Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Industri
mengalokasikan
farmasi
dana
merupakan
yang
cukup
salah
satu
besar
untuk
industri
yang
penelitian
dan
pengembangan. Dari data IMS Health World Review tahun 2004, industri
farmasi membelanjakan tidak kurang dari US$ 100 Miliar per tahun untuk
penelitian dan pengembangan. Dana terbesar terutama digunakan untuk uji
klinik yaitu sekatar 40%.
Formulasi sediaan padat yang mengandung ekstrak tumbuhan
sebagai zat aktif hingga saat ini masih terbatas pada sediaan kapsul dan
tablet
konvensional.
Sebagai
alternatif
dan
bentuk
inovasi
baru,
Rumusan Masalah
A. Kapsul
1. Apakah yang dimaksud dengan kapsul itu ?
2. Apa saja macam-macam kapsul, keuntungan dan kerugiannya ?
3. Apa saja bahan penyusun cangkang kapsul ?
4. Bagaimanakah cara pembuatan cangkang kapsul ?
B. Tablet Effervescent
5. Apakah yang dimaksud dengan tablet effervescent ?
6. Apa saja bahan tambahan untuk pembuatan tablet effervescent ?
7. Bagaimanakah cara pembuatan tablet effervescent ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bentuk sediaan kapsul.
2. Mengetahui dan memahami macam-macam kapsul, keuntungan
dan kerugiannya serta cara pembuatan cangkang kapsul.
3. Mengetahui dan memahami bentuk sediaan tablet effervescent.
4. Mengetahui dan memahami bahan tambahan untuk pembuatan
tablet effervescent dan cara pembuatan tablet effervescent yang
baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya 2014
A. Kapsul
2.1
Pengertian Kapsul
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana
satu macam obat atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan
ke dalam cangkang atau wadah kecil yang dapat larut dalam air (Ansel,
2005). Pada umumnya cangkang kapsul terbuat dari gelatin. Tergantung
pada formulasinya kapsul dapat berupa kapsul gelatin lunak atau keras.
Bagaimana pun, gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti cangkang
kapsul gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif
yang rendah (Chang, dkk., 1998). Kerapuhan ini juga terjadi jika cangkang
kapsul gelatin diisikan dengan bahan-bahan higroskopik (Kontny, dkk.,
1989). Selain itu, gelatin umumnya berasal dari tulang, kulit dan jaringan
ikat hewan, seperti sapi atau babi, sehingga membatasi penggunaannya oleh
vegetarian, Yahudi, Muslim dan Hindu. Hal ini karena mereka tidak dapat
memakan produk sampingan dari sapi atau babi (Hidakaa, dkk., 2003).
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin;
tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. (Ditjen
POM,1995). Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari
cangkang kapsul bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup
kapsul ini akan saling menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya
akan menyelubungi bagian badan kapsul. (Ansel, 2005).
Gelatin
mempunyai
beberapa
kekurangan,
seperti
mudah
mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau bila
disimpan dalam larutan berair . Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul
gelatin menjadi rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang
rendah (Chang, R.K. et al, 1998). Selanjutnya, Kapsul gelatin tidak dapat
menghindari efek samping obat yang mengiritasi lambung, seperti
Indometasin. Hal ini dikarenakan kapsul gelatin segera pecah setelah sampai
di lambung.
Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk kesediaan padat, dimana
satu bahan macam obat atau lebih dan atau bahan inert lainnya yang
dimasukan kedalam cangkang atau wadah kecil umumnya dibuat dari
gelatin yang sesuai. Tergantung pada formulasinya kapsul dri gelatin bisa
lunak dan bisa juga keras. Kebanyakan kapsul-kapsul yang sudah diedarkan
dipasaran adalah kapsul yang semuanya dapat ditelan oleh pasien, untuk
keuntungan
dalam
pengobatan.
Sedikitinya
satu
kapsul
yang
2.2
Kapsul lunak
- satu kesatuan
No.
Asetosal
Natrium Bikarbonat
NBB
Ukuran
( dalam gram )
(dalam gram)
(dalam gram)
000
1,4
1,7
00
0,6
0,9
1,2
0,5
0,7
0,9
0,3
0,5
0,6
0,25
0,4
0,5
0,2
0,3
0,4
0,15
0,25
0,25
0,1
0,12
0,12
dan sebagai
dapat dilihat
Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang
enak.
3.
Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan
cepat segera diabsorbsi (diserap) usus.
4.
dari bermacam-
Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti
pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi
bahan obatnya.
Kerugian bentuk sediaan kapsul.
1.
Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan
2.
3.
4.
5.
