Menara Pendingin Kering (Dry Cooling Tower)
Menara pendingin kering (dry cooling tower) adalah menara pendingin
yang air sirkulasinya dialirkan di dalam tabung-tabung bersirip yang dialiri udara.
Semua kalor yang dikeluarkan dari air sirkulasi diubah. Menara pendingin kering
dirancang untuk dioperasikan dalam ruang tertutup.
Menara pendingin jenis ini banyak mendapat perhatian akhir-akhir ini
karena keunggulannya yaitu:
1. Tidak memerlukan pembersihan berkala sesering menara pendingin basah.
2. Tidak memerlukan zat kimia aditif yang banyak
3. Memenuhi syarat peraturan pengelolaan lingkungan mengenai pencemaran
termal dan pencemaran udara pada lingkungan.
Meskipun begitu, menara pendingin kering mempunyai beberapa
kelemahan, yaitu efisiensinya lebih rendah, sehingga mempengaruhi efisiensi
siklus keseluruhan.
Ada dua jenis menara pendingin kering, yaitu:
1. Menara pendingin kering langsung (direct dry-cooling tower)
Menara pendingin kering jenis langsung merupakan gabungan antara
kondensor dan menara pendingin. Uap buangan turbin dimasukkan ke kotak uap
melalui talang-talang besar supaya jatuh pada tekanan yang tidak terlalu besar dan
dapat terkondensasi pada waktu mengalir ke bawah melalui sejumlah besar tabung

Universitas Sumatera Utara

atau kumparan bersirip. Tabung ini didinginkan dengan udara atmosfer yang
mengalir di dalam atmosfer. Kondensat mengalir karena gaya gravitasi ke
penampung kondensat dan dipompakan lagi ke sistem air umpan instalasi dengan
bantuan pompa kondensat. Terdapat pula sistem untuk menyingkirkan gas dan
mencegah pembekuan pada cuaca dingin.
Beberapa kelemahan dari menara pendingin jenis ini adalah:
1. Hanya dapat beroperasi dengan volume besar.
2. Memerlukan talang-talang ukuran besar.

Gambar 2.13. Menara pendingin kering langsung


2. Menara pendingin kering tak langsung (indirect dry-cooling tower)
Menara pendingin jenis tak langsung dapat dibagi menjadi dua jenis lagi,
yaitu:
a. Menara pendingin kering tak langsung dengan menggunakan kondensor
permukaan kovensional.
Air sirkulasi yang keluar dari kondensor masuk melalui tabung bersirip
dan didinginkan oleh udara atmosfer di dalam menara. Menara ini boleh
menggunakan jujut jenis alami seperti pada gambar. Operasi kondensor pada jenis
ini harus dilakukan pada tekanan 0,17 sampai 0,27 kPa. Pada jenis ini, digunakan
kondensor terbuka atau kondensor jet. Kondensat jatuh ke dasar kondensor dan

Universitas Sumatera Utara

dari situ dipompakan oleh pompa resirkulasi ke kumparan bersirip di menara,


yang kemudian didinginkan dan dikembalikan ke kondensor.

Gambar 2.14. Skematik instalasi menara pendingin kering tak langsung


dengan kondensor permukaan konvensional
b. Menara pendingin kering tak langsung dengan sirkulasi bahan pendingin 2 fase.
Menara pendingin ini tidak menggunakan air pendingin, tetapi
menggunakan suatu bahan pendingin, seperti dengan menggunakan amoniak
sebagai bahan perpindahan kalor antara uap dan air, sehingga perpindahan kalor
dapat terjadi dengan perubahan fasa, yaitu pendidihan di dalam tabung kondensor
dan kondensasi di dalam tabung menara. Amoniak cair yang hampir jenuh masuk
kondensor permukaan dan diuapkan menjadi uap jenuh dan uap jenuh tersebut
dipompakan lagi ke kondensor. Pendidihan dan kondensasi ini mempunyai
koefisien perpindahan kalor yang lebih tinggi daripada sisi tabung, sehingga
menghasilkan beda suhu yang lebih rendah antara uap dan amoniak dan antara
amoniak dan udara.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.15. Skematik instalasi menara pendingin kering tak langsung


