Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

BAHAN-BAHAN LISTRIK

DISUSUN OLEH :
1.ADE CANDRA
2.ANDRI VAN ANUGRAH
3.DENI SUHENDRO
4.DEWARTO S
5.ABEDNEGO S
6.AFRIZAL
7.ZANI SAPUTRA

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
T.A : 2012/2013

JENIS-JENIS UJI BAHAN/MATERIAL

ALAT UJI FLUKS MAGNETIK UNTUK MENDETEKSI KERETAKAN PLAT BAJA


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi perkembangan segala
produk, diantaranya kendaraan tempur TNI AD yang semakin canggih dan modern. Kecanggihan
kendaraan tempur tersebut didukung dengan bodi yang terbuat dari plat baja. Semua plat baja
yang dipergunakan diharapkan dalam keadaan baik dan bebas dari cacat atau keretakan. Karena
bila plat tersebut retak akan membahayakan bodi kendaraan lapis baja terhadap penetrasi peluru
maupun senjata berat.
Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya tidak mudah, karena terbatasnya alat peralatan
dibengkel Angkatan Darat belum dapat memelihara dan merawat peralatan dan kendaraan
dengan baik. Contohnya didalam mendeteksi cacat pada plat baja, TNI khususnya Angkatan
Darat hanya memiliki alat untuk mendeteksi cacat pada plat baja dengan jumlah yang terbatas.
Keterbatasan alat tersebut dikarenakan dana pembelian alat tersebut yang terbatas padahal
kebutuhan TNI sangat banyak, tidak hanya untuk pembelian alat peralatan saja. Untuk memenuhi
tuntutan itu perlu diupayakan pembuatan alat yang efektif dan ekonomis, yaitu dengan
menggunakan metode magnetik. Alat ini berfungsi untuk mengetahui keretakan pada plat baja
secara dini, sehingga plat yang akan digunakan terhindar dari cacat yang dapat mempengaruhi
kekuatan dari plat baja tersebut.
A. Magnet
Kemagnetan mempunyai sifat yaitu mampu menarik besi. Daerah pada magnet yang
mempunyai kekuatan menarik besi terbesar yaitu pada daerah yang terletak diujung-ujung
magnet dan disebut kutub magnet. Pada setiap magnet selalu ada dua kutub yaitu kutub utara dan
kutub selatan.
Bila sebuah magnet batang dipotong ditengah menjadi dua bagian, maka akan terjadi
kutub-kutub baru dengan polaritas yang berlawanan pada kedua ujung potongan. Setiap seperdua
magnet batang itu memiliki sebuah kutub utara dan sebuah kutub selatan. Jadi setiap magnet
yang dipotong dua akan menghasilkan dua magnet baru yang lebih kecil. Bagian terkecil
sekalipun yang telah dipotong akan bersifat magnet. Bagian-bagian magnet kecil yang menyusun
sebuah magnet disebut magnet elementer. Semua bahan magnetik seperti besi atau baja tersusun
dari magnet-magnet elementer juga. Dalam besi atau baja yang bersifat magnet terletak magnetmagnet elementer yang tidak teratur (berarah secara acak) dan arahnya membentuk hubungan

