Benign Prostat Hyperplasia
Benign Prostat Hyperplasia
HYPERPLASIA
Pembimbing :
dr. Wiyoto Sukardi,
Identitas
Nama
: Tn. M
Usia: 66 tahun
Status
: Menikah
Pekerjaan: Petani
Agama : Islam
Alamat : Cidaun
Keluhan Utama:
Susah kencing TIDAK BISA BAK sejak 2 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
OS mengeluh BAK nya susah sejak 3 tahun yang
lalu, tapi baru terasa BAK nya sangat susah sejak 2
bulan SMRS. Kencingnya sama sekali tidak bisa
keluar, menetes saat kencing (-). OS sudah 5x ganti
kateter, pasang kateter di puskesmas dan dokter
klinik terdekat. Ketika kateternya di lepas, OS sama
sekali tidak bisa BAK, jika terpasang kateter BAK
lancar. BAK warna kuning, perut terasa sakit jika
tidak bisa BAK. Pusing (-), demam timbul ketika
tidak bisa BAK saja, mual muntah (-), sesak (-), dan
BAB lancar.
Riwayat Pengobatan:
Pasien sebelumnya sudah dibawa ke
puskesmas terdekat, dan dokter klinik untuk
dipasang kateter.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan
sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
Suhu
: 36,5 C
Nadi
: 88x/menit
Tek. Darah : 130/80 mmHg
RR
: 20x/menit
Status Generalis
Kepala
rontok
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
Hidung : Konka hiperemis (-/-), keluar
sekret (-/-)
Telinga : Keluar sekret (-/-)
Mulut : Bibir anemis (-/-), bibir sianosis
(-/-)
Leher :Pembesaran kelenjar getah
bening (-)
Thorax
Abdomen
Status Lokalis
Rectal Touche :
Inspeksi perianal : tidak terlihat
benjolan, darah, feses
Palpasi sfingter ani : tonus otot baik
mukosa recti : halus, licin, teraba
benjolan di jam 12
Benjolan : pemukaan licin, tidak
berbenjol- benjol, konsistensi kenyal,
pole atas teraba, nyeri tekan (-)
Handscoen : feses (-), darah (-), lendir (-)
Pemeriksaan Penunjang
Cek Darah Rutin
Leukosit : 12,2 mm3
Hemoglobin : 11,8 gr/dL
Kimia Darah
GDP
: 84 mg
Ureum : 23,1 mg %
Kreatinin : 0,8 mg %
SGOT : 22 U/L
SGPT : 15 U/L
Elektrolit
Natrium : 142,6 mEq/L
Kalium : 4,54 mEq/L
Klorida : 106 mEq/L
Serologi
HbsAg
: (-)
Resume
Laki-laki, 66 tahun, susah kencing sejak 2 bulan
SMRS. Kencingnya sama sekali tidak bisa
keluar, menetes saat kencing (-). OS sudah 5x
ganti kateter, pasang kateter di puskesmas
dan dokter klinik terdekat. Ketika kateternya
di lepas, OS sama sekali tidak bisa BAK, jika
terpasang kateter BAK lancar. BAK warna
kuning, perut terasa sakit jika tidak bisa BAK.
Dari hasil pemeriksaan RT, teraba benjolan di
jam 12. Benjolan : pemukaan licin, tidak
berbenjol-benjol, konsistensi kenyal, pole
atas teraba, nyeri tekan (-).
Diagnosis
Benign Prostat Hyperplasia
Penatalaksanaan
Operatif
Open prostektomi
Post Operation
RL 500 cc
Dextrose 500 cc
Ketorolac 3x30 mg IV
Tinjauan Pustaka
enign Prostat Hyperplas
DEFINISI
BPH merupakan pembesaran kelenjar
prostat yang bersifat jinak yang hanya
timbul pada laki-laki yang biasanya pada
usia pertengahan atau lanjut.
Pada usia 40an, seorang pria mempunyai
kemungkinan terkena BPH sebesar 25%.
Menginjak usia 60-70 tahun,
kemungkinannya menjadi 50%. Dan pada
usia diatas 80 tahun, akan menjadi 90%.
