03010094
03010098
Felix Hartanto
03010104
Fitri Aprilia
03010108
Ghayatrie Helthania A
03010114
Hidris Damanik
03010124
03010134
03010138
Jesika Wulandari
03010142
Jimmy
03010143
Jordan David
03010144
DAFTAR ISI
Daftar Isi
BAB I
: Pendahuluan
BAB II
: Laporan kasus
BAB III
: Pembahasan
a. Anamnesis
b. Anamnesis tambahan
c. Pemeriksaan fisik
d. Diagnosis kerja
e. Pemeriksaan anjuran
f. Penatalaksanaan
BAB IV
: Tinjauan Pustaka
BAB V
: Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-5% penyulit kehamilan da merupakan salah
satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.Di Indonesia mortalitas
dan
morbiditas
hipertensi
dalam
kehamilan
juga
masih
cukup
tinggi.
Hal
antara
BAB II
LAPORAN KASUS
Sesi 1
Ny.Susi 20 tahun datang kerumah sakit karena dirujuk oleh bidan dengan catatan tekanan darah
150/90 mmHg dan kedua tungkai bengkak. Ia sedang mengandung anak pertamanya dan selama
ini memeriksakan kehamilannya ke bidan walaupun tidak teratur.Hari pertama haid terakhir
(HPHT) 1 Juni 2012 dengan siklus haid 32 hari.
Sesi 2
Kehamilan pasien adalah yang pertama. Ia menikah sejak 1 tahun yang lalu dan tidak pernah
melakukan pencegahan kehamilan dengan cara apapun. Pendidikan terakhirnya adlah SMP
tamat. Pada awala kehamilan pasien mengalami mula-mual.Kakinya mulai bengkak sejak 2
minggu yang lalu, tapi dia kira merupakan hal yang wajar ia sedang hamil.Tetapi sejak 1 minggu
yang lalu ia mulai merasakan sakit kepala yang tidak hilang-hilang dan disertai nyeri ulu hati.ia
menyangkal adanya penyakit sistemik dan riwayat penyakit keluarga. Dan sebelum mengalami
semua keluhan ini, tidak ada trauma yang dialami.
Pemeriksaan fisik :
Status Generalis:
KU : compos mentis
N : 92x/mnt teratur
TD : 150/90
T : 37,20C
RR : 20x/mnt
Thorax : Jantun dan paru dalam batas normal
Ekstremitas : Edema tungkai ++/++
Status Obstetrikus :
Fundus uteri 4 jari dibawah processus xiphoideus
Janin presentasi kepala, kepala belum masuk PAP , punggung di kiri , denyut jantung bayi (+)
144 x/m , His (-) tafsiran berat janin 2300 g.
Hasil lab : Hb meningkat , Ht meningkat , urine : protein ++
3
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
INTERPRETASI MASALAH
Masalah
TD 150/90
Interpretasi
Hipertensi stage 1
Bisa merupakan hipertensikronikygmemangsudahdialamisebelumnya
Bisakarenaakibatkehamilan
Kedua
kaki Kemungkinanakibatkehamilan
33
minggukarenakehamilan
yang
bengkak
besarakanmenekanaliranbalik vena
Kontrol yang Tidakbisamenentukanawalmulaterjadinyahipertensiataukelainanlain
yang
tidakteratur
terjadipadakehamilantesebut.
Usiamuda
Faktorresikountukterjadinyahipertensidalamkehamilan
Primigravida
Faktorresikountukterjadinyahipertensidalamkehamilandanadaptasiadaptasibar
u yang terjadidalamtubuhibu.
HPHT: 1 Juni 2012
Siklus haid: 32 hari Ovulasi terjadi pada hari ke- 18
Taksiran Partus:
Hari + 7, Bulan 3, Tahun + 1 8 Maret 2013
Karena ovulasi terjadi pada hari ke 18 berarti 18 harus dikurangi 14 (hari terjadinya ovulasi pada
siklus 28 hari) sisa 4
Berarti taksiran partus harus ditambah 4 hari 12 Maret 2013
Umur kehamilan saat ini 32 minggu 6 hari (16 Januari 2013)
HIPOTESIS
1.) EPH gestosis: hipotesisinididukungdariditemukannyaadanyapembengkakanpadakedua
kaki
disertaihipertensi
yang
dialamiolehpasienini,dimana
EPHgestosisseringdialamiolehibudengankehamilanprimigravida
2.) Hipertensigestasional
:hipotesisinidiambilolehadanyahipertensipadapasienini,danbisasajaoedempadatungkaipad
apasiendiakibatkandarikehamilan
sehinggamenyebabkanpenekanan
yang
uterus
sudahmemasuki
padapembuluh
vena
trimester
padadaerah
3
pelvic
danektrimitasbawah.
