Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Arief Binsar T.
3311301008
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Geodesi dan Geomatika
Bentuk bumi merupakan pusat kajian dan perhatian dalam Ilmu ukur tanah. Proses
penggambaran permukaan bumi secara fisiknya adalah berupa bola yang tidak beraturan
bentuknya dan mendekati bentuk sebuah jeruk. Hal tersebut terbukti dengan adanya
pegunungan, Lereng-lereng, dan jurang jurang.
Karena bentuknya yang tidak beraturan maka diperlukan suatu bidang matematis. Para
pakar kebumian yang ingin menyajikan informasi tentang bentuk bumi, mengalami
kesulitan karena bentuknya yang tidak beraturan ini, oleh sebab itu, mereka berusaha
mencari bentuk sistematis yang dapat mendekati bentuk bumi. Awalnya para ahli memilih
bentuk bola sebagai bentuk bumi.
Namum pada hakekatnya, bentuk bumi mengalami pemepatan pada bagian kutubkutubnya, hal ini terlihat dari Fenomena lebih panjangnya jarak lingkaran pada bagian
equator di bandingkan dengan jarak pada lingkaran yang melalui kutub utara dan kutub
selatan dan akhirnya para ahli memilih Ellipsoidal atau yang dinamakan ellips yang
berputar dimana sumbu pendeknya adalah suatu sumbu yang menghubungkan kutub utara
dan sumbu kutub selatan yang merupakan poros perputaran bumi, sedangkan sumbu
panjangnya adalah sumbu yang menghubungkan equator dengan equator yang lain
dipermukaan sebaliknya.
Bidang Ellipsoide adalah bila luas daerah lebih besar dari 5500 Km2, ellipsoide ini di dapat
dengan memutar suatu ellips dengan sumbu kecilnya sebagai sumbu putar a = 6377.397,
dan sumbu kecil b = 6356.078 m.
Bidang bulatan adalah elips dari Bessel mempunyai sumbu kurang dari 100 km. Jari-jari
bulatan ini dipilih sedemikian, sehingga bulatan menyinggung permukaan bumi di titik
tengah daerah. Bidang datar adalah bila daerah mempunyai ukuran terbesar tidak melebihi
55 km (kira-kira 10 jam jalan). Terbukti, bahwa bentuk bumi itu dapat dianggap sebagai
bentuk ruang yang terjadi dengan memutar suatu ellips dengan sumbu kecilnya sebagai
sumbu putar. Bilangan bilangan yang penting mengenai bentuk bumi yang banyak
digunakan dalam ilmu geodesi adalah :
Ellipsoid Bumi Internasional yang terakhir diusulkan pada tahun 1967 oleh: International
Assosiation of Geodesy (l.A.G) Pada Sidang Umum International Union of Geodesy and
Geophysics, dan diterimanya dengan dimensi : Salah satu hal yang harus diperhatikan
berkaitan dengan ellipsoidal bumi adalah bahwa ellipsoide bumi itu mempunyai komponen
komponen sebagai berikut :
a = 6.37788.116660,000 m
b = 6.356.774, 5161 m
e2 = 0, 006.694.605.329, 56
e2 = 0, 006..739.725.182, 32
Salah satu hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan ellipsoidal bumi adalah bahwa
ellipsoide bumi itu mempunyai komponen komponen sebagai berikut :
a adalah sumbu setengah pendek atau jari-jari equator,
b adalah setengah sumbu pendek atau jari-jari kutub,
pemepatan atau penggepengan yaitu sebagai parameter untuk menentukan bentuk
ellipsoidal/ ellips,
eksentrisitet pertama dan eksentrisitet kedua.
kebutuhan, termasuk penentuan kedudukan dengan tingkat presisi yang relatif rendah. Pada
kenyataannya kita ingin menyajikan permukaan bumi dalam bentuk bidang datar.
Oleh sebab itu, bidang bola atau bidang ellipsoide yang akan dikupas pasti ada distorsi atau
ada perubahan bentuk karena harus ada bagian dari bidang speroid itu yang tersobekan
dengan kenyataan tersebut didekati dengan perantara bidang proyeksi. Bidang proyeksi ini
terbagi dalam tiga jenis, yaitu :
Bidang proyeksi bidang datarnya sendiri atau dinamakan perantara azimuthal dan
zenithal,
Bidang perantara yang berbentuk kerucut dinamakan bidang perantara conical,
Bidang proyeksi yang menggunakan bidang perantara berbentuk silinder yang
dinamakan bidang perantara cylindrical.
