STRATA 1 (S1)
Oleh
Heni
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Jurusan Desain
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kerajinan tangan atau handycraft merupakan suatu hasil karya yang berkaitan dengan buatan tangan
atau kegiatan yang dihasilkan melalui keterampilan tangan. Kerajinan tangan biasanya berhubungan dengan
hobi, kemudian beralih menjadi sebuah kegiatan bermanfaat, fokus kearah pekerjaan yang digemari dan
dapat memberikan penghasilan bagi peminatnya. Saat ini kerajinan tangan menjadi salah satu pilihan bagi
masyarakat untuk dijadikan sebagai sebuah lapangan pekerjaan. Kerajinan tangan diklasifikasikan dalam
berbagai bentuk yakni; anyaman, memahat, mengukir, merajut, menjahit, melukis, melipat dan lain-lain.
Keanekaragaman kerajinan tangan yang ada, mengakibatkan berkembang pula minat mengasah kreatifitas
masyarakat dalam mengembangkan kerajinan tangan untuk membuat sesuatu yang baru, unik dan sederhana
dengan memanfaatkan bahan yang mudah di dapatkan seperti seni kerajinan clay, berbahan dasar tepung
seperti tepung terigu, tepung tapioka maupun tepung jagung. Clay dengan bahan tepung sering disebut
dengan clay tepung.
Istilah clay berasal dari bahasa inggris yang berarti tanah liat, dengan tekstur bahan yang lembut dan
mudah dibentuk oleh tangan. Dahulu clay hanya dikenal sebagai tanah liat yang dibuat dengan menggunakan
alat putar khusus. Namun seiring dengan perkembangan dalam dunia kerajinan tangan, clay yang banyak
digunakan bukanlah clay yang mengandung unsur tanah liat melainkan terbuat dari resin, tepung anorganik,
polymer maupun silikon yang dikemas dan siap pakai atau yang sering disebut dengan clay instan (Joyce,
2009: 4). Clay instan inilah yang membuat seni kerajinan ini sulit dijangkau semua lapisan masyarakat
khususnya remaja karena harganya yang mahal terutama bagi pemula yang ingin mencoba berkreasi dengan
clay. Seni kerajinan clay cukup banyak dipilih sebagai salah satu alternatif kerajinan tangan. Selain bersifat
lunak dan mudah dibentuk sesuai keinginan, cara pengaplikasian tidaklah sulit. Seni kerajinan ini sangat
baik untuk anak-anak, remaja, dewasa maupun lansia, untuk mengasah kemampuan otak kanan,
meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi, meningkatkan daya kosentrasi, melatih kesabaran dan
ketekunan serta melatih kerja saraf motorik. Pada umumnya bahan clay di Indonesia masih merupakan
barang impor, sehingga seni kerajinan tangan ini terkesan mahal dan jarang di tekuni. Namun saat ini,
membuat clay menjadi sangat mudah dan menyenangkan karena adonan clay dapat dibuat sendiri dengan
menggunakan bahan yang mudah di temui seperti tepung yang di campur dengan pengawet makanan,
natrium benzoate dan lem putih sebagai perekat. Bahkan bahan adonan clay dapat dibuat dari tepung tidak
layak konsumsi atau yang disebut dengan tepung kadaluarsa yang diolah menjadi adonan clay yang ramah
lingkungan. Bahan ini lebih terjangkau dan memiliki kelayakan dan ketahanan bahan sama seperti bahan
clay kemasan siap pakai.
Remaja dikatakan sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia
belasan tahun. Pengertian lain menyebutkan bahwa remaja adalah suatu massa transisi dari masa anak ke
dewasa, ditandai dengan perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama, kognitif dan sosial (Sarwono,
2012: 2). Dalam batasan penyesuaian diri yang akan dilakukan pada usia remaja adalah mencapai
kedewasaan dengan kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan,
mencapai posisi yang diterima masyarakat, mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas, dan
nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan. Memecahkan problem nyata dalam pengalaman
sendiri maupun kaitannya dengan lingkungan. Pada range usia 15-18 tahun merupakan masa kesempurnaan
remaja dan merupakan puncak perkembangan emosi, dalam tahap ini adalah bangkitnya sebuah dorongan
dalam berbagai hal atau masalah sehingga lebih mudah terjerumus ke hal negatif yang berdampak buruk bagi
kehidupan remaja.
