Anda di halaman 1dari 10

Resume

Pendekatan dalam Pengajaran IPS di Sekolah Dasar


Resume ini dibuat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pendidikan IPS
Yang diampu oleh Rasimin, S. Pd., M. Pd.

Disusun oleh:
Siti Astuti

11508015

Inna Imroatun

11508018

Maqooshidul Falaasifah

11508020

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
2010

Pendekatan dalam Pengajaran IPS di Sekolah Dasar


Pendahuluan
Pendekatan berarti cara pandang atau cara menyikapi sesuatu dengan
bertitk tolak dari asumsi tertentu.
Pendekatan dalam pembelajaran IPS dalam modul ini dimaksudkan
sebagai cara pandang kita terhadap proses belajar murid dalam mata pelajaran
IPS dan upaya penciptaan kondisi dan iklim kelas yang memungkinkan
terjadinya proses belajar.
Pendekatan sangat penting bagi guru karena guru IPS selai berfungsi
sebagai manajer kelas dan fasilitator belajar juga menjadi teladan actor social.
Kemampuan yang diperoleh setelah mempelajari modul ini adalah menganalisis
karakteristik pendekatan :
1.
2.
3.
4.
5.

kognitif dalam pembelajar IPS SD


social dalam pembelajar IPS SD
personal dalam pembelajar IPS SD
modifikasi dalam pembelajar IPS SD
ekspositori dalam pembelajar IPS SD
Modul terdiri dari 2 kegiatan belajar yaitu:
Kegiatan belajar 1 : Pendekatan kognitif dalam pembelajaran IPS SD
Kegiatan belajar 2 : Pendekatan social, personal, dan perilaku dalam
pembelajaran IPS SD
Kegiatan belajar 1 dirancang untuk mencapai kemampuan 1 dan 5. Kegiatan
belajar 2 untuk mencapai kemampuan 2, 3, dan 4.

Kegiatan Belajar 1
Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD
Dalam kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dirumuskan bahwa mata
pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) berfungsi sebagai ilmu pengetahuan
untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala
sosial serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan
masyarakat dunia di masa lampaudan masa kini. IPS mempelajari berbagai
kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi,
ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan tata negara.
Materi IPS diramu dari materi berbagai bidang IPS atau merupakan
penyederhanaan ilmu-ilmu sosial untuk tujuan pendidikan. Materi tersebut
diseleksi dan diorganisasikan untuk mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan yang rasional sebagai bekal untuk dapat berperan dalam masyarakat
secara intelligent atau secara cerdas/nalar.
Karakteristik pembelajaran IPS di SD secara ummum merupakan
pendidikan kognitif sebagai dasar partisipasi sosial artinya tujuan pembelajaran
IPS SD adalah pengembangan murid sebagai actor sosial yang cerdas, yaitu
anggota masyarakat yang matang/cerdas secara rasional dan secara emosional.
Pendekatan yang paling tepat untuk mengembangkan kecerdasan rasional
adalah Social Science Inquiry atau Penelitian Ilmu Sosial. Pendekatan ini
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
A. Tujuan
Tujuan pendekatan Penelitian Sosial adalah membangun teori atau
membangun pengetahuan. Untuk membangun pengetahuan/teori diperlukan
fakta konsep dan generalisasi. Tujuan pendekatan Penelitian Sosial di SD adalah
memperkenalkan dan melatih anak cara berpikir rasional.
B. Proses Penelitian
Ilmu

pengetahuan

merupakan

proses

dan

produk

berupa

tubuh

pengetahuan teoretis (body of theoretical knowledge), oleh karena itupernyataan


dan kesimpulan selalu terbuka untuk direvisi/diperbaiki/disempurnakan.
C. Model-model Penelitian Sosial
Pendekatan yang berorientasi pada penelitian dikenal sebagai pendekatan
inquiry atau inquiry approach. Prosedurnya adalah:

Masalah

Hipotesis

Data

Kesimpulan.

