Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Aliyah Fatmawati
11508036
Ika Mulyaningsih 11508037
KESIMPULAN
Shalat Jum'at adalah ibadah shalat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara berjamaah
dan dilaksanakan setelah khutbah. Shalat Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi laki-laki / pria
dewasa beragama Islam, merdeka dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu. Jadi bagi para
wanita / perempuan, anak-anak, orang sakit dan budak, shalat jumat tidaklah wajib hukumnya.
1.
2.
3.
Bahwa shalat Jumat terdapat banyak hikmah yang terkandung berupa nilai-nilai positif yakni:
Nilai sosial
- Dapat menjalin silaturahmi dimana ketika melaksanakan shalat jumat kita bertemu dengan
orang banyak.
- Dalam sholat jumat juga tertanam nilai-nilai persatuan umat. Tertanam di dalamnya nilai-nilai
sosial bermasyarakat.
- Dalam shalat jumat menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. Semua
sama antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya.
Nilai kesehatan
Ketika kita disunahkan mandi, memotong kuku, menghilangkan bulu yang telah panjang termasuk
mengandung nilai kesehatan karena dapat membuat tubuh bersih dan terhindar dari berbagai
penyakit.
Dari setiap gerakan shalat jumat yang dilakukan terdapat nilai kesehatan dari gerakan takbiratul
ihram sampai salam. Misalnya salah satu gerakan dari Takbiratul Ihram : Berdiri tegak,
mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan menambah kekuatan otot
lengan.
Nilai Religius
Ketika dikumpulkannya umat muslim di masjid untuk melaksanakan shalat jumat guna kembali
mengingat Allah, mengenal tauhid-syirik, ibadah-muamalah, halal-haram, sunnah-bidah, dan
ilmu-ilmu yang menyempurnakan peribadatan seorang hamba kepada Rabb-nya.
Selain itu nilai religius yang terkandung ketika seorang datang kemasjid untuk melaksanakan
shalat jumat datang di waktu pertama maka seseorang tersebut mendapatkan pahala seperti
berkurban seekor unta. Yang datang di waktu yang kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi.
Yang datang di waktu yang ketiga, ia seperti berkurban seekor kambing gibas. Yang datang di
waktu yang keempat, ia seperti berkurban seekor ayam. Dan yang datang di waktu yang kelima,
maka ia seperti berkurban sebutir telur.
Sri Kurniawati11508010
Atik Laila
11508011
Zakat mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pemberi, penerima dan bagi kehidupan
masyarakat pada umumnya. Pengaruh bagi pemberi diantaranya: mensucikan jiwa dari sifat kikir,
mendidik berinfak dan memberi, berakhlak dengan akhlak Allah, merupakan manifestasi syukur atas
nikmat Allah, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan kekayaan batin, menarik rasa simpati
dan cinta, mensucikan harta dari bercampurnya dengan hak orang lain, mengembangkan dan
memberkahkan harta.
Pengaruh bagi penerima, diantaranya: zakat akan membebaskan si penerima dari kebutuhan,
dan menghilangkan sifat dengki dan benci. Sedangkan pengaruh bagi kehidupan sosial kemasyarakatan
adalah zakat adalah satu bagian dari aturan jaminan sosial dalam Islam, dari segi ekonomi adalah
merangsang si pemilik harta kepada amal perbuatan untuk mengganti apa yang telah diambil dari
mereka, Zakat dan tegaknya jiwa umat.
Zakat juga memiliki nilai-nilai yang sangat penting yang terkandung di dalamnya, diantaranya:
nilai religius, nilai kasih sayang, nilai ekonomi, nilai politik dan nilai sosial.
Arif Rahman Hakim 11508012
Mashuri Adi Nugroho 11508014
UNDANG-UNDANG ZAKAT
Disahkannya Undang-Undang (UU) Pengelolaan Zakat di Indonesia pantas disyukuri. UU ini
banyak memberikan implikasi positif perzakatan. UU Pengelolaan Zakat secara yuridis menetapkan
adanya proses pengesahan dua lembaga pengelola zakat yakni lembaga yang dibentuk pemerintah
Badan Amil Zakat dan lembaga yang dibentuk masyarakat yang dikukuhkan pemerintah yang disebut
Lembaga Amil Zakat.