dengan sirkulasi bahan pendingin 2 fase
2.5.3. Menara Pendingin Basah-Kering (Wet-Dry Cooling Tower)
Menara pendingin basah-kering (wet-dry cooling tower) merupakan
gabungan antara menara pendingin basah dan menara pendingin kering. Menara
pendingin ini mempunyai dua jalur udara paralel dan dua jalur udara seri.
Bagian atas menara di bawah kipas adalah bagian kering yang berisi
tabung-tabung bersirip. Bagian bawah adalah ruang yang lebar yang merupakan
bagian yang basah yang terdiri dari bahan pengisi (filling material). Air sirkulasi
yang panas masuk melalui kepala yang terletak di tengah. Air mula-mula mengalir
naik-turun melalui tabung bersirip di bagian kering, kemudian meninggalkan
bagian kering dan jatuh ke isian di bagian basah menuju bak penampung air
dingin. Sedangkan udara ditarik dalam dua arus melalui bagian kering dan basah.
Kedua arus menyatu dan bercampur di dalam menara sebelum keluar.

Universitas Sumatera Utara

Oleh karena arus pertama dipanaskan secara kering dan keluar dalam
keadaan yang kering (kelembaban relatif rendah) daripada udara sekitar,
sedangkan arus kedua biasanya jenuh.
Menara pendingin basah-kering mempunyai keunggulan:
1. Udara keluar tidak jenuh sehingga mempunyai kepulan yang lebih sedikit
2. Karena airnya mengalami pendinginan awal di bagian kering, penyusutan
karena penguapan jauh berkurang, demikian juga dengan kebutuhan air
tambahan.

Gambar 2.16. Menara pendingin basah-kering


2.6. Kinerja Menara Pendingin
Kinerja menara pendingin dievaluasi untuk mengkaji tingkat approach dan
range operasi terhadap nilai rancangan, mengidentifikasi area terjadinya
pemborosan energi, dan juga untuk mendapatkan saran perbaikan.
Sebagai evaluasi kinerja, pemantauan dilaksanakan untuk mengukur
parameter-parameter signifikan berikut ini:
1. Temperatur udara wet bulb
2. Temperatur udara dry bulb

Universitas Sumatera Utara

3. Temperatur air masuk menara pendingin


4. Temperatur air keluar menara pendingin
5. Temperatur udara keluar
6. Laju aliran air
7. Laju aliran udara.
Parameter terukur tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kinerja
menara pendingin dalam beberapa cara, yaitu:
a. Range
Range merupakan perbedaan antara temperatur air masuk dan keluar
menara pendingin. Range yang tinggi berarti bahwa menara pendingin telah
mampu menurunkan temperatur air secara efektif dan kinerjanya baik. Rumusnya
adalah sebagai berikut.
Range (C) = temperatur air masuk (C) temperatur air keluar (C)
Range bukan ditentukan oleh menara pendingin, namun oleh proses yang
dilayaninya. Range pada suatu alat penukar kalor ditentukan seluruhnya oleh
beban panas dan laju sirkulasi air yang melalui penukar panas dan menuju ke air
pendingin. Menara pendingin biasanya dikhususkan untuk mendinginkan laju
aliran tertentu dari satu temperatur ke temperatur lainnya pada temperatur wet
bulb tertentu.
b. Approach
Approach adalah perbedaan antara temperatur air dingin keluar menara
pendingin dan temperatur wet bulb ambien. Semakin rendah approach semakin
baik kinerja menara pendingin. Walaupun range dan approach harus dipantau,
akan tetapi, approach merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja menara
pendingin.
Approach (C) = temperatur air keluar (C) temperatur wet bulb (C)