1. Masalah
Masalah ada dalam pikiran berkaitan dengan gejala yang tampak
atau dapat ditangkap panca indera. Misalnya suatu ketika terjadi hujan
lebat sehingga air sungai meluap dan masuk kawasan sekitar.
Yang diamati adalah fenomena atau gejala alam. Jika terjadi banjir
maka munculgejala sosial dan timbul pertanyaan mengapa banjir?.
Masalah muncul dari rasa ingin tahu terhadap suatu gejala yang
ditangkap panca indera. Namun tidak semua yang kita amati adalah
masalah, tergantung apakah ada pertentangan antara apa yang kita
amati dengan konsep-konsep yang ada dalam pikiran.
Dalam tahap masalah tugas guru adalah menyajikan situasi yang
mengandung masalah kepada murid untuk diamati. Guru sebaiknya
membimbing dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pelacak misalnya
mengapa begitu ya?.
Masalah pada dasarnya ada dalam pikiran dan bersifat individual.
Suatu masalah yang dirumuskakn pada dasarnya adalah hasil rekayasa
pikiran berkenaan dengan fenomena dan teori serta nilai yang ada dalam
pikiran kita.
2. Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa latin hypo dan thesis. Hypo artinya
setengah dan thesis artinya kesimpulan, jadi Hypothesis artinya
kesimpulan yang masih sementara atau setengah benar dan masih
memerlukan pengujian atau pembuktian.
Hipotesis dirumuskan berdasarkan
mengenai

hal-hal

yang

berhubungan

asumsi
dengan

atau

pernyataan

unsur-unsur

yang

dipermasalahkan yang diterima sebagai kebenaran tanpa bukti-bukti.


Asumsi sering disebut postulat. Jika asumsi berubah maka hipotesis juga
berubah.
Hipotesis merupakan dasar metodologis pengumpulan data. Agar
data yang dikumpulkan sesuai dengan arah hipotesis maka perlu
diberikan batasan dan definisi istilah yanga ada dalam rumusan hipotesis.
3. Pengumpulan dan Analisis Data
Data berasal dari bahasa latin datum yang artinya satu informasi
petunjuk. Jika informasi lebih dari satu disebut data. Data dapat
berbentuk kenyataan yang dapat ditangkap panca indera (dilihat, didngar,
dirasa, dicium, diraba) yang disebut fakta. Data juga dapat berbentuk

informasi hasil pengukuran penghitungan misalnya tinggi gunung atau


informasi hasil pengolahan misalnya persentase atau rasio.
Data diperlukan untuk menguji hipotesis. Data yang dikumpulkan dari
sumber pertama disebut data primer dan data yang dikumpulkan dari
pengamatan orang lain disebut data sekunder.
Untuk mengumpulkan data diperlukan

alat

atau

instrument

pengumpul data dan teknik data yang memadai. Alat yang baik harus
valid. Alat harus disusun sendiri oleh peneliti, kemudian diuji coba,
disempurnakan baru dipakai.
4. Kesimpulan
Kesimpulan adalah hipotesis yang telah diuji dan dibuktikan
kebenarannya. Kesimpulan selalu benar berdasarkan asumsi yang
melandasnya. Jka asumsi berubah maka kesimpulan menjadi tidak tepat
lagi.
Teori merupakan bentuk pengetahuan yang paling tinggi dan
merupakan isi pokok ilmu pengetahuan.
Model penelitian sosial dalam pendekatan kognitif berorientasi inquiry
sering mendapat bermacam-macam label misalnya : inqury, discovery,
problem solving, critical thinking, reflective thinking, induction dan
investigation yang emuanya mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Menitikberatkan pada proses berpikir yang berkaitan dengan
pemecahan masalah.
b. Melibatkan murid dalam proses belajar.
c. Merupakan alternatf lain yang bersifat inovatif yang lebih maju dari
pada penyampaian materi secara ekspositori.
D. Konsep
Konsep merupakan suatu kata atau pernyataan
mengelompokkan benda, ide, atau peristiwa.
Proses pembentukan konsep atau konseptualisasi
merupakan

proses

mengelompokkan

atau

meber

nama

abstrak

untuk

pada dasarnya
konsep

serta

merumuskan pengertian konsep.


Menurut sifatnya, ada beberapa jenis konsep yaitu konsep teramati
(observed concept), konsep tersimpul (inferred concept), konsep relasional
(relational concept). dan konsep ideal (ideal type concept)
Konsep teramati adalah konsep yang dapat ditangkap oleh panca indra
misalnya rumah, jalan raya, manis. Konsep teramati adalah konsep yang
contohnya disimpulkan dari beberapa hasil pengamatan atau beberapa peristiwa
sebagai indikator misalnya sopan, tertib, makmur. Konsep relasional adala

