2014
KATA PENGANTAR
Program paket B merupakan jalur pendidikan nonformal yang memberikan alternatif
pendidikan bagi peserta didik dari kelompok masyarakat yang kurang mampu secara
ekonomi, terkendala sosial, budaya dan faktor geografis. Kelompok masyarakat
dengan kondisi seperti itu belum mendapatkan akses pendidikan, sehingga
memerlukan layanan pendidikan yang harus disediakan oleh pemerintah. Selain untuk
kelompok masyarakat seperti diatas, pendidikan kesetaraan juga memberikan
kesempatan kepada peserta didik melalui jalur pendidikan informal yang dalam hal ini
disebut sekolah rumah (home schooling) untuk mengikuti ujian nasional pendidikan
kesetaraan (UNPK), karena ketentuan yang berlaku mereka tidak dapat mengikuti
ujian nasional reguler.
Peserta didik home schooling sebagian besar adalah masyarakat yang karena faktor
kesempatan terbatas untuk mengikuti sekolah reguler. Keterbatasan kesempatan
mengikuti pendidikan reguler peserta didik home schooling disebabkan oleh tuntutan
profesi,
sosial,
budaya,
dan
pertimbangan
lain
sehingga
keluarga
tersebut
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar belakang
Dasar hukum
Maksud dan tujuan
Sasaran
Pengawasan dan pembinaan pemerintah daerah
i
ii
1
2
3
4
4
5
6
6
7
8
12
12
12
14
15
17
18
19
20
21
22
22
23
BAB VI PENUTUP
24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan sekolah rumah (homeschooling) pada saat ini sangat pesat di Kanada,
Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Di perkirakan terdapat satu juta keluarga yang
mendidik anak-anak mereka sendiri di 50 negara bagian Amerika Serikat. Fenomena
sekolah rumah di negara-negara maju tersebut, walaupun bukan hal baru, juga berkembang
pesat di Indonesia pada akhir dasawarsa ini. Homeschooling menjadi alternatif pendidikan
yang banyak diminati dan diselenggarakan oleh keluarga atau orangtua di kota-kota besar.
Dalam perkembangannya, sekolah rumah juga telah menjadi pilihan keluarga atau orangtua
dengan pertimbangan yang bervariasi.
Secara umum pelayanan sekolah rumah diselenggarakan oleh keluarga-keluarga dengan
beberapa alasan tertentu, seperti: kendala waktu, keamanan, sistem nilai, pembiayaan,
kebutuhan khusus, jaminan kualitas, dan independensi pembelajaran. Deskripsi sederhana
dari berbagai pertimbangan tersebut, misalnya: sulit menyesuaikan antara ritme pekerjaan
orangtua dengan jadwal sekolah anak; jam pelajaran sekolah reguler yang sangat padat bagi
anak; orangtua merasa mampu mendidik anak mereka sendiri di rumah; terdapat keraguan
orangtua terhadap pengembangan potensi diri anaknya di sekolah reguler baik intelektual,
emosional maupun spiritual. Implikasi dari berbagai pertimbangan tersebut melahirkan
berbagai ragam dan format sekolah rumah yang berkembang dan tumbuh subur di
masyarakat.
Ragam dan format sekolah rumah sebagaimana disebutkan di atas, lebih banyak
dilatarbelakangi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi dan kultural masyarakat. Demikian
pula dengan model pelaksanaan sekolah rumah banyak diilhami oleh konsep dan pendapat
para ahli, model sekolah rumah di negara-negara maju, dan tidak jarang orangtua atau
keluarga mencoba format sendiri berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan
yang dimilikinya. Tidak adanya standarisasi format sekolah rumah di Indonesia
menimbulkan keraguan di kalangan orangtua atau keluarga dalam hal pengakuan hasil
1
didikan satuan pendidikan jalur informal tersebut. Oleh karena itu, perkembangan sekolah
rumah selanjutnya mengarah pada layanan pendidikan nonformal dan informal untuk
program Paket B dalam bentuk komunitas sekolah rumah.