3.) Hipertensikronik:
hipotesisinidiambilkarenadimungkinkansebelumpasieninimengalamikehamilan,pasienini
memangsudahmemilikiriwayathipertensi.
ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny.Susi
Umur
: 20 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Pekerjaan
:-
Pendidikan
Alamat
2. Keluhan Utama
ANAMNESIS TAMBAHAN
Anamnesis yang ditanyakan merupakan pertanyaan untuk memastikan hipotesis yang sudah
dipikirkan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah :
Riwayat Keluarga
Pemeriksaan
Kesadaran
Hasil
Compos mentis
Nilai Normal
-
Interpretasi
Normal
6
Generalis
Tekanan Darah
Thorax
Respirasi
Nadi
Suhu
Jantung
150/90 mmHg
120/80 mmHg
Hipertensi grade 1
20x/menit
92x/menit
37,20 C
16-20x/menit
60-100x/menit
36,5-37,20 C
Dalam batas
normal
Dalam batas
normal
Dalam batas
normal
Dalam batas
normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Paru
Normal
Extremitas
Tungkai
Oedem ++/++
-/-
Status
Obstetrikus
Fundus Uteri
4 jari di bawah
processus
xiphoideus
Presentasi
Kepala (belum
masuk PAP)
Kiri
Oedem tungkai 2+
menguatkan hipotesis
preeklampsia pada
pasien ini
Tinggi fundus uteri
sesuai dengan usia
kehamilan 34 minggu
2 hari (dihitung
berdasarkan HPHT)
Normal
Normal
144x/menit
120-160x/menit
Normal
(-)
2300 gram
Uterus tidak
mengalami kontraksi
Normal
Letak
punggung
Denyut
jantung janin
His
Taksiran berat
janin
Pemeriksaan Laboratorium
Hb
Pemeriksaan
Hasil
>>
Nilai Normal
10-15 gram/dL
Ht
>>
30-46%
Protein ++
(-)
Urine
Interpretasi
Peningkatan Hb
dikarenakan adanya
hemolisis mikropati
pada preeklampsi
Peningkatan Ht
dikarenakan adanya
keadaan hipovolemi
pada preeklampsia
Adanya proteinuria
7
semakin mendukung
hipotesis preeklampsia
DIAGNOSIS
Wanita berusia 20 tahun dengan G1P0A0, keadaan ibu menderita preeklamsi berat dengan
impending eklamsi dan kondisi janin dalam kandungan sehat dan stabil, dengan presentasi
kepala bayi belum memasuki pintu atas panggul. Hal ini berdasarkan hasil dari anamnesis,
pemeriksaan fisik ibu, pemeriksaan obstetric, dan pemeriksaan laboratorium yang telah
dilakukan pada pasien ini.
TATALAKSANA
Tujuan tatalaksana pada hiperttensi gestasional adalah mencegah terjadinya kerusakan organ
vital dan agar dapat melahirkan bayi dengan sehat.
Non- medikamentosa
Ibu hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk banyak istirahat (berbaring/ tidur miring), tetapi
tidak harus mutlak tirah baring.
Pada umur kehamilan di atas 20 minggu , tirah baring dengan posisi miring menghilangkan
tekanan rahim pada vena kava inferior, sehingga meningkatkan aliran darah balik dan akan
menambah curah jantung. Hal ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.
Tidak perlu dilakukan restriksi garam sepanjang fungsi ginjal masih normal, biasanyapada usia
muda fungsi ginjal masih baik. Diet yang mengandung 2 g natrium atau - 6g NaCl (garam
dapur) adalah cukup. Kehamilan sendiri lebih banyak membuang garam lewat ginjal, tetapi
pertumbuhan janin justru membutuhkan lebih banyak konsumsi garam. Bila konsumsi garam
hendak dibatasi, hendaknya diimbangi dengan cairan yang banyak, berua susu atau air buah.
Diet diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak garam secukupnya, dan roboransia
pranatal.