2.3
dari satu bagian , berbentuk lonjong, ditutup dengan setetes larutan pekat
gelatin panas sesudah diisi. Penggunaan kapsul gelatin ini menyebar bahkan
diproduksi oleh banyak Negara di eropa dan amerika. Pembatasan
penggunaan paten kapsul gelatin pada perusahaan tertentu saja, memicu dua
bentuk kapsul baru. Pada tahun 1839 di Paris, Garot menciptakan produk
salut lapis tipis, pil salut gelatin. Pada tahun 1846 famasis paris lainnya J.C.
Lebhubby mematenkan kapsul 2 bagian yang sampai saat ini masih
digunakan.
Kapsul keras diproduksi secara masal pertama kali di Amerika
Serikat pada abad ke-19. Kapsul mudah diterima oleh para konsumen karena
penampilannya yang menarik dan bentuknya yang didesain sedimikian rupa
sehingga mudah untuk ditelan. Pada prinsipnya kapsul dapat disi dengan
berbagai macam bahan dari yang berbentuk serbuk sampai dengan cairan
berbahan dasar minyak.
Bahan Utama cangkang kapsul
Gelatine
Di Indonesia, gelatin masih merupakan barang impor, negera
pengimpor utama adalah Eropa dan Amerika. Menurut data BPS 1997,
secara umum terjadi pemanfaatan dalam industri pangan dan farmasi.
Dalam industri farmasi, gelatin digunakan sebagai bahan pembuat kapsul.
Dalam industri pangan, gelatin pun sekarang marak digunakan.
Gelatin adalah produk alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial
kolagen. Gelatin merupakan protien yang larut yang bisa bersifat sebagai
gelling agent (bahan pembuat gel) atau sebagai non gelling agent. Sumber
bahan baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi
(hanya (kulit) dan ikan (kulit). Karena gelatin merupakan produk alami,
badan kapsul dan bagian tutupnya yang lebih pendek.Kedua bagian saling
menutupi bila dipertemukan, bagian tutup akan menyelubungi bagian tubuh
secara tepat dan ketat.
Cangkang dibuat secara mekanis dengan mencelupkan batang atau
pasak sebesar ukuran yang diinginkan kedalam suatu wadah yang penuh
campuran gelatin yang sedang mencair, Kepekatannya diatur oleh
temperatur sesuai apa yang diinginkan. Pasak ini terbuat dari bahan pangan
yang disepuh perunggu ( manganese bronze) dan dilekatkan pada sebuah
lempeng dan dapt mencapai 500 pasak per-lempeng. Tiap lempeng dapat
diturunkan secara mekanis sehingga pasak-pasaknya dapat dicelup dalam
10
Biasanya
pasak
untuk
produksi
pengeringan,
dan
mempertemukan
yang
terdapat
dalam
11
pabrik
yang
biasanya
memenuhi
standar
cGMP
(cara
12
gelatin
hangat yang
tidak
berwarna
ditempatkan
pada per
mukaan
cetakan
bagian
bawah
dan
obat
yang
cair
dituangkan
ke
dalam-nya
baru
kemudian
selembar
gelatin
lainnya
diletakkan di atasnya dan ditekan. Jadi tekanan ini bertindak sebagai
pembuat kapsul.
Pengisian bahan obat dan pemasangan segelnya dilakukan dalam
waktu yang ber-samaan secara serentak, kemudian kapsul yang sudah
dicetak dipindahkan dan dicuci dengan pelarut yang tidak mengganggu atau
merusak kapsul. Mesin-mesin yang berkecepatan tinggi telah dikembangkan
untuk pem-buatan kapsul dengan cara proses lempeng dan telah digunakan
dalam industri sekarang ini.
13
14
15
16
effervescent
adalah
sebagai
bentuk
sediaan
yang
yang
dihasilkan
umumnya
adalah
karbondioksida
(CO2).
berikut:
2NaHCO3
-->
Na2C4H4O6
2H2O
2CO2
17
2.6
18
Ukuran partikel
b.
Bentuk partikel
c.
Granulometri
d.
Keseragaman distribusi
e.
f.
2. Satu sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet
efervesen yang lebih penting dari tablet konvensional yaitu kondisi
lembabnya, artinya bahan baku yang digunakan harus kering.
Apabila bahan baku yang digunakan tidak kering (mengandung
lembab) maka terjadi reaksi asam dan karbonatnya akan menyebabkan
produk menjadi tidak stabil secara fisik dan terurai. Sekali dimulai reaksi
maka akan berlanjut lebih cepat karena produk samping reaksi adalah
pertambahan air.
Contoh:
CH2COOH
CH2COOH
3NaHCO3
CH2COOH
CH2COONa
CHCOONa
+ 3 CO2 + 3 H2O
CH2COONa
Oleh karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam keaadan
anhidrat (kering) dengan sedikit kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul
air memang masih ada tapi sangat sedikit karena air dibutuhkan sedikit
untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau kering
tidak dapat dikempa.
19
Sumber Karbondioksida
Sumber karbondioksida dari tablet efervesen didapat dari garamgaram karbonat. Karena garam ini dapat menghasilkan 53 % karbondioksida.