Penyelenggaraan sekolah rumah pada dasarnya merupakan peran orangtua yang berhak
memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan
anaknya. Pilihan orangtua terhadap format pendidikan sekolah rumah melalui jalur
pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri dan dapat diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Secara kelembagaan,
sekolah rumah dapat didaftar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) maupun
satuan pendidikan sejenis lainnya. Untuk menjamin peserta didik memperoleh pendidikan
yang bermutu, maka perizinan harus sesuai dengan standar pelayanan minimal yang
berlaku dan menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat.
Menyikapi berbagai persoalan sekolah rumah yang tumbuh dan berkembang di masyarakat,
maka pemerintah sesuai tanggung jawab dan kewenangannya, melalui Direktorat
Pembinaan SMP, Ditjen Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menerbitkan Panduan Teknis Penyelenggaraan Sekolah Rumah yang akan mengikuti Ujian
Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket B. Dengan adanya Panduan Teknis ini,
diharapkan kepada seluruh orangtua, keluarga, dan komunitas baik yang telah maupun akan
menyelenggarakan sekolah rumah agar mendapat informasi yang jelas dan lengkap. Selain
itu, merupakan kewajiban pemerintah dan masyarakat untuk menjamin pengelolaan
sekolah rumah memenuhi standar nasional pendidikan dan setara dengan pendidikan
formal maupun nonformal.
B. Dasar Hukum
1.
2.
3.
4.
5.
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota;
6.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi
Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C;
7.
8.
9.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses
Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C;
D. Sasaran
1. Orangtua penyelenggara sekolah rumah bagi anak-anaknya dalam lingkup keluarga;
2. Pengelola sekolah rumah yang terdiri lebih dari satu keluarga dalam lingkungan
komunitas tertentu;
3. Pengambil kebijakan pengelolaan pendidikan dalam hal ini sekolah rumah pada
tingkatan provinsi dan kabupaten/kota;
4. Stakeholder pendidikan lainnya yang tertarik dengan pengembangan kualitas
penyelenggaraan layanan pendidikan sekolah rumah.
BAB II
PENDIDIKAN SEKOLAH RUMAH
orangtua dalam menyediakan fasilitas serta dorongan untuk lebih mengingatkan anak untuk
belajar. Sekolah adalah institusi kedua setelah keluarga yang besar andilnya terhadap
pembentukan dan pengembangan pengetahuan anak. Namun, sekolah formal sebagai
tempat berlangsungnya proses pendidikan mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang
seringkali tidak dapat memenuhi harapan orangtua maupun kebutuhan anak. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka sebagian orangtua atau keluarga mengupayakan model
pendidikan alternatif homeschooling (sekolah rumah). Di Indonesia sekolah rumah lebih
mengarah pada pendidikan nonformal dan berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
4. Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup
secara fleksibel untuk meningkatkan kehidupannya.
D. Jenis-Jenis Sekolah Rumah
1. Sekolah Rumah Tunggal
Sekolah rumah tunggal adalah sekolah rumah yang dilaksanakan oleh orangtua dalam
satu keluarga yang dilaksanaan khusus bagi anak-anak dalam lingkup satu keluarga dan
tidak bergabung dengan keluarga lain yang menerapkan sekolah rumah.
BAB III
PENYELENGGARAAN SEKOLAH RUMAH
(HOME SCHOOLING)
A. Kelembagaan
1. Penyelenggara Sekolah Rumah
A. Keluarga atau kelompok keluarga;
B. Lembaga pendidikan yang mempunyai ijin penyelenggaraan layanan pendidikan
dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat;
2. Koordinasi, Prosedur, dan Tatacara Penyelenggaraan
a. Tanda Daftar Anak
Setiap
Orangtua/keluarga
dan
lembaga
pendidikan
yang
berkeinginan
menyelenggarakan sekolah rumah tunggal atau majemuk wajib mendaftarkan anakanaknya sebagai peserta didik sekolah rumah
b. Permohonan Pendaftaran
Orangtua/keluarga dan lembaga pendidikan yang berkeinginan menyelenggarakan
Pendidikan Keluarga bagi anak-anaknya mengisi format permohonan pendaftaran.