Medikamentosa
Indikasi pemberian antihipertensi adalah :
Risiko rendah hipertensi :
-
Obat antihipertensi :
-
120
g/hari,
dalamslow-
1.
2.
3.
- < 160/105
- MAP < 125
2.
a.
Setelah
jam
sejak
dimulai
pengobatan
Setelah
24
jam
sejak
dimulainya
pengobatan
i.
b.
c.
d.
e.
f.
1.
2.
3.
4.
Timbulnya oligohidramnion
ii.
Indikasi Laboratorium :
Thrombositopenia progesif, yang menjurus ke sindroma HELLP
a.
Terapi Medikamentosa :
Lihat terapi medikamentosa di atas : nomor VI. 5.a.
11
b. Cara Persalinan :
Sedapat mungkin persalinan diarahkan pervaginam
c.
b.
gawat
janin
4. Primigravida direkomendasikan pembedahan cesar
5. Anestesia : regional anestesia, epidural anestesia. Tidak
diajurkan
anesthesia umum .
12
PROGNOSIS
1. Ibu
Ad vitam
: Dubia Ad Bonam
Ad functionam
: Dubia Ad Bonam
Ad sanationam
: Dubia Ad Bonam
Prognosis tersebut kami ambil karena menurut epidemiologi, Pre eklamsia 14% merupakan penyebab
kematian pada ibu hamil , dan 20% dari penderita pre eklamsia , dapat mengalami pre eklamsia kembali
pada kehamilan selanjutnya.
2. Janin
Ad vitam
: Dubia Ad Bonam
Ad fuunctinam
: Dubia Ad Bonam
Ad sanationam
: Dubia Ad Bonam
Prognosis tersebut kami ambil karena pre eklamsi yang diderita oleh si ibu kemungkinan dapat
menyebabkan kematian intra uterine pada janin, dan tatalaksana pada janin yang harus diterminasi
sebelum waktu kelahiran, jika tidak diberi kortikosteroid sebelumnya maka dapat menyebabkan surfaktan
janin belum siap.
BAB IV
13
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi ditemukan pada ibu hamil baik pada penyakit sebelumnya (5-15% dari total ibu
hamil) atau sebagai gangguan yang berhubungan dengan kehamilan, pre-eklamsia (Lyoyd, dalam
Wylie). Hipertensi dijuluki sebagai the silent killer karena biasanya tidak menunjukkan gejala
dan hanya terdiagnosis melalui skrinning atau ketika penyakit tersebut bermanifestasi pada
komplikasigangguan tertentu. Hipertensi sangat signifikan berkontribusi terhadap angka
kesakitan dan kematian ibu dan janin sehingga perlu dilakukan skrinning awal dan pemeriksaan
lanjutan selama kehamilan.
Perubahan Fisiologis Sistem Kardiovaskuler Dalam Kehamilan
Sistem kardiovaskuler selama kehamilan harus memenuhi kebutuhan yang meningkat antara ibu
dan janin. Peningkatan curah jantung selama kehamilan berkisar 40% pada trimester pertama dan
kedua (Murray dalam Wylie). Peningkatan curah jantung memungkinkan darah mengalir malalui
sirkulasi tambahan yang terbentuk di uterus yang membesar dan dinding plasenta dan memenuhi
kebutuhan tambahan pada organ lainnya di tubuh ibu.
Jumlah dan panjangpembuluh darah yang dialirkan ke plasenta meningkat sehingga terjadi
vasodilatasi sebagai akibat aktivitashormonprogesteron pada otot polos dinding pembuluh darah.
14
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume plasma darah hingga 50% dan jumlah sel darah
meningkat hingga 18% untuk mengompensasi penurunan volume darah akibat pembentukan
darah ekstra dan vasodilatasi (Blackburn dalam Wylie). Peningkatan volume plasma yang
diimbangi dengan jumlah sel darah dan protein dalam darah yang bersikulasi dapat menyebabkan
penurunan cairan pada kompartemen cairan interstisial dinding kapiler, sehingga mengakibatkan
edema pada wanita hamil.
Penyebab Hipertensi Dalam Kehamilan
Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui sehingga disebut hipertensi
esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi merupakan akibat sekunder
prosespenyakit lainnya, seperti ginjal; defek adrenal; komplikasi terapi obat.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan adalah:
1. Hipertensi esensial
2. Penyakitginjal
Hipertensi Esensial
Hipertensi esensial adalah penyakithipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktoremosi
dan lingkungan. Wanita hamil dengan hipertensi esensial memiliki tekanan darah sekitar 140/90
mmHg sampai 160/100 mmHg. Gejala-gejala lain seperti kelainanjantung, arteriosklerosis,
perdarahanotak, dan penyakitginjal akan timbul setelah dalam waktu yang lama dan penyakit
terus berlanjut. Hipertensi esensial dalam kehamilan akan berlangsung normal sampai usia
kehamilanaterm. Sekitar 20% dari wanita hamil akan menunjukkan kenaikan tekanan darah,
dapat disertai proteinuria dan edema.
Faktor resikohipertensi esensial dalam kehamilan adalah: wanita hamilmultipara dengan usia
lanjut dan kasus toksemia gravidarum. Penanganan dilakukan saat dalam kehamilan dan dalam
persalinan. Penanganan dalam kehamilan meliputi: pemeriksaanantenatal yang teratur; cukup
istirahat; monitor penambahan berat badan; dan melakukan pengawasan ibu dan janin;
15
pemberian obat (anti hipertensi dan penenang); terminasi kehamilan dilakukan jika ada tandatanda hipertensi ganas.
Penanganan dalam persalinan meliputi: pengawasan pada setiap kala persalinan; secsio sesarea
dilakukan pada wanita primitua dengan anak hidup. Prognosis untuk ibu dan janin kurang baik.
Beberapa nasehat yang dapat diberikan pada wanita hamil adalah: pemakaian alat kontrasepsi
bagi wanita dengan jumlah anak belum cukup.
Penyakit Ginjal Hipertensif
Penyakitginjal dengan hipertensi dapat dijumpai pada wanita hamil dengan glomerulonefritis
akut dan kronik; pielonefritis akut dan kronik. Frekuensi kejadian sekitar 1% secara klinis dan
secara
patologi-anatomi
kira-kira
15%.
Pemeriksaan
yang
dilakukan
dengan
cara:
pemeriksaanurin lengkap dan faal ginjal; pemeriksaan retina; pemeriksaan umum; pemeriksaan
kuantitatif albumin air kencing dan pemeriksaaan darah lengkap. Nasehat yang dapat diberikan
ke pasien adalah: pemerilksaan antenatal yang teratur; pengawasanpertumbuhanjanin dan
kesehatan ibu.
Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan
Klasifikasihipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi esensial.
2. Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.
3. Hipertensi diinduksi kehamilan(pregnancy-induced hypertension, PIH).
4. Pre-eklamsia.
5. Eklamsia.
Hipertensi esensial
16
Hipertensipre-existing dikenal dengan hipertensi kronis atau esensial. Hipertensi esensial sudah
dibahas pada awal sub bab ini.
Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension
Superimposed pregnancy-induced hypertension atau pre-eklamsia dapat terjadi selama
kehamilan. Komplikasi dari hipertensi esensial diindikasikan oleh ketidakmampuan tubuh untuk
mengompensasi patologi penyebab hipertensi yang menghambat darah menyuplai gas dan
nutrien ke jaringan dan organ tubuh. Komplikasi lain yang mungkin timbul antara lain: gagal
ginjal; serangan vaskuler serebral (stroke); ensefalopati. Prognosis kondisi tersebut cenderung
buruk.
17
Angka kejadian pre-eklamsia sekitar 6-8% dari semua kehamilan. Penyebab pre-eklamsia belum
diketahui secara pasti. Pre-eklamsia ditandai dengan gejalatekanan darah ? 140/90 mmHg,
proteinuria dan edema pada wajah maupun tangan.
Pre-eklamsia terbagi menjadi pre-eklamsia ringan dan pre-eklamsia berat. Komplikasi preeklamsia jangka pendek antara lain: gagal ginjal; eklamsia; stoke; kematian ibu; HELLP; DIC;
dan masih banyak lainnya. Penanganan pre-eklamsia sesuai dengan klasifikasinya.
Eklamsia
Eklamsia didefinisikan sebagai satu atau lebih kejang menyeluruh atau koma dalam kondisi preeklamsia tanpa ada kondisi neurolig lain. Eklamsia dianggap sebagai tahap akhir pre-eklamsia.
Eklamsia dapat terjadi selama periode pranatal, intranatal, dan pascanatal. Yang paling beresiko
adalah periode pascanatal. Komplikasi terjadinya eklamsia adalah kematian; perdarahan serebral;
edema paru; ARDS; gagal ginjal. Ibu dengan pre-eklamsia berat beresiko mengalami kejang
berulang, sehingga pencegahan dan penanganan dapat dilakukan dengan pemberian Magnesium
Sulfat secara intravena.
