PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita
semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik
yang ringan maupun yang sangat dahsyat, menelan banyak korban jiwa dan harta,
meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.
Gempa bumi adalah berguncangnya bumi atau terjadinya getaran bersifat alamiah
yang terjadi pada suatu daerah tertentu yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng
bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Kekuatan gempa bumi
akibat aktivitas gunung api dan runtuhan batuan relatif kecil sehingga pada bab ini akan
memusatkan pembahasan pada gempa bumi akibat tumbukan antar lempeng bumi dan
patahan aktif.
Lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan
lempeng benoa di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan
lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi.
Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona
patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas
elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya
energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang
disebut gelombang gempa bumi.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka sebagai permasalahannya dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Teknik Gempa
lempengan di Indonesia
6. Untuk mengetahui bagaimana gelombang seismik merambat? Dan macam-macam
gelombang
7. Apa saja alat-alat yang mencatat getaran gempa dan hasil getarannya. Termasuk
besaran-besaran Gempa
8. Untuk dapat mencari sumber atau jarak gempa
9. Foto-foto Gempa (Gedung, Jembatan, Tsunami, Pelumeran tanah,dan lain-lain)
4. Manfaat
Adapun beberapa manfaat dalam penulisan paper ini ialah sebagai berikut.
1. Penulis dapat mengetahui bagaimana terbentuknya bumi dan alam semesta,
lapisan-lapisan pembentuk bumi dan segala aktivitas yang ada di dalam Bumi.
2. Menambah wawasan penulis tentang arti, sebab dan efek dari Gempa di Bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. TERBENTUKNYA BUMI DAN ALAM SEMESTA
1.1.
PENGERTIAN BUMI
Teknik Gempa
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kirakira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu
massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun
yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang
terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan
Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia
lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan
bertubrukan dengan bagian lain.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan
bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,
lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah
satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam
seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran
pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang
surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
PEMBENTUKAN BUMI
1.2.
Teknik Gempa
Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara
teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk
Susunan Keluarga Matahari.
Teknik Gempa
Teori Planetesimal
Pada
awal
abad
ke-20, Forest
Ray
Moulton,
seorang
ahli
Teknik Gempa
Teori Buffon
Yaitu tumbukan antara matahari dan komet yang menyebabkan sebagian
massa matahri terlempar keluar dan massa tersebut menjadi planet
Teori Weizsaecker
tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa
kabut gas.
Teknik Gempa
Teori Whipple
pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi
membentuk semacam piringan.
1.3.
1.4.
ALAM SEMESTA
Alam semesta atau jagat raya ini dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang maha
besar di mana di dalamnya terjadi segala sesuatu peristiwa alam yang dapat diungkapkan
manusia maupun yang belum dapat diungkap oleh manusia. Alam semesta terbentuk kirakira ribuan juta tahun yang lalu yang bersamaan dengan adanya ledakan besar.
Namun bukan hanya ledakan besar saja yang menjadi sutu-satunya teori
terbentuknya alam semesta ada teori-teori lain yang memiliki bukti yang kuat tentang
terbentuknya alam semesta seperti : teori dentuman, teori creatio continua, teori ekspansi
dan teori-teori lainnya.
Namun terlepas dari itu semua kami tetap menyadari kalau adanya alam semesta
ini karena kehendak Nya, karena Beliaulah yang maha kuasa dan berkehendak dimuka
bumi ini atas ciptaannya.
Orang babilonia (sekitar tahun 700-600) beranggapan bahwa alam semesta
merupan suatu ruangan atau selungkup dimana bumi yang datar sebagi lantainya,
sedangkan langitNamun pendapat ini sudah sangatlah lama pengertian alam semesta yang
sebenarnya adalah suatu ruangan yang maha besar, dimana di mana di dalamnya terjadi
segala peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum diungkap
manusia, dan pendapat ini jelaskan kembali oleh Nicolas Copernikus dalam bukunya
yang berjudul De Revolutionisme Orbium Coelestium yang menyataka bahwa alam
semeta adalah tempat tinggal bagi makhluk hidup (bumi) yang bumi dan benda langit
lainnya mengelilingi matahari sebagai pusat dari tata surya.