tertutup. Sehingga tidak memberikan pengaruh magnetik keluar. Arah-arah magnet elementer
dapat diubah menjadi teratur dengan jalan mendekatkan magnet tetap pada bahan magnetik atau
dengan jalan menggosokkan kutub magnet tetap pada bahan fero magnetik dalam satu arah
secara terus menerus. Tetapi yang lazim digunakan adalah dengan cara melilitkan kumparan
berarus bahan magnetik sehingga bahan tersebut menjadi magnet.
Bila pada besi atau baja itu didekatkan dengan sebuah magnet atau lilitan kumparan
berarus, maka sebagian atau seluruh magnet-magnet elementer arahnya menjadi teratur. Magnetmagnet elementer mengarahkan diri sedemikian rupa, sehingga kutub utara dan kutub selatan
masing-masing magnet elementer menghadap kearah yang sama dan akhirnya besi atau baja itu
akan menjadi magnet. Kemagnetan menyebabkan semua magnet elementer mengarahkan diri
sehingga membentuk kutub utara dan kutub selatan pada satu arah yang sama. Semakin banyak
magnet-magnet elementer yang mengarahkan diri didalam bahan magnetik, maka semakin kuat
pengaruh magnetiknya.
B. Sifat-sifat Magnet
Suatu bahan disebut magnet apabila mempunyai dua karakteristik yaitu :
a. Efek gaya (magnet dapat menarik besi)
Magnet batang yang dicelupkan kedalam serbuk besi akan menarik sejumlah serbuk
tersebut. Sebagian besar serbuk besi akan menempel pada kedua ujung magnet batang,
sedangkan pada bagian tengah magnet batang hampir tidak ada yang menempel. Ujung-ujung
magnet batang yang paling banyak menarik serbuk besi dinamakan kutub magnet. Jadi bagian
magnet yang gaya tariknya paling besar adalah kutub-kutub magnet. Bila dua buah magnet
didekatkan maka kutub magnet yang senama akan tolak menolak dan sebaliknya bila kutub
magnet yang tidak senama didekatkan akan tarik menarik.
b. Efek pengarahan (jika dapat bergerak bebas, magnet akan mengarah ke utara dan selatan)
Efek pengarahan banyak dimanfaatkan dalam pembuatan kompas yang banyak
digunakan untuk navigasi dalam pelayaran atau lainnya. Dikarenakan bumi merupakan sebuah
magnet raksasa, maka jarum kompas dapat berputar bebas dan selalu mengambil posisi
menunjukkan kearah utara dan selatan. Jadi setiap magnet memiliki satu kutub utara dan satu
kutub selatan yang disebabkan oleh efek pengarahannya.

C. Macam-macam Magnet
Berdasarkan sifat kemagnetannya magnet dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Magnet permanen
Magnet permanen adalah suatu bahan yang dapat menghasilkan medan magnet yang
besarnya tetap tanpa adanya pengaruh dari luar atau disebut magnet alam karena memiliki sifat
kemagnetan yang tetap. Magnet permanen dibuat orang dalam berbagai bentuk dan dapat
dibedakan menurut bentuknya menjadi :
- Magnet batang
- Magnet ladam (sepatu kuda)
- Magnet jarum
- Magnet silinder
- Magnet lingkaran
b. Magnet remanen.
Magnet remanen adalah suatu bahan yang hanya dapat menghasilkan medan magnet yang
bersifat sementara. Medan magnet remanen dihasilkan dengan cara mengalirkan arus listrik atau
digosok-gosokkan dengan magnet alam. Bila dialiri arus listrik, besarnya medan magnet yang
dihasilkan tergantung pada besar arus listrik yang dialirkan. Medan magnet remanen yang
digunakan dalam praktek kebanyakan dihasilkan oleh arus dalam kumparan yang berinti besi.
Agar medan magnet yang dihasilkan cukup kuat, kumparan diisi dengan besi atau bahan sejenis
besi dan sistem ini dinamakan elektromagnet. Keuntungan elektromagnet adalah bahwa
kemagnetannya dapat dibuat sangat kuat, tergantung dengan arus yang dialirkan. Dan
kemagnetannya dapat dihilangkan dengan memutuskan arus listriknya.
D. Kurva Histerisis
Kurva histerisis merupakan hubungan antara B dan H berbentuk siklus dan spesifikasi
untuk tiap-tiap jenis bahan. Kurva histeris sempit menunjukkan bahan yang mudah dimagnetisasi
dan memiliki magnet sisa yang kecil. Kurva histerisis lebar menunjukkan bahan yang susah
dimagnetisasi dan memiliki magnet sisa yang besar. B adalah rapat fluks magnetik dan H adalah
medan pemagnet, dimana jika medan pemagnet (H) dihilangkan maka sejumlah remanen atau
magnet sisa masih tetap ada.

