Laporan Diskusi Ara A Revisi
Laporan Diskusi Ara A Revisi
DASAR MANAJEMEN:
PERENCANAAN PROGRAM GIZI
Oleh,
Kelompok 3 A
Cahya Ayu Agustin (0906633975)
Dewi Lestari
(0906634006)
Eka Setyani
(0806340555)
(0906634233)
Tiyani Rahmawati
(0906634422)
Yasashi I Evelyn
(0906634441)
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Dalam makalah ini kami membahas skenario mengenai kabupaten Ara
pada masalah status gizi penduduk pada kabupaten tersebut.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman Dasar
Manajemen yang lebih difokuskan pada Perencanaan Program Gizi dan
meningkatkan kemampuan dalam menangani masalah gizi yang ada di
masyarakat.
Dalam proses pendalaman materi Dasar Manajemen (Perencanaan
Program Gizi) ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan
saran. Oleh karena itu, rasa terima kasih kami sampaikan kepada:
Orang tua kami atas dukungan materi dan moril yang diberikan kepada
kami serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Kata Pengatar.......................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................
1. Tujuan Pembelajaran..................................................................................
2. Skenario.....................................................................................................
3. Identifikasi Masalah...................................................................................
3.1. Data Subjektif..................................................................................
3.2. Data Objektif....................................................................................
3.3. Penentuan masalah...........................................................................
4. Prioritas Masalah.......................................................................................
4.1. Metode Delbecg...............................................................................
4.2. Metode Hanlon.................................................................................
5. Pohon Masalah...........................................................................................
6. Tujuan Dan Seleksi Model Intervensi........................................................
6.1. Pohon Tujuan...................................................................................
6.2. Penentuan Tujuan.............................................................................
6.3. Alternatif Intervensi.........................................................................
6.4. Seleksi Intervensi.............................................................................
7. Project Planning Matrix (PPM)/Logical Framework (Logframe).............
Daftar Pustaka......................................................................................................
1. Tujuan Pembelajaran
2. Skenario
Kabupaten Ara
Kabupaten Ara terdiri dari 15 kecamatan dan 196 desa, dengan lokasi
wilayah memanjang dari utara ke selatan 180 km dan barat ke timur 90 km. Jalan
utama adalah aspal dan jalan menuju desa-desa sebagian besar kerikil. Jumlah
penduduk sekitar 185.000 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 35.000 dan 15%
jumlah penduduk adalah balita.
Pengadaan pangan
Keadaan geografi kabupaten terdiri dari daerah pegunungan dan pantai.
Keadaan tanah sebagian tidak subur, sehingga banyak keluarga yang memenuhi
kebutuhan pangannya dengan membeli. Tanaman yang tumbuh adalah padi,
singkong, dan jagung. Beberapa buah seperti jambu monyet dan jeruk juga
tumbuh tetapi untuk dijual ke luar daerah. Ikan dikonsumsi setiap hari dalam
jumlah yang sangat sedikit terutama di daerah pegunungan. Mencari ikan adalah
kegiatan penting selama musim hujan dan kemarau. Daging, telur, dan susu sangat
jarang tersedia. Kacang-kacangan dan sayuran seringkali sulit untuk didapatkan,
terutama pada musim kemarau. Pisang tersedia sepanjang tahun, padi merupakan
makanan pokok yang sangat populer, tetapi pada musim kemarau harganya
cenderung mahal dan kemudian diganti dengan jagung dan singkong.
Iklim
Musim hujan sangat pendek dan jumlah hari hujan dalam satu tahun kirakira hanya 90 hari, curah hujan per tahun sekitar 500-1500 mm per tahun.
Sumber air
Pada umumnya masyarakat memperoleh air dari sumur, yang biasanya
melakukan pekerjaan ini adalah perempuan.
Sanitasi
Di daerah pantai, sampah biasanya dibuang di laut dan juga mereka punya
kebiasaan buang air besar di laut. Menurut mereka air laut terlalu asin untuk
mandi, sehingga mereka mandi dan mencuci menggunakan air dari sumur.
Sementara itu di daerah pegunungan, mereka mendapatkan air dari mata air atau
sungai dan buang air besar juga di sungai.