Teknik Gempa
yang
Teknik Gempa
kelihatannya sampai kapanpun. Teori ini segera runtuh dan tidak banyak
penggemarnya ketika ditemukan radiasi latar belakang kosmik.1[2]
1.4.1.3.
Teori Berayun
Menurt teori ini, bahwa semua materi saling menjauhi dan berasal dari
satu massa yang padat. Selanjutnya, materi itu geraknya melambat kemudian
berhenti dan mulai mengerut akibatnya lagi akibatnya akibat gaya gravitasi. Lalu
materi tersebut akan memadat dan meledak lagi. Dalam proses ini tidak ada
materi yang rusak atau tercipta, tetapi hanya berubah tatanan.
1.4.2. Proses Penciptaan Alam Semesta
1.4.2.1. Tahap pertama
Sejak penciptaan sampai suhu kosmos turun menjadi seratus juta-juta-jutajuta-juta derajat. Dalam tahap ini, seluruh kosmos yang terdiri atas ruang, materi,
dan radiasi telah ditentukan interaksinya, sifat serta kelakuannya, pada waktu itu,
segala macam interaksi antara materi dan radiasi dapat ditunjukkan sama kuatnya.
Dalam tahap ini, kandungan energi dan materi dalam alam semesta ditentukan
jumlahnya.
1.4.2.2. Tahap Kedua
Sejak berakhirnya tahap pertama sampai suhu kosmos turun hingga
mancapai 100.000 juta derajat. Kerapatan materi dalam alam semesta adalah 4 juta
ton tiap liter. Dalam tahap ini, bahan penyusun nulkir yaitu penyusun inti-inti atom
telah tertentu jumlahnya.
1.4.2.3. Tahap Ketiga
Sejak berakhirnya tahap kedua sampai suhu kosmos tinggal 1000 juta
derajat dan kerapatan materinya tinggal dua puluh kilogram tiap liter. Dalam tahap
ini, muatan kelistrikan di alam semesta telah ditetapkan.
1.4.2.4. Tahap Keempat
Sejak berakhirnya tahap ketiga sampai suhu kosmos berada di bawah 100
juta derajat. Kerapatan materinya hanya sepersepuluh kilogram tiap liter. Dalam
tahap ini dimulai penyusunan inti-inti atom. Selain itu, ada kemungkinan
Teknik Gempa
10
terjadinya
beberapa
pengelompokan
materi
sebagai
akibat
dari
adanya
Teknik Gempa
11
Secara struktur lapisan dalam bumi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
2.1.1. Kerak bumi (crush)
Merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal
lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang
terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat
tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi
mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga
kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2.1.2
12
2.2.
2.2.1. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet,
termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar
angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas
permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan
bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut
fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu
dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula
dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar
matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Atmosfer
Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit
argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air,
dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan
menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu
ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km
dari permukaan planet.
Teknik Gempa
13
2.2.2. Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya
paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini
kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh bendabenda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain,
lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari
permukaan tanah). Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang
paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi
panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika
ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady),
dari sekitar 17 sampai -52. Pada permukaan bumi yang tertentu,
seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali
terhadap gradien suhu tersebut.
Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting,
karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang
merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia,
serta sebagain besar iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan
kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogen, 20,99 oksigen, 0,93%
argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001%
kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon.
Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan yaitu:
2. Awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 2 km
3. Awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 6
km
4. Awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 12 km.
Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1. Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 2 meter di atas permukaan
bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik
muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan
lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai
iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad
hidup di dalam tanah.
2. Lapisan Udara Bawah
Teknik Gempa
14
2.2.3. Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari
ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah
relatif stabil dan sangat dingin yaitu 70oF atau sekitar 57oC. Pada
lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang
tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus
kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola
cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah
stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah
semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang
bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada
lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km.
Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
Teknik Gempa
15
Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat
lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali
turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar 143oC di
dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas
permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan
noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Daerah transisi antara lapisan
mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah 110o
C.
2.2.5. Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar
81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup
tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena
serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia
sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama
ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya
era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang
radio jarak jauh. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik
di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya
akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu
pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan
meningkaknya ketinggian.
Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
a. Lapisan Udara E
Terletak antara 80 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan
ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini
dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan
Teknik Gempa
16
17
keruntuhan atau lokal anatara 2 hingga 3 pada Skala Richter misalnya runtuh yang terjadi
pada pertambangan bawah tanah (under ground), penggalian batukapur dan sejenisnya
2.) Tabrakan (Impack)
Awalnya banyak juga yang percaya bahwa gempa bumi disebabkan adanya
meteor atau shooting star yang menabrak bumi pada tahun 1908 di Rusia, suatu bintang
beralih (meteor) jatuh dan mengakibatkan terjadinya lubang yang sangat besar
menyerupai sebuah kawah. Walaupun gelombang tekanan akibat jatuhnya meteor tersebut
tercatat sampai ke kota London di Inggris, akan tetapi efeknya sama sekali tidak terekam
pada alat pencatat getaran gempa bumi (seismograf). Ini berarti getaran yang ditimbulkan
akibat tabrakan meteor dengan bumi kekuatannya sangat kecil sekali. Lagi pula tabrakan
yang demikian sebenarnya sangat jarang terjadi di bumi.
3.) Peledakan Gunungapi
Aktivitas gunung api dapat menimbulkan gempa bumi yang dinamakan gempa
bumi vulkanik. Gempa bumi vulkanik terjadi baik sebelum, selama, maupun setelah
peledakan suatu gunung api. Penyebab terjadinya gempa bumi vulkanik ini adalah akibat
terjadinya persentuhan antara magma dengan dinding gunung api dan tekanan gas pada
peledakan yang sangat kuat atau perpindahan magma secara tiba-tiba di dalam dapur
magma. Kekuatan dari gempa bumi vulkanik ini sebenarnya sangat lemah dan hanya
terasa di wilayah sekitar gunung api tersebut. Gunung api yang menyebabkan gempa
vulkanik adalah gunung api yang masih aktif. Kerusakan atau efek yang ditimbulkannya
cukup luas, sebab gempabumi vulkanik biasanya disertai pula dengan kemungkinan akan
meletusnya suatu gunungapi. Berdasarkan kedudukan sumber gempanya (posisi kegiatan
magma), maka dapat dibedakan menjadi empat jenis gempabumi vulkanik :
a. Gempa Bumi Vulkanik Dalam Dan Gempa Bumi Vulkanik Dangkal
Gempa ini memiliki kedalaman sumber gempa antara 2 sampai 30km. Gempa
bumi ini memiliki beberapa kesamaan dengan gempa bumi tektonik, terutama mengenai
gempa susulannya (after shocks). Gempa susulan ini terjadi pada saat menjelang letusan
suatu gunung api, atau pertanda bahwa gunung api tersebut mulai aktif. Sedangkan
Gempa bumi vulkanik dangkal sumber gempanya terletak pada kedalaman kurang dari 2
km. Jenis ini timbul pada saat mendekati terjadinya letusan, selama berlangsungnya
letusan, dan setelah letusan itu sendiri berakhir.
b. Gempa bumi Ledakan
Gempa bumi ini terjadi sehubungan dengan tengah berlangsungnya ledakan suatu
gunung api. Sumber gempanya sangat dangkal, kurang dari 1 kilometer.
c. Getaran Vulkanik atau Tremor
Teknik Gempa
18
Getaran atau tremor vulkanik terjadi terus menerus sehingga menciptakan suasana
tidak tenang. Sumber gempanya terletak dari mulai kedalaman 30 kilometer sampai
permukaan. Gempa bumi dangkal dan gempa bumi ledakan bila terjadi terus menerus
dengan selang waktu hanya beberapa detik dapat menyebabkan getaran vulkanik
(tremor). Pada gunung api berbatuan basalt, getaran vulkanik terasa lebih kuat karena
sifat batuannya sangat peka terhadap rambatan gelombang.
d. Kegiatan Tektonik
Gempa yang paling banyak menyebabkan efek yang sangat serius adalah gempa
jenis kegiatan tektonik ini, yaitu mencakup 90% dari seluruh kejadian gempa bumi.