Memilih remaja umur 15-18 tahun sebagai sasaran dikarenakan masa remaja membutuhkan
perhatian dan arahan yang tepat agar menghasilkan remaja yang memiliki mental yang kuat dan mampu
berkreatifitas secara positif. Sesuai dengan perkembangan psikologis remaja sangat banyak mengalami fasefase dimana mereka mendewasakan diri, tumbuhnya akal, nalar, dan kesadaran diri secara sederhana.
Penanaman kegiatan yang bersifat positif harus segera diarahkan agar perkembangan akal, nalar dan
kesadaran diri mereka berkembangan dengan baik dan dijalur yang benar. Dengan menanamkan seni
kerajinan, dalam hal ini seni kerajinan clay berbahan dasar tepung di kalangan remaja, membuat mereka
mampu melakukan kegiatan positif yang murah, mudah didapat dan dibuat, ramah lingkungan dan tentu
dapat dijadikan sumber penghasilan bagi mereka yang ingin mencari peruntungan dibidang bisnis.
1
Desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep
komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara
visual dengan mengelola elemen-elemen yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi
warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau
kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan (Kusrianto, 2007: 2). Melalui media komunikasi visual,
tidak hanya berperan sebagai media kampanye tetapi digunakan dalam meperkenalkan seni kerajinan clay
berbahan dasar tepung dalam upaya meningkatkan kreativitas remaja.
1.4.2 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari karya Tugas Akhir ini antara lain sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan merancang desain komunikasi visual yang efektif, komunikatif dan
inovatif serta dapat membuat konsep desain dalam memperkenalkan clay tepung sebagai seni
kerajinan alternatif untuk meningkatkan kreativitas remaja.
b. Bagi Lembaga (ISI)
Menambah sumber refrensi tentang media komunikasi visual dalam memperkenalkan clay
tepung sebagai seni kerajinan alternatif untuk meningkatkan kreativitas remaja melalui media
komunikasi visual.
c. Bagi Target Audien ( Remaja Usia 15 18 tahun)
Menyadarkan para remaja untuk melakukan hal positif yang bermanfaat yaitu
memberdayagunakan bahan yang dianggap tidak bermanfaat untuk diolah kembali menjadi barang
yang mempunyai nilai estetis, fungsional dan ekonomis.
d. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan tentang seni kerajinan clay yang mudah dibuat dan mempunyai nilai
estetis dan ekonomi.
impor, sehingga seni kerajinan tangan ini terkesan mahal dan jarang di tekuni. Saat ini, membuat clay
menjadi sangat mudah dan menyenangkan karena adonan clay dapat dibuat sendiri dengan menggunakan
bahan yang mudah di temui misalnya tepung yang di campur dengan pengawet makanan natrium
benzoate dan lem putih sebagai perekat. Bahkan bahan adonan clay dapat dibuat dari tepung tidak layak
konsumsi atau disebut dengan tepung kadaluarsa kemudian diolah menjadi adonan clay yang ramah
lingkungan, terjangkau dan memiliki kelayakan dan ketahanan bahan sama seperti bahan clay
kehidupan target audien, dialog-dialog target audien, foto-foto target audien, dan bend-benda
disekeliling target audien (Kasilo, 2002:71).
Teori point of contact adalah titik-titik untuk menyapa dengan target audien. Point Of Contact
merupakan waktu, tempat, dan dimana target audien kita melakukan kegiatan, sehingga kita mampu
menggali berbagai point of contact maupun media untuk penyampaian pesan. Dengan mengamati
consumers journey, akan kita temukan banyak point of contact. Berangkat dari point of contact
inilah kita bisa menggali berbagai media baru (unconventional media) yang tadinya tidak pernah
terpikirkan dan sesuai dengan target audien (Kasilo, 2002: 68). Kedua teori ini saling berhubungan
dan sangat erat kaitannya dalam menentukan media komunikasi visual yang tepat untuk target
audien.
Pada logo Pos Clay terdapat ilustrasi kura-kura hijau bertempurung coklat yang sedang
tersenyum sebagai picture mark. Bagi sebagian besar masyarakat Tionghoa, kura-kura mempunyai
mitologi sebagai simbol keberuntungan, lambang kekuatan dan daya tahan karena usianya yang
mencapai ribuan tahun. Selain itu dalam mitologi China, kura-kura merupakan salah satu dari empat
dewa mata angin yang melambangkan utara (http://www.indofengshui.com/kura-kura.html). Ilustrasi
kura-kura digunakan oleh Pos Clay karena selain dipercaya membawa peruntungan juga dikarenakan
lokasi Pos Clay yang berada di bagian utara Pulau Bali yaitu Singaraja.
Warna Logo :
Gambar 2.2 Warna Logo Picture Mark dan Word Mark Pos Clay
(Sumber: Dokumen Pos Clay One Stop Clay House)
2.2.3 Lokasi
Pos Clay berlokasi di Jl. Lingga No. 5B, Singaraja Bali.
Gambar 2.3 Peta Lokasi Pos Clay One Stop Clay Hous
2.3.1 Analisis
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan dengan tujuan akhir
menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan membangun suatu teori baru (Sarwono dkk,
2007:123). Dalam desain media Tugas Akhir ini menggunakan analisis aktual dan faktual yang
merupakan proses yang sangat diperlukan untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada.
2.3.2 Sintesa
Sintesa merupakan simpulan dari seluruh hasil analisa sebagai pedoman perancangan media
komunikasi visual. Dalam hal ini meliputi beberapa diantaranya:
a. Media
Media yang akan dibuat harus tepat, jelas sasaran, efektif, komunikatif yang mampu
memberikan informasi dalam memperkenalkan clay tepung sebagai seni kerajinan alternatif. Media
komunikasi visual yang di desain dalam memperkenalkan clay tepung digolongkan ke dalam media
lini bawah. Berdasarkan teori consumers journey yang mengamati pola tingkah laku dan kegiatan
target audien sehari-hari, sehingga mendapatkan point of contact sebagai titik menyapa target audien
untuk menggali media yang tepat dalam penyampaian pesan. Media komunikasi visual yang akan
7
digunakan pada saat kampanye adalah Maskot, Kemasan, Folder, Pin, Poster, E-Banner, Celemek,
T-Shirt, Tas Kain dan Katalog.
b. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan dominan menggunakan teknik ilustrasi fotografi yang dinilai lebih
realistik karena akan menampilkan cara pembuatan recycled clay maupun tutorial kreasi clay tepung
dan teknik drawing komputer yang disesuaikan dengan media agar media yang dibuat dapat terlihat
lebih menarik.
c. Warna
Pada media komunikasi visual dalam memperkenalkan clay tepung ini menggunakan warna
berdasarkan teori psikologi warna, dimana warna mampu mempengaruhi suasana, perasaan, dan
kepribadian manusia khususnya remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa
dewasa. Remaja pada umumnya memiliki sifat enerjik, ceria, berani, ekspresif, bebas, menyukai hal
yang baru, emosional yang tinggi dan mudah terpuruk. Dengan karakteristik remaja pada umumnya,
warna cerah ceria dan lembut digunakan dalam membuat desain. Warna-warna tersebut seperti:
merah muda, kuning, merah, oranye, biru maupun hijau yang menampilkan keceriaan. Menaikkan
mood, kelembutan, energik, memberi inspirasi, meningkatkan kreatifitas maupun semangat.
d. Teks dan Tipografi
Teks yang akan ditampilkan bersifat mengajak dengan kata-kata verbal yang menarik sesuai
dengan karakteristik remaja, serta akan menampilkan informasi mengenai clay tepung baik dari
proses pembuatan maupun event yang akan diselenggarakan. Pemilihan tipografi disesuaikan dengan
prinsip tipografi yaitu legibility, readability dan visibility dengan penataan yang lebih rapi agar
mudah dibaca target audien dengan jenis tipograffi san serif yaitu Cees Hand, dimana jenis tipografi
ini terkesan ditulis tangan dan bebas, di sinkronisasikan dengan clay yang dibuat dengan tangan dan
bebas.