konsep yang melibatkan jarak atau waktu misalnya abad, dasawarsa, bujur, mile.
konsep ideal adal konsep tersimpul yang lebih abstrak dan memerlukan indikator
lebih luas misalya keadilan, taqwa, patriotik.
E. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan mengenai keterkaitan dua konsep atau
lebih. Pernyataan hubungan antar konsep biasanya menggunakan kata-kata:
merupakan hasil dari, disebabkan oleh, berakibat pada dan sebagainya.
Secara umum generalisasi digolongkan menjadi 3 aras/level/tingkatan,
yaitu:
1. Generalisasi aras tinggi, berlaku secara universal
2. Generalisasi aras sedang, berlaku terbatas pada suatu wilayah budaya
3. Generalisasi sras rendah, berlaku pada lingkup yang lebih sempit.
F. Teori/Konstruk
Teori atau konstruk merupakan bentuk pengetahuan tertinggi yang dapat
digunakakn untuk menerangkan dan memperkirakan perilaku manusia. Teor
dibangun oleh generalisasi aras tinggi yang memenuhi syarat-syarat:
1. Melukiskan hubungan antar konsep yang didefinisikan secara jernih.
2. Mengandung system deduksi yang secara logis ajeg/konsisten/tetap.
3. Merupakan sumber dari hipotesis yang telah diuji kebenarannya.

Kegiatan Belajar 2
Pendekatan Sosisal, personal, danPerilaku Sosial dalam Pembelajaran IPS SD
A. Emosi
Secara harfiah, emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Goleman
(1996) mengartikan emosi sebagai suatu perasaan dan pikiran atau keadaan
biologs dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Pkiran
emosional cenderung cepat namun ceroboh dan tidak teliti, sedangkan pikiran
rasional cenderung sangat teliti namun lambat. Diperlukan keseimbangan antara
pikiran emosional dan rasional.
Ketrampilan emosional antara lain :
1. mengidentifikasi dan memberi nama perasaan-perasaan
2. mengungkapkan perasaan
3. menilai intensitas perasaan
4. mengelola perasaan
5. menunda pemuasan
6. mengendalikan dorongan hati
7. mengurangi stress
8. mengetahui perbedaan perasaan dan tindakan.
B. Nilai dan Sikap
1. Nilai
Nilai adalah suatu jenis kepercayaan yang ada dalam keseluruhan
system

kepercayaan seseorang,

mengenai bagaimana

seseorang

seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku atau perlu tidak sesuatu


dicapai. Nlai juga merupakan ukuran untuk menetapkan baik buruk, dan
dibangun dalam satu tatanan/system nilai perseorangan maupun
kelompok.
2. Sikap
Sikap adalah kondisi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui
pengalaman yang memancarkan arah dinamis terhadap respon atau
tanggapan individu terhadap objek atau situasi yang dihadapinya.
Menurut kadarnya, sifat ada yang simplex dan ada yang multiplex.
C. Perilaku Sosial
Perilaku sosial sering juga disebut ketrampilan sosial (social skills) atau
keterampilan study sosial (social studies skills). Ketrampilan mengandung unsur

kemahiran dan kemampuan melakukan sesuatu. Keterampilan ini memiliki 2


karakteristik yaitu bertahap dan latihan.
Kegiatan

yang

dapat

mengembangkan

aspek

emosi,

sosial

dan

keterampilan sosial di sekolah antara lain :


1. Kehidupan kelas yang menitikberatkan pada kepedulian terhadap orang
lain, kebebasan dan persamaan, kemerdekaan berpikir, tanggung jawab,
dan penghormatan terhadap harga diri manusia.
2. Mempelajari sejaran dan perkembangan kehidupan negara terutama
mengenai cita-cita dan ideologinya yang memerlukan usaha untuk
mencapainya.
3. mempelajar riwayat hidup tokok-tokooh penting yang mencerminkan nilainilai dari bangsa dan negaranya.
4. mempelajari hokum beserta system hokum dan system peradilannya.
5. Merayakan hari-hari besar yang memperkenalkan nilai dan sikap.
6. menganalisis kata-kata dalam proklamasi, pembukaan, batang tubuuh
dan UUD 1945, serta peraturan perundangan lainnya.
Dari ke-6 kegiatan di atas dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Pembelajaran formal.
menitikberatkakn pada pemahaman analisis di dalam dan luar kelas.
Pendekatan

yang

menitikberatkan

pada

nilai

dan

sikap

pada

pembelajaran formal antara lain:


a. Transmisi nilai secara bebas. Anak didik diberi kebebasan untuk
menangkap, mengkaji dan memilih nilai atas dasar pertimbangannya
sendiri.
b. Penanaman

nilai

yang

pada

dasarnya

merupakan

proses

pembelajaran nilai secara langsung mengenai konsep dan nilai yang


sudah dianggap baik.
c. Suri teladan atau modeling model. Menitikberatkan pada penampilan
teladan dalam berbagai bidang dan berbagai lingkungan kehidupan.
d. Klarifikasi nilai yang menitikberatkan pada langkah sistematis dalam
menghayati, memahami, dan melaksanakan nilai.
e. Klarifikasi nilai terintegrasi terstruktur, menitikberatkan

pada

pembelajaran nilai melalui analisis konsep bidang studi.


Pendekatan yang dapat dipakai dalam pembelajaran IPS di SD
dalam modul ini adalah:
a. Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai Dan Sikap
Tujuannya menyampaikan nilai/sikap secara dialogis
ceramah, peragaan, dan tanya jawab.
Langkah-langkahnya:

melalui

1) Guru memilih suatu nilai yang sudah seharusnya diterima oleh


semua murid misal tertib, cinta lingkungan
2) guru menyiapkan bahan peragaan
3) guru menyajikan konsep nilai dengan memanfaatkan peragaan
yang disiapkan
4) Mengguasai murid untuk menerapkan nilai yang telah dikaji dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Pada kesempatan lain guru meminta laporan penerapan nilai dan
membicarakannya di kelas.
b. Pendekatan Analitik Keteladanan
Tujuannya adalah menangkap nilai/sikap melalui analisis sampel
keteladanan dalam masyarakat dalam berbagai bidang, berbagai
tempat dan berbagai kurun waktu serta memotivasi siswa untuk
mengadaptasi keteladanan itu.
Langkah-langkah:
1) Guru memilih sampel keteladanan
2) Guru membaca dan menyediakan sumber informasi
3) Guru menyejikan pertanyaan mengapa
4) Secara
berkelompok
murid
mencari
jawaban

dengan

memanfaatkan sumber yang ada.


5) guru memimpin diskusi
6) Bersama murid mengidentifikasi ciri-ciri keteladanan dari sampel
7) Bersama murid memilih ciri yang dapat diterapkan sesuai tingkat
dan usia murid
8) guru menugaskan muruid untuk mencoba menerapkan ciri
keteladanan yang dipilihnya.
9) Pada kesempatan lain guru meminta kesan-kesan penerapan ciri
keteladanan itu dari setiap murid
c. Pendekatan Kajian Nilai
Tujuannya adalah menangkap nilai melalui kajian nilai secara
sistematis dan mendasar.
Langkah-langkah:
1) Membahas apa hakikat dari objek peristiwa atau kebijaksanaan
yang akan dinilai
a) membahas kriteria untuk menilai pemerataan
b) menyepakati kriteria
2) Membahas konsekuensi penerapan kriteria
3) Menguji keberlakuan kriteria
4) memberikan justifikasi kriteria. Dapat diterapkan secara konsisten
atau tidak.
d. Pendekatan Intergratif Konsep Dan Nilai
Tujuannya adalah menangkap nilai yang melekat pada atau
merupakan implikasi dan suatu konsep melalui kajian akademis.

Langkah-langkahnya:
1) Guru menetapkan suatu konsep yang akan dibahas yang memiliki
implikasi nilai atau mengandung nilai, misalnya konsep banjir yang
diperkirakan memiliki implikasi cinta lingkungan, kepedulian sosial,
gotong-royong dam lain-lain.
2) Guru bersama murid membahas sebab dan akibat banjir secara
akademis melalui analisis pemecahan masalah.
3) memusatkan sebab akibat banjir dari sudut manusia.
4) mengangkat isu moril dari masalah penebangan hutan dan
kesengsaraan melalui dialog atau diskusi kelompok.
5) membahas secara analitis cara-cara penanggulangan banjir dari
sudut manusia.
6) memusatkan perhatian
pengetahuan

pada

nilai/sikap/moral

factor
dalam

manusia
menghadapi

termasuk
berbagai

masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia


7) Memberi penguasaan pentingnya unsur manusia khusus nilai,
sikap, dan moral dalam memelihara kelangsungan hidup agar
lebih baik dan lebih menenangkan.
2. Pembelajaran informal.
Menitikberatkan pada penghayatan, pelibatan, dan penciptaan suasana
yang mencerminkan komtmen terhadap nilai dan sikap terutama di luar
kelas.

Anda mungkin juga menyukai