juga
mempunyai
peranan
penting
dalam
menentukan
karakteristik bahan pangan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan
dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan
protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein. Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk
dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Tetapi sebagian besar
karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. ( Winarno, 1991 )
Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat
digunakan untuk analisis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan larutan
nafsol dalam alkohol, kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara hati-hati, pada
batas cairan akan terbentuk furfural yang berwarna ungu. Reaksi ini disebut reaksi
Molisch dan merupakan reaksi umum bagi karbohidrat. Beberapa reaksi yang lebih
spesifik dapat membedakan golongan karbohidrat. Misalnya ketosa, pentosa, dan
asam uronat dapat dibedakan dari aldoheksosa karena reaksi dengan golongan fenol
akan menghasilkan warna yang berbeda. Fenol yang sering dipakai adalah resorsinol
(pereaksi seliwanoff), floroglusinol, dan orsinol ( Winarno, 1991 ).
Pada praktikum kali ini yaitu pengujian karbohidrat, dilakukan beberapa
percobaan. Percobaan yang dilakukan antara lain uji benedict, uji barfoed, uji
seliwanoff, uji kemanisan relatif, identifikasi pati secara mikroskopis, dan gelatinisasi
pati.
Uji Benedict
Fruktosa
Kunng
kecoklatan
Biru
Laktosa
Tidak
berwarna
Biru
Glukosa
Tidak
berwarna
Biru
Maltosa
Biru
Sukrosa
Tidak
berwarna
Biru
Biru
Kuning
kecoklatan
Biru muda
Biru
Biru
Merah
bata
Merah
Merah
Kuning
Merah
Warna
endapan
Kesimpulan
+
+
(sumber : dokumentasi pribadi, 2013)
Fruktosa
Kuning
kecoklatan
Biru
Merah
Laktosa
Tidak
berwarna
Biru
Biru
Glukosa
Tidak
berwarna
Biru
Merah
Maltosa
Kuning
Warna
endapan
Kesimpulan
Merah
Merah
Endapan
merah
+
Biru
Biru
Sukrosa
Tidak
berwarna
Biru
Biru
Hasil pengamatan pada uji barfoed menunjukan bahwa sampel yang terbentuk
endapan merah adalah fruktosa, glukosa, dan maltosa. Sedangkan sampel laktosa dan
sukrosa tidak timbul endapan.
Monosakarida merupakan suatu molekul yang terdiri dari lima atau enam
atom C, sedangkan oligosakarida merupakan polimer dari 2-10 mon sakarida, dan
pada umumnya polisakarida merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10 monomer
monosakarida.
Fruktosa dan glukosa merupakan monosakarida, sedangkan laktosa, maltosa,
dan sukrosa adalah disakarida. Uji barfoed menunjukan hasil positif pada fruktosa
dan glukosa karena timbul endapan merah. Namun uji ini juga menunjukan hasil
positif pada maltose. Maltosa bukan merupakan golongan monosakarida melainkan
disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa, namun pada uji ini maltose
menunjukan hasil positif karena timbul endapan.
Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari molekul glukosa dan
galaktosa. Sukrosa juga merupakan disakarida yang terdiri dari molekul glukosa dan
fruktosa. Disakarida merupakan oligosakarida yang terdiri dari dua molekul gula.
Uji Seliwanoff
Uji ini digunakan untuk membedakan ketosa dari disakarida lain. Reaksi ini
disebabkan oleh perubahan fruktosa oleh HCl panas membentuk hidroksimetilfruktural, selanjutnya terjadi kondensasi hidroksi-metil-fulfural dengan resorcinol
membentuk warna merah.
Tabel 3. Tabel Hasil Pengamatan Uji Seliwanoff
Sampel
Warna
sampel
Warna
pereaksi
Warna
larutan
setelah
dipanaskan
Warna
endapan
Kesimpulan
Fruktosa
Kunng
kecoklatan
Bening
Laktosa
Tidak
berwarna
Tidak
berwarna
Jingga
Glukosa
Tidak
berwarna
Tidak
berwarna
Jingga
Maltosa
Kuning
Merah
Merah
gelap
Tidak
berwarna
Jingga
Sukrosa
Tidak
berwarna
Tidak
berwarna
Merah
kecoklata
n
Hasil pengamatan uji seliwanoff menunjukan hasil positif pada fruktosa dan
sukrosa yang ditandai dengan timbulnya warna merah, dan pada sukrosa timbul juga
endapan merah. Sampel lainnya menunjukkan hasil negatif yakni warna merah tidak
terbentuk dan tidak juga terbentuk endapan.
Sukrosa
100
Fruktosa
150
Laktosa
40
Glukosa
70
Maltosa
50
10
Teoritis
100
114
39
69
46
Sifat manis dari berbagai jenis gula bersifat kumulatif, walaupun sering pula
terjadi penguatan dari rasa manis itu. Misalnya campuran sukrosa dan siklamat lebih
manis daripada rasa manis kumulatif masing-masing komponen. (Tjahjadi, 2013)
Umumnya rasa manis diukur terhadap suatu konsentrasi larutan sukrosa
tertentu, misalnya 10%. Tabel 5 memperlihatkan tingkat kemanisan relatif berbagai
jenis gula.
Sampel
Gambar
Gambar + Iodin
Tepung
terigu
Tepung
beras
Tepung
ketan
Tepung
Tapioka
10
Tepung
jagung
Pati
kentang
(sumber : dokumentasi pribadi, 2013)
Hasil pengamatan di bawah mikroskop menunjukan bahwa terdapat
kemiripian antara pati yang satu dengan pati yang lain. Bentuk pati yang didapat
umumnya seperti butiran-butiran berbentuk mirip lingkaran yang banyak dan rapat
satu sama lainnya.