E. Uji Partikel Magnetik dengan menggunakan Yoke


Ide dasar uji partikel magnetik dengan menggunakan yoke adalah untuk menentukan
lokasi dan mengidentifikasi cacat (diskontinyuitas) pada baja dengan menggunakan magnetik
yoke. Yoke adalah alat pembangkit medan magnet yang berbentuk U. Yoke dirancang dengan
menggunakan bahan dari gabungan lempengan-lempengan baja yang dibentuk menyerupai huruf
U dan ditengah-tengahnya diberi lilitan kawat yang terbuat dari tembaga. Didalam
penyusunannya lempengan-lempengan diatur secara zig-zag antara satu dengan lempengan
lainnya, dengan tujuan untuk menghasilkan medan magnet yang kuat.
Besarnya yoke yang akan dibuat disesuaikan dengan kebutuhan kita, karena besarnya
yoke menentukan jumlah lilitan kawat tembaga yang akan digulung ditengah-tengah yoke.
Dalam perencanaan alat uji fluks magnetik ini digunakan lempengan besi baja penyusun yoke
sebanyak 45 buah, dengan dimensi sebagai berikut :
a. Panjang : 8cm
b. Lebar : 1,6 cm
c. Tebal : 1 mm
Kawat tembaga yang dililitkan ditengah-tengah yoke terbuat dari tembaga. Kawat
tembaga digulung ditengah-tengah yoke dengan menggunakan alat penggulung khusus di
bengkel penggulung dinamo.
a. Rectifier
Pada dasarnya rangkaian ini berfungsi untuk mengubah tegangan listrik AC menjadi
tegangan DC. Pada rangkaian ini tegangan AC dari PLN diturunkan terlebih dahulu dengan
menggunakan trafo step-down, selanjutnya dirubah menjadi tegangan DC dengan menggunakan
penyearah gelombang penuh dengan sistem jembatan. Sistem ini menggunakan empat buah
diode.
Diode merupakan komponen elektronika dengan dua terminal dan terbentuk dari dua
jenis semikonduktor (silikon jenis N dan jenis P). Komponen ini mampu dialiri oleh arus secara
mudah dalam satu arah, tetapi amat sukar dalam arah kebalikannya.Tanda panah yang terdapat
pada diode menunjukkan arah yang dapat dialiri oleh arus secara mudah. Diode dibuat dalam
berbagai bentuk dan ukuran, dimana diode yang lebih besar mampu untuk dipakai pada daya
yang lebih besar.

Selain diode, rangkaian rectifier juga menggunakan kapasitor. Kapasitor merupakan


komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Kemampuan kapasitor
untuk menyimpan muatan listrik disebut kapasitansi, dimana muatan ini disebabkan oleh muatan
positif yang kehilangan elektron dan muatan negatif yang memperoleh elektron. Kapasitor yang
dapat digunakan terdapat bermacam-macam, tetapi semuanya terbagi dalam dua kelompok yaitu
kapasitor nonelektrolitis yang tidak mempunyai kutub dan elektrolitis yang mempunyai terminal
positif dan negatif.
Pada setengah siklus pertama bila bagian atas dari kumparan sekunder trafo bertegangan
positif, maka arus mengalir lewat D1, RL, D4 dan kembali ke bagian bawah kumparan sekunder.
Pada separoh siklus berikutnya arus mengalir dari bagian bawah kumparan sekunder lewat D2,
RL, D3, dan kembali ke bagian atas kumparan sekunder. Keuntungan sistem jembatan ini adalah
ukuran trafo lebih kecil karena tanpa titik sadap tengah, tetapi diode yang digunakan menjadi
empat buah.
b. Rangkaian multivibrator
Multivibrator termasuk kelompok sirkit pengubah elektronis yang juga dikenal sebagai
osilator relaksasi, karena dalam operasi transistornya diputuskan untuk suatu jangka waktu
tertentu. Multivibrator memakai dua buah transistor, dimana pada suatu saat ketika beroperasi
sebuah transistor dalam keadaan on dan transistor yang lain off. Multivibrator jenisnya
bermacam-macam, untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut :
Multivibrator stabil. Jenis ini sering disebut multivibrator yang bekerja bebas karena
tidak memerlukan sinyal input tersendiri dan memproduksi deretan gelombang siku-siku
yang kontinyu pada outputnya.
Multivibrator bistabil (dua kestabilan). Jenis ini sering disebut flip-flop karena
mempunyai dua keadaan operasi yang stabil. Kalau diberikan suatu sinyal input, output
berubah dari satu keadaan operasi stabil ke keadaan yang lain.
Multivibrator monostabil (kestabilan tunggal). Jenis ini kadang-kadang disebut
multivibrator satu pukulan. Di sini pemberian sinyal input menyebabkan output berubah
ke suatu keadaan lain yang pada hakekatnya stabil. Output tetap berada dalam keadaan
seperti itu selama beberapa waktu (tergantung pada ukuran komponen). Setelah itu
output kembali ke keadaan semula. Sirkit multivibrator jenis ini dipakai untuk
membentuk pulsa atau untuk menghasilkan penundaan waktu yang lamanya tidak
tergantung dari pulsa pemacu input.

Keadaan operasi stabil sirkuit ini diperoleh bila TR2 on dan TR1 off. TR2 on oleh basis
melalui R3 dan tegangan kolektor TR2 rendah. Bias negatif yang diberikan kebasis TR1
memperkuat keadaan tetap matinya TR1. Kapasitor C terisi sampai +Vcc volt dengan
polaritas. Sirkuit itu dapat dipacu ke keadaan yang pada hakekatnya stabil dengan
memberikan pulsa positif ke basis TR1, yang membawa TR1 ke keadaan on dan ini
menghubungkan plat kapasitor C sebelah kiri ke ground.
Tindakan ini membawa tegangan kapasitor (- Vcc volt) ke basis TR2, sehingga
mematikan TR2. Pada saat yang sama tegangan kolektor TR2 yang naik diberikan ke TR1,
sehingga TR1 tetap dalam keadaan on. Tegangan kapasitor ( pada basis TR2 ) sekarang terisi dari
- Vcc menuju ke +Vcc pada kecepatan yang tergantung pada konstanta waktu CR3
c. Rangkaian Pulse Width Modulation
Rangkaian Pulse Width Modulation ( PWM ) merupakan suatu rangkaian elektronik yang
berfungsi untuk mengatur arus listrik yang akan digunakan. Besarnya arus listrik yang akan
digunakan diatur sesuai kebutuhan dengan mengatur potensio meter pada skala yang dibutuhkan.
Pada pembuatan alat uji fluks magnet ini rangkaian pulse width modulation (PWM) dibuat untuk
mengatur tegangan output agar sesuai dengan kebutuhan inputan tegangan yang dibutuhkan
lilitan ditengah yoke.
F. Multivibrator Dan Pulse Width Modulation (Pwm)
Multivibrator merupakan kelompok sirkit pengubah elektronik yang juga dikenal sebagai
osilator relaksasi, karena dalam operasi transistor-transistornya diputuskan untuk suatu jangka
waktu tertentu. Gelombang outputnya berbentuk siku-siku atau pulsa segi empat. Multivibrator
memakai dua buah transistor, dimana pada suatu saat ketika beroperasi sebuah transistor dalam
keadaan on dan transistor yang lain off. Dalam pembuatan alat uji partikel magnet ini digunakan
jenis multivibrator monostabil, karena dengan menggunakan jenis ini output frekwensi tegangan
listrik yang dikeluarkan dapat diatur sesuai kebutuhan. Pengaturan frekwensi tegangan listrik
yang akan digunakan dapat ditentukan dengan memutar potensio meter pada skala yang
dibutuhkan. Besar-kecilnya frekwensi tegangan listrik yang dialirkan akan mempengaruhi besarkecilnya kuat medan magnet yang dihasilkan oleh yoke magnet.
Pulse Width Modulation (PWM) merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi
untuk mengatur arus listrik yang akan digunakan. Besarnya arus listrik yang akan digunakan
diatur sesuai kebutuhan dengan mengatur potensio meter pada skala yang dibutuhkan. Pada