Garam yang sering digunakan adalah natrium bikarbonat dan natrium
karbonat. Natrium bikarbonat dengan kosentrasi dalam air 0,85%
menunjukan pH 8,3. natrium karbonat dengan konsentrasi 1 % dalam air
mempunyai pH 11,5. Natrium karbonat menunjukan pula efek stabilisasi di
dalam tablet efervesen karena kemampuannya mengabsorbsi lembab terlebih
dahulu yang dapat mencegah permulaan reaksi efervesen. Oksigen dapat pula
menjadi sumber efervesen dengan sumbarnya dapat digunakan natrium
perborat anhidrat.
Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet efervesen dapat
digolongkan menjadi;
a. Asam Makanan, antara lain :
1. Asam Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan karena
harganya yang murah. Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan
cepat, dan dalam bentuk granul dapat mengalir dengan bebas.
Terdapat juga bentuk anhidratnya sehingga mempunyai sifat
higrokopis.
2. Asam Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besr dari
asam sitrat.
Universitas Sriwijaya 2014
20
b. Asam anhidrat
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi hidrolisi
yang membebaskan bentuk asamnya yang dapat bereaksi dengan sumber
karbondioksida. Contohnya adalah suksinat anhidrat.
c. Garam Asam
Garam ini dapat digunakan karena dalam larutan, garam ini dapat
menghasilkan proton dan menghasilkan larutan dengan pH dibawah 7.
Contohnya adalah natrium hidrogen fosfat, natrium dihidrogen fosfat, dan
natrium bisulfit.
Bahan Tambahan Lainnya
Bahan tambahan lainnya pada tablet efervesen antara lain seperti
bahan pengikat, bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini
penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi, hanya
digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet efervesen sudah
banyak mengandung karbonat dan asam.
a. Pengikat dan zat penggranul
Untuk pembuatan tablet efervesen dengan metode granulasi
penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan gom tidak dapat
digunakan karena kelarutan lambat atau karena kandungan residu air tinggi
yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet efervesen. Pengikat efektif
untuk tablet efervesen adalah PVP. PVP ditambahkan pada serbuk yang
digranulasi dalam keadaan kering kemudian dibasahi oleh cairan
penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak
bersifat pengikat tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut
PVP.
b. Pengisi
21
merupakan pengisi yang baik. Pengisi lain adalah Na. Klorida, Na. Sulfat
dan Na. Bikarbonat.
c. Lubrikan
Lubrikan yang larut air atau zat yang dapat terdispersi dalam air
dapat digunakan sebagai lubrikan. Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000
merupakan lubrikan larut air yang efektif.
2.7
22
Granulasi Basah
a. Cara Pemanasan.
Metode ini klasik, tapi sulit untuk mengontrol reprodusibilitas
hasilnya. Caranya, asam sitrat hidrous dengan kadar air kecil (8,5%)
dicampur. Kadar air yang kecil ini membuat air tidak akan dapat bereaksi
dengan asam-basa selama proses pencampuran. Kemudian, campuran ini
dipanaskan. Saat dipanaskan, air menguap dan ikatan menjadi agak keras.
Terjadilah granul. Namun, granul ini hanyalah granul kering yang sulit
ditebak kekuatan ikatannya sehingga reprodusibilitasnya jelek. Hasil akan
lebih baik jika menggunakan high-speed mixing.
b. Granulasi dengan Cairan Reaktif.
Bahan penggranulasi yang efektif adalah air. Proses berdasarkan
penambahan sedikit air (0,1-0,5%) yang disemprotkan pada campuran
sehingga terjadi reaksi menghasilkan granul. Granul yang masih lembab
ditransfer ke mesin tablet kemudian dikempa lalu tablet masuk ke dalam
oven terjadi proses pengeringan untuk menghilangkan air sehingga tablet
menjadi stabil.
c. Granulasi dengan Cairan Non Reaktif.
Metode Granulasi dengan Cairan Non Reaktif
paling banyak
musilago
23
ditambah ke
bahan
b)
24
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Wahyu. 2009. Uji Aktivitas Antioksidan Tablet Effervescent
Kombinasi
Ekstrak Etanol Daun Dewandaru (Eugenia uniflora
L.) dan Herba Sambiloto (Andrographis paniculata
[Burm.F.] Ness) Dengan Metode DPPH, Skripsi,
Farmasi
Universitas
26
Muhamadiyah
Surakarta : Surakarta.
Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta .
Anief, Moh. 2005. Farmasetika. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Anonim. 1966. Formularium Indonesia. Depkes RI : Jakarta.
Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat.
Universitas Indonesia : Jakarta.
Chien-Yuan Lee. 2006. Physical Characterization and Drug Release
Profiling
for
Hard
Capsules
Prepared
with
27
Jakarta.