UTNAWATI MONICA 11 5080 40
ULY ULYA
11 5080 61
UNDANG-UNDANG ZAKAT DI INDONESIA
Zakat yaitu ibadah dalam bidang harta yang mengandung hikmah dan manfaat yang demikian
besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan muzakki, mustahik, harta yang dikeluarkan zakatnya,
maupun bagi masyarakat keseluruhan. Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 38 tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat dengan Keputusan Mentri Agama (KMA) No. 581 tahun 1999 tentang
pelaksanaan Undang-undang No.38 tahun 1999 Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat
dan Urusan Haji Nomor D/tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
Dalam pembahasan makalah yaitu BAB III UU RI Nomor 38 tahun 1999 pasal 6, 7, 8, 9, dan 10
tentang pengelolaan Zakat. BAB II Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 pasal 4 dan 5 tentang
Asas dan Tujuan. Undang-undang RI Nomor 38 tahun 1999 BAB III pasal 6, 7, 8, 9, dan 10 tentang
Organisasi Pengelolaan Zakat. BAB IV UU RI Nomor 38 tahun 1999 pasal 11, 12, 13, 14, dan 15
tentang Pengumpulan Zakat. BAB V UU RI Nomor 38 tahun 1999 pasal 16 dan 17 tentang
Pendayagunaan Zakat. BAB VI UU RI Nomor 38 tahun 1999 pasal 18, 19, dan 20 tentang
Pengawasan. Dan BAB VII UU RI Nomor 38 tahun 1999 pasal 21 tentang Sanksi.
Undang-undang tersebut mendorong upaya pembentukan lembaga pengelola zakat yang amanah,
kuat dan dipercaya oleh masyarakat. Pengelolaan zakat oleh negara amat penting untuk optimalisasi
dan efektifitas dalam penghimpunan dan penyaluran zakat. Dengan adanya pengelolaan zakat oleh
negara sebagai upaya untuk memberdayakan perekonomian masyarakat, mampu meningkatkan
kesejahteraan kelompok ekonomi lemah.
Siti astuti
Daud Eko Saputra
Nilai Dalam Ibadah Puasa
Secara garis besar nilai puasa dapat dijelaskan sebagai berikut :
11508015
11508016
1. Nilai rohani
Bertujuan untuk melatih disiplin rohani agar dapat mengekang dan mengontrol hawa nafsu,
supaya manusia siap menghadapi penderitaan dan cobaan serta menjauhkan diri dari segala
sesuatu yang terlarang dan memperbanyak kegiatan, amal sholeh, kemanusiaan dan kasih
sayang.
2. Nilai jasmani/kesehatan
Puasa merupakan sustu proses mengistirahatkan perut dengan segala perlengkapannya, sebagai
terapi, untuk menambah atau memulihkan kesehatan.
3. Nilai pendidikan
Sebagai latihan dan pembiasaan, membentuk pendidikan akhlak,melatih kedisiplinan,
mewujudkan pendidikan kesatuan umat.
4. Nilai budaya
Puasa sebagai tradisi keagamaan yang memiliki makna universal dapat menjadi energi positif
bagi seluruh umat manusia tanpa dibatasi oleh budaya, gender, bahasa, teologis maupun politis.
5. Nilai sosial
Melatih diri untuk meminimalisasi sikap bakhil dan individualisme sehingga mau berbagi
dengan orang lain, mengingatkan seseorang kepada sebagian saudaranya yang merasakan lapar
dan dahaga sepanjang waktu, dapat memahami dirinya sendiri, kelemahan dan kebutuhan
dirinya di dunia maupun kebutuhan terhadap Rabb-nya, mengingat akan nikmat yang telah
diberikan Allah kepadanya.
TADZKIROH
11508041
KESIMPULAN
NILAI NILAI PUASA
Dalam puasa mempunyai nilai-nilai positif dan bermanfaat bagi orang yang menjalankan baik
dari segi diri sendiri, sosial, kesehatan, ilmiah, psikologi dan tingkat kecerdasan pada orang yang
berpuasa. Dengan demikian puasa yang dikerjakan sesuai dengan ajaran Islam, akan mendatangkan
keuntungan ganda, antara lain: ketenangan jiwa, menghilangkan kekusutan pikiran, serta
menghilangkan ketergantungan jasmani dan rohani terhadap kebutuhan lahiriah saja.