Kesehatan
Perempuan
Masalah kesehatan umumnya adalah lemah, pusing, batuk kronik, dan
infeksi. 55% perempuan hamil menderita anemia. Ditemukan di hampir setiap
kecamatan ibu yang meninggal karena melahirkan dan nifas sebanyak 2 orang tiap
tahun. Pada ibu hamil kenaikan berat badan selama kehamilan hanya 6-8 kg.
Anak-anak
Masalah kesehatan umumnya adalah infeksi kulit, batuk, dan diare. Survei
terhadap status gizi anak balita menunjukkan hasil 36% gizi kurang dan 12% gizi
buruk. Angka kematian juga relatif tinggi, pada saat lahir 27%, 8-28 hari 20%, 111 bulan 29% dan 1-5 tahun 19%. Xeropthalmia juga merupakan problem di
daerah ini.
Kebiasaan makan
Menyusui dalam waktu yang sangat lama sangat umum. Sekitar 95% bayi
yang berusia kurang dari 1 tahun menyusui. Kira-kira 60% dari kelompok umur
19-24 bulan masih menyusui. Makanan tambahan berupa nasi halus atau pisang
diberikan pada bayi berumur 1 bulan. Dari umur 1 tahun balita sudah diberikan
seperti makanan orang dewasa. Pada umumnya mereka makan 2 kali sehari. Pada
pagi hari mereka biasa mengonsumsi makanan sisa kemarin atau singkong. 50%
penduduk tidak sarapan. Ibu-ibu yang sedang hamil atau menyusui juga tidak
banyak mengonsumsi makanan, rata-rata mereka mengonsumsi 1400-1700 kkal
dan 45-50 gram protein. Ibu-ibu mempunyai pantangan makan ikan selama hamil
atau menyusui.
Pelayanan, organisasi sosial, dan tenaga kerja
Di setiap desa tersedia sekolah dasar, namun demikian buta aksara masih
tinggi, kira-kira 15% laki-laki dan 35% perempuan tidak pernah sekolah.
Puskesmas tersedia di setiap kecamatan dan ada satu rumah sakit di
ibukota kabupaten. Tidak semua desa mempunyai bidan di desa (BDD), hanya
50% desa yang memiliki BDD. Bagi desa yang tidak ada BDD akan dirangkap
oleh bidan Puskesmas atau BDD terdekat. Posyandu tersedia di setiap desa,
jumlah kader 3-5 orang/ posyandu. Dukun bayi masih terdapat di setiap desa dan
umumnya mereka membantu persalinan. Masyarakat pada umumnya enggan
untuk berobat ke pelayanan kesehatan dan vaksinasi sebab mereka takut kalau
panas.
Sebagian besar aki-laki bekerja di sektor pertanian dan hampir semua dari
mereka mempunyai tanah sendiri. Aktivitas lain yang penting adalah mencari ikan
dan membuat garam pada musim kemarau. Beberapa pemuda pergi ke ibukota
provinsi untuk mencari kerja. Sementara perempuan menyelesaikan tugasnya di
rumah di samping itu mereka juga membantu di ladang untuk menanam,
menyiangi, memanen, dan menggembala ternak.
