Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

LABORATORIUM UNIT PROSES


WATER TREATMENT

DISUSUN OLEH :
EUNIWATI SITUMEANG

03121003005

SHAFIRA NABILA

03121003017

YOGA PERMANA

03121003038

RAALYKA DHEA PHIHIMYL

03121003065

NAMA ASISTEN :

JURUSAN TEKNIK FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air
kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran. Air
yang berasal dari alam (ex.sungai) mengandung kotoran (impurities).
Berbagai jenis pencemar air berasal dari :
a. Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan
sebagainya.
b. Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta
sumber-sumber lainnya.
Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas air. Berbagai usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran
pencemaran terhadap air dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan. Masalah
pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air merupakan masalah pokok.
Hal ini mengingat keadaan perairan-alami di banyak negara yang cenderung
menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu
sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk
mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make
up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih
dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu sendiri. Water
Treating Plant juga merupakan unit yang berfungsi untuk menjernihkan air baku
menjadi air bersih melalui proses klarifikasi (clarification process).
Pada percobaan kali ini kita akan melakukan proses penjernihan air yang
berasal dari tempat - tempat yang mengandung banyak kotoran / zat - zat kimia
dengan menggunakan proses water treating plant sehingga menghasilkan air yang
kembali jernih dan dapat digunakan kembali.
1.2 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dan dipelajari pada percobaan kali ini :

1.

Mengetahui proses proses yang dapat dipakai dalam water treatment

2.

Mengetahui teknologi water treatment serta aplikasi dalam pabrik dan


kehidupan sehari hari.

3.

Mengetahui prinsip kerja dan manfaat bahan kimia dalam proses water
treatment.

1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan kali ini adalah :
1. Mengetahui proses proses yang terjadi di dalam suatu peralatan water
treatment.
2. Mengetahui jenis jenis alat atau peralatan yang digunakan dalam proses
water treatment.
3. Mengetahui bahan chemical yang dapat dipakai dalam proses water
treatment.
1.4 Permasalahan
Permasalahan yang kami tinjau disini ada beberapa hal, antara lain yaitu :
1. Bagaimana cara mengolah air ( air rawa dan air got) menjadi air yang lebih
murni dan sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Bagaimana pengaruh proses water treatment yang dipakai terhadap air yang
dihasilkan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air
kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran.
Berbagai jenis pencemar air berasal dari :
a. Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan
sebagainya.
b. Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta
sumber-sumber lainnya.
Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas air. Berbagai usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran
pencemaran terhadap air dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan. Masalah
pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air merupakan masalah pokok. Hal
ini mengingat keadaan perairan-alami di banyak negara yang cenderung menurun,
baik kualitas maupun kuantitasnya.
Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu
sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk
mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make
up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih
dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu sendiri.
Pada umumnya kebutuhan pabrik akan air sangat banyak dan perlu sehingga
lokasi pabrik dipilih dekat dengan sumber air. Sebagai contoh untuk skala Pabrik
sumber air baku untuk pembuatan airnya diambil dari air sungai. Secara singkat
pengolahan air dari sungai tersebut mengalami beberapa tahapan, adapun
peralatan yang digunakan dalam unit water treatment adalah sebagai berikut :
1.

Filter ( saringan)

2.

Pompa

3.

Flocculator

4.

Clarifier

5.

Clear well

6.

Sand Filter

7.

Filtered Water Storage Tank

Gambar 2.1 Unit Water Treatment


(sumber : Wiwin, 2010)

Berikut ini pembahasan mengenai unit-unit di atas :


1. Filter
Yang dimaksud dengan filter disini adalah alat penyaringan air yang memiliki
kerapatan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu untuk
menyaring benda padat kasar yang terapung disekitar pompa air, sehingga
kerusakan pompa dapat terhindar akibat tersumbat. Prinsip kerja : yaitu hanya
menerima air yang didistribusikan oleh pompa dan pada filter terjadi pemisahan
antara benda padat kasar dan air.
2. Pompa

Disini pompa berfungsi untuk

mendistribusikan air (air sungai) dan

kemudian akan diolah kembali. Prinsip kerja : mendistribusikan air dari sumber
air dan kemudian diolah kembali oleh alat-alat selanjutnya.
3. Flocculator
Flocculator adalah bagian yang berupa tangki dengan diameter, tinggi dan
kapasitas tertentu sesuai dengan keperluan. Prinsip Kerja : menampung air yang
didistribusikan oleh pompa kemudian koloid-koloid yang terdapat bersamasama dengan air di koagulasi karena pengaruh beberapa bahan kimia yang
diberikan selanjutnya koloid yang berbentuk flock ini tertinggal di flocculator
kemudian airnya diproses pada alat selanjutnya. Air sungai yang dipompakan,
sebelum masuk kedalam flocculator maka diinjeksikan dengan berbagai macam
bahan kimia, antara lain:
a. Larutan alum ( Al2SO4)
Larutan ini berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel-partikel koloid
sehingga akan lebih mudah terbentuk floc-floc dan mengendap. Suspensi koloid
terdiri dari ion-ion bermuatan negatif sehingga akan terjadi peristiwa tolakmenolak antar ion. Apabila ion ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam
zat pengendap (coagulant chemicals) bersentuhan dengan ion-ion negatif maka
akan terbentuk gumpalan berupa gelatin. Dengan demikian ukuran partikel akan
bertambah besar sehingga dapat dipisahkan dengan cara pengendapan.
b. Coagulant Aid
Berfungsi untuk memperbesar partikel koloid dan membentuk floc tank,
sehingga proses pengendapan berlangsung lebih cepat dan sempurna. Bahan kimia
polimer sering dipakai sebagai koagulan/flokulan pembantu dalam proses
flokulasi di IPA, polimer berfungsi membantu membentuk makroflok yang akan
menahan abrasi setelah terjadi destabilisasi dan pembentukan mikroflok
disebabkan oleh koagulan.
Adsorpsi koagulan pembantu pada mikroflok penting, supaya makroflok
dapat terbentuk. Hal ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik batas permukaan
antara molekul dan hal ini sangat tergantung pada komposisi air. Sesuai dengan

muatan

elektrostatik

dalam

larutan

air,

koagulan/flokulan

pembantu

dikelompokkan menjadi non ionogen, anion aktif dan kation aktif.


Bahan kimia pendukung lainnya yang dimaksud adalah zat kimia yang
digunakan untuk membantu berlangsungnya proses koagulasi-flokulasi. Zat ini
biasanya ditambahkan sebelum proses koagulasi dilakukan. Zat ini ditambahkan
dan berfungsi :
- Untuk penetapan pH
- Sebagai zat pemberat
- Sebagai Oksidator
- Sebagai adsorben
- Elektrolit
Penetapan pH yang dimaksud adalah penetapan pH optimum untuk koagulasi,
ditetapkan untuk memenuhi persyaratan pH berada pada jangkauan yang
disyaratkan untuk setiap jenis koagulan yang digunakan. Zat kimia yang
digunakan untuk penetapan pH pada pengolahan air adalah :
- Kapur : CaO, Ca(OH)2. Untuk menaikan pH
- Soda abu (Sodium bikarbonat) : Na2CO3
- Soda api (Sodium hidroksida) : NaOH
- Asam sulfat : H2SO4 , CO2. Untuk menurunkan pH
Dengan adanya partikel-partikel suspensi yang ditambahkan, akan terjadi
tumbukan antar partikel, sehingga terjadi aglomerasi antar partikel. Disamping
tumbukan antar partikel zat ini juga dapat meningkatkan daya adsorpsi partikel.

c. Gas Chlorine
Merupkan zat pembunuh bakteri, jamur, mikroorganisme yang terdapat
didalam air. Dosis yang digunakan adalah 5 ppm. Sebelumnya digunakan kaporit
(CaOCl2), kaporit lebih baik dari pada chlorine karena dapat dengan cepat
mengendapkan lumpur sehingga air akan lebih bersih.
d. Caustic Soda (NaOH)
Berfungsi untuk mengatur pH air sungai karena pada sistem pembentukan
floc dibutuhkan kondisi dengan pH 5,5 s.d 6,2. Dosis yang digunakan adalah 2 s.d
5 ppm. Kondisi pH harus dijaga lebih dari 5,5 agar floc terbentuk dan pH harus
kecil dari 6,2 agar floc yang terbentuk tadi tidak akan pecah lagi. Flocculator juga
dilengkapi dengan pengaduk yang berfungsi menghomogenkan air sungai dan
bahan kimia yang telah diinjeksikan tersebut.
4. Clarifier
Clarifier berfungsi sebagai tempat pembentukan flok dengan penambahan
larutan Alum (Al2(SO4)3 sebagai bahan. Pada Clarifier terdapat mesin agitator yang
berfungsi sebagai alat untuk mempercepat pembentukan flok. Pada Clarifier terjadi
pemisahan antara air bersih dan air kotor. Air bersih ini kemudian disalurkan
dengan menggunakan pipa yang besar untuk kemudian dipompakan ke filter.
Clarifier terbuat dari beton yang berbentuk bulat yang dilengkapi dengan
penyaring dan sekat. Dari inlet pipa clarifier, air masuk ke dalam primary reaction
zone. Di dalam prymari reaction zone dan secondary reaction zone,air dan bahan
kimia (Koagulan yaitu tawas) diaduk dengan alat agitataor blade agar tercampur
homogen. Maka koloid akan membentuk butiran-butiran flokulasi.
Air yang telah bercampur dengan koagulan membentuk ikatan flokulasi,
masuk melalui return floc zone dialirkan ke clarification zone. Sedimen yang
mengendap dalam concentrator dibuang. Hal ini berlangsung secara otomatis yang
akan terbuka setiap satu jam sekali dalam waktu 1 menit. Air yang masuk ke dalam
clarification zone sudah tidak dipengaruhi oleh gaya putaran oleh agitator,
sehingga lumpurnya mengendap. Air yang berada dalam clarification zone adalah
air yang sudah jernih.

Clarifier terbuat dari beton yang berdiameter dan dilengkapi dengan


pengaduk. Pada clarifier air terdiri dari flocculator dipisahkan floc-floc nya
dengan cara pengendapan yang disertai dengan pengadukan berputaran rendah.
Hal ini berfungsi untuk membentuk floc (gumpalan) dari partikel yang berukuran
kecil. Clarifier terutama digunakan dalam air limbah industri pengolahan untuk
memisahkan padatan dari limbah cair di sungai. Clarifier adalah langkah ketiga
dalam proses treatment yang terdiri dari empat langkah proses untuk air dan
pengolahan air limbah. Dalam pengolahan air limbah empat langkah utama adalah
pengumpulan dan homogenisasi limbah, pH penyesuaian, klarifikasi, dan sludge
dewatering.
Selama proses clarification, dihilangkan juga water hardness (air keras) yaitu
garam kalsium dan magnesium yang larut dalam air. Hardness dapat dikurangi
dengan jalan mereaksikan zat- zat kimia yang akan mengendapkan hardness
tersebut. Air bersih hasil pengendapan dipisahkan melalui over flow di bibir
clarifier dan endapannya dibuang (blowdown) melalui bagian bawah clarifier.
Kualitas air pada clarifier dapat dikontrol di outlet clarifier dengan parameter pH
antara 5,5-6,2 ;kadar chlorine 0,3-1,5 ppm; dan turbidity kurang dari 5 ppm.
5. Clear well
Salah satu unit bangunan di dalam TPA (instalasi pengolahan air bersih) yang
berfungsi sebagai penampung/wadah sementara (reservoar) air hasil pengolahan.
Pada beberapa instalasi , unit ini juga berfungsi sebagai tempat pembubuhan
desinfektan. Pipa transmisi adalah pipa pipa pembawa air minum yang
menghubungkan bak penampung air (clear well) dengan bak penampung air
distribusi (Reservoir distribusi). Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan
air bersih yang telah disaring melalui filter, air ini sudah menjadi air yang bersih
yang siap digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu untuk kemudian dapat
dijadikan air minum.
Unit ini juga digunakan sebagai waduk untuk menyimpan disaring kuantitas
air yang memadai untuk mencegah kebutuhan yang berbeda-beda untuk menilai

penyaringan dengan variasi permintaan, Pada beberapa instalasi , unit ini juga
berfungsi sebagai tempat pembubuhan desinfektan untuk menjaga kualitas air.
2.1 Karakteristik Fisik Air
Adapaun karakteriktik fisik air antara lain meliputi :
1. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan
organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan
oleh buangan industri.
2. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut.
Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak
sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.
4. Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar
matahari kedalam air.
5. Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan
oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
2.2 Karakteristik Kimia Air
Setiap zat ataupun cairan pasti mengandung zat kimia tertentu, tidak terkecuali
air. Berikut adalah beberapa karakteristik kimia dari air.
1. pH

Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan


efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air
semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3. BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring
kapasitas self purification badan air penerima.
Reaksi:
Zat Organik + m.o + O2 . CO2 + m.o + sisa material organik (C,H,O,N,S,P)
4. COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik secara kimia.
Reaksi:
Zat Organik + O2 CO2 + H2O + 95% terurai
5. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun,
namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian
untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam
air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya
kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
6. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat ( 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan
bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh
oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.

2.3 Proses Water Treatment


2.3.1 Proses secara umum
Water treatment merupakan unit yang berguna dalam pembersihan air dari
air kotor menjadi air bersih, yaitu dengan cara proses klarifikasi yaitu proses
penghilangan suspended solid. Proses tersebut dapat berjalan dengan 3 proses
yaitu :
1)

Proses koagulasi
Yaitu partikel koloid yang bermuatan sama dinetralisir melalui koagulan.
Reaksi :
Al2(SO4 + 3 Ca(OH)2

2 Al(OH)3 + 3 CaSO4

Tahap tahap koagulasi:


a. Rapid mixing , yaitu adanya tumbukan menjadi netralisasi sempurna
distribusi koagulan merata.
b.

Netralisasi muatan

c.

Tumbukan partikel
2) Proses flokulasi
Yaitu suatu mekanisme dimana flok kecil yang sudah terbentuk dalam
proses koagulasi tadi melalui suatu media flokulan digabungkan menjadi flok
yang lebih besar sehingga cukup berat untuk bisa mengendap. Di dalamnya
juga terdapat rantai yang

panjang dan banyak cabangnya yang berguna

sebagai jembatan penghubung.


Hal yang dapat menyebabkan putusnya rantai tersebut adalah pengadukan
yang cepat (rapid mixing). Faktor lain yang dapat mengganggu adalah
kondisi

tingkat

keasaman

lingkungan

sekitarnya

sehingga

perlu

menginjeksikan chemicals NaOH sebagai pH adjuster.


3) Sedimentasi
Dasar teori yang dipakai untuk proses sedimentasi adalah hukum stoke,
yaitu floks yang besar tersebut mengalami pengendapan. Faktor yang
mempengaruhinya adalah :
a. Dosis koagulan dan flokulan.
b. Mixing, pH, temperatur, warna air baku
c. Level interface dan blowndown lumpur di klarifier.

Air baku kotor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua,yaitu :


a. Tak larut (suspended)
Contohnya adalah yang mengandung O2, CO2 dan H15 .Hal tersebut dapat
diatasi dengan cara :
1. klarifikasi,yaitu dengan mixer dengan kecepatan tinggi.
2. Filtrasi
b. Terlarut (disolved)
1. solftenery
2. demineralisasi
2.3.2
1.

Proses secara khusus


Air baku yang berasal dari sungai disebut dengan raw water intake yang
dipompa melalui unit RPA untuk diproses lebih lanjut ke unit operasi water
treating plant.

2.

Raw water intake masuk melalui bagian bawah clarifier.

3.

Setelah itu air melalui wilayah yang disebut dengan sand filter untuk
mendapatkan perlakuan penyaringan atau filtrasi dengan menggunakan
pasir (sand), koral (gravel) dan antrasit yang berfungsi untuk
menghilangkan atau mereduksi zat tersuspensi yang terikut didalam air
umpan. Secara periodik (24 jam) saringan harus di backwash untuk
menghilangkan flok yang tertangkap selama filtrasi di permukaan filter.

4.

Air yang keluar (yang merupakan air bersih) dari sand filter kemudian
dipompakan ke tanki pengumpul (storage tank).

5.

Untuk menjaga agar pH air bersih tersebut on specification (7,5 8,5)


maka diinjeksikan NaOH liquid.

6.

Didalam storage tank terdapat juga kation exchanger (H2SO4), anion


exchanger (NaOH), dan mix bed (H2SO4 + NaOH).

7.

Kemudian didapatkanlah treat water atau air bersih yang telah dapat untuk
didistribusik

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1.

Satu unit peralatan water treatment

2.

Air rawa dan air got (comberan)

3.2 Prosedur Percobaan


a. Siapkan peralatan water treatment yang akan digunakan
b. Isi air rawa atau air got ke bagian penampungan alat.
c. Hubungkan dengan alat water treatment
d. Lakukan pengamatan dan catat hasil pengamatan yang telah diperoleh

Anda mungkin juga menyukai