Preeklamsia
Preeklamsia adalah gangguan multisistem spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan
hipertensi (tekanan darah tinggi) dan proteinuria. Preeklamsi terjadi pada usia kehamilan diatas
20 minggu. Eklamsia didefinisikan sebagai preeklamsia yang diikuti dengan kejang. Preeklamsi
merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan postpartum.
Diseluruh dunia, 5-14% wanita hamil menderita preeklamsia sedangkan eklamsia sangat jarang
dan terjadi pada kurang dari 1%wanita dengan preeklamsia
Dibawah ini beberapa faktor risiko preeklamsia:
1. Ibu obesitas
2. Usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
18
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Etiologi
Setiap teori yang memuaskan tentang etiologi dan patofisiologi preeklamsi harus menerangkan
pengamatan bahwa hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan jauh lebih memungkinkan terjadi
pada wanita yang :
1.
2.
Terpapar vili korialis yang berlimpah, pada gemeli atau mola hidatidosa.
3.
4.
1.
2.
3.
19
4.
Faktor nutrisi.
5.
Pengaruh genetik
1.Invasi Trofoblastik Abnormal
Pada implantasi normal, arteri spiralis uterus mengalami remodelling yang luas ketika diinvasi
oleh trofoblas endovaskular (Gambar 2.1). Akan tetapi, pada preeklamsi terdapat invasi
trofoblastik yang tidak lengkap. Pada kasus ini, pembuluh darah decidua, tetapi bukan pembuluh
darah myometrial, menjadi sejajar dengan trofoblas endovaskular. Meekins dan kawan-kawan
(1994) menjelaskan jumlah arteri spiralis dengan trofoblas endovaskular pada plasenta wanita
normal dan wanita dengan preeklamsi. Madazli dan kawan-kawan (2000) membuktikan bahwa
besarnya defek invasi trofoblastik terhadap arteri spiralis berhubungan dengan beratnya
hipertensi.
20
menyebabkan perfusi plasenta menjadi berkurang secara patologis, yang pada akhirnya
menyebabkan sindrom preeklamsi.
stres oksidatif yang berhubungan dengan preeklamsi. Stres oksidatif ditandai dengan adanya
oksigen reaktif dan radikal bebas yang akan menyebabkan pembentukan lipid peroksida. Hal ini
akan menghasilkan toksin radikal yang merusak sel-sel endotel, memodifikasi produksi Nitric
Oxide, dan mengganggu keseimbangan prostaglandin. Fenomena lain yang ditimbulkan oleh
stres oksidatif meliputi pembentukan sel-sel busa pada atherosis, aktivasi koagulasi intravaskular
(trombositopeni), dan peningkatan permeabilitas (edema dan proteinuria).
23
4.Faktor nutrisi
Tekanan darah pada individu-individu yang tidak hamil dipengaruhi oleh sejumlah pengaruh
makanan, termasuk mineral dan vitamin. Beberapa studi telah membuktikan hubungan antara
kekurangan makanan dan insidensi terjadinya preeklamsi. Hal ini telah didahului oleh studi-studi
tentang suplementasi dengan berbagai unsur seperti zinc, kalsium, dan magnesium yang dapat
mencegah preeklamsi. Studi lainnya, seperti studi oleh John dan kawan-kawan (2002),
membuktikan bahwa dalam populasi umum dengan diet tinggi buah dan sayuran yang memiliki
efek antioxidant berhubungan dengan tekanan darah yang menurun.
5.Faktor genetik
Predisposisi herediter terhadap hipertensi tidak diragukan lagi berhubungan dengan preeklamsi
dan tendensi untuk terjadinya preeklamsi juga diturunkan. Penelitian yang dilakukan oleh
Kilpatrick dan kawan- kawan menunjukkan adanya hubungan antara antigen histokompatibilitas
HLA-DR4 dengan hipertensi proteinuria. Menurut Hoff dan kawan-kawan, respon imun humoral
maternal yang melawan antibodi imunoglobulin fetal anti HLA-DR dapat menimbulkan
hipertensi gestasional.
Patofisiologi
Walaupun mekanisme patofisiologi yang jelas tidak dimengerti, preeklamsi merupakan suatu
kelainan pada fungsi endotel yaitu vasospasme. Pada beberapa kasus, mikroskop cahaya
menunjukkan bukti insufisiensi plasenta akibat kelainan tersebut, seperti trombosis plasenta
difus, inflamasi vaskulopati desidua plasenta, dan invasi abnormal trofoblastik pada
endometrium. Hal-hal ini menjelaskan bahwa pertumbuhan plasenta yang abnormal atau
kerusakan plasenta akibat mikrotrombosis difus merupakan pusat perkembangan kelainan ini.
Hipertensi yang terjadi pada preeklamsi adalah akibat vasospasme, dengan konstriksi arterial dan
penurunan volume intravaskular relatif dibandingkan dengan kehamilan normal. Sistem vaskular
pada wanita hamil menunjukkan adanya penurunan respon terhadap peptida vasoaktif seperti
angiotensin II dan epinefrin. Wanita yang mengalami preeklamsi menunjukkan hiperresponsif
24
terhadap hormon-hormon ini dan hal ini merupakan gangguan yang dapat terlihat bahkan
sebelum hipertensi tampak jelas. Pemeliharaan tekanan darah pada level normal dalam
kehamilan tergantung pada interaksi antara curah jantung dan resistensi vaskular perifer, tetapi
masing-masing secara signifikan terganggu dalam kehamilan. Curah jantung meningkat 30-50%
karena peningkatan nadi dan volume sekuncup. Walaupun angiotensin dan renin yang
bersirkulasi meningkat pada trimester II, tekanan darah cenderung untuk menurun, menunjukkan
adanya reduksi resistensi vaskular sistemik. Reduksi diakibatkan karena penurunan viskositas
darah dan sensivitas pembuluh darah terhadap angiotensin karena adanya prostaglandin
vasodilator.
Ada bukti yang menunjukkan bahwa adanya respon imun maternal yang terganggu terhadap
jaringan plasenta atau janin memiliki kontribusi terhadap perkembangan preeklamsi. Disfungsi
endotel yang luas menimbulkan manifestasi klinis berupa disfungsi multi organ, meliputi
susunan saraf pusat, hepar, pulmonal, renal, dan sistem hematologi. Kerusakan endotel
menyebabkan kebocoran kapiler patologis yang dapat bermanifestasi pada ibu berupa kenaikan
berat badan yang cepat, edema non dependen (muka atau tangan), edema pulmonal, dan
hemokonsentrasi. Ketika plasenta ikut terkena kelainan, janin dapat terkena dampaknya akibat
penurunan aliran darah utero-plasenta. Penurunan perfusi ini menimbulkan manifestasi klinis
seperti tes laju jantung janin yang non- reassuring, skor rendah profil biofisik, oligohidramnion,
dan pertumbuhan janin terhambat pada kasus-kasus yang berat.
Selama kehamilan normal, tekanan darah sistolik hanya berubah sedikit, sedangkan tekanan
darah diastolik turun sekitar 10 mmHg pada usia kehamilan muda (13-20 minggu) dan naik
kembali pada trimester ke III. Pembentukkan ruangan intervillair, yang menurunkan resistensi
vaskular, lebih lanjut akan menurunkan tekanan darah.
Patogenesis pada konvulsi eklamsi masih menjadi subyek penelitian dan spekulasi. Beberapa
teori dan mekanisme etiologi telah dipercaya sebagai etiologi yang paling mungkin, tetapi tidak
ada satupun yang dengan jelas terbukti. Beberapa mekanisme etiologi yang dipercaya sebagai
patogenesis dari konvulsi eklamsi meliputi vasokonstriksi atau vasospame serebral, hipertensi
ensefalopati, infark atau edema serebral, perdarahan serebral, dan ensefalopati metabolik. Akan
tetapi, tidak ada kejelasan apakah penemuan ini merupakan sebab atau efek akibat konvulsi.
25
BAB V
KESIMPULAN
26
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kina belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan
tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satu pun teori yang dianggap mutlak benar. Diharapkan
untuk semua tenaga medik dapat mengidentifikasi awal dari gejala-gejala yang ditimbulkan, agar dapat diberi tindakan
sedini mungkin, sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan organ-organ vital akibat dari dampak hipertensi dalam
kehamilan dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Branch
D,
Porter
T,
Hypertensive
Disorders
of
Pregnancy,
dalam
Danforths
27
28