3. Identifikasi Masalah
3.1. Data Subjektif
Kabupaten Ara terdiri dari 15 kecamatan dan 196 desa dengan lokasi
wilayah yang memanjang dari utara ke selatan 210 km dan barat ke timur
89 km
Jalan utama berupa aspal dan jalan menuju desa-desa sebagian besar
kerikil
Keadaan geografi pantai terdiri dari daerah pegunungan dan pantai
Keadaan tanah sebagian tidak subur
Banyak keluarga yang memenuhi kebutuhan pangan dengan membeli
Produk lokal yang dijual ke luar daerah berupa jambu monyet dan jeruk
Produk protein hewani sangat jarang tersedia dan kacang serta sayur sulit
singkong
Umumnya masyarakat mendapat air dari sumur yang biasanya dilakukan
oleh wanita
Kebiasaan membuang air besar di laut dan sungai
Kebiasaan membuang sampah di laut
Masalah kesehatan umum pada anak adalah infeksi kulit, batuk, diare
Menyusui dalam waktu lama
Makanan tambahan berupa nasi halus atau pisang untuk bayi 1 bulan
Kebiasaan makanan 2 kali sehari, sarapan dengan makanan sisa kemarin
atau singkong
Kebiasaan tidak sarapan 50%
Konsumsi makanan ibu menyusui dan ibu hamil tidak adekuat
Memiliki pantangan makan ikan selama hamil dan menyusui
tahun
Kenaikan BB selama hamil 6-8 kg
Sebanyak 36% balita mengalami gizi kurang
Sebanyak 12% balita mengalami gizi buruk
Mortalitas saat lahir sebanyak 27%
Mortalitas saat neonatal (8-28 hari) sebanyak 20%
Mortalitas saat postnatal (1-11 bulan) sebanyak 29%
Mortalitas usia balita (1-5 tahun) sebanyak 19%
Bayi (< 1 tahun) menyusui sebanyak 95%
Balita usia 19-24 bulan menyusui sebanyak 60%
Konsumsi energi rata-rata ibu hamil dan ibu menyusui sebanyak 1400-
= Menyerang balita.
= Menurunkan produktivitas.
10 = Menimbulkan kematian.
Masala
1 2
- -
Anggota
3 4 5
5 5 5
1 1
6
-
B
C
D
7 7
7 5
5 8
0
8
3
0
9
3
6
5
9
1
8
9
4
3 5
5
1
5
1
7
3
8
7
9
6
Total
Prioritas
Skor
Masalah
18
15
56
50
41
1
3
10
47
54
34
43
42
2
14
8
9
46
47
6
5
F
G
H
I
7
5
4
5
8
7
7
5
0
3
4
9
0
3
4
5
3
2
8
5
7
7
7
8
1
7
9
5
6
J
K
8 5 -
8
1
8
1
6
7
0
8
L
M
N
O
5
5
5
5
7
5
0
9
5
5
5
0
6
8
9
5
9
5
7
5
9
5
5
5
5
6
7
6
38
39
45
36
12
11
7
13
Baik
keseluruhan
populasi
penduduk
maupun
populasi
yang
Masalah
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Tidak sarapan
Kader kurang
Buta Aksara
Masalah
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Tidak sarapan
Kader kurang
Buta Aksara
% Penduduk yang
Terkena
91 - 100%
81 - 90%
71 - 80%
61 - 70%
51 - 60%
41 - 50%
31 - 40%
21 - 30%
11 - 20%
10 %
% Penduduk yang
Terkena
36%
12%
50%
0,53%
24%
% Penduduk yang
Terkena
4
2
5
1
3
Kelompok Kriteria B
Kelompok harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin dan
menentukan tingkat keseriusan dari masalah. Sekalipun demikian, angka dari
faktor yang harus dijaga agar tetap pada nilai yang pantas. Kelompok harus
berhati-hati untuk tidak membawa masalah ukuran atau dapat dicegahnya suatu
masalah ke dalam diskusi, karena kedua hal tersebut sesuai untuk dipersamakan di
tempat yang lain.
Maksimum skor pada komponen ini adalah 20. Faktor-faktor harus
dipertimbangkan bobotnya dan ditetapkan secara hati-hati. Dengan menggunakan
nomor ini (20), keseriusan dianggap dua kali lebih pentingnya dengan
ukuran/besarnya masalah.
Faktor yang dapat digunakan adalah:
1. Urgensi: sifat alami dari kedaruratan masalah; tren insidensi, tingkat
kematian, atau faktor risiko; kepentingan relatif terhadap masayarakat;
akses terkini kepada pelayanan yang diperlukan.
2. Tingkat keganasan: tingkat daya tahan hidup, rata-rata usia kematian,
kecacatan/disabilitas, angka kematian prematur relatif.
3. Kecenderungan gawat: untuk masyarakat (kota / daerah / Negara), dan
untuk masing-masing individu.
Masing-masing faktor harus mendapatkan bobot. Sebagai contoh, bila
menggunakan lima faktor, bobot yang mungkin adalah 0-5 atau kombinasi
manapun yang nilai maksimumnya sama dengan 20. Menentukan apa yang akan
dipertimbangkan sebagai minimum dan maksimum dalam setiap faktor biasanya
akan menjadi sangat membantu. Hal ini akan membantu untuk menentukan batasbatas untuk menjaga beberapa perspektif dalam menetapkan sebuah nilai numerik.