3. KONSEP DESAIN
3.1 Konsep Dasar Desain
Konsep merupakan basic (framework) menterjemahkan ide ke dalam bentuk karya. Tanpa konsep,
sebuah karya tidak akan mempunyai arti. Konsep dasar merupakan dasar atau landasan dalam merancang
desain, yang mudah dikomunikasikan atau disebarluaskan sehingga dapat dinikmati oleh orang banyak
dengan memperhatikan konsep desain tersebut, sehingga nantinya tidak menyimpang dari tujuan
perancangan.
Konsep dasar dalam desain media-media komunikasi visual yang akan digunakan dalam
memperkenalkan clay tepung sebagai seni kerajinan alternatif untuk meningkatkan kreatifitas remaja yaitu
konsep playful. Konsep playful dipilih karena dapat melahirkan hal-hal yang bersifat kreatif, tidak monoton,
ekspresif, menyenangkan, imajinatif, bebas, ceria, tidak membosankan dan edukasi. Hal tersebut didapat
setelah melakukan brainstorming terhadap penggalian dan penelusuran konsep mengenai remaja dan clay
tepung sebagai kasus, melakukan consumer journey terhadap kegiatan remaja yang dijadikan responden serta
mengkliping hal-hal yang berkaitan dengan target audien dan objek kasus melalui majalah remaja maupun
buku tentang clay.
mendapatkan informasi mengenai seni kerajinan clay tepung, kepada target audien, diperlukan sumber
komunikasi yaitu Pos Clay sebagai pengerajin clay. Disinilah peran desainer untuk mencari solusi dalam
permasalahan yang ada dengan memvisualisasikan maksud dan tujuan dati komunikator kepada komunikan
(target audien) melalui media komunikasi visual. Pada prosesnya, media komunikasi visual yang dibuat
harus berisikan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan serta berisi informasi tentang seni kerjinan clay
tepung yang tetap berpedoman pada aturan atau norma yang berlaku di masyarakat. Visualisasi media
komunikasi berdasarkan consumers journey dan point of contact yang ditelusuri melalui remaja dan proses
pembuatan clay, berupa Maskot, Kemasan, Folder, Pin, Poster, E-Banner, Celemek, T-Shirt, Tas Kain dan
Katalog yang dibutuhkan untuk mengkampanyekan clay tepung sebagai seni kerajinan alternatif. Media
komunikasi visual tersebut pada akhirnya akan memberikan feed back yang diharapkan oleh manusia itu
sendiri yaitu dapat memenuhi kebutuhan informasi.
4. VISUALISASI DESAIN
4.1 Maskot
Nama Media
Ukuran
Bahan
Huruf
Teknik
: Maskot
: 14 cm x 5 cm
: Recycled Clay , Clay Tepung
: Cees Hand
: Buatan Tangan atau Handmade
4.2 Kemasan
Nama Media
Ukuran
Bahan
Huruf
Teknik
: Kemasan
: 35 cm x 19.5 cm (sebelum dirakit), 7cm x 3cm x 10cm (sesudah dirakit)
: Artpaper 260 gsm
: Cees Hand
: Cetak Offset
10
4.3 Folder
Nama Media
Ukuran
Bahan
Huruf
Teknik
: Folder
: 13.6 cm x 9.7 cm
:Artpaper 210 gsm
: Cees Hand
: Cetak offset
4.4 Pin
Nama Media
Ukuran
Bahan
Huruf
Teknik
: Poster
: 42 cm x 29,7 cm
: Art Paper
: Jiffy, Angelina, Amano, Arial
: Digital Print
11
4.5 Poster
Nama Media
Ukuran
Bahan
Huruf
Teknik
: Poster
: 49 cm x 59 cm
: Artpaper 260 gsm
: Cees Hand
: Digital Print
4.6 T-Shirt
Nama Media
Ukuran
Format
Huruf
Teknik
: E- Banner
: 96 pixel X 768 pixel
: GIF
: Cees Hand
: Pengolahan Komputer
12
4.7 Celemek
Nama Media
Ukuran
Bahan
Huruf
Teknik
: Celemek
: 60 cm x 80 cm
: Polyester
: Cees Hand
: Press Digital
4.8 T - Shirt
Tampak Depan
Tampak Belakang
Nama Media
Ukuran
Bahan
Huruf
Teknik
: T - Shirt
: 49 cm x 71 cm
: Cotton Combat
: Cees Hand
: Press Digital
13
Nama Media
Ukuran
Bahan
Huruf
Teknik
: Tas Kain
: 21 cm x 29.7 cm
: Polyester
: Cees Hand
: Press Digital
4.10 Katalog
14
Nama Media
Ukuran
Bahan
Huruf
Teknik
: Katalog
: 21 cm x 14.8 cm
: Artpaper 260 gsm (cover), Artpaper 150 gsm (isi)
: Cees Hand
: Digital Print
remaja adalah dengan melakukan consumers journey yaitu pengamatan pola tingkah laku target audien
yang dilakukan dari pagi hingga malam sehingga dari penelitian tersebut didapat point of contact yang
akan menggali media yang tepat untuk target audien dalam memperkenalkan objek kasus. Media yang
tepat untuk memperkenalkan clay tepung sebagai seni kerajinan alternatif untuk meningkatkan kreatifitas
remaja melalui desain komunikasi visual yaitu: Maskot, Kemasan, Folder, Pin, Poster, E-Banner,
Celemek, T-Shirt, Tas Kain dan Katalog. Selain itu pesan yang di sampaikan dibuat lebih ringan dan
dibuat dalam bentuk ajakan maupun pesan sehingga mudah dimengerti target audien.
5.2 Saran
Setelah melakukan berbagai kegiatan dan penelitian saat merancang desain media komunikasi visual
untuk dalam memperkenalkan clay tepung sebagai seni kerajinan alternatif untuk meningkatkan kreatifitas
remaja, penulis memiliki saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan kepada remaja 15 18tahun
dan instasi terkait, antara lain:
1. Selain melakukan kampanye dalam memperkenalkan clay tepung dengan menggunakan media
sosialisasi cetak maupun elektronik, hendaknya instansi maupun pecinta craft khususnya kerajinan
tangan clay lebih memperhitungkan clay daur ulang sebagai media utama dalam membuat kreasi clay
sehingga secara otomatis dapat memperkenalkan clay tepung kepada semua masyarakat khususnya
remaja usia 15 18 tahun. Selain itu, baik instansi Pos Clay maupun pecinta clay craft harus lebih aktif
melaksanakan kegiatan pengenalan clay tepung khusunya recycled clay melalui sosial media maupun
workshop.
2. Saran penulis untuk perkembangan disiplin ilmu desain komunikasi visual adalah hendaknya mahasiswa
mengkhususkan keahlianya disalah satu cabang desain komunikasi visual seperti dalam bidang
advertising web, dan desain produk. Ini dikarenakan banyaknya cabang-cabang dari disiplin ilmu desain
komunikasi visual dan untuk lebih meningkatkan professional mahasiswa sebagai tenaga kerja didunia
kerja nantinya.
PESANTUNAN
Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa, berkat kehendak-Nyalah Tugas Akhir
(Studio) yang berjudul MEMPERKENALKAN CLAY TEPUNG SEBAGAI SENI KERAJINAN
ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS REMAJA ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Dalam usaha menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar, M.Hum selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar, yang
telah memberikan kesempatan untuk menjalani perkuliahan di ISI Denpasar.
2. Ibu Dra. Ni Made Rinu, M.Si selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia
Denpasar, yang telah memberikan fasilitas selama perkuliahan berlangsung.
3. Bapak Prof Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes selaku Ketua Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa
dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar, yang telah memberikan arahan dan wawasan di bidang
kurikulum.
4. Bapak Ida Bagus Ketut Trinawindu, S.Sn, M.Erg selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi
Visual Institut Seni Indonesia Denpasar, yang telah memberikah arahan dan wawasan di bidang
kurikulum.
5. Bapak Drs. I Wayan Swandi, M.Si selaku dosen pembimbing I dan pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan selama menyusun Tugas Akhir ini dan memberikan arahan selama
masa perkuliahan di Institut Seni Indonesia Denpasar.
6. Ibu Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn, M.Sn selaku pembimbing II atas bimbingan dan kesabaran
yang diberikan dalam menyusun Tugas Akhir ini.
7. Staf tata usaha Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar atas bantuan dan
kerjasamanya selama ini.
8. Cece Yulia Winarti selaku pemilik Pos Clay Singaraja yang bersedia menjadi narasumber dalam
menyusun Tugas Akhir ini.
16
9. Bapak Putu Santika dan Ibu Tantri Susilawati (alm) selaku orang tua yang telah memberikan doa,
kasih sayang dan dukungan penuh hingga sampai jenjang pendidikan saat ini.
10. Semua saudara, kerabat dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati penulis mohon kritik, saran dan masukan konstruktif demi kesempurnaan tugas ini.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Dameria, Anne. 2007. Colour Basic. Jakarta : Link And Match Graphic.
Hardiman, Ima. 2006. 400 Istilah Public Relation Media & Periklanan. Jakarta: Gagas Ulung.
Hariboentoto, Monica. 2008. Clay Dolls Cara Kreatif Memanfaatkan Tepung Kue. Surabaya: Tiara Aksa.
Hariwijaya, M. 2009. Metodologi Dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis, Dan Disertasi. Yogyakarta: Elmatera
Publishing.
Joyce, 2009. Yuk Utak Atik Dengan Clay Tepung Makanan. Yogyakarta: Andi Offset.
Kasilo, Djito. 2008. Komunikasi Cinta Menembus G-Spot. Jakarta: PT Gramedia.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset.
Marzuki. 1995. Metodologi Riset. Yogyakarta: Hanindita Offset.
Masri, Andy.2010.Strategi Visual. Jakarta: Jala Sutra.
Meolong, Leksi. 2001. Metodelogi Penelitian. Bandung: Jalasutra.
Pujirianto. 2005. Desain Grafis Komputer. Yogyakarta: Andi Offset.
Rosner Klimchuck, Marianne dkk. 2008. Desain Kemasan - Perencanaan Merek Produk yang Berhasil
Mulai Dari Konsep Sampai Penjualan. Jakarta: Erlangga.
Rustan, Surianto. 2010. Huruf dan Tipografi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rustan, Surianto, 2009. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta : Arti Bumi Yogyakarta.
Sarwono, Jonathan dkk. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset.
Sarwono, Sarlito. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sihombing, Danton. 2003. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia.
Sukandarrumidi, 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tanti, Yuniar. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Agung Media Mulia.
Website:
http://archiartwork.blogspot.com/2012/06/poster-kreativitas-sampai-mati.html
http://crayonscraft.com/komponen-lain/jumping-clay-2.html
http://data.whicdn.com/images/20554554/strongstuff-retro-poster
http://desain-cetak.com
http://designyoutrust.com/wp-content/uploads/2012/08/Emphasis
http://dgi-indonesia.com/wp-content/uploads/2008/04/unity
http://eniriyanto.wordpress.com/2010/03/19/kreatif-yukk
http://galeon-artstore.com/product/13/71/Polymer-Clay-Sculpey-III-2-oz/
http://genuardis.net/clay/clay-tepung.htm
http://header-banner.blogspot.com/2013/05/pengertian-web-banner.html
http://indofengshui.com/kura-kura.html
http:/infopercetakan.com/pilih-mana-cetak-offset-atau-digital.html
http://lanetechceramics.blogspot.com/2012/04/lane-tech-clay-art-fest.html
https://lh6.googleusercontent.com
http://oolongcrafts.blogspot.com/2012/06/mengenal-clay.html
http://piets-art.com/blog/2012/04/apa-itu-clay-2
http://printprintinter.com/tag/offset-printing-machine
http://smart-pustaka.blogspot.com/2010/12/teori-warna.html
http://tasq.students.uii.ac.id/2010/06/09/pengertian-tas
17