Lampiran-lampiran permohonan pendaftaran yang dibutuhkan:
1) semua jenis Surat Pernyataan yang dibutuhkan;
2) tanda daftar dari satuan pendidikan nonformal setempat;
3) kurikulum yang akan digunakan (sesuai jenjang);
4) daftar pendidik untuk setiap mata pelajaran/ keterampilan (tidak diperlukan jika orangtua atau keluarga mempunyai kemampuan mengajar untuk setiap mata
pelajaran/ keterampilan untuk jenjang pendidikan sesuai dengan peserta didik
home schooling);
5) sarana dan prasarana pendukung;
6) perencanaan proses pembelajaran;
7) perencanaan pengelolaan sekolah rumah;
8) perencanaan pembiayaan;
9) perencanaan penilaian, evaluasi, dan Ujian Nasional Program Paket B.
8
pemberitahuan tertulis;
b. Verifikasi Faktual
1) Koordinator penilik dan/atau pengawas SMP sesuai wilayah tugas dan/atau
jenjang pendidikan nonformal, mengadakan kunjungan ke rumah keluarga atau
lembaga pendidikan yang bersangkutan untuk mengadakan verifikasi;
2) Orangtua atau keluarga atau ketua lembaga pendidikan wajib berada di tempat
dan mendampingi verifikator (Penilik/Pengawas SMP) saat verifikasi faktual
berlangsung.
3) Verifikasi faktual dilakukan dengan cara:
-
Kabupaten/Kota
untuk
menilai
kelayakan
Penyelenggaraan
10
kelengkapan
administrasi
diatas,
disesuaikan
dengan
kebutuhan
11
B. Tenaga Pendidik
Tenaga Pendidik di sekolah rumah adalah:
1.
2.
C. Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan di sekolah rumah adalah:
1) Orangtua/wali peserta didik;
2) Tenaga Kependidikan lain.
D. Peserta Didik
Peserta didik di sekolah rumah adalah:
1) Yang memiliki keterbatasan waktu untuk belajar di sekolah formal;
2) Ketidakmampuan secara ekonomis;
3) Letak geografis tempat tinggal yang tidak memungkinkan sekolah di pendidikan
formal;
4) Atas pilihan sendiri.
12
Bidang yang
menangani Paket B
Verifikasi Administrasi
Penilik / Pengawas
SMP
Verifikasi Faktual
Informasi Tentang
Kelebihan & Kekurangan
Sekolah Rumah
TANDA DAFTAR
ANAK DI PKBM
USB-SMK
Tim
Pendaftaran Sekolah
Rumah
Peralatan &Buku
Unit Kelengkapan
Administrasi
Perabotan
Tim
Pembang
Tempat
Ketersediaan
unan
Pembelajaran dan
USB-SMK
Pemenuhan
Standar Nasional
Pendidikan Lainnya
Ketersediaan
Kurikulum
Ketersediaan
Pendidik atau Guru
Guru
Prasyarat
Ketersediaan
Peralatan &Buku
Unit Sarana
Pendidikan
Unit Pendidikan
Penanggung jawab
Sekolah Rumah
SEKOLAH
RUMAH
PENDAFTARAN
SEKOLAH RUMAH
oleh
Orangtua/Lembaga
Pembang
Kelengkapan
Sekolah
Administrasi
unan
Rumah
DINAS
PENDIDIKAN
KABUPATEN/KOTA
Persyaratan
Pemilihan Jenis Sekolah
Rumah Sesuai Keinginan
dan Kemampuan
13
2. Evaluasi
a. Evaluasi terhadap penyelenggaraan sekolah rumah dilakukan secara berkala oleh
lembaga pendidikan tempat peserta didik terdaftar, Penilik/Pengawas SMP dan
Dinas Pendidikan kab/kota;
b. Hasil evaluasi Dinas Pendidikan dapat berupa saran dan pendapat dalam rangka
perbaikan mutu penyelenggaraan dan/atau rekomendasi pembekuan aktivitas
sekolah rumah demi menjamin hak-hak dasar anak terpenuhi secara maksimal;
c. Dalam hal orangtua atau lembaga penyelenggara sekolah rumah tidak menerima
keputusan pembekuan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan, maka dapat
mengajukan keberatan.
14
BAB IV
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH RUMAH
A. Kurikulum
Sekolah rumah dapat menggunakan beragam jenis kurikulum, baik kurikulum nasional,
luar negeri, maupun kurikulum yang dikembangkan sendiri oleh orangtua atau keluarga.
Namun, Undang-Undang Sisdiknas Pasal 36, Ayat 1, 2, dan 3 memberikan rambu-rambu
pengembangan kurikulum sebagai berikut:
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional;
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik;
3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b)
peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta
didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah
dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan
nilai-nilai kebangsaan.
a. Kurikulum Nasional
16
C. Kurikulum Kombinasi
1. Orangtua/lembaga penyelenggara sekolah rumah dapat mengkombinasikan
penggunaan
kurikulum
nasional
dengan
kurikulum
luar
negeri
pada
B. Pembelajaran
1. Jadwal pelajaran yang memenuhi beban belajar selama setahun dan bersifat fleksibel;
2. Jenis kegiatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak;
3. Setiap keluarga atau lembaga harus memiliki jadwal dan jenis kegiatan yang khusus
dilaksanakan di rumah oleh orangtua masing-masing;
4. Sekolah rumah majemuk mendiskusikan jadwal dan jenis kegiatan dengan anggota
sekolah rumah;
5. Porsi kegiatan bersama (umum) dengan anggota sekolah rumah majemuk tidak boleh
lebih dari 50% dari porsi kegiatan orangtua bersama anaknya selama satu tahun;
6. Pendekatan dan metode pembelajaran sekolah rumah bersifat fleksibel yang dipilih
berdasarkan pertimbangan orangtua dan karakteristik anak;
7. Orangtua/keluarga atau lembaga dapat menyusun dan memilih bahan belajar yang
paling sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak;
17
C. Penilaian Belajar
1.
Penilaian pembelajaran peserta didik Sekolah Rumah yang akan mengikuti ujian
nasional pendidikan kesetaraan (UNPK) dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Berdasarkan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 63 dinyatakan bahwa penilaian jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah;
2.
3.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk semua mata pelajaran dengan mempertimbangkan
hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 butir 4
menyatakan bahwa SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
pengetahuan, sikap dan keterampilan;
4.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan melalui ujian nasional yang
bertujuan untuk menilai pencapaian kompentensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dilakukan dalam bentuk ujian nasional;
5.
Ketentuan kelulusan ujian nasional Paket B sama dengan ketentuan lulusan ujian
nasional reguler. Komposisi penilaian akhir kelulusan ujian nasional peserta didik
sekolah rumah adalah 40% nilai lembaga pendidikan penyelenggara dan 60% nilai
ujian nasional Paket B;
6.
Prinsip, teknik penilaian, dan tata cara pelaksanaan penilaian peserta didik
homeschooling yang akan mengikuti UNPK dilakukan berdasarkan ketentuan
penilaian pendidikan paket B yang diatur dalam peraturan pemerintah, keputusan
menteri dan peraturan teknis lainnya.
18
2.
3.
Tata cara pelaksanaan keikutsertaan peserta didik sekolah rumah yang akan mengikuti
UNPK, diatur lebih lanjut dalam peraturan teknis penyelenggaraan UNPK
olehKementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Standarisasi Nasional
Pendidikan.
