Makalah Revolusi Hijau
Makalah Revolusi Hijau
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Sejak pembangunan pertanian mulai digencarkan ke daerah pedesaan pada
tahun 1970-an. Terdapat dua pandangan yang bertolak belakang satu sama lain
dalam melihat bagaimana pembangunan pertanian mempengaruhi perubahan
sosial di pedesaan jawa. Pandangan pertama melihat persebaran teknologi
pertanian modern ke daerah pedesaan selama ini telah meningkatkan jumlah
buruh tani tak bertanah sehingga mendorong terjadinya polarisasi sosial.
Sebaliknya, pandangan kedua melihat persebaran teknologi pertanian modern
justru telah menghasilkan pemerataan ekonomi sehingga tidak menimbulkan
polarisasi. Melainkan justru memperbanyak subkelas petani dan mendorong
pelipatgandaan lapisan petani dalam struktur berspektrum kontinum atau
stratifikasi.
1.2.
TUJUAN
1. Menjelaskan dimensi apa saja (cultural, structural, interaksional) yang
berubah karena pembangunan pertanian ( revolusi hijau).
2. Menjelaskan proses perubahan masyarakat desa
karena
factor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat tersebut.
e. Robert H. Leuser
Robert mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan dalam segi
fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan manusia, mulai dari tingkat
individu orang-perorangan sampai tingkat dunia.
f. Kingsley Davis
Davis mengartikan perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
g. Robert Mac Iver
Dalam bukunya A Textbook of Society ia mengatakan bahwa perubahan
sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan-hubungan sosial
(social relationship) atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan
sosial.
h. William F. Ogburn
William menyatakan bahwa perubahan sosial mencakup unsur-unsur
kebudayaan baik material atau non material.
Dari beberapa pengertian diatas, perubahan sosial dapat disimpulkan
bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam
kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak
serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
ribuan
jiwa.
BAB III
PEMBAHASAN
4
3.2.
hidup dan
kegiatan
perdagangan
di
pedesaan
telah
4.1 KESIMPULAN
Dilihat dari kemajuan pertaniannya, desa Bajang boleh dikatakan
telah memasuki pasca revolusi hijau. Struktur pemilikan dan
penguasaan sawah di desa Bajang mengalami proses polarisasi, di
mana distribusi pemilikan dan penguasaan sawah memperlihatkan
ketimpangan yang cukup tajam. Hal ini dikarenakan menigkatnya
surplus produksi dan terjadinya penyesuaian-penyesuaian struktural
sebagai akibat dari perluasan pemakaian teknologi pertanian modern.
Terciptanya surplus dan muncaknya kekuasaan ekonomi itu telah
menciptakan kelas-kelas ekonomi baru dalam masyarakat, yang pada
gilirannya menjalar mempengaruhi kehidupan struktur sosial politik
masyarakat desa. Petani yang menguasai sawah yang luas cenderung
memperoleh hasil produksi yang besar. Sementara petani yang
menguasai sawah sempit memperoleh hasil ekonomi yang relative
sedikit.
Perbedaan penguasaan sumber ekonomi akan menentukan tinggi
rendahnya kemampuan mengendalikan dan menguasai sumber
ekonomi dalam pasar, yang selanjutnya menimbulkan perbedaan
penguasaan sumber ekonomi luar pertanian.
4.2 SARAN
Diharapkan
kepada
masyarakat
desa
Bajang
untuk
tidak
Anonymous.2012.
Revolusi
Hijau.
Diunduh
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/03/24/pertanianindonesia-pasca-revolusi-hijau/ (online)
Anonymous.2010.
Masyarakat
Desa
dan
Mayarakat
dari
Kota.
http://www.gudangmateri.com/2010/04/masyarakat-desa-dan-masyarakatkota.html (online)
Anonymous.2010. Perubahan Sosial Masyarakat Desa
.
http://nilafuitoriya.blogspot.com/2010/03/perubahan-sosial-masyarakat-desapaper.html (online)