Pratiwi Pancawati
Inna Imroatun
11508017
11508018
Perbedaan pendapat tentang penggunaan metode rukyat dan hisab dalam penetapan awal bulan
lebih disebabkan perbedaan dalam menafsirkan hadis dan ayat-ayat al-Quran.
Perbedaan hasil penetapan awal bulan dengan metode rukyat dan hisab juga terjadi karena
adanya perbedaan di kalangan ahli rukyat dan ahli hisab sendiri. Perbedaan patokan dan kriteria yang
menjadi pedoman pelaksanaan metode rukyat dan hisab.
1. Perbedaan di kalangan ahli rukyat para ahli rukyat belum sepakat tentang mathla., yaitu sejauh
mana berlakunya hasil rukyat suatu tempat.
2. Perbedaaan di kalangan ahli hisab yaitu perbedaan sistem referensi hisab yang digunakan di
Indonesia. Ada 3 kelompok yaitu hisab taqriby, hisab tahqiqy dan hisab kontemporer. Perbedaan
cara penghitungan tersebut bisa menyebabkan perbedaan hasil yang menyebabkan berbedanya hari
pertama bulan hijriyah.
Metode rukyat mengandung nilai kepatuhan dalam mengikuti metode Rasulullah saw dalam
menjalankan ibadah. Nilai ini memang hendaknya selalu kita pelihara dalam menjalankan agama Islam
secara baik dan benar.
Metode Hisab mengandung nilai perkembangan ilmu pengetahuan yang sudah sangat maju.
Keinginan manusia untuk selalu mencari ilmu dan mengembangkan pengetahuan seperti yang
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Sebagai Umat Islam kita selayaknya berlaku arif dalam menyikapi adanya perbedaan hasil
penentuan awal bulan yang terjadi. Sebagai warga negara yang baik kita seyogyanya mengikuti
keputusan pemerintah. Namun apabila ada pendapat yang berbeda maka kita harus saling menghormati
dan tidak menganggapnya sebagai masalah yang besar karena itu adalah keyakinan.
PERBEDAAN=
WUJUDUL HILAL=0,.....= senin=
RUKYATUL HILAL= Harus melihat dengan mata kepala= 0, 2= selasa, Mendung=
genapkan
Nazdiroh Nur Chayati 11508019
Maqooshidul Falaasifah 11508020
moral, bahkan hal terkecil sekalipun yang kita lakukan, nilai ekonomi; agar umat manusia
menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka. Nilai budaya; agar sepulangnya dari melaksanakan
ibadah haji, transformasi prilaku dan budaya menjadi ke arah yang lebih baik dan berkualitas dari
yang sebelumnya ini merupakan asset yang abstrak yang dapat merubah tatanan kehidupan kearah
yang sejahtera baik untuk membangun diri seutuhnya , orang lain dan lingkungannya.
MUHAMMAD ANSORI
FISKA ERMA FANITA
11508045
12508025
HAJI
Haji adalah termasuk rukun Islam yang ke lima tetapi di lain sisi memiliki aspek yang sangat
dominan yang meliputi aspek social politik,ekonomi,etika,kejiwaan,ibadah,selain itu dalam ibadah haji
terdapat pengakuan akan keesaan Allah SWT.kebesaran dan keagungan,dan kesaksian akan kebesaran
Nabi Muhammad SAW,Demikian pula terdapat pengorbanan harta benda yang dibarengi dengan
ketabahan menghadapi kesulitan-kesulitan jasmani akibat perjalanan dan keberadaan disatu tempat
yang berbeda dengan kebiasaan dan kemudahan kemudahan yang biasa di peroleh ditempat tinggal
masing-masing . hendaknya janganlah aspek materil tersebut dijadikan pegangan atau dianggap
sebagai tujuan akhir dari ketetapan norma hukum-hukum syara hendaknya seorang muslim
menetapkan ibadah haji dalam posisi yang melebihi tingkat materil tersebu.
Dengan demikian ibadah haji sehingga pada ahirnya seorang muslim benar-benar dapat
menghayati bahwa dia adalah hamba Allah yang telah menyerahkan dirinya serta bersedia melakukan
apa saja yang diperintahkannya . hikmah ibadah haji dan umroh tidak hanya dirasakan bagi
pelaksanakan tetapi bagi semua orang,masyarakat dan Negara.
Dayyina Isthofani 11508021
Dwi Prihatiningsih 11508023
NILAI-NILAI PERNIKAHAN DALAM ISLAM
KESIMPULAN
Pernikahan adalah suatu peristiwa yang fitroh tarbiyah dan sarana paling agung dalam
memelihara kontinuitas keturunan dan memperkuat hubungan antar sesama manusia yang menjadi
sebab terjaminya ketenangan cinta, dan kasih sayang.
Hikmah dan tujuan nikah : Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi, untuk
membentengi akhlak yang luhur, untuk menegakkan rumah tangga yang Islami, untuk meningkatkan
ibadah kepada Allah taala, untuk memperoleh keturunan yang sholeh-sholekhah.
Hukum-hukum pernikahan : Wajib, jika seseorang sudah mampu secara financial dan juga
sangat berisiko jatuh kedalam perzinaan (siap lahir batin). Sunah jika, mampu financial tetapi tidak
takut jatuh ke perzinaan ( masih mampu menahan nafsu). Kharam jika, tidak mampu member nafkah
dan tidak mampu member kebutuhan batin. Makruh jika, Seseorang tidak punya penghasilan sama
sekali dan tidak sempurna kemampuan untuk member kebutuhan batin. Mubah jika, Orang yang
berada pada posisi tengah-tengah antara hal-hal yang mendorong wajibnya nikah dengan hal-hal yang
mencegah untuk nikah.
Nilai-nilai yang tekandung dalam pernikahan Islam : Nilai religious, Meningkatkan ibadah
kepada Allah, membentengi akhlah yang luhur, menegakkan rumah tangga yang Islami, memperoleh
keturunan yang sholeh-sholikhah. Nilai kasih sayang menikah harus dengan rasa cinta dan kasih
sayang. Nilai ekonomi Wjib bagi orang yang mampu menikah memerlukan biaya. Nilai kesehatan
menyalurkan hasrat biologisnya memelihara gen manusia menjaga alat reproduksi, Nilai sosial
memperbanyak keturunan
Dwi Haryati 11508025
Sartini
11508027
NIKAH SIRRI
Nikah siri adalah nikah rahasia yang dilakukan karena alasan- alasan tertentu, atau pernikahan
tanpa adanya wali, atau pernikahan yang sah secara agama tapi tidak dicatatkan pada lembaga
pencatatan Negara. Hukum nikah siri dapat dilihat dari perspektif Islam dan dari hukum UU Negara.
Nikah siri mempunyai dampak negative yang lebih banyak dari pada dampak positif yang diterima
bagi pelaku dan anak turunnya. Seperti yang dapat dilihat pada contoh kasus nikah siri yang ada pada
lingkungan sekitar kita, sehingga secara ilmiah cum doktriner kita akan tahu nilai nikah siri itu baik
atau tidak kita lakukan.
Dini Rialistya 11508048
Titik Indriani 11508048
NIKAH SIRRI PERSPEKTIF HUKUM DAN PENDIDIKAN
KESIMPULAN
Bahwa dengan mencatatkan perkawinan itu mengandung manfaat dan kemaslahatan,
kebaikan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Sebaliknya apabila perkawinan tidak diatur
secara jelas melalui peraturan perundangan dan tidak dicatatkan akan digunakan oleh pihakpihak yang melakukan perkawinan hanya untuk kepentingan pribadi dan merugikan pihak lain
terutama istri dan anak-anak. Penetapan hukum atas dasar kemaslahatan merupakan salah satu
prinsip dalam penetapan hukum Islam.mNikah sirri juga tidak sah menurut hukum positif ,
karena tidak melaksanakan ketentuan hukum munakahat yang baku dan benar, dan tidak pula
diadakan pencatatan nikahnya oleh PPN.
Dengan Dokumen resmi yang dikeluarkan oleh negara ketika pernikahan dicatatkan
pada lembaga pencatatan sipil, tentunya seseorang telah memiliki sebuah dokumen resmi yang
bisa dijadikan sebagai alat bukti (bayyinah) di hadapan majelis peradilan, ketika ada sengketa
yang berkaitan dengan pernikahan, maupun sengketa yang lahir akibat pernikahan, seperti
waris, hak asuh anak, perceraian, nafkah, dan lain sebagainya.
Sesuai dengan kaidah hukum Islam : Al-Khuruj minal khilaf mustahabbun, yakni
Menghindari perbedaan pendapat itu dianjurkan, maka ummat Islam Indonesia hendaknya
dalam melakukan perkawinan, mematuhi ketentuan hukum munakahat yang baku dan benar
serta melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang hukum
perkawinan.
Ramidi
11508028
Hanafi Rustam 11508030
AJARAN WAKAF DI INDONESIA
Wakaf merupakan salah satu ibadah yang menduduki pahala yang amat penting. Hal ini
didasarkan pada pahala wakaf yang terus mengalir meski orang yang berwakaf telah meninggal.
Sedangkan mengenai pemanfaatan benda wakaf biasanya digunakan untuk tempat umum.
Benda itu berupa tanah dan biasanya digunakan untuk mendirikan masjid, sekolah, yayasan, rumah
sakit dan mushola.
Wakaf bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang diwakafkan kepada orang
yang berhak dan dipergunakan sesuai ajaran syariah Islam. Hal ini sesuai dengan fungsi wakaf yang
disebutkan pasal 5 UU No. 41 Th. 2004 yang menyatakan wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi
dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan
kesejahteraan umum.
Faizatul Fitriyah
11508059
WAKAF UANG DALAM PERSEPSI HUKUM ISLAM
Pada dasarnya menurut perspektif hukum Islam, wakaf tunai/wakaf uang diperbolehkan. Pada
wakaf uang, uang pokoknya akan diinvestasikan terus menerus sehingga umat memiliki dana yang
selalu ada dan insya Allah bertambah terus seiring bertambahnya jumlah wakif yang bermal. Baru
kemudian keuntungan investasi dari uang pokok itulah yang akan digunakan untuk mendanai
kebutuhan masyarakat yang membutuhkan.
Disusun
: Nur Akhmad (115 08 053)
Asih Wardani (115 08 056)
Simpulan Makalah Wakaf Tunai
Wakaf tunai adalah wakaf yang diberikan oleh muwakif (orang yang member wakaf) dalam
bentuk uang tunai yang diberikan kepada lembaga pegelola wakaf (nadzir) untuk dikembangkan dan
kemaslahatan dari barang yang diwakafkan itu untuk kemaslahatan umat sementara pokok wakaf tunai
yang diberikan tidak boleh habis sampai kapanpun. Wakaf Tunai di Indonesia telah dilaksanakan dan
dikelola dengan baik dengan adanya lembaga khusus yang mengelola wakaf tunai yang dikeluarkan
oleh umat Islam di Negara ini.
Wakaf tunai selain salah satu bentuk ajaran Islam juga mengandung banyak nilai-nilai positif
bagi kehidupan. Sebagai salah satu ajaran Islam, wakaf tunai mengandung nilai religius. Barang siapa
yang melaksanakannya maka ia akan mendapatkan pahala dari Allah . Perintah terkait wakaf tunai
tertulis di dalam Al quran Surat Ali Imron ayat 92 Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan
(yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai dan apa saja yang
kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Juga terdapat dalam ayat lain yakni Al
Baqarah 261-262. Perintah wakaf juga telah disampaikan oleh Rasulullah dalam hadis-hadis beliau.
Perintah Wakaf juga mengandung nilai ekonomis yang mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat bahkan Negara. Nilai sosial dan kasih sayang juga terkandung dalam pelaksanaan wakaf
tunai. Orang yang mengeluarkan wakaf tunai maka secara tidak langsung telah menunjukkan jiwa
kepedulian terhadap sesame, suka berbagi, tidak egois hanay mementingkan kebutuhan pribadinya
saja. Bahkan lebih dari itu, wakaf tunai ternyata mengandung nilai politik. Hal ini mungkin karena
pelaksanaan wakaf tunai mampu mengstabilkan ekonomi yang tentu juga akan mengstabilkan iklim
politik sebuah negara.