19
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN PENYELENGGARAAN
SEKOLAH RUMAH
A. Pemerintah
1.
Kabupaten/Kota
Dinas Pendidikan berkewajiban untuk mengelola, memantau, dan mengendalikan
penyelenggaraan sekolah rumah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
masyarakat yaitu:
a. Membantu penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
sesuai dengan kemampuan Pemerintah Daerah;
b. Menjamin terlaksananya sistem pendidikan yang berkualitas melalui berbagai
layanan dan kemudahan pendidikan sekolah rumah;
c. Mengatur, membina, membimbing, dan mengawasi penyelenggaraan sekolah
rumah;
d. Memberikan layanan dan kemudahan sekolah rumah yang bermutu bagi warga
masyarakat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa
diskriminasi;
e. Mendorong dan mengawasi pelaksanaan kegiatan jam wajib belajar peserta didik di
rumah atau di lembaga.
2.
Provinsi
Dinas Pendidikan berkewajiban untuk melakukan koordinasi dan pengawasan
pelaksanaan penyelenggaraan sekolah rumah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi pengembangan dan pelaksanaan sekolah rumah dengan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menjamin mutu layanan pendidikan;
b. Memberikan fasilitasi peningkatan kapasitas sekolah rumah sesuai dengan
kemampuan daerahnya;
20
3.
Pusat
a. Menyusun dan menerbitkan berbagai kebijakan untuk penjaminan layanan
pendidikan sekolah rumah yang bermutu;
b. Memberikan fasilitasi bantuan operasional penyelenggaraan sekolah rumah
setingkat SMP sesuai dengan peraturan dan kemampuan yang ada;
c. Menetapkan standar pelayanan minimal dalam penyelenggaraan pendidikan
sekolah rumah.
B. Warga Masyarakat
Setiap warga masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk memperoleh
pendidikan sesuai prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, antara lain:
1. Warga masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat,
keluarga dan lingkungan;
2. Warga masyarakat di wilayah terpencil dan/atau mengalami bencana alam dan/atau
bencana sosial berhak memperoleh pendidikan sesuai dengan kondisi khusus tersebut;
3. Warga masyarakat wajib berpartisipasi demi kemajuan pendidikan guna mendukung
terlaksananya sistem pendidikan yang bermutu termasuk dukungan sumber daya;
4. Warga
masyarakat
wajib
berperan
serta
dalam
penguasaan,
pemanfaatan,
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya untuk meningkatkan
kesejahteraan pribadi, keluarga, bangsa, dan umat manusia;
5. Warga masyarakat yang berusia 13 (tujuh) sampai 18 (delapan belas) tahun atau lebih
wajib mengikuti pendidikan dasar pada salah satu jalur pendidikan sampai tamat;
6. Warga masyarakat memberikan dukungan sumber daya pendidikan untuk kelangsungan
penyelenggaraan pendidikan;
7. Warga masyarakat berkewajiban menciptakan dan mendukung terlaksananya budaya
membaca dan budaya belajar di lingkungannya.
21
C. Orangtua
Orangtua wajib dan berhak
E. Peserta Didik
Peserta didik mempunyai hak dan kewajiban antara lain sebagai berikut:
1. Setiap peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan dan pembelajaran
dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, dan
kemampuannya;
2. Setiap peserta didik yang memiliki kelebihan kecerdasan berhak mendapatkan
kesempatan program akselerasi;
3. Setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya;
4. Peserta didik yang berprestasi dan/atau yang orangtuanya tidak mampu membiayai
pendidikan berhak mendapatkan beasiswa dan/atau bantuan biaya pendidikan dari
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat;
5. Setiap peserta didik berhak memperoleh penilaian hasil belajarnya;
6. Setiap peserta didik berhak mencari, menerima, dan memberikan informasi sesuai
dengan tingkat intelektual dan usianya demi pengembangan dirinya sepanjang sesuai
dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan;
7. Setiap peserta didik berkewajiban menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku;
8. Setiap peserta didik berkewajiban menyelesaikan program pendidikan sesuai kecepatan
belajarnya dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan;
9. Setiap peserta didik berkewajiban menghormati pendidik dan tenaga kependidikan,
menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan
keberhasilan pendidikan;
10. Setiap peserta didik berkewajiban belajar setiap hari efektif sekolah di rumah sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan oleh orangtua dan lembaga pendidikan;
11. Setiap peserta didik berkewajiban memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban, dan keamanan pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
23
BAB VI
PENUTUP
Panduan Teknis ini disusun untuk memudahkan pelaksanaan sekaligus sebagai rujukan teknis
bagi para pemangku kepentingan program Paket B dalam penyelenggaraan Sekolah Rumah.