pembuatan alat uji partikel magnet ini rangkaian multivibrator dan rangkaian pulse width
modulation (PWM) digabungkan menjadi satu rangkaian.
G. Yoke
Dalam perencanaan pembuatan magnet yoke meliputi langkah-langkah pengerjaan sebagai
berikut :
a. Untuk bentuk yoke kita pergunakan lempengan-lempengan besi yang dipotong dan dirakit
sedemikian rupa berbentuk U yang dapat menghasilkan medan magnet dari masing-masing
kakinya.
Dalam penyusunan lempengan-lempengan diatur secara zig-zag antara lempengan satu
dengan lempengan yang lainnya, agar menghasilkan medan magnet yang kuat. Setelah
lempengan-lempengan tersusun sehingga berbentuk U maka untuk menghindari agar
lempengan-lempengan tersebut tidak lepas dalam hal ini kita rendam kedalam cairan isolasi.
Untuk merapatkan lempengan tersebut dibuat lubang skrup yang terletak di kaki-kaki yoke
tersebut.
b. Setelah bentuk yoke selesai barulah dilakukan perakitan lilitan yang terletak ditengah-tengah
yoke. Sebelum lilitan dibuat terlebih dahulu dipasang isolator berupa kertas, isolator dipasang
secara melintang pada posisi ditengah-tengah yoke yang ukurannya disesuaikan dengan lebar
lilitan. Untuk perakitan lilitan dilakukan di bengkel penggulungan dinamo dengan cara
menggunakan cetakan gulung secara mekanik sesuai dengan lebar yoke. Kawat yang digunakan
terbuat dari tembaga. Setelah lilitan selesai dibuat kemudian dilapisi bahan isolator lagi.
c. Setelah semuanya terangkai barulah yoke tersebut direndam kedalam cairan isolasi perekat
dengan tujuan supaya lilitan tersebut tidak terurai lagi setelah dilepas dari cetakannya.
d. Sumber arus DC hasil outputan dari rangkaian penyearah dan kombinasi rangkaian elektronika
yang lainnya dihubungkan dengan lilitan pada yoke, sehingga terjadi medan magnet pada yoke.
e. Besar kecilnya medan magnet yang dihasilkan dapat diatur sesuai kebutuhan agar kepekaan
alat dalam pengujian dapat ditentukan.
f. Seluruh rangkaian yoke telah siap diujikan untuk mendeteksi keretakan pada plat baja.
g. Hasil pengujian benda uji ditampilkan pada layar display penampil data kuat magnet listrik
( fluks ).
Dimana semakin besar nilai fluks yang ditampilkan pada display, dengan demikian plat
baja tersebut mengalami cacat atau keretakan semakin sedikit. Hal ini disebabkan karena aliran

magnet listrik yang mengalir tidak mengalami hambatan, sehingga kuat medan magnet yang
dihasilkan semakin besar pula.
Untuk mengetahui apakah metode elektromagnet yoke tersebut telah berhasil atau belum
maka hendaknya dilakukan kalibrasi terlebih dahulu, dimana metode ini mempunyai kemampuan
untuk menghasilkan fluks magnetik sebesar 322 Weber. Pengecekan magnetisasi dilakukan untuk
menjamin kekuatan magnet dalam pengujian. Kekuatan magnet dalam metode yoke hendaknya
dicek terlebih dahulu sebelum digunakan, karena kapan saja metode yoke dapat mengalami
kerusakan yang dapat mempengaruhi keakuratan dalam pegujian bahan.
H. Prinsip Kerja Alat
Tegangan input sebesar 220 volt AC diturunkan dan disearahkan tegangannya menjadi 35
volt DC. Tegangan DC sebesar 35 volt dari rectifier digunakan sebagai inputan tegangan untuk
rangkaian multivibrator dan pulse width modulation. Pada rangkaian multivibrator, inputan
tegangan 35 volt DC dikuatkan frekwensinya sehingga terjadi penguatan getaran elektromagnet.
Getaran elektromagnet perlu dikuatkan agar kuat magnet listrik yang dihasilkan dapat dibaca
oleh sensor magnet listrik. Kemudian pada rangkaian pulse width modulation, inputan tegangan
sebesar 35 volt DC diatur lebar duty cyclenya, dimana arus tegangan yang diterima dapat diatur
sesuai kebutuhan dengan memutar potensio meter. Rangkaian multivibrator dan pulse width
modulation menghasilkan tegangan output, dimana tegangan output ini selanjutnya dihubungkan
pada coil yang terdapat ditengah-tengah yoke. Dimana yoke berfungsi sebagai pembangkit
magnet listrik. Apabila saklar diatur pada posisi on, maka aliran listrik akan mengalir ke
rangkaian rectifier, kemudian menuju rangkaian multivibrator dan pulse width modulation dan
akhirnya mengalir pada coil atau lilitan ditengah-tengah yoke, sehingga terjadi magnet listrik
pada yoke. Magnet listrik yang ditimbulkan yoke digunakan untuk mendeteksi keretakan pada
plat baja, kuat magnet listrik yang dihasilkan yoke dapat dibaca oleh sensor dan dimanipulator
untuk selanjutnya ditampilkan oleh display berupa angka-angka digital agar mudah dibaca.
I. Benda Uji
Dalam uji partikel magnet ini digunakan benda uji dari baja karbon ST 37 dengan
ketebalan 10 mm. Pengambilan bahan material tersebut dilakukan karena terdapat bermacammacam benda uji yang dapat dipakai sebagai material uji. Bahan baja karbon ST 37 yang

digunakan ada enam buah dengan ketebalan yang sama, akan tetapi jumlah cacatnya dibuat
berbeda-beda. Hal ini dimaksudkan agar hasil uji partikel magnet nantinya bisa lebih akurat.
Dari pengujian material dapat diketahui besarnya reluktansi magnet yang berbeda-beda
dari keenam buah benda uji. Hal ini dikarenakan jumlah cacat yang diberikan juga berbeda-beda,
dimana semakin banyak cacat yang dimiliki oleh benda uji maka semakin besar nilai
reluktansinya. Dimana benda uji yang memiliki cacat maka pada benda uji tersebut terdapat
kebocoran medan maget yang dapat menghambat aliran medan magnet.
Untuk lebih jelasnya ukuran benda uji, plat baja ST-37 yang digunakan dalam pengujian
Kesimpulan
a. Kuat magnet listrik sebesar 322 weber, mampu mendeteksi keretakan pada plat baja ST-37
dengan ketebalan plat 1 cm.
b. Metode elektromagnetik yoke bentuknya relatif kecil dan mudah digunakan.
c. Semakin besar kuat magnet listrik yang ditimbulkan oleh yoke maka semakin besar
kemampuan alat ukur untuk mendeteksi keretakan pada plat baja.
Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas maka dapat diberikan beberapa saran diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Perlu dilakukan standarisasi tentang hubungan antara keretakan plat baja dengan
reluktansinya.
b. Perlu dilakukan penelitian alat uji fluks magnetik dengan menggunakan benda uji dengan jenis
plat baja yang berbeda.
c. Perlu dikembangkan untuk membuat alat ukur metode elektromagnetik yoke dengan
sensitifitas ukur yang lebih besar, sehingga mampu mendeteksi keretakan plat baja yang lebih
halus (retak rambut).

Anda mungkin juga menyukai