Presti JC. Smiths General Urology, in Neoplasm of The Prostate
Gland. 16th edition. USA : Lange Medical Books/McGraw-Hill
Company, 2004. Pg.399-420
Embriology
Prostat
Anatomi
Kelenjar
Epidemiologi
Prevalensi
Etiologi
Hingga
Patofisiologi BPH
Hiperplasia Prostat
Penyempitan lumen uretra
posterior
Tekanan intravesikal
Iritasi
Hesitansi
Frekuensi
(Kencing
berhenti
dan
kembali)
(Anyanganyangan)
tiba- Nokturia
lancar
(Sering
kencing
malam hari)
Urgensi
kencing
ditahan)
(Merasa
yang
tidak
ingin
bisa
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Pencitraan
Penatalaksanaan
Untuk pasien dengan gejala ringan (symptom score
0-7), dapat dengan hanya dilakukan watchful
waiting.
Terapi paling akhir yang dilakukan adalah operasi.
Indikasi absolute dilakukan operasi adalah :
Retensi urin berulang (berat), yaitu retensi urin
yang gagal dengan pemasangan kateter urin
sedikitnya satu kali
Infeksi saluran kencing berulang
Gross hematuria berulang
Batu buli-buli
Insufisiensi ginjal
Divertikula buli-buli
Medikamentosa
Tujuan terapi medikamentosa adalah
berusaha untuk :
Mengurangi resistensi otot polos prostat
sebagai komponen dinamik penyebab
obstruksi infravesika dengan obat-obatan
penghambat adrenergik alfa (adenergik alfa
bloker).
Mengurangi volume prostat sebagai
komponen statik dengan cara menurunkan
kadar hormon testosteron/dihidotestosteron
(DHT) melalui penghambat 5-reduktase.
Alpha Blocker
Prostat dan dasar buli-buli manusia
mengandung adrenoreseptor-1 , dan
prostat memperlihatkan respon
mengecil terhadap agonis.
Penghambatan terhadap alfa telah
memperlihatkan hasil berupa perbaikan
subjektif dan objektif terhadap tanda
dan gejala BPH pada beberapa pasien.
Contoh obatnya adalah fenoxibenzamin
dan prazosin.
5-Reductase inhibitors
Finasteride adalah penghambat 5Reduktase yang bekerja menghambat
testosterone menjadi dyhydratestosteron.
Obat ini mempengaruhi komponan epitel
prostat, yang menghasilkan pengurangan
kelenjar dan memperbaiki gejala.
Dianjurkan pemberian terapi ini selama 6
bulan, guna melihat efek maksimal
terhadap ukuran prostat (reduksi 20%)
dan perbaikan gejala-gejala.
Fitoterapi
Fitoterapi adalah penggunaan
tumbuh-tumbuhan dan ekstrak
tumbuh-tumbuhan untuk tujuan
medis. Fitoterapi paling umum
untuk BPH adalah palmetto
(Serenoa repens), African plumb
(pygeum africanum) dan South
African Star Grass (Hypoxis
rooperi).
Operasi Konvensional
Transurethral resection of the
prostate (TURP) : TURP
merupakan metode paling sering
digunakan dimana jaringan
prostat yang menyumbat
dibuang melalui sebuah alat yang
dimasukkan melalui uretra
(saluran kencing).
Resiko TURP adalah antara lain
ejakulasi retrograde (75%),
impoten (5-10%) dan
electrovaporization of
the prostate
Hyperthermia
Transuretral needle ablation of the
prostate
High Intensity Focused Ultrasound
Intrauteral stents
Transurethtral ballon dilatation of the
prostate
Referensi
Presti JC. Smiths General Urology, in Neoplasm
of The Prostate Gland. 16th edition. USA :
Lange Medical Books/McGraw-Hill Company,
2004. Pg.399-420.
Purnomo B Basuki. Hiperplasia Prostat BAB 5.
Dasar-dasar Urologi, edisi ke 3. Jakarta.2011.
Schwartz.Manual of Surgery,in Urology, Benign
Prostatic Hyperplasia.Mc Graw Hills
Companies. 2006. Pg. 1061.
Guyton. et al. Buku Ajar Fisiologi Manusia
Kedokteran. EGC. Jakarta. 2008. Pg 731.
Thank you
^^