Hal-hal yang belum diatur dalam panduan teknis ini dapat dikembangkan sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat, dengan tidak bertentangan dengan panduan ini.
Kepada semua pihak, terutama orangtua, lembaga penyelenggara program, pendidik dan tenaga
kependidikan, serta peserta didik dan masyarakat umum, diharapkan dapat berperan aktif dalam
menyukseskan penyelenggaraan Sekolah Rumah untuk kelompok masyarakat yang
membutuhkan layanan pendidikan dengan model tersebut. Dukungan dari pihak pemerintah
pusat dan daerah, serta kelompok masyarakat, sangat diperlukan agar keberhasilan program
dapat optimal sesuai dengan harapan semua pihak.
24
FORMULIR 1
(untuk sekolah rumah majemuk dan komunitas sekolah rumah)
Nama Lembaga
:............................................
Pemilik/Penyelenggara
:............................................
Alamat
:............................................
Nomor Telpon/HP
:............................................
Anak
:............................................
Umur
Anak
:............................................
Jenjang/Kls Sederajat
:Paket B
Nama Orangtua
:............................................
Alamat
:............................................
Nomor Telepon/HP
:............................................
telah terdaftar sebagai warga belajar pada lembaga kami dan anak maupun orangtua yang bersangkutan
memilih proses pembelajaran mandiri (sekolah rumah).
Demikian Surat Keterangan Tanda Daftar ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
__________, __________20___
Pemimpin Lembaga,
__________________________
(Cap Stempel, nama dan ttd)
*) Coret yang tidak perlu
25
FORMULIR 2
:............................................
Nomor Telpon/HP
:............................................
: ............................................
:............................................
Umur
:............................................
Jenjang/Kls Sederajat
:Paket B
Alamat
:............................................
Nomor Telepon/HP
:............................................
__________________________
(nama dan ttd)
*) Coret yang tidak perlu
26
FORMULIR 3
: ____________________________
Umur
: ____________________________
Alamat
: ____________________________
Tlp/HP
: ____________________________
Dengan inimengajukan permohonan untuk mendaftar Penyelenggaraan Sekolah Rumah bagi anak saya:
Nama
: ____________________________
Umur
: ____________________________
Alamat
: ____________________________
Tlp/HP
: ____________________________
2.
3.
4.
Rapor/Ijazah Terakhir
5.
6.
........................ dst.nya
__________, __________20___
Pemohon,
________________
(nama orangtua)
27
FORMULIR 4
Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota .................... setelah menilai hasil verifikasi dan
kesanggupan pemohon maka dengan ini memberikan tanda terdaftar sebagai penyelenggara
sekolah rumah bagi warga masyarakat yang tersebut dibawah ini.
Nama
:............................................
Umur
:............................................
Jenjang/Kls Sederajat
:Paket B
Nama Orangtua
:............................................
Alamat
:............................................
Nomor Telpon/HP
:............................................
Penyelenggaraan sekolah rumah bagi anak harus sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2.
Orangtua,
keluarga,
atau
masyarakat
hendaknya
memperhatikan
rambu-rambu
__________, __________20___
Kepala Dinas,
__________________________
(Cap Stempel, nama dan ttd)
28