Disusun oleh :
1. Eni Susanti
(11509013)
2. Saadatul Mutamimah (11509026)
PGMI KELAS A SEMESTER V
HUKUM HALAL HARAM BARANG DAN JASA DALAM ISLAM
Hukum halal haram barang dan jasa dalam Islam. memiliki nilai-nilai yang terkandung
dalamnya seperti nilai politik, nilai ekonomi, nilai kesehatan ,nilai estetika, nilai kasih sayang, nilai
social, nilai religius dan nilai historis yang telah dibahas dalam bab ini terkandung dalam Al-Quran
Surat Al-baqarah 275
275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka
baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
Semoga kesimpulan ini bermanfaat dan dapat membantu kita sebagai mahasiswa pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam memahami nilai hukum halal haram barang dan jasa
dalam Islam. aamiiin
Terimakasih kepada bapak Dr.H.Muh.Saerozi yang telah membimbing dan mengamalkan
ilmunya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik, semoga
amal dan ilmu beliau bermanfaat dan dapat diterima oleh Allah SWT. Sebagai amal sholeh, Amin ya
RobbalAalamin
Aulia Fitria 11508044
Nilai Halal Haram dalam Barang dan Jasa
Pada dasarnya hala adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh allah, sedangkan haram
adalah segala sesuatu yang tidak di perbolehkan oleh allah. Prinsip dari halal dan harom sebagai
berikut :
1. Segala sesuatu pada asalnya mubah
2. Menghalalkan dan mengharamkan adalah hak allah semata
3. Mengharamkan yang haram dan menghalalkan yang haram sama dengan syirik
4. Mengharamkan yang halal akan mengakibatkan timbulny keburukan dan bahayanya
5. Yang halal tidak memerlukan yang haram
Misal : allah mengharamkan riba, tetapi allah juga menggantinya dengan perniagaan
6. Sesuatu yang membawa kepada yang haram adalah haram
7. Bersiasat terhadap hal haram adalah haram
8. Niat yang baik tidak menghalalkan yang haram
9. Menjauhkan diri dari syubhat, karena takut terjatuh dalam haram.
AWALINA MAULIDA
SAYIDATUL TOYIBAH
PGMI-B
11 5080 57
11 5080 58
KESIMPULAN
NILAI NILAI HUKUM JUAL BELI
Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang lain dengan cara tertentu yang telah disepakati
(akad).
Hukum dalam jual beli :
1. Mubah (halal)
Dasarnya yaitu surat Al Baqarah 275. Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa allah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Dengan jual beli diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan.
Menimbulkan dampak positif dalam bermasyarakat ataupun makhluk individu.
2. Wajib
Jual beli menjadi wajib karena kebutuhan pokok manusia bisa terpenuhi dengan cara jual beli.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam
surat al maidah ayat 2 dijelaskan bahwa allah memerintahkan untuk tolong menolong dalam hal
kebajikan dan jual beli termasuk tolong menolong dalam hal kebaikan.
3. Sunnah
Jual beli kepada kepada saudara, kepada orang yang memerlukan barang tersebut. Jual beli
dilakukan karena atas dasar kemanusiaan karena barang tersebut dibutuhkan oleh orang lain.
4. Haram
Dasarnya yaitu dari sabda rasullah SAW. Rasullah bersabda sesungguhnya allah telah
mengharamkan jual beli arak, bangkai, babi dan berhala. jual beli yang haram dapat menimbulkan
dampak yang buruk baik dari segi kesehatan, agama, ataupun dalam hidup bermasyarakatan.
5. Tidak sah
Jual beli tidak sah karena kurang rukun atau syarat. Jika kurang rukun atau syaratnya maka ada
salah satu pihak yang dirugikan.
6. Sah tetapi terlarang
Sebenarnya jual beli tersebut sah tetapi karena terdapat sebab tertentu sehingga menjadi dilarang.
Misalnya menyakiti penjual atau pembeli, menyempitkan gerakan pasar, merusak ketentraman
umum.