Yang membedakan antara pati yang satu dengan yang lain adalah ukuran dan
kerapatan dari pati-pati tersebut. Ukuran pati kentang ada pati-pati yang lebih besar
dibandingkan dengan pati yang lain. Kerapatan dari pati-pati tersebut juga berbedabeda, ada yang sangat rapat dan ada juga yang agak renggang.
Gelatinisasi Pati
Granula pati dapat dibuat membengkak luar biasa, tetapi bersifat tidak dapat
kembali pada kondisi semula. Perubahan tersebut disebut gelatinisasi. Suhu saat
granula pati pecah disebut suhu gelatinisasi yang dapat dilakukan dengan
penambahan air panas. Air dapat ditambahkan dari luar seperti halnya pembuatan
kanji dan pudding atau air yang ada dalam bahan makanan tersebut, misalnya air
dalam kentang yang dipanggang atau dibakar.
Bila suspensi pati dalam air dipanaskan, beberapa perubahan selama
terjadinya gelatinisasi dapat diamati. Mula-mula suspensi pati yang keruh seperti susu
mulai menjadi jernih pada suhu tertentu, tergantung jenis pati yang digunakan.
Suhu gelatinisasi tergantung juga pada konsentrasi pati. Makin kental larutan,
suhu tersebut maikn lambat tercapai. Suhu gelatinisasi berbeda-beda bagi tiap jenis
pati dan merupakan suatu kisaran. Dengan viscometer suhu gelatinisasi dapat
ditentukan, misalnya pada jagung 62 - 70 oC, beras 68 - 70oC, gandum 54,5 - 64oC,
kentang 58 - 66oC, dan tapioka 52-64oC. (Winarno, 1991)
Tabel 7. Hasil Pengamatan Gelatinisasi Pati
Kadar
Tapioka
Karakteristik
Warna
Kekeruhan
Kekentalan
Suhu
Sebelum
Gelatinisasi
Putih (+)
Keruh (+++)
Cair (++)
-
Saat
Gelatinisasi
Bening (+)
Keruh (+)
Cair (+)
80oC
Setelah
Gelatinisasi
Bening (+)
Keruh (++)
Kental (+)
-
Putih (+)
keruh (+++)
cair
Bening
Keruh (+)
kental (+)
Putih (++)
Keruh (++)
kental (++)
2.5%
Gambar
5%
Warna
Kekeruhan
Kekentalan
Suhu
80oC
Putih
Keruh (++)
Cair
-
Bening
Keruh (+)
Cair
80oC
Putih (++)
Keruh (++)
Kental (++)
-
Putih
+++
+
Bening
+
+
81oC
Bening
++
++
Putih
Keruh (+++)
Cair
-
Bening
Keruh (+)
Cair (+)
80oC
Putih keruh
Keruh (++)
Kental (+++)
-
Gambar
Warna
Kekeruhan
Kekentalan
Suhu
7.5%
Gambar
10%
Warna
Kekeruhan
Kekentalan
Suhu
Gambar
Warna
Kekeruhan
Kekentalan
Suhu
12.5%
Gambar
kesalahan
praktikan
dalam
menentukan
suhu
gelatinisasi.
Terjadi
ketidakjelasan penentuan suhu gelatiniasi yaitu pada saat suspensi mulai menjadi
bening atau pada saat suspensi menjadi bening keseluruhan. Pengamatan dengan
mikroskop menunjukan bahwa pati sudah tidak lagi berbentuk granula-granula dan
juga sudah tidak rapat lagi. Kemungkinan pati sudah membengkak atau pecah.
Praktikan akhirnya menentukan suhu gelatinisasi terjadi pada saat suspensi
menjadi bening keseluruhan. Dalam praktikum kali ini juga tidak dicatat berapa
waktu yang diperlukan dari tiap-tiap sampel untuk mencapai suhu gelatinisasi.
Kemungkinan waktu yang diperlukan berbeda karena konsentrasi tapioka dari tiaptiap sampel juga berbeda.
Saat suspensi didinginkan setelah terjadi gelatinisasi warna dari suspensi dari
yang asalanya bening kembali menjadi lebih keruh berwarna putih dan kekentalannya
menjadi semakin bertambah. Pengamatan dengan mikroskop menunjukan hasil ada
kelompok yang dapat melihat pati dalam ukuran yang sudah besar atau bengkak,
namun ada juga yang tidak teramati apapun.
VI. KESIMPULAN
Fruktosa, laktosa, glukosa, dan maltosa menunjukan hasil positif pada uji
khas,.
Perubahan dimana granula pati dapat dibuat membengkak luar biasa, tetapi
bersifat tidak dapat kembali pada kondisi semula disebut gelatinisasi pati.
Suhu saat granula pati pecah disebut suhu gelatinisasi.
Bila suspensi pati dalam air dipanaskan, beberapa perubahan selama
terjadinya gelatinisasi dapat diamati. Mula-mula suspensi pati yang keruh
seperti susu mulai menjadi jernih pada suhu tertentu, tergantung jenis pati
yang digunakan dan tergantung konsentrasi pati itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Fennema, Owen R. 1976. Principles of Food Science Part I. Marcell Dekker, Inc.
New York and Basel.
Tjahjadi, Carmenita, H. Marta. 2013. Pengantar Teknologi Industri Pangan. Bandung.
FTIP Universitas Padjadjaran.
Fardiaz, D, Nuri A, Hanny W, N.L Puspitasari. 1992. Petunjuk Labolatorium Teknik
Analisis Sifat Kimia dan Fungsional Komponen Pangan. Bogor. DepdikbudDikti-PAU IBB