Dari bidang perantara ini ada aspek geometric dari permukaan bumi matematis itu ke
bidang datar berhubungan dengan luas, maka dinamakan proyeksi equivalent, berhubungan
dengan jarak (jarak di permukaan bumi sama dengan jarak pada bidang datar dalam
perbandingan skalanya) dinamakan proyeksi equidistance dan berhubungan dengan sudut
(sudut permukaan bumi sama dengan sudut di bidang datar) dinamakan proyeksi conform.
Contoh aplikasi yang mempertahankan geometric itu adalah proyeksi equivalent yaitu
pemetaan yang biasanya digunakan oleh BPN, proyeksi equidistance yaitu pemetaan yang
digunakan departemen perhubungan dalam hal ini misalnya jaringan jalan. Sedangkan
proyeksi conform yaitu pemetaan yang digunakan untuk keperluan navigasi laut atau udara.
Berdasarkan bidang perantara yang diterangkan di atas yaitu ada 3 jenis bidang perantara
dan mempunyai 3 jenis geometric maka kita bisa menggunakan 27 kombinasi/ variasi/
altematif untuk memproyeksikan titik-titik di atas permukaan bumi pada bidang datar. Ilmu
ukur tanah pada dasarnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu :
a) Pengukuran kerangka dasar Vertikal (KDV)
b) Pengukuran kerangka dasar Horizontal (KDH)
c) Pengukuran Titik-titik Detail
Jagat raya, alam semesta, atau antariksa adalah ruang yang meluas ke segala arah
dan memiliki batas-batas yang belum dapat diketahui
Jagat raya diduga berbentuk melengkung dan dalam keadaan memuai
Jagat raya terdiri atas galaksi-galaksi atau sistem-sistem bintang yang berjumlah
ribuan.
Galaksi-galaksi terdiri atas benda-benda langit, yang membentuk sistem bintang
yang kecil-kecil.
Jadi, Jagat raya adalah ruang yang maha luas, yang tak dapat diketahui atau
dibayangkan luasnya, namun memiliki batas-batas, berbentuk, melengkung, dan
dalam keadaan memuai.
> Jagat raya dipenuhi oleh bintang-bintang dan kabut-kabut yang memberi medan gravitasi,
di mana cahaya dibelokkan dari arah lurus.
> Jagat raya disebut "kontinum dengan empat dimensi", tidak memuat eter seperti asumsi
teori lama, tapi terdiri atas dua bahan pokok, yaitu cahaya dan materi.
> Gaya Repulsi Kosmis adalah gaya dimana benda-benda bersifat saling menarik dengan
kekuatan yang berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya, tetapi juga mempunyai sifat
saling menolak dengan kekuatan yang berbanding lurus dengan jaraknya.
3. Nebula
> Nebula adalah kabut atau awan debu dan gas yang bercahaya dalam suatu kumpulan
sangat luas.
> ada 2 macam nebula, nebula gas dan nebula spiral.
> nebula spiral adalah galaksi yang juga seperti Bima Sakti, terdiri atas ratusan juta sampai
milayaran bintang, dan berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti.
4. Rasi Bintang
> Rasi bintang atau Konstelasi Bintang adalah kelompok bintang-bintang yang membentuk
pola tertentu dan letaknya berdekatan
contoh : bintang alfa, beta, gamma, dan delta.
> Pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya
mengelilingi. Lalu, pada suatu waktu, melintas bintang lainnya dan menabrak salah satu
bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus
berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang yang tidak
hancur, yaitu matahari.
e. Teori Awan Debu (Weizsaecker dan Kuiper, F.L Whippel dan Hannes Alven)
> Menurut Weizsaecker dan Kuiper : Tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang
terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium). Ketidakteraturan dalam awan tersebut
menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang
sangat cepan dan teratur, sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang
menggelembung menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planetplanet.