Universitas Sumatera Utara

Sebagaimana aturan yang umum, semakin dekat approach terhadap wet bulb,
akan semakin mahal menara pendinginnya karena meningkatnya ukuran. Ketika
ukuran menara harus dipilih, maka approach menjadi sangat penting, yang
kemudian diikuti oleh debit air dan udara, sehingga range dan wet bulb mungkin
akan menjadi semakin tidak signifikan.
c. Efektivitas pendinginan
Efektivitas pendinginan merupakan perbandingan antara range dan range
ideal. Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi efektivitas
pendinginan suatu menara pendingin.
temperatur air masuk - temperatur air keluar

temperatur air masuk - temperatur wet bulb

Efektivitas pendinginan (%) = 100 %

d. Debit air spesifik


Sesuai dengan ukuran luas penampang menara pendingin dan debit air,
maka dapat dihitung debit air spesifik dengan rumus sebagai berikut.

m sp.

m
Atower ....(2.1)

dimana: m sp. = debit air spesifik (/min/m2)


m = debit air (/menit)

Atower = luas penampang menara pendingin (m2).


e. Kapasitas pendinginan (cooling load)

Kapasitas pendinginan suatu menara pendingin adalah setara dengan


kemampuan menara pendingin tersebut dalam membuang panas ke lingkungan.
Kapasitas pendinginan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Q m c p T ....(2.2)
Sedangkan kapasitas pendinginan spesifik persatuan luas penampang menara
pendingin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

QSp.
dimana:

Q
Atower

..(2.3)

= kapasitas pendinginan (kW)


= debit air (kg/s)

Cp

= kalor jenis air (KJ/kgC)

= perbedaan suhu air masuk dan suhu air keluar (C)

Atower = luas penampang menara pendingin (m2)


f. Laju penguapan air ke udara

Salah satu parameter kinerja menara pendingin yang penting adalah laju
penguapan air ke udara. Proses penguapan inilah yang menjadi prinsip dasar suatu
menara pendingin dalam mendinginkan air kondensor. Adapun rumus untuk
menghitung laju penguapan air ke udara pada suatu menara pendingin adalah
sebagai berikut.
Laju penguapan air (/menit) =(

60..(2.4)

dimana:
(H2 - H1) = selisih antara rasio kelembaban udara keluar dan masuk
menara pendingin (kg uap air / kg udara)
.

V =

debit aliran udara (m/s)

= densitas air = 0,99285 kg/

v1 = volum spesifik udara ambien (m3/kg).


g. Rasio air dengan udara

Nilai rasio air-udara adalah parameter yang sangat penting dalam


pemilihan suatu menara pendingin, terutama dalam pemilihan kapasitas fan. Rasio
ini merupakan perbandingan antara debit air spesifik yang hendak didinginkan
terhadap debit udara spesifik yang diinduksikan oleh fan minimum.

Rasio air udara

debit air spesifik / menit / m 2 ..(2.5)


debit udara spesifik / menit / m 2

Universitas Sumatera Utara

h. Kesetimbangan energi

Dengan asumsi adiabatis untuk operasi suatu menara pendingin, maka


akan berlaku persamaan kesetimbangan energi antara energi yang masuk dan
keluar dari suatu menara pendingin.
air panas masuk

A hfA
ha2
H2
hv2

ha1
H1
hv1

Air dingin keluar

B hfB

Gambar 2.17. Diagram menara pendingin.


Adapun persamaan kesetimbangan energi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

h a1 H 1 hv1 A h fA h a 2 H 2 hv 2 B h fB ..(2.6)
dimana:
ha

= entalpi udara kering (kJ/kg)

H = rasio kelembaban udara (kg uap air / kg udara)


hv

= entalpi uap air di udara (kJ/kg)

= rasio cair-gas udara (kg air / kg udara kering)


hf

= entalpi air (kJ/kg)

ha + H hv = entalpi campuran udara-uap air (kJ/kg).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai