Anda di halaman 1dari 31

PETUNJUK TEKNIS

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PAKET B


MELALUI SEKOLAH RUMAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

2014

KATA PENGANTAR
Program paket B merupakan jalur pendidikan nonformal yang memberikan alternatif
pendidikan bagi peserta didik dari kelompok masyarakat yang kurang mampu secara
ekonomi, terkendala sosial, budaya dan faktor geografis. Kelompok masyarakat
dengan kondisi seperti itu belum mendapatkan akses pendidikan, sehingga
memerlukan layanan pendidikan yang harus disediakan oleh pemerintah. Selain untuk
kelompok masyarakat seperti diatas, pendidikan kesetaraan juga memberikan
kesempatan kepada peserta didik melalui jalur pendidikan informal yang dalam hal ini
disebut sekolah rumah (home schooling) untuk mengikuti ujian nasional pendidikan
kesetaraan (UNPK), karena ketentuan yang berlaku mereka tidak dapat mengikuti
ujian nasional reguler.
Peserta didik home schooling sebagian besar adalah masyarakat yang karena faktor
kesempatan terbatas untuk mengikuti sekolah reguler. Keterbatasan kesempatan
mengikuti pendidikan reguler peserta didik home schooling disebabkan oleh tuntutan
profesi,

sosial,

budaya,

dan

pertimbangan

lain

sehingga

keluarga

tersebut

mengikutsertakan pendidikan anaknya melalui home schooling. Dikarenakan peserta


didik home schooling merupakan bentuk layanan pendidikan informal maka
pelaksanaan ujian nasional peserta didiknya diikutkan pada UNPK.
Untuk itulah maka, perlu disusun panduan teknis pelaksanaan pembelajaran peserta
didik home schooling yang akan mengikuti UNPK, sehingga seluruh standar layanan
pendidikan pada program paket B sebagai acuan untuk pelaksanaan UNPK juga diikuti
peserta didik, agar mereka mempunyai kesiapan melaksanakan UNPK.
Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama,

Didik Suhardi, Ph. D


NIP. 196312031983031004
i

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A.
B.
C.
D.
E.

Latar belakang
Dasar hukum
Maksud dan tujuan
Sasaran
Pengawasan dan pembinaan pemerintah daerah

i
ii

1
2
3
4
4

BAB II PENDIDIKAN SEKOLAH RUMAH


A. Pendidikan sekolah rumah
B. Pengertian sekolah rumah
C. Tujuan sekolah rumah
D. Jenis-Jenis sekolah rumah

5
6
6
7

BAB III PENYELENGGARAAN SEKOLAH RUMAH


A. Kelembagaan
B. Tenaga pendidik
C. Tenaga kependidikan
D. Peserta didik
E. Pelaporan dan evaluasi

8
12
12
12
14

BAB IV KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH RUMAH


A. Kurikulum
B. Pembelajaran
C. Penilaian belajar
D. Pelaksanaan UNPK Paket B peserta didik sekolah rumah

15
17
18
19

BAB V HAK DAN KEWAJIBAN PENYELENGGARAAN SEKOLAH RUMAH


A. Pemerintah
B. Warga masyarakat
C. Orangtua
D. Masyarakat
E. Peserta didik

20
21
22
22
23

BAB VI PENUTUP

24

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan sekolah rumah (homeschooling) pada saat ini sangat pesat di Kanada,
Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Di perkirakan terdapat satu juta keluarga yang
mendidik anak-anak mereka sendiri di 50 negara bagian Amerika Serikat. Fenomena
sekolah rumah di negara-negara maju tersebut, walaupun bukan hal baru, juga berkembang
pesat di Indonesia pada akhir dasawarsa ini. Homeschooling menjadi alternatif pendidikan
yang banyak diminati dan diselenggarakan oleh keluarga atau orangtua di kota-kota besar.
Dalam perkembangannya, sekolah rumah juga telah menjadi pilihan keluarga atau orangtua
dengan pertimbangan yang bervariasi.
Secara umum pelayanan sekolah rumah diselenggarakan oleh keluarga-keluarga dengan
beberapa alasan tertentu, seperti: kendala waktu, keamanan, sistem nilai, pembiayaan,
kebutuhan khusus, jaminan kualitas, dan independensi pembelajaran. Deskripsi sederhana
dari berbagai pertimbangan tersebut, misalnya: sulit menyesuaikan antara ritme pekerjaan
orangtua dengan jadwal sekolah anak; jam pelajaran sekolah reguler yang sangat padat bagi
anak; orangtua merasa mampu mendidik anak mereka sendiri di rumah; terdapat keraguan
orangtua terhadap pengembangan potensi diri anaknya di sekolah reguler baik intelektual,
emosional maupun spiritual. Implikasi dari berbagai pertimbangan tersebut melahirkan
berbagai ragam dan format sekolah rumah yang berkembang dan tumbuh subur di
masyarakat.
Ragam dan format sekolah rumah sebagaimana disebutkan di atas, lebih banyak
dilatarbelakangi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi dan kultural masyarakat. Demikian
pula dengan model pelaksanaan sekolah rumah banyak diilhami oleh konsep dan pendapat
para ahli, model sekolah rumah di negara-negara maju, dan tidak jarang orangtua atau
keluarga mencoba format sendiri berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan
yang dimilikinya. Tidak adanya standarisasi format sekolah rumah di Indonesia
menimbulkan keraguan di kalangan orangtua atau keluarga dalam hal pengakuan hasil
1

didikan satuan pendidikan jalur informal tersebut. Oleh karena itu, perkembangan sekolah
rumah selanjutnya mengarah pada layanan pendidikan nonformal dan informal untuk
program Paket B dalam bentuk komunitas sekolah rumah.
Penyelenggaraan sekolah rumah pada dasarnya merupakan peran orangtua yang berhak
memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan
anaknya. Pilihan orangtua terhadap format pendidikan sekolah rumah melalui jalur
pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri dan dapat diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Secara kelembagaan,
sekolah rumah dapat didaftar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) maupun
satuan pendidikan sejenis lainnya. Untuk menjamin peserta didik memperoleh pendidikan
yang bermutu, maka perizinan harus sesuai dengan standar pelayanan minimal yang
berlaku dan menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat.
Menyikapi berbagai persoalan sekolah rumah yang tumbuh dan berkembang di masyarakat,
maka pemerintah sesuai tanggung jawab dan kewenangannya, melalui Direktorat
Pembinaan SMP, Ditjen Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menerbitkan Panduan Teknis Penyelenggaraan Sekolah Rumah yang akan mengikuti Ujian
Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket B. Dengan adanya Panduan Teknis ini,
diharapkan kepada seluruh orangtua, keluarga, dan komunitas baik yang telah maupun akan
menyelenggarakan sekolah rumah agar mendapat informasi yang jelas dan lengkap. Selain
itu, merupakan kewajiban pemerintah dan masyarakat untuk menjamin pengelolaan
sekolah rumah memenuhi standar nasional pendidikan dan setara dengan pendidikan
formal maupun nonformal.
B. Dasar Hukum
1.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan perubahannya;

2.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

4.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar


Kompetensi Lulusan;
2

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan


Antara

Pemerintah,

Pemerintah

Daerah

Provinsi,

dan

Pemerintah

Daerah

Kabupaten/Kota;
6.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi
Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C;

7.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007 tentang Standar


Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal;

8.

Kesepakatan Kerjasama Nomor: 02/E/TR/2007 dan Nomor: 001/I/DK/AP/07 antara


Dirjen Pendidikan Luar Sekolah Kemdiknas (PLS Kemdiknas) dengan Asosiasi
Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (ASAHPENA) tanggal 10 Januari 2007.

9.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses
Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C;

C. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Berdasar latar belakang di atas, maka PetunjukTeknis Penyelenggaraan Sekolah Rumah
ini dimaksudkan sebagai:
a. Panduan bagi masyarakat atau keluarga yang telah dan akan menyelenggarakan
sekolah rumah bagi anak-anak mereka;
b. Panduan bagi lembaga penyelenggara sekolah rumah yang peserta didiknya akan
mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket B;
c. Panduan bagi pemerintah daerah dan lembaga dalam menerapkan fungsi-fungsi
pemerintahan yang berhubungan dengan penyelenggaraan sekolah rumah di
wilayah masing-masing.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan panduan teknis ini antara lain adalah sebagai berikut:
a. Mengimplementasikan tugas, fungsi, dan tanggung jawab Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Pertama sesuai kewenangannya dalam bentuk membuat
kebijakan penyelenggaraan sekolah rumah untuk memberikan layanan pendidikan
yang sesuai dengan standar nasional pendidikan;
3

b. Memberikan arah kebijakan pengelolaan dan penyelenggaraan sekolah rumah bagi


Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, sesuai kewenangan yang dimilikinya;
c. Memberikan arah dan rambu-rambu penyelenggaraan bagi para orangtua dan
pengelola sekolah rumah;
d. Menjamin keterukuran kualitas baik secara akademik maupun manajerial
penyelenggaraan sekolah rumah oleh orangtua dan/atau pengelola sekolah rumah
sesuai Standar Nasional Pendidikan.

D. Sasaran
1. Orangtua penyelenggara sekolah rumah bagi anak-anaknya dalam lingkup keluarga;
2. Pengelola sekolah rumah yang terdiri lebih dari satu keluarga dalam lingkungan
komunitas tertentu;
3. Pengambil kebijakan pengelolaan pendidikan dalam hal ini sekolah rumah pada
tingkatan provinsi dan kabupaten/kota;
4. Stakeholder pendidikan lainnya yang tertarik dengan pengembangan kualitas
penyelenggaraan layanan pendidikan sekolah rumah.

E. Pengawasan dan Pembinaan Pemerintah Daerah


1. Melakukan pendataan komunitas belajar mandiri atau sekolah rumah di wilayah
masing-masing;
2. Melakukan pembinaan terhadap komunitas belajar mandiri atau sekolah rumah;
3. Memfasilitasi terselenggaranya Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan bagi peserta
didik yang terdaftar pada komunitas belajar mandiri atau sekolah rumah.

BAB II
PENDIDIKAN SEKOLAH RUMAH

A. Pendidikan Sekolah Rumah


Keluarga adalah satuan sosial terkecil (yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial) yang
ditandai oleh adanya kerja sama. Keluarga juga disebut kelompok pertama (primary
group), karena setiap keluarga akan melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk
kepribadian sikap, serta perilaku. Setiap anak selalu berada dalam pangkuan atau
lingkungan keluarganya masing-masing karena keluarga merupakan primary group yang
membimbing dan memperkenalkan norma-norma sosial kepadanya. Hubungan keluarga
dengan anak memiliki fungsi internalisasi atau menanamkan aturan-aturan hidup
masyarakat, sehingga dihayati oleh anak. Tugas setiap ayah dan ibu untuk membimbing,
memperkenalkan, dan memberikan pemahamannorma-norma kehidupan kepada anakanaknya. Ini berkaitan pula dengan fungsi menempatkan anak dalam masyarakat agar sang
anak memahami tatakrama pergaulan dengan orang-orang di sekelilingnya. Fungsi
keluarga lainnya adalah fungsi sosialisasi atau membimbing setiap anak agar mampu hidup
sebagai warga masyarakat yang baik, dengan selalu mengindahkan norma-norma sosial.
Tugas setiap ayah dan ibu untuk selalu mengawasi, mengontrol anak-anaknya, agar tidak
menyimpang atau bahkan melanggar aturan-aturan hidup bermasyarakat.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan
perkembangan pendidikan seseorang dan merupakan faktor pertama dalam menentukan
keberhasilan belajar seseorang. Penanaman nilai dan pendidikan atau dasar pembentukan
anak tentang sikap, tingkah laku, dan watak seorang anak banyak ditentukan terutama
dalam lingkungan yang terdekat, yaitu proses dalam lingkungan keluarganya.
Tempat belajar yang nyaman di dalam lingkungan keluarga diperlukan oleh seorang anak
yang ingin belajar sehingga dia lebih berkonsentrasi. Perhatian keluarga meliputi
keterlibatan orangtua dalam kegiatan belajar anak di rumah ataupun di sekolah, keterlibatan
5

orangtua dalam menyediakan fasilitas serta dorongan untuk lebih mengingatkan anak untuk
belajar. Sekolah adalah institusi kedua setelah keluarga yang besar andilnya terhadap
pembentukan dan pengembangan pengetahuan anak. Namun, sekolah formal sebagai
tempat berlangsungnya proses pendidikan mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang
seringkali tidak dapat memenuhi harapan orangtua maupun kebutuhan anak. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka sebagian orangtua atau keluarga mengupayakan model
pendidikan alternatif homeschooling (sekolah rumah). Di Indonesia sekolah rumah lebih
mengarah pada pendidikan nonformal dan berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

B. Pengertian Sekolah Rumah


Sekolah Rumah adalah proses layanan pendidikan berbasis keluarga dan lingkungan,
dilakukan oleh orangtuayang memilih untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas
pendidikan anak-anaknya secara sadar, teratur, dan terarah sesuai dengan standar nasional
pendidikan dan atau lembaga penyelenggara sekolah rumah yang memberikan layanan
pendidikan kepada peserta didik secara mandiri maupun berkelompok. Pada petunjuk
teknis ini sekolah rumah ditujukan kepada orangtua dan/atau lembaga penyelenggara
layanan pendidikan untuk peserta didik Paket B.
C. Tujuan Sekolah Rumah
Tujuan Sekolah rumah adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi peserta didik;
2. Menjamin penuntasan masalah pendidikan dasar yang bermutu bagi peserta didik;
3. Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua warga melalui akses yang adil
pada program-program belajar dan kecakapan hidup;

4. Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup
secara fleksibel untuk meningkatkan kehidupannya.
D. Jenis-Jenis Sekolah Rumah
1. Sekolah Rumah Tunggal
Sekolah rumah tunggal adalah sekolah rumah yang dilaksanakan oleh orangtua dalam
satu keluarga yang dilaksanaan khusus bagi anak-anak dalam lingkup satu keluarga dan
tidak bergabung dengan keluarga lain yang menerapkan sekolah rumah.

2. Sekolah Rumah Majemuk


Sekolah rumah majemuk adalah sekolah rumah yang dilaksanakan oleh orangtua dari
dua atau lebih keluarga yang menerapkan sekolah rumah dan melaksanakan lebih dari
satu jenis kegiatan. Kegiatan inti dilaksanakan bersama dan kegiatan lainnya tetap
dilakukan dalam lingkungan rumah oleh orangtua masing-masing.

3. Komunitas Sekolah Rumah


Komunitas sekolah rumah merupakan gabungan dari beberapa Sekolah Rumah
Majemuk, fasilitas tempat proses belajar mengajar ditentukan dan dilaksanakan pada
waktu tertentu sesuai kebutuhan. Proses pembelajaran dilaksanakan secara berimbang
antara keluarga dengan komunitas di sekolah rumah.

BAB III
PENYELENGGARAAN SEKOLAH RUMAH
(HOME SCHOOLING)

A. Kelembagaan
1. Penyelenggara Sekolah Rumah
A. Keluarga atau kelompok keluarga;
B. Lembaga pendidikan yang mempunyai ijin penyelenggaraan layanan pendidikan
dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat;
2. Koordinasi, Prosedur, dan Tatacara Penyelenggaraan
a. Tanda Daftar Anak
Setiap

Orangtua/keluarga

dan

lembaga

pendidikan

yang

berkeinginan

menyelenggarakan sekolah rumah tunggal atau majemuk wajib mendaftarkan anakanaknya sebagai peserta didik sekolah rumah
b. Permohonan Pendaftaran
Orangtua/keluarga dan lembaga pendidikan yang berkeinginan menyelenggarakan
Pendidikan Keluarga bagi anak-anaknya mengisi format permohonan pendaftaran.
Lampiran-lampiran permohonan pendaftaran yang dibutuhkan:
1) semua jenis Surat Pernyataan yang dibutuhkan;
2) tanda daftar dari satuan pendidikan nonformal setempat;
3) kurikulum yang akan digunakan (sesuai jenjang);
4) daftar pendidik untuk setiap mata pelajaran/ keterampilan (tidak diperlukan jika orangtua atau keluarga mempunyai kemampuan mengajar untuk setiap mata
pelajaran/ keterampilan untuk jenjang pendidikan sesuai dengan peserta didik
home schooling);
5) sarana dan prasarana pendukung;
6) perencanaan proses pembelajaran;
7) perencanaan pengelolaan sekolah rumah;
8) perencanaan pembiayaan;
9) perencanaan penilaian, evaluasi, dan Ujian Nasional Program Paket B.
8

3. Penyerahan Kelengkapan Berkas Pendaftaran


a. Format pendaftaran yang sudah diisi lengkap beserta lampirannya disampaikan
kepada Dinas Pendidikan Kab/Kota setempat, c.q. Bidang yang menangani
pengelolaan Paket B;
b. Permohonan Pendaftaran beserta lampiran-lampirannya dibundel rapi dan
diserahkan dalam 2 (dua) rangkap, satu asli dan fotokopi;
c. Pada waktu berkas permohonan pendaftaran diterima pihak Dinas Pendidikan
Kab/Kota, pemohon dianjurkan meminta Tanda Terima Berkas Permohonan;
d. Pemohon berhak setiap waktu menanyakan kepada Dinas Pendidikan setempat
tentang kelangsungan proses permohonan.

4. Verifikasi dan Penetapan Terdaftar


a. Verifikasi Administrasi
1) Berkas permohonan pendaftaran diserahkan pemohon ke Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada koordinator penilik dan/atau
pengawas SMP sesuai wilayah tugas dan/atau jenjang pendidikan nonformal;
2) Kepala Dinas Pendidikan atau Kepala Bidang yang menangani Paket B
setempat, memeriksa kelengkapan berkas permohonan sebagaimana yang
disyaratkan;
3) Hasil verifikasi berkas tersebut disampaikan kepada pemohon paling lambat tiga
hari kerja melalui:
-

pemberitahuan tertulis;

pemberitahuanlisan via telepon.

4) Apabila persyaratan berkas dinyatakan tidak lengkap, maka pemohon


diharapkan melengkapinya dalam tempo empat belas hari kerja, dan apabila
tidak diindahkan maka permohonan dianggap batal dan/atau pemohon dianggap
mengundurkan diri;
5) Apabila persyaratan berkas dianggap lengkap maka proses selanjutnya akan
memasuki tahapan verifikasi faktual.

b. Verifikasi Faktual
1) Koordinator penilik dan/atau pengawas SMP sesuai wilayah tugas dan/atau
jenjang pendidikan nonformal, mengadakan kunjungan ke rumah keluarga atau
lembaga pendidikan yang bersangkutan untuk mengadakan verifikasi;
2) Orangtua atau keluarga atau ketua lembaga pendidikan wajib berada di tempat
dan mendampingi verifikator (Penilik/Pengawas SMP) saat verifikasi faktual
berlangsung.
3) Verifikasi faktual dilakukan dengan cara:
-

mencocokkan dokumen yang diterima oleh Dinas Pendidikan setempat


dengan kenyataan lapangan;

mewawancarai orangtua/keluarga atau ketua lembaga pendidikan yang


bersangkutan.

c. Penetapan Terdaftar sebagai Sekolah Rumah


1) Hasil verifikasi penilik/pengawas SMP didiskusikan pada tingkat Dinas
Pendidikan

Kabupaten/Kota

untuk

menilai

kelayakan

Penyelenggaraan

Pendidikan keluarga pemohon;


2) Jika dinilai layak, maka Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat
akan mengeluarkan Persetujuan dalam bentuk Rekomendasi Terdaftar
sebagai Penyelenggara Sekolah Rumah;
3) Namun jika dinilai tidak layak maka dikeluarkan Surat Penolakan (berarti
orangtua harus mendaftarkan anak-anaknya ke pendidikan formal atau
nonformal setempat).
4) Proses Penetapan Terdaftar sebagai Penyelenggara Sekolah Rumah dikeluarkan
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Koya setempat paling lambat tujuh hari
kerja terhitung sejak verifikasi faktual dilaksanakan.

5. Pembiayaan Pengurusan Terdaftar


Segala biaya yang timbul akibat pengurusan sampai dengan penetapan izin sekolah
rumah menjadi tanggungjawab orangtua atau keluarga dan/atau sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Kabupaten/Kota setempat.

10

6. Kelengkapan administrasi penyelenggaraan dan pembelajaran sekolah rumah tunggal


meliputi:
(1) daftar peserta didik, tutor, dan tenaga kependidikan;
(2) daftar hadir peserta didik, tutor, dan tenaga kependidikan;
(3) daftar nilai peserta didik sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan sesuai
dengan standar isi Paket B;
(4) buku agenda pembelajaran;
(5) portofolio hasil belajar.
7. Kelengkapan administrasi penyelenggaraan dan pembelajaran sekolah rumah majemuk
dan komunikasi sekolah rumah meliputi:
(1) daftar peserta didik, tutor, dan tenaga kependidikan;
(2) daftar hadir peserta didik, tutor, dan tenaga kependidikan;
(3) daftar nilai peserta didik;
(4) buku agenda pembelajaran;
(5) buku laporan bulanan tutor;
(6) buku data tutor;
(7) buku tamu;
(8) buku daftar hadir pengelola;
(9) buku inventaris barang;
(10) buku kas umum;
(11) buku agenda surat masuk dan keluar;
(12) buku rapor peserta didik;
(13) portofolio.
jika sekolah rumah di selenggarakan oleh orangtua/keluarga secara mandiri, maka
berbagai

kelengkapan

administrasi

diatas,

disesuaikan

dengan

kebutuhan

penyelenggaraan sekolah rumah.

11

B. Tenaga Pendidik
Tenaga Pendidik di sekolah rumah adalah:
1.

Orangtua/wali peserta didik;

2.

Tenaga Pendidik yang kompeten di bidangnya.

C. Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan di sekolah rumah adalah:
1) Orangtua/wali peserta didik;
2) Tenaga Kependidikan lain.

D. Peserta Didik
Peserta didik di sekolah rumah adalah:
1) Yang memiliki keterbatasan waktu untuk belajar di sekolah formal;
2) Ketidakmampuan secara ekonomis;
3) Letak geografis tempat tinggal yang tidak memungkinkan sekolah di pendidikan
formal;
4) Atas pilihan sendiri.

12

DIAGRAM TATACARA PENYELENGGARAAN SEKOLAH RUMAH

Bidang yang
menangani Paket B

Verifikasi Administrasi

Penilik / Pengawas
SMP

Verifikasi Faktual

Informasi Tentang
Kelebihan & Kekurangan
Sekolah Rumah

TANDA DAFTAR
ANAK DI PKBM

USB-SMK

Tim

Pendaftaran Sekolah
Rumah
Peralatan &Buku

Unit Kelengkapan
Administrasi

Perabotan

Tim
Pembang
Tempat
Ketersediaan
unan
Pembelajaran dan
USB-SMK

Pemenuhan
Standar Nasional
Pendidikan Lainnya

Ketersediaan
Kurikulum

Ketersediaan
Pendidik atau Guru
Guru

Prasyarat

Ketersediaan
Peralatan &Buku

Unit Sarana
Pendidikan

Unit Pendidikan

Penanggung jawab
Sekolah Rumah

SEKOLAH
RUMAH

PENDAFTARAN
SEKOLAH RUMAH
oleh
Orangtua/Lembaga

Pembang
Kelengkapan
Sekolah
Administrasi
unan
Rumah

DINAS
PENDIDIKAN
KABUPATEN/KOTA

Persyaratan
Pemilihan Jenis Sekolah
Rumah Sesuai Keinginan
dan Kemampuan

Orangtua / Keluarga dan


Masyarakat

13

E. Pelaporan dan Evaluasi


1. Pelaporan
a. Orangtua atau lembaga penyelenggara sekolah rumah wajib melaporkan
perkembangan anak-anaknya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota tempat
peserta didik terdaftar secara berkala;
b. Pihak lembaga pendidikan menyampaikan laporan seluruh penyelenggara
SekolahRumah yang terdaftar kepada Dinas Pendidikan Kab/Kota setempat;
c. Rekapitulasi seluruh laporan sekolah rumah selanjutnya disampaikan kepada Dinas
Pendidikan Provinsi setempat.

2. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap penyelenggaraan sekolah rumah dilakukan secara berkala oleh
lembaga pendidikan tempat peserta didik terdaftar, Penilik/Pengawas SMP dan
Dinas Pendidikan kab/kota;
b. Hasil evaluasi Dinas Pendidikan dapat berupa saran dan pendapat dalam rangka
perbaikan mutu penyelenggaraan dan/atau rekomendasi pembekuan aktivitas
sekolah rumah demi menjamin hak-hak dasar anak terpenuhi secara maksimal;
c. Dalam hal orangtua atau lembaga penyelenggara sekolah rumah tidak menerima
keputusan pembekuan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan, maka dapat
mengajukan keberatan.

14

BAB IV
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH RUMAH

A. Kurikulum
Sekolah rumah dapat menggunakan beragam jenis kurikulum, baik kurikulum nasional,
luar negeri, maupun kurikulum yang dikembangkan sendiri oleh orangtua atau keluarga.
Namun, Undang-Undang Sisdiknas Pasal 36, Ayat 1, 2, dan 3 memberikan rambu-rambu
pengembangan kurikulum sebagai berikut:
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional;
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik;
3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b)
peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta
didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah
dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan
nilai-nilai kebangsaan.

a. Kurikulum Nasional

Sekolah rumah dapat menggunakan Kurikulum Nasional berupa kurikulum pendidikan


formal dan kurikulum pendidikan nonformal Paket B;
1. Penerapan kurikulum dimaksud dapat dilakukan secara lebih meluas atau
mendalam, tergantung pada tujuan, minat, potensi, dan kebutuhan peserta didik;
2. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket B yang dapat digunakan Sekolah Rumah
adalah Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Program Paket B sesuai dengan standar
isi pendidikan kesetaraan;
15

3. Implemetasi kurikulum berupa penyusunan rencana pembelajaran, jadwal dan


kegiatan belajar, tatacara dan kegiatan/proses belajar mengajar, dan penilaian
keberhasilan pembelajaran;
4. Peserta didik sekolah rumah yang terdaftar pada Dinas Pendidikan Kab/Kota
setempat dapat mengikuti Ujian Nasional (UN) yang diselenggarakan untuk
mengetahui penguasaan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Kesetaraan
bagi peserta didik yang berasal dari sekolah rumah yang menginginkan ijazah
kesetaraanPaket B.

b. Kurikulum Luar Negeri


1. Sekolah rumah dapat menggunakan kurikulum yang berasal dari luar negeri.
2. Orangtua atau keluarga dapat memilih model kurikulum luar negeri baik yang
berbentuk Sistem Paket atau Modular, maupun kombinasi antara keduanya.
-

Kurikulum Sistem Paket (kesatuan beberapa mata pelajaran jenjang tertentu)


menyediakan: Panduan Guru, Buku Kerja Peserta Didik, Buku Referensi,
Tes, Kuis, dan Bahan Penilaian;

Kurikulum Sistem Modular (pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran)


menyediakan:Panduan Guru, Buku Kerja Peserta Didik, Buku Referensi,
Modul Pelajaran, Tes Kuis, dan Bahan Penilaian.

3. Penerapan kurikulum dimaksud dapat dilakukan secara lebih meluas atau


mendalam, tergantung pada tujuan, minat, potensi, dan kebutuhan peserta didik;
4. Orangtua atau lembaga penyelenggara sekolah rumah dapat mengkombinasikan
jenis bahan ajar yang berasal dari luar negeri dengan tingkat kebutuhan dan
kemampuan serta karakteristik peserta didik;
5. Jika orangtua atau lembaga penyelenggara sekolah rumah menggunakan
kurikulum luar negeri dan berdasarkan hasil capaian kompetensi peserta didik
sekolah rumah tersebut memenuhi standar isi dan proses penyelenggaraan
pendidikan program Paket B, dapat mengikuti Ujian NasionalPendidikan
Kesetaraan (jika menginginkan ijazah program paket B untuk peserta didik
home shcooling yang setingkat jenjang SMP).

16

C. Kurikulum Kombinasi
1. Orangtua/lembaga penyelenggara sekolah rumah dapat mengkombinasikan
penggunaan

kurikulum

nasional

dengan

kurikulum

luar

negeri

pada

penyelenggaraan sekolah rumah;


2. Mekanisme kombinasi kurikulum mempertimbangkan poin-poin penting yang
menjadi target pencapaian SKL Kesetaraan paket B dan/atau tujuan pembelajaran
orangtua dan anak. Selain kombinasi kurikulum, orangtua atau lembaga juga dapat
mengembangkan kurikulum untuk anaknya dengan mengikuti rambu-rambu seperti
yang disebutkan di atas;
3. Penerapan kurikulum kombinasi atau pengembangan dapat dilakukan secara lebih
meluas atau mendalam, tergantung pada tujuan, minat, potensi, dan kebutuhan
peserta didik;
4. Peserta didik yang menggunakan kurikulum kombinasi dapat mengikuti UNPK
untuk mengukur pencapain SKL Kesetaraan sesuai jenjang (jika menginginkan
ijazah kesetaraan).

B. Pembelajaran
1. Jadwal pelajaran yang memenuhi beban belajar selama setahun dan bersifat fleksibel;
2. Jenis kegiatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak;
3. Setiap keluarga atau lembaga harus memiliki jadwal dan jenis kegiatan yang khusus
dilaksanakan di rumah oleh orangtua masing-masing;
4. Sekolah rumah majemuk mendiskusikan jadwal dan jenis kegiatan dengan anggota
sekolah rumah;
5. Porsi kegiatan bersama (umum) dengan anggota sekolah rumah majemuk tidak boleh
lebih dari 50% dari porsi kegiatan orangtua bersama anaknya selama satu tahun;
6. Pendekatan dan metode pembelajaran sekolah rumah bersifat fleksibel yang dipilih
berdasarkan pertimbangan orangtua dan karakteristik anak;
7. Orangtua/keluarga atau lembaga dapat menyusun dan memilih bahan belajar yang
paling sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak;

17

8. Setiap orangtua atau lembaga penyelenggara dianjurkan menetapkan target pencapaian


kompetensi pembelajaran sesuai SKL Kesetaraan Paket B untuk anaknya (jika ingin
mengikuti UN Kesetaraan).

C. Penilaian Belajar
1.

Penilaian pembelajaran peserta didik Sekolah Rumah yang akan mengikuti ujian
nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Berdasarkan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 63 dinyatakan bahwa penilaian jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah;

2.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk


memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar. Penilaian digunakan untuk
menilai pencapaian kompetensi peserta didik, memperbaiki proses pembelajaran, dan
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar;

3.

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk semua mata pelajaran dengan mempertimbangkan
hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 butir 4
menyatakan bahwa SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
pengetahuan, sikap dan keterampilan;

4.

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan melalui ujian nasional yang
bertujuan untuk menilai pencapaian kompentensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dilakukan dalam bentuk ujian nasional;

5.

Ketentuan kelulusan ujian nasional Paket B sama dengan ketentuan lulusan ujian
nasional reguler. Komposisi penilaian akhir kelulusan ujian nasional peserta didik
sekolah rumah adalah 40% nilai lembaga pendidikan penyelenggara dan 60% nilai
ujian nasional Paket B;

6.

Prinsip, teknik penilaian, dan tata cara pelaksanaan penilaian peserta didik
homeschooling yang akan mengikuti UNPK dilakukan berdasarkan ketentuan
penilaian pendidikan paket B yang diatur dalam peraturan pemerintah, keputusan
menteri dan peraturan teknis lainnya.
18

D. Pelaksanaan UNPK Paket B peserta didik sekolah rumah


1.

Persyaratan peserta ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK)bagi peserta didik


yang belajar secara mandiri melalui sekolah rumah ke pendidikan nonformal Paket B
adalah sebagai berikut:
a. memiliki laporan hasil belajar berupa portofolio, transkrip nilai, rapot, sertifikat,
surat penghargaan, surat keterangan tentang keikutsertaan dalam pelatihan,
pagelaran, pameran, lomba, olimpiade, dan kegiatan unjuk prestasi lainnya, dan
b. memiliki ijazah dari satuan pendidikan setingkat lebih rendah atau lulus SD/Paket
A/MI/Setara SD

2.

Peserta didik sekolah rumah untuk mendapatkan ijazah negara Paket B


dapatmengikuti UNPK.

3.

Tata cara pelaksanaan keikutsertaan peserta didik sekolah rumah yang akan mengikuti
UNPK, diatur lebih lanjut dalam peraturan teknis penyelenggaraan UNPK
olehKementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Standarisasi Nasional
Pendidikan.

19

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN PENYELENGGARAAN
SEKOLAH RUMAH
A. Pemerintah
1.

Kabupaten/Kota
Dinas Pendidikan berkewajiban untuk mengelola, memantau, dan mengendalikan
penyelenggaraan sekolah rumah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
masyarakat yaitu:
a. Membantu penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
sesuai dengan kemampuan Pemerintah Daerah;
b. Menjamin terlaksananya sistem pendidikan yang berkualitas melalui berbagai
layanan dan kemudahan pendidikan sekolah rumah;
c. Mengatur, membina, membimbing, dan mengawasi penyelenggaraan sekolah
rumah;
d. Memberikan layanan dan kemudahan sekolah rumah yang bermutu bagi warga
masyarakat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa
diskriminasi;
e. Mendorong dan mengawasi pelaksanaan kegiatan jam wajib belajar peserta didik di
rumah atau di lembaga.

2.

Provinsi
Dinas Pendidikan berkewajiban untuk melakukan koordinasi dan pengawasan
pelaksanaan penyelenggaraan sekolah rumah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi pengembangan dan pelaksanaan sekolah rumah dengan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menjamin mutu layanan pendidikan;
b. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas sekolah rumah sesuai dengan
kemampuan daerahnya;

20

c. Mendorong dunia usaha/dunia industri untuk berpartisipasi secara aktif dalam


penyelenggaraan dan peningkatan mutu sekolah rumah.

3.

Pusat
a. Menyusun dan menerbitkan berbagai kebijakan untuk penjaminan layanan
pendidikan sekolah rumah yang bermutu;
b. Memberikan fasilitasi bantuan operasional penyelenggaraan sekolah rumah
setingkat SMP sesuai dengan peraturan dan kemampuan yang ada;
c. Menetapkan standar pelayanan minimal dalam penyelenggaraan pendidikan
sekolah rumah.

B. Warga Masyarakat
Setiap warga masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk memperoleh
pendidikan sesuai prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, antara lain:
1. Warga masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat,
keluarga dan lingkungan;
2. Warga masyarakat di wilayah terpencil dan/atau mengalami bencana alam dan/atau
bencana sosial berhak memperoleh pendidikan sesuai dengan kondisi khusus tersebut;
3. Warga masyarakat wajib berpartisipasi demi kemajuan pendidikan guna mendukung
terlaksananya sistem pendidikan yang bermutu termasuk dukungan sumber daya;
4. Warga

masyarakat

wajib

berperan

serta

dalam

penguasaan,

pemanfaatan,

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya untuk meningkatkan
kesejahteraan pribadi, keluarga, bangsa, dan umat manusia;
5. Warga masyarakat yang berusia 13 (tujuh) sampai 18 (delapan belas) tahun atau lebih
wajib mengikuti pendidikan dasar pada salah satu jalur pendidikan sampai tamat;
6. Warga masyarakat memberikan dukungan sumber daya pendidikan untuk kelangsungan
penyelenggaraan pendidikan;
7. Warga masyarakat berkewajiban menciptakan dan mendukung terlaksananya budaya
membaca dan budaya belajar di lingkungannya.
21

C. Orangtua
Orangtua wajib dan berhak

memilih jalur pendidikan serta memperoleh informasi

perkembangan pendidikan anaknya, yang antara lain:


1. Berkewajiban memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anaknya untuk
memperoleh pendidikan;
2. Berkewajiban memberikan kesempatan kepada anaknya untuk berpikir dan berekspresi
sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya;
3. Berkewajiban menerapkan budaya belajar dan mendidik anaknya sesuai kemampuan
dan minatnya serta menetapkan waktu belajar setiap hari di rumah bagi anaknya;
4. Berkewajiban atas biaya untuk kelangsungan pendidikan anaknya sesuai kemampuan,
kecuali orangtua yang tidak mampu dibebaskan dari kewajiban tersebut dan menjadi
tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
5. Berhak mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu bagi anak-anaknya sesuai
dengan jenjang dan jalur pendidikan yang dipilihnya.
D. Masyarakat
Masyarakat mempunyai hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah
rumah antara lain sebagai berikut:
1. Masyarakat berhak dan berkewajiban untuk berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan;
2. Peran serta sebagaimana dimaksud pada poin (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan;
3. Masyarakat berkewajiban menjaga suasana belajar yang kondusif dalam rangka
mendukung budaya belajar peserta didik di lingkungannya;
4. Masyarakat berkewajiban mendukung waktu belajar yang telah ditetapkan oleh
orangtua peserta didik, lembaga penyelenggara pendidikan dan Pemerintah Daerah;
5. Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan
pendidikan.
22

E. Peserta Didik
Peserta didik mempunyai hak dan kewajiban antara lain sebagai berikut:
1. Setiap peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan dan pembelajaran
dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, dan
kemampuannya;
2. Setiap peserta didik yang memiliki kelebihan kecerdasan berhak mendapatkan
kesempatan program akselerasi;
3. Setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya;
4. Peserta didik yang berprestasi dan/atau yang orangtuanya tidak mampu membiayai
pendidikan berhak mendapatkan beasiswa dan/atau bantuan biaya pendidikan dari
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat;
5. Setiap peserta didik berhak memperoleh penilaian hasil belajarnya;
6. Setiap peserta didik berhak mencari, menerima, dan memberikan informasi sesuai
dengan tingkat intelektual dan usianya demi pengembangan dirinya sepanjang sesuai
dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan;
7. Setiap peserta didik berkewajiban menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku;
8. Setiap peserta didik berkewajiban menyelesaikan program pendidikan sesuai kecepatan
belajarnya dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan;
9. Setiap peserta didik berkewajiban menghormati pendidik dan tenaga kependidikan,
menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan
keberhasilan pendidikan;
10. Setiap peserta didik berkewajiban belajar setiap hari efektif sekolah di rumah sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan oleh orangtua dan lembaga pendidikan;
11. Setiap peserta didik berkewajiban memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban, dan keamanan pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
23

BAB VI
PENUTUP

Panduan Teknis ini disusun untuk memudahkan pelaksanaan sekaligus sebagai rujukan teknis
bagi para pemangku kepentingan program Paket B dalam penyelenggaraan Sekolah Rumah.
Hal-hal yang belum diatur dalam panduan teknis ini dapat dikembangkan sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat, dengan tidak bertentangan dengan panduan ini.

Kepada semua pihak, terutama orangtua, lembaga penyelenggara program, pendidik dan tenaga
kependidikan, serta peserta didik dan masyarakat umum, diharapkan dapat berperan aktif dalam
menyukseskan penyelenggaraan Sekolah Rumah untuk kelompok masyarakat yang
membutuhkan layanan pendidikan dengan model tersebut. Dukungan dari pihak pemerintah
pusat dan daerah, serta kelompok masyarakat, sangat diperlukan agar keberhasilan program
dapat optimal sesuai dengan harapan semua pihak.

24

FORMULIR 1
(untuk sekolah rumah majemuk dan komunitas sekolah rumah)

Kop Lembaga Penyelenggara Sekolah Rumah


-----------------------------------------------------------------------------------------TANDA DAFTAR ANAK BELAJAR MANDIRI
(SEKOLAH RUMAH)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lembaga

:............................................

Pemilik/Penyelenggara

:............................................

Alamat

:............................................

Nomor Telpon/HP

:............................................

menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa:


Nama

Anak

:............................................

Umur

Anak

:............................................

Jenjang/Kls Sederajat

:Paket B

Nama Orangtua

:............................................

Alamat

:............................................

Nomor Telepon/HP

:............................................

telah terdaftar sebagai warga belajar pada lembaga kami dan anak maupun orangtua yang bersangkutan
memilih proses pembelajaran mandiri (sekolah rumah).
Demikian Surat Keterangan Tanda Daftar ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
__________, __________20___
Pemimpin Lembaga,

__________________________
(Cap Stempel, nama dan ttd)
*) Coret yang tidak perlu

25

(untuk sekolah rumah tunggal)

FORMULIR 2

TANDA DAFTAR ANAK BELAJAR MANDIRI


(SEKOLAH RUMAH)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Orangtua :............................................


Alamat

:............................................

Nomor Telpon/HP

:............................................

Email

: ............................................

menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa anak saya :


Nama

:............................................

Umur

:............................................

Jenjang/Kls Sederajat

:Paket B

Alamat

:............................................

Nomor Telepon/HP

:............................................

Karena pertimbangan ........................................memilih proses pembelajaran mandiri (sekolah rumah)


yang akan dilaksanakan secara mandiri di keluarga. Untuk itu, kami mohon Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota . dapat mendaftar anak kami sebagai peserta didik setingkat SMP.
Demikian Surat Keterangan Tanda Daftar ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
__________, __________20___
Orangtua,

__________________________
(nama dan ttd)
*) Coret yang tidak perlu

26

FORMULIR 3

Perihal : Permohonan Pendaftaran Penyelenggaraan Sekolah Rumah


Lampiran
: 1 (satu) bundel
Yth.
Kepala Dinas Pendidikan
di
.........................................

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama

: ____________________________

Umur

: ____________________________

Alamat

: ____________________________

Tlp/HP

: ____________________________

Dengan inimengajukan permohonan untuk mendaftar Penyelenggaraan Sekolah Rumah bagi anak saya:
Nama

: ____________________________

Umur

: ____________________________

Alamat

: ____________________________

Tlp/HP

: ____________________________

Untuk bahan pertimbangan, kami lampirkan persyaratan sebagai berikut.


1.

Surat Pernyataan Kesiapan Menyelenggarakan Sekolah Rumah

2.

Surat Pengunduran Diri dari Sekolah

3.

Surat Tanda Daftar pada PKBM

4.

Rapor/Ijazah Terakhir

5.

Surat Pernyataan Format Sekolah Rumah

6.

........................ dst.nya

Demikian, atas perhatian dan kerja samanya disampaikan terima kasih.

__________, __________20___
Pemohon,

________________
(nama orangtua)

27

FORMULIR 4

KOP DINAS PENDIDIKAN KAB./KOTA


-----------------------------------------------------------------------------------------TERDAFTAR SEBAGAI PENYELENG GARA SEKOLAH RUMAH
Nomor :

Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota .................... setelah menilai hasil verifikasi dan
kesanggupan pemohon maka dengan ini memberikan tanda terdaftar sebagai penyelenggara
sekolah rumah bagi warga masyarakat yang tersebut dibawah ini.
Nama

:............................................

Umur

:............................................

Jenjang/Kls Sederajat

:Paket B

Nama Orangtua

:............................................

Alamat

:............................................

Nomor Telpon/HP

:............................................

Dengan ketentuan sebagai berikut.


1.

Penyelenggaraan sekolah rumah bagi anak harus sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2.

Orangtua,

keluarga,

atau

masyarakat

hendaknya

memperhatikan

rambu-rambu

penyelenggaraan sekolah rumah sebagaimana yang tertuang dalam Panduan Teknis


Sekolah Rumah untuk peserta didik Program Paket B.

__________, __________20___
Kepala Dinas,

__________________________
(Cap Stempel, nama dan ttd)

28

Anda mungkin juga menyukai