> Menurut F.L Whippel dan Hannes Alven : Tata surya berawal dari matahari yang
berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelilingnya yang kemudian membentuk
planet-planet yang beredar mengelilingi matahari.
f, Hipotesis Peledakan Bintang (Fred Hoyle)
> kemungkinan matahari memiliki kawan sebuah bintang dan pada mulanya berevolusi satu
sama lain. Ada juga diantaranya yang memadat dan mungkin terjerat ke dalam orbit
matahari.
g. Hipotesis Kuiper (Gerard P. Kuiper)
> 2 pusat yang memadat berkembang dalam suatu awan antar bintang yang mengandung
gas hidrogen. Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya, kemudian memadat
menjadi bintang tunggal, yaitu matahari. Selanjutnya, kabut menyelimuti pusat yang lebih
kecil yang disebabkan oleh adanya gaya tarik dari massa yang lebih besar, menyebabkan
awan yang lebih kecil terpecah menjadi awan-awan kecil yang disebut protoplanet, dan
setelah waktu yang lama, menjadi planet-planet yang sekarang ini.
2. Struktur Tata Surya
Struktur utama dari tata surya adalah sebagai berikut :
a. Matahari (The Sun)
b. Planet-Planet (The Planets)
c. Bulan (The Moon) dan satelit alam lainnya
d. Asteroid
e. Komet
1) Struktur Matahari
a) Atmosfer Matahari
> Terdiri atas 2 lapisan, yaitu kromosfer dan korona.
> Kromosfer merupakan lapisan atmosfer matahari bagian bawah yang terdiri atas gas yang
renggang berwarna merah dengan ketebalan sekitar 10.000 km. Lapisan ini sangat dinamis
karena sering muncul tonjolan cahaya berbentuk lidah api yang memancar sampai
ketinggian +200.000 km, yang disebut Prominensa (Protuberans).
> Korona adalah lapisan atmosfer matahari bagian atas yang terdiri atas gas yang sangat
renggang berwarna putih/kuning kebiruan dan mempunyai ketebalan mencapai ribuan
kilometer.
b) Fotosfer Matahari
> Merupakan lapisan berupa bulatan berwarna perak kekuningan yang terdiri atas gas padat
bersuhu tinggi.
> Di sekililing umbra biasanya terdapat lingkaran yang lebih terang disebut penumbra.
> dibagian ini sering terlihat adanya bintik/noda hitam yang disebut sebagai Sun Spots.
> Perbedaan waktu rotasi di ekuator dan kutub matahari disebabkan oleh materi dari
matahari yang terdiri atas gas yang berbeda tingkat keregangannya (densitas)
c) Barisfer atau Inti Matahari
> berdiameter sekitar 500.000 km dan temperatur sekitar 15.000.000 C. Pada bagian ini
terjadi reaksi inti beranting putar yang menyebabkan terjadinya sintesa hidrogen menjadi
helium dengan karbon sebagai katalisatornya.
bagian-bagian matahari:
a) Fotosfer
b) Limb, bagian tepi dari cakram matahari
c) Granulasi, adalah bagian perumakaan yang lebih muncul dari bagian dalam matahari.
berukurang 300-1.300 km dari tepi ke tepi, dan bertahan sampai 10 menit.
d) Kromosfer
e) Korona
f) Angin Matahari, adalah suatu aliran partikel-partikel subatomis bergerak ke dalam
ruang angkasa dengan kecepatan 350-800km/detik dan merupakan perluasan bagi korona.
g) Prominensa, adalah awan-awan hidrogen yang sangat besar dengan tinggi kira-kira
200.000 km
h) Flare, adalah gangguan pada bagian bawah korona yang terlihat sebagai kilatan-kilatan
cahaya yang cemerlang
i) Spikula, adalah kelompok-kelompok pancaran hidrogen, dengan ketinggian 8.00010.000 km. Spikula berasal dari kromosfer. Setiap Spikulad apat bertahan sampai 15 menit.
2) Pergerakan Matahari
> Rotasi Matahari adalah gerakan matahari berputar pada sumbunya yang berlangsung
sekitar 25,5 hari di bagian ekuator dan sekitar 27 hari di bagian kutub matahari untuk satu
kali putaran
> Revolusi Matahari adalah gerakan matahari beserta anggota-anggotanya mengelilingi
pusat galaksi Bima Sakti.
b) Planet-planet (The planets)
> Kata planet berasan dari bahasa Yunani yaitu planetai, yang berarti pengembara.
> Planet adalah benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri, berbentuk bulatan,
dan beredar mengelilingi bintang (Matahari).
> Sebagian mempunyai pengiring/pengikut yang disebut satelit yang beredar mengelilingi
planet.
> Sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat, yakni :
1. Mengorbit matahari;
2. Berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat; dan
3. Memiliki jalur orbit yang jelas dan "bersih" (tidak ada benda langit lain pada orbit
tersebut).
Klasifikasi Planet-planet :
1. Berdasarkan massanya :
a) Planet bermassa besar (Superior Planet) terdiri atas Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
b) Planet bermassa kecil (Inferior Planet) terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
2. Berdasarkan Jaraknya ke Matahari :
a) Planet dalam (Interior Planet) adalah planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih
pendek daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke Matahari, terdiri atas Planet Merkurius dan
Venus.
Sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari dengan suatu planet
disebut elongasi. Elongasi planet dalam (Interior planet) dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu elongasi barat (suatu planet berada di sebelah barat matahari dilihat dari bumi) dan
elongasi timur (suatu planet berada di sebelah timur matahari dilihat dari bumi)
b) Planet luar (Eksterior Planet) adalah planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari
lebih panjang daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke Matahari, terdiri atas Planet Mars,
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dilihat dari bumi, sudut elongasinya sekitar 0-180 derajat.
ila mencapai 180derajat, berarti sedang berada dalam kedudukan oposisi, yaitu kedudukan
suatu planet berlawanan arah dengan posisi matahari dilihat dari bumi, berarti planet
tersebut berada pada jarak paling dekat dengan bumi.
Bila 0derajat, berarti sedang berada dalam kedudukan konjungsi, yaitu suatu kedudukan
planet yang berada dalam posisi searah dengan matahari dilihat dari bumi, berarti planet
tersebut berada pada jarak paling jauh dengan bumi.
c) Komet
> komet merupakan anggota tata surya yang terdiri atas pecahan benda angkasa, es dan gas
yang membeku.
> strukturnya terdiri atas kepala (selubung gas disebut koma) dan ekor komet (dapat
mempunyai panjang sampai ribuan kilometer yang arahnya selalu menjauhi matahari).
Klasifikasi komet
1) Komet berekor panjang, yaitu komet yang garis lintasannya sangat jauh melalui daerahdaerah yang sangat dingin di angkasa, sehingga berkesempatan menyerap gas-gas di
daerahyang dilaluinya, ketika mendekati matahari komet tersebut melepaskan gas sehingga
membentuk koma & ekor yang sangat panjang. Contoh Komet Berekor Panjang
(Komet Kohoutek)
2) Komet berekor pendek, yaitu komet yang garis lintasannya sangat pendek sehingga
kurang mempunyai kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya, ketika
mendekati matahari komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya
membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tak berekor. Contoh Komet
Berekor Pendek (Komet Encke)
d) Asteroid
> Asteroid/Planetoid adalah benda-benda langit berukuran kecil yang bergerak mengelilingi
matahari.
>ditemukan antara Orbit Mars dan Jupiter
e) Meteor dan Meteorit
> Meteor adalah benda angkasa berupa pecahan batuan yang jatuh masuk ke dalam
atmosfer bumi
> Meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan sampai ke permukaan bumi
disebut Meteorit
> Berdasarkan jenis kandungan unsurnya, dibedakan menjadi :
1. Meteorit batu : adalah meteorit yang kandungan materinya sebagian besar terdiri atas
kalsium dan magnesium
2. Meteorit Logam : adalah meteorit yang kandungan materinya sebagian besar terdiri atas
ferum dan nikel
f) Bulan
> Bulan adalah benda angkasa berbentuk bulat yang beredar mengelilingi bumi dalam suatu
lintasan garis edar tertentu (orbit), oleh karena itu disebut sebagai satelit alami bumi.
> Diameter bulan +/- 3.476 km
> Parak rata-rata ke bumi : +/- 384.000 km
> Periode Rotasi : +/- 27,3 hari/satu bulan sideris (peredaran bulan mengelilingi bumi
dalam suatu lingkaran penuh/360derajat)
> Periode Revolusi : +/- 27,3 hari
> Suhu pada siang hari mencapai 100 C, malam hari mencapai -150 C
> Fase Bulan adalah perubahan sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan
antara matahari, bumi, dan bulan, yang menyebabkan terjadinya perubahan tampak bulan
dilihat dari bumi
3. Gerhana
> Apabila dalam peredarannya, baik bumi maupun bulan berada dalam suatu garis lurus
dengan matahari maka memungkinkan terjadinya gerhana matahari/gerhana bulan
a) Gerhana Matahari
> Gerhana matahari adalah gerhana yang terjadi akibat bayang-bayang bulan mengenai
bumi, artinya cahaya matahari yang menuju bumi pada siang hari terhalang oleh bulatan
bulan, karena diameter bulan lebih kecil dari permukaan bumi, maka hanya terjadi +/- 7
menit.
> ada 3 macam gerhana matahari, yaitu :
a. Gerhana Total
b. Gerhana Parsial
c. Gerhana Matahari Cincin (Gelang)
b) Gerhana Bulan
> Gerhana bulan adalah gerhana yang terjadi akibat bayang-bayang bumi mengenai bulan,
artinya cahaya matahari yang menuju bulan pada malam hari terhalang oleh bulatan bumi.
Karena diameter bumi lebih besar dari bulan, maka seluruh bulatan bulan tertutup oleh
bulatan bumi, sehingga akan berlangsung selama +/- 1 jam 40 menit.
Sebagai contoh, jika titik P terletak di koordinat x = 3, y = 4 dan z = 12, maka diperoleh r =
13, Alpha = 53,13 derajat dan Beta = 67,38 derajat.
Di atas telah dibahas transformasi dari koordinat Kartesian ke koordinat bola. Berikut ini
dibahas beberapa sistem koordinat yang penting dalam ilmu hisab, yaitu:
1.
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate).
2.
Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate).
3.
Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik (Geocentric Equatorial Coordinate).
4.
Sistem Koordinat Horison (Horizontal Coordinate).
Keempat sistem koordinat di atas termasuk ke dalam koordinat bola. Sebenarnya masih ada
sistem koordinat lainnya, seperti Sistem Koordinat Ekuator Toposentrik (Topocentric
Equatorial Coordinate) namun Insya Allah dibahas pada kesempatan lain.
Sekilas, banyaknya sistem koordinat di atas bisa membuat rumit. Namun pembagian sistem
koordinat di atas berasal dari benda langit manakah yang dijadikan pusat koordinat, apakah
bidang datar sebagai referensi serta bagaimana cara mengukur posisi benda langit lainnya.
Penting pula untuk diketahui bahwa seluruh benda langit dapat dianggap seperti titik. Bisa
pula dianggap seperti benda yang seluruhnya terkonsentrasi di pusat benda tersebut. Jika
kita memperoleh jarak bumi-bulan, maka yang dimaksud adalah jarak antara pusat bumi
dengan pusat bulan.
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik
sebenarnya identik. Yang membedakan keduanya hanyalah manakah yang menjadi pusat
koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik, yang menjadi pusat koordinat
Sudut kemiringan ini sebenarnya tidak bernilai konstan sepanjang waktu. Nilainya semakin
lama semakin mengecil. Masalah ini Insya Allah akan dibahas pada kesempatan lain.
Disini, LST adalah Local Sidereal Time, yang sudah penulis bahas sebelumnya pada tulisan
tentang Macam-Macam Waktu (/syariah/ilmu-hisab/macam-macam-waktu.htm)
Catatan penting: Dalam banyak buku referensi, azimuth seringkali diukur dari arah selatan
(South) yang memutar ke arah barat (West). Gambar 7 di atas juga menunjukkan bahwa
azimuth diukur dari arah Selatan. Namun demikian, dalam pemahaman umum, orang
biasanya menjadikan arah Utara sebagai titik referensi. Karena itu dalam tulisan ini penulis
menjadikan sudut azimuth diukur dari arah Utara. Untuk membedakannya, lambang untuk
azimuth dari arah selatan dinyatakan sebagai As, sedangkan azimuth dari arah utara
dinyatakan sebagai A saja. Hubungan antara As dan A adalah A = As 180 derajat. Jika As
atau A negatif, tinggal tambahkan 360 derajat.
Suatu sistem koordinat dengan sistem koordinat lainnya dapat dihubungkan melalui
transformasi koordinat. Misalnya, dari algoritma untuk menghitung posisi bulan menurut
sistem koordinat ekliptika geosentrik, kita dapat menentukan jarak bulan dari pusat bumi,
sudut lambda dan beta. Selanjutnya, sudut lambda dan beta ditransformasi untuk mendapat
sudut alpha dan delta dalam sistem koordinat ekuator geosentrik. Dari alpha dan beta, serta
memperhitungkan posisi pengamat (bujur dan lintang) dan waktu saat
pengamatan/penghitungan, maka sudut ketinggian (altitude) dan azimuth bulan menurut
sistem koordinat horison dapat diketahui dengan tepat. Rumus-rumus transformasi
koordinat yang membutuhkan pengetahuan trigonometri Insya Allah akan dibahas pada
tulisan mendatang.
Rerata hari sideris ialah 23j,56m04, 09053S, durasi hari bintang ialah 23j 56 m 098953
S (M), dan durasi hari matahari ialah 24 jam (M)
2. Tahun
Selain skala waktu, di dalam astronomi sering digunakan skala tahun, seperti tahun
tropis, tahun sideris, tahun gaussian, tahun besselian, tahun julian, tahun anomalistik,
tahun drakonik, tahun bulan, tahun platonik, dan tahun galaktik.
a. Tahun Tropis
Tahun Tropis adalah durasi waktu yang diperlukan oleh matahari untuk kembali
ke kedudukan semula dalam satu siklus pergantian musim, misal dari titik musim semi
kembali ke titik musim semi.
b. Tahun Gaussian
Tahun Gaussian ialah panjang tahun sideris yang dihitung oleh seorang pakar
astronomi dan matematika Carl Friedrich Gauss dalam studinya tentang dinamika sistem
tata surya.
Satu tahun Gaussian = 2/k (k adalah konstanta gravitasi Gauss, dan jarak rerata
c. Tahun Besselian
Tahun Besselian dikembangkan oleh Friederich Bessel, meliputi skala waktu dan
epok. Satuan skala tahun Besselian ialah tahun tropis, sedangkan epok awal tahun
Besselian didefenisikan bertepatan dengan saat kedudukan bujur mean sun (M)
mencapai 280o
Sebagai contoh, waktu dalam tahun Besselian yang bertepatan dengan epok 17
Agustus 10.00 WIB ialah B1945,62538. Bilangan 0,62538 ialah fraksi tahun tropis
terhitung sejak awal tahun Besselian B1945,0
d. Tahun Julian
Tahun Julian ialah tahun menurut kalender Julian yang dikembangkan oleh Julius
Ceasar (46 sebelum masehi) dengan satuan skala tahun 365, 25 hari. Skala tahun ini
kemudian diturunkan satuan abad julian yang durasi 36,525 hari (M)
e. Tahun Anomalistik
Tahun Anomalistik ialah periode orbit bumi mengelilingi matahari dari kedudukan
perihelion kembali ke perihelion, atau dari aphelion kembali ke aphelion.
Pada Gambar 3, P dan A ialah masing-masing proyeksi perigee dan apogee pada bola
langit (ekliptika), orbit bumi mengalami bvariasi sedemikian sehingga kedudukan
perihelion dan aphelion perlahan-lahan bergeser maju (searah gerak orbit bumi)
Panjang tahun anomalistik terhitung = 365, 259635864 hari
f. Tahun Drakonik
Disebut juga tahun gerhana atau eclipse year ialah periode orbit semu tahunan
matahari relatif terhadap titik nodal bulan. Titik nodal bulan adalah titik perpotongan
orbit bulan dengan bidang ekliptika.
Pada Gambar 3, N1 dan N2, ialah proyeksi titik nodal bulan pada bola langit.
Panjang tahun drakonik sekitar 346,620075883 hari.
g. Tahun Bulan
Tahun bulan ialah periode waktu bagi 12 kali siklus fase blan dilihat dari bumi.
Siklus fase bulan ialah siklus perubahan fase bulan mulai dari bulan mati (konyungsi)
ke perempatan pertama, bulan purnama (oposisi), perempatan terahir, dan kembali bulan
mati.
Panjang rerata tahun bulan ialah sekitar 354, 37 hari.
h. Tahun Platonik
Tahun Platonik atau great year atau equinoctical cyclus adalah gerak ekuinoks
sepanjang ekliptika yang durasinya sekitar 25.800 tahun karena fenomena presisi.
Periode ini tidak dapat dapat dihitung dengan akurat karena laju presisi yang
bervariasi.
i. Tahun Galaktik
Tahun galaktik adalah periode orbit sistem tatasurya matahari mengelilingi pusat
galaksi bimasakti.
Panjang tahun galaktik sekitar 230 juta tahun.
GAST (Greenwich Apprent Sidereal Time) dan GMST (Green Mean Sidereal
Time) ialah masingmasing waktu sideris sejati dan waktu sidereal rerata untuk
meridian greenwich.
2. Waktu Matahari
Waktu Matahari itu didasarkan dari ide bahwa saat matahari mencapai titik tertinggi
di langit, saat tersebut dinamakan tengah hari.
Waktu Matahari nyata itu didasarkan dari hari Matahari nyata, di mana interval di
antara dua kali kembalinya matahari ke lokal meridian. Waktu Matahari bisa diukur
dengan menggunakan jam Matahari.
Waktu Matahari rata-rata (mean solar time) adalah jam waktu buatan yang
dicocokan dengan pengukuran diurnal motion (gerakan nyata bintang mengelilingi bumi)
dari bintang tetap agar cocok dengan rata-rata waktu Matahari nyata.
Gambar 5. Waktu matahari (M = mean sun, S = proyeksi matahari sejati pada ekuator
langit)
Pada Gambar 5 menyajikan sketsa proyeksi bola langit pada ekuator langit dilihat
dari kutub utara langit
Panjangnya waktu Matahari rata-rata adalah konstan 24 jam sepanjang tahun
walaupun jumlah sinar matahari di dalamnya bisa berubah. Satu hari Matahari nyata bisa
berbeda dari hari Matahari rata-rata (yang berisi 86.400 detik) sebanyak 22 detik lebih
pendek sampai dengan 29 detik lebih panjang. Karena banyak hari-hari panjang atau
hari-hari pendek ini terjadi secara berturut-turut, perbedaan yang terkumpul bisa
mencapai hampir 17 menit lebih awal atau lebih dari 14 menit terlambat. Perbedaan
antara waktu Matahari nyata dan waktu Matahari rata-rata itu dinamakan persamaan
waktu.
Titik waktu dalam sistem waktu matahari didasarkan pada sudut waktu matahari.
Pukul 00:00:00 waktu matahari didefenisikan bertepatan dengan saat matahari
berkulminasi atas, yaitu saat sudut waktu matahari sama dengan nol pada meridian lokal
Pukul 24:00:00 waktu matahari berkulminasi bawah, yang mana waktu matahari
dumulai.
3. Waktu Universal
Waktu universal (bahasa Inggris Universal Time, disingkat UT) adalah satu
ukuran waktu yang didasari oleh rotasi bumi.
Satuan ini adalah kelanjutan modern dari GMT, yaitu, mean waktu matahari di
meridian di Greenwich, Inggris, yang secara lazim dianggap sebagai bujur geografis 0
derajat.
GMT sering secara keliru dianggap sebagai kesamaan dari UTC. Sebenarnya, GMT
yang dulu telah dibagi dua, menjadi UTC dan UT1.
Waktu universal (UT) dikembangkan dari GMT pada tahun 1928 dengan
pengertian bahwa hari matahari berawal an berakhir pada tengah malam, saat mean sun
berkulminasi bawah pada meridian greenwich.
WAKTU EFEMERIS
Waktu Ephemeris (Ephemeris Time - ET) didefinisikan oleh Perserikatan
Astronomi Internasional (International Astronomical Union -IAU) pada tahun 1952
sebagai pengganti Waktu Universal (Universal Time - UT) yang sering digunakan
dalam ephemeride pada tahun 1960 hingga tahun 1983.
Telah diketahui semenjak akhir abad ke 18, bahwa putaran bumi terus kehilangan
kecepatannya bila diukur dengan gerakan planet-planet disekeliling orbit tata surya
kita. Perubahan-perubahan musiman dalam rotasi bumi diamati disekitar tahun 1930, dan
memberikan kesimpulan bahwa Waktu Universal (UT) tidak cocok untuk digunakan
dalam perhitungan gerakan-gerakan planet. Pada tahun 1939, IAU mengangkat sebuah
harga dari konstan gravitasi Gauss yang memberikan harga ET, dan dasar teori ET
dikembangkan dalam tahun-tahun 1940-an dan 1950-an, dan akhirnya disempurnakan
pada tahun 1960-an.
Jam atom Caesium mulai beroperasi pada tahun 1955, dan dengan cepat membuat
jelas bahwa rotasi bumi berubah-ubah secara random. Ini menyakinkan ketidakcocokan harga mean detik matahari dari Waktu Universal (UT) sebagai satuan ukuran