Masalah
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Tidak
sarapan
Kader
kurang
Buta Aksara
Keganasa
Tingkat
Kecenderungan
n
4
5
Urgensi
5
5
Gawat
4
5
1
3
Keterangan:
1 = tidak ganas/urgen/gawat
2 = kurang ganas/urgen/gawat
3 = agak ganas/urgen/gawat
4 = ganas/urgen/gawat
Total
Rata-
13
15
rata
4.33
5
2.67
5 = sangat ganas/urgen/gawat
Kelompok Kriteria C
Komponen ini mungkin merupakan komponen formula yang paling
subyektif. Terdapat sejumlah besar data yang tersedia dari penelitian-penelitian
yang mendokumentasikan sejauh mana tingkat keberhasilan sebuah intervensi
selama ini. Efektivitas penilaian, yang dibuat berdasarkan tingkat keberhasilan
yang diketahui dari literatur, dikalikan dengan persen dari target populasi yang
diharapkan dapat tercapai.
Anggota
Masalah
Gizi
Kurang
Gizi Buruk
Tidak
sarapan
Kader
kurang
Buta
Aksara
Total
Ratarata
0,75
0,75
0,75
0,75
0,85
0,5
0,75
0,5
1,5
0,75
0,5
5,5
0,78
1,25
0,75
0,75
1,25
1,25
7,25
1,03
1,25
1,25
1,25
0,5
1,25
1,25
7,75
1,1
0,75
0,5
0,75
0,5
0,75
0,75
0,5
4,5
0,64
bertujuan
untuk
menjamin
Kelompok Kriteria D
P : Kesesuaian (Appropriateness)
E : Secara ekonomi mudah (Economic Feasibility)
A : Dapat diterima (Acceptability)
R : Tersedianya sumber (Resources availability)
L : Legalitas terjamin (Legality)
Adapun
beberapa
intervensi
yang
bertahap
Masalah Tidak sarapan: Melakukan penyuluhan akan pentingnya sarapan,
Demo masak mengenai keterampilan mengolah bahan pangan.
tenaga kerja
Masalah buta aksara: Mengadakan sekolah gratis dengan tenaga pengajar
yang berkompeten.
Masalah
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Tidak sarapan
Kader kurang
Buta Aksara
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
Hasil
Perkalian
1
1
0
0
1
Hasil Akhir
Nilai
Masalah
NPD
Gizi Kurang
Gizi Buruk
Tidak
7,08
5,46
PEARL
1
1
8,24
sarapan
Kader
kurang
Buta Aksara
NPT
Urutan
7,08
5,46
Prioritas
1
2
4,03
3,84
3,84
21. Untuk warga yang bertempat tinggal di daerah pantai, mengolah air laut
menjadi garam dan kemudian dikonsumsi serta diperjualbelikan. (karena
air lautnya asin banget tentu kadar garamnya tinngi trus musim kemarau
dikabupaten Ara ini lama jadi sangat mudah dan menguntungkan untuk
menghasilkan garam dengan tk. Natrium klorida yang tinggi).
22. Pemerintah mengalokasikan bantuan dana untuk pendirian Koperasi
Simpan Pinjam yang nantinya dapat membantu perekonomian dan aspek
pertanian serta kesehatan warga desa.
1
18
18
16
2
18
17
16
3
22
18
18
4
21
19
17
5
24
25
24
6
24
21
20
7
20
15
16
8
22
20
19
9
26
20
21
10
26
20
21
Intervensi
11
12
23
24
20
21
19
22
13
22
18
20
14
26
23
23
15
23
20
21
16
26
21
21
17
22
16
18
18
21
18
17
19
23
20
19
20
22
16
21
21
19
17
18
22
22
22
20
15
17
16
15
19
18
14
19
18
18
20
19
20
21
20
21
17
18
17
17
17
20
16
18
11
14
22
13
12
14
20
15
18
19
16
23
19
17
16
14
14
13
15
18
16
15
14
19
20
18
14
16
16
19
19
19
19
19
19
18
16
18
16
17
18
19
19
19
16
19
20
19
21
22
21
23
17
22
19
23
20
21
20
19
20
19
22
20
19
22
23
25
21
22
22
22
17
17
19
21
20
24
19
19
19
21
21
25
137
136
138
148
178
19
21
15
130
152
162
158
158
166
156
183
165
168
139
146
153
144
144
167
19.4
21
19.7
19
21.1
14
25.4
2
18.5
21
21.7
12
23.1
7
22.5
8
22.5
9
23.7
5
22.2
10
26.1
1
23.5
6
24
3
19.8
18
20.8
15
21.8
13
20.5
16
20.5
17
23.8
4
Indikator
Relevan
Fisibel
Efektif
Mudah dalam
pencapaian
Efektif dana
Mudah dalam
evaluasi
Berkelanjutan
Dapat diterima
TOTAL
1 = tidak sesuai
4 = sesuai
2 = kurang sesuai
5 = sangat sesuai
3 = agak sesuai
4
22
11
2.
7. INDICATOR OF
OBJECTIVE
12.
Menurunnya AKB dari 19%
menjadi 18% dalam waktu 3
tahun di Kab. Ara
Meningkatnya jumlah anak
dengan status tumbuh
kembang optimal sebesar 3%
dalam waktu 3 tahun
8. MEANS OF
VERIFICATION
13.
Survey Awal
Survey Akhir
Laporan di setiap Posyandu
di Kab. Ara
Metode: Pemeriksaan
Antropometri (BB, TB,
Lingkar Kepala usia 1-3
tahun)
18.
20.
19. Menurunnya prevalensi Survey Awal
gizi buruk pada Balita Survey Akhir
dari 12 % menjadi 11 % Laporan di setiap Posyandu
di Kab. Ara
dalam waktu 3 tahun di
Metode: Pemeriksaan
Kab. Ara
Antropometri (BB, TB,
Lingkar Kepala usia 1-3 thn)
9. IMPORTAN
ASSUMPTION
14.
15.
21.
22.
23.
RESULT
Tercapainya asupan makanan
yang adekuat
Rendahnya keterpaparan
penyakit
29.
ACTIVITIES
Persiapan
a. Pengumpulan &
pengolahan data
b. Menghubungi LSM
30.
31.
32.
c. Menghubungi perangkat
desa & tokoh masyarakat
33.
34.
35.
d. Pembentukan tim
a.
b.
c.
d.
24.
25. Meningkatnya asupan
makanan bergizi yang
ditandai dengan jumlah
konsumsi kalori ratarata per hari 1250 kkal
dengan frekuensi
meningkat menjadi 5
kali sehari dan jenis
makanan yang
bervariasi
47.
48.
Surveyer, ATK, dana,
transportasi
Surveyer, anggota LSM,
Perencana, Media
presentasi, tempat, ATK,
dana, transportasi, konsumsi
Perencana, perangkat desa,
tokoh masyarakat,
masyarakat, media
presentasi, tempat, ATK,
dana, transportasi, konsumsi
Perencana, perangkat desa,
26.
Survey Awal
Survey Akhir
Metode: Pemeriksaan
Antropometri (BB, TB,
Lingkar Kepala usia 1-3
tahun)
Food Recall (2 x 24 jam)
54.
55.
Di setiap desa terbentuk tim
penanggulangan Gizi Buruk
Terbentuk program kerja
Tersedianya anggaran, alat
dan mesin
56.
57.
58. Masyarakat mengerti
dan melaksanakan
materi
59.
60. Meningkatnya jumlah
27.
28.
36.
e. Penyusunan jadwal kerja
dan lokasi
f. Pembuatan anggaran
g. Pengadaan alat dan mesin
h. Pemilihan metode
Pelaksanaan
a. Sosialisasi
37.
b. Penyuluhan
38.
39.
Monitoring
a. Pemeriksaan Kartu Menuju
Sehat (KMS) secara berkala
40.
41.
42.
Evaluasi
a. Survey akhir
(interview/kuesioner)
b. Lomba Balita sehat
43.
44.
45.
46.
77.