Gempa bumi ini berhubungan dengan kegiatan gaya-gaya tektonik yang tengah terus
berlangsung dalam proses pembentukan gunung-gunung, terjadinya patahan-patahan
batuan (faults) dan tarikan atau tekanan dari pergerakan lempeng-lempeng batuan
penyusun kerak bumi.
Penyebab gempa bumi tektonik yaitu lepasnya tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan
bahwa kulit bumi atau litosfer yang menutupi permukaan bumi keadaanya tidak utuh,
melainkan terpecah-pecah berbentuk lempeng, yang satu sama lain bergerak saling
menjauh, bertumbukan dan ada juga yang saling berpapasan. Lapisan tersebut begerak
perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Gerakan litosfer
tersebut diakibatkan oleh adanya gerakan astenosfer yang sifatnya cair kental.Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Keunikan Gempa tektonik ini antara lain, peta penyebarannya mengikuti pola dan
aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempenglempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka
teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi
tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas
pertemuan lempeng tektonik.
Teknik Gempa
19
Lempeng divergen yaitu area pertemuan antar lempeng yang bergerak saling
menjauhi, sehingga pada model pertemuan ini akan terbentuklapisan asthenosphere yang
baru dan menyebabkan makin meluasnya area dari lempeng tersebut. Ada 2 (dua) macam
kejadian lempeng divergen, bisa terjadi antara 2 (dua) lapisan oceanic asthenosphere
yang bertemu pada lantai dasar samudera sehingga terbentuk muka laut yang baru.
Tempat pertemuan dua batas lempeng dengan tipe Lempeng divergen biasa disebut
seafloor spreading atau spreading centre. Contohnya terdapat pada pertemuan antara
lempeng Amerika Utara dan lempeng Eurasia di Samuera Antartika, sedangkan tipe
lempeng divergen yang terjadi antara dua lempeng benua menyebebkan terjadinya
rekahan yang cukup besar pada daratan dan rekahan itu menjadi terus meluas setiap
tahunnya, sebagai contoh yang terjadi di Afrika Timur yang dikenal sebagai Great Rift
Valley.
4.2.
20
pertemuan tersebut akan terbentuk daerah kepulauan yang terdiri dari gunung-gunung
laut dan pertemuan lempeng yang seperti ini biasanya terjadi daerah laut dalam dengan
kedalaman lebih dari 11000 meter, contohnya adalah rangkaian kepulauan yang dipenuhi
gunung api sepanjang Mariana Trench di bagian barat Samudera Pasifik.
Model yang kedua dari tipe lempeng kovergen adalah pertemuan antara lempeng
samudera dengan lempeng benua yang mengakibatkan lempeng samudera tersubduksi ke
arah mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-gunung api aktif di daratan benua.
Pada daerah tipe konvergen seperti ini yang memiliki aktivitas seismik yang cukup tinggi,
bahkan kebanyakan gelombang Tsunami yang terjadi akibat aktivitas seismik pada tipe
ini yang ditimbulkan dari gempa-gempa besar yang dapat memicu terjadinya Tsunami.
Contoh tipe ini terdapat di daerah zona penyusupan di sepanjang pantai barat sumatera
dan di sepanjang pantai selatan Jawa.
Model terakhir dari tipe ini adalah pertemuan antara lempeng benua dengan
lempeng benua yang mengakibatkan terjadinya lipatan yang semakin lama areanya
semakin luas dan semakin tinggi, sebagai contoh adalah pembentukan pegunungan
Himalaya dan daerah dataran tinggi Tibet.
4.3.
Tipe pertemuan antara dua lempeng tektonik yang bergerak secara horisontal dan
berlawanan arahnya. Pada tipe ini tidak ada pembentukan lapisan asthenosphere baru atau
terjadinya penyusupan yang dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap lainnya,
contohnya adalah yang terjadi antara lempeng samudera dengan lempeng samudera yang
disebabkan karena patahnya jalur seafloor spreading yang mengakibatkan terbentuknya
tipe ini, daerahnya biasa disebut sebagai Mid-Ocean Ridges, sedangkan pertemuan antara
lempeng benua dengan lempeng benua untuk tipe ini terjadi akibat pergeseran dua buah
lapisan secara horisontal yang muncul hingga permukaan, contohnya adalah yang terjadi
pada patahan San Andreas di California.
Teknik Gempa
21
22
ditetapkan terbagi dalam 6 Wilayah Gempa di mana Wilayah Gempa 1 adalah wilayah
dengan kegempaan paling rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi.
Pembagian Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat
pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun, yang nilai rata-ratanya untuk
setiap Wilayah Gempa dapat dilihat pada Gambar dibawah.
23
tiap 500 tahun sekali. Semakin lama periode ulangnya, semakin besar gempa yang
terjadi. Sebagai contoh, gempa Aceh 2004 lalu memiliki periode ulang selama 200 tahun
yang artinya terjadi tiap 200 tahun.
Teknik Gempa
24
Peta gempa ini seharusnya menjadi acuan dalam membangun suatu bangunan
karena menyangkut beban rencana yang digunakan dalam merancang struktur bangunan.
Dengan perhitungan beban gempa yang lebih akurat, keruntuhan bangunan akibat gempa
dapat dihindari.
6. GELOMBANG SEISMIK
6.1.
PENGERTIAN GELOMBANG SEISMIK
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang dapat terekam oleh
seismometer yang menjalar ke seluruh bagian dalam bumi dan melalui permukaan
bumi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya
adanya patahan atau adanya ledakan. Efek yang ditimbulkan oleh adanya gelombang
seismik dari gangguan alami (seperti: pergerakan lempeng (tektonik), bergeraknya
patahan, aktivitas gunung api (vulkanik), dsb) adalah apa yang kita kenal sebagai
fenomena gempa bumi.
6.2.
MEKANISME PENJALARAN GELOMBANG SEISMIK
Mekanisme penjalaran gelombang seismik didasarkan pada hukum Snellius,
Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat. Penjelasan dari hukum Snellius, Prinsip
Huygens dan Prinsip Fermat dijelaskan sebagai berikut :
a. Hukum Snellius
Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi
akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka
gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke
permukaan dan sebagian diteruskan merambat dibawah permukaan. Penjalaran
gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari Prinsip
Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias merupakan fungsi dari
sudut datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yang datang akan
Teknik Gempa
25
26
c. Prinsip Fermat
Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat
waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium
yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang tersebut
akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona
kecepatan rendah (Jamady, 2011).
6.3.
Teknik Gempa
27
Seismometer
Seismometer berasal dari bahasa Yunani yaitu seismos berarti gempa bumi
dan metero yang berarti mengukur. Seismometer adalah sebuah alat atau sensor getaran,
yang biasanya dipergunakan untuk mengetahui kekuatan gempa bumi. Seismometer yang
dirangkai dengan alat yang mencatat parameter gempa disebut seismograf. Hasil rekaman
dari alat ini disebut seismogram.
Rekaman ini dapat dipergunakan salah satunya untuk menentukan magnitudo
gempa tersebut. Selain itu dari beberapa seismogram yang direkam ditempat lain, dapat
menentukan pusat gempa atau posisi dimana gempa tersebut terjadi.
Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer
dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang
cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer broadband.
7.2.
Seismograf
Teknik Gempa
28
Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi.
Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti
pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan
bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.
Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang
seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama
gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur
garis-garis ini dan menghitung besaran gempa.
Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini
seismograf sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf
menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua jenis
gerakan mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan
horizontal tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.
Seismograf
modern
menggunakan
elektromagnetik
seismographer
untuk
Teknik Gempa
29
Seismokop terdiri dari sebuah kontainer sederhana berisi air atau air raksa. Ketika terjadi
gempa, cairan tersebut akan bergerak naik-turun akibat getaran gempa yang terjadi.
Terobosan besar untuk pengukuran gempa bumi datang pada tahun 1920, ketika
dua ilmuwan Amerika mengembangkan alat yang disebut Wood-Anderson seismograf.
Alat ini lebih sensitif dibandingkan seismograf yang ada pada masa itu, sehingga
langsung banyak digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal bakal seismograf yang
sekarang ada dan berkembang. Saat ini, seismograf banyak digunakan oleh Seismologist
dalam mempelajari sesar dan gempa bumi.
Ketika terjadi gempa, getaran gempa yang terekam adalah gelombang primer
karena kecepatan rambatnya paling tinggi, lalu diikuti oleh rekaman gelombang sekunder
yang memiliki kecepatan rambat lebih rendah dari gelombang primer. Gelombang
permukaan datang paling akhir karena memiliki kecepatan rambat paling rendah.
Seismograf mencatat semua getaran dan kecepatan rambat gempa bumi dalam bentuk
seismogram.
Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang
seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama
gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur
garis-garis ini dan menghitung besaran gempa.
Umumnya, sebuah seismometer terdiri dari massa yang melekat pada dasar yang
tetap. Selama gempa bumi, basis/dasar bergerak dan massa tidak. Gerakan basis terhadap
massa diubah menjadi tegangan listrik. Tegangan listrik dicatat/direkam di atas kertas,
pita magnetik, atau media rekaman lain. Rekaman ini berbanding lurus dengan gerakan
massa Seismometer relatif terhadap bumi, tetapi bisa dikonversikan secara matematis
kedalam rekaman dari pergerakan mutlak tanah/bumi. Seismograf umumnya merupakan
sebuah seismometer dengan alat perekamnya sebagai satu unit alat.
Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip
seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran
gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram.
Teknik Gempa
30
Teknik Gempa
31
2. Seismometer Vertical
Seismograf vertical, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah
vertical. Seismometer ini menggunakan sebuah beban, pegas dan sebuah pena. Beban
digantungkan pada sebuah pegas dengan ujung pegas yang lain tergantung pada sebuah
tempat. Ketika terjadi getaran atau gempa, maka pegas akan segera meregang atau
memendek dan beban akan bergerak karena mempertahankan keadaan inersia/kelebaman
akibat bergerak pegas tersebut. Dibagian bawahnya ada alat seperti pena untuk
menggambarkan grafik getaran yang terjadi pada sebuah kertas.
Seismograf
modern
menggunakan
elektromagnetik
seismographer
untuk
32
4,0 - 4,9
5,0 - 5,9
6,0 - 6,9
7,0 - 7,9
8,0 -
7.3.
Accelerograph
Alat yang digunakan untuk merekam goncangan permukaan tanah yang
33
atau lamanya gelombang tersebut tercatat di suatu stasiun . Selain itu juga diperlukan data
posisi stasiun yang digunakan dan model kecepatan gelombang seismik. Episenter gempa
dapat ditentukan secara manual. Metode-metode tersebut dijabarkan sebagai berikut :
8.1.
Dianggap ada tiga stasiun pencatat , masingmasing S, S2, dan S3. Dengan
menggunakan dua data stasiun pencatat , S2 dan S3 sebagai pusatnya, dibuat lingkaranlingkaran dengan jari-jari :
r2 = v ( t2 t1 )
r3 = v ( t3 t1 )
dengan :
r = jari-jari lingkaran.
v = kecepatan gelombang
t = waktu tiba gelombang
Episenter yang dicari adalah pusat sebuah lingkaran yang melalui S dan
menyinggung kedua lingkaran yang berpusat di S2 dan S3 tersebut.
Pada penggunaan praktis, metode ini dilakukan dengan cara berulang-ulang
mencoba membuat lingkaran ketiga sehingga didapatkan titik E yang terbaik. Dengan
demikian metode ini kurang dapat diandalkan, karena kualitas penentuannya tergantung
pada ketelitian penggambaran ketiga lingkaran tersebut.
34
8.2.
Metode Hiperbola
Bila dianggap kecepatan gelombang seismik v konstan dengan tiga stasiun S1,
S2 dan S3 diukur waktu tiba gelombang seismik pada ketiga stasiun itu adalah jam t1, t2,
dan t3 dimana t3 > t2 > t1, maka dengan menggunakan pasangan stasiun S1 dan S2,
episenternya harus terletak pada sebuah kurva dengan harga t2 t1 konstan. Kurva
semacam ini berupa hiperbola dengan S1 dan S2 sebagai titik fokusnya. Karena telah
diketahui t2 > t1 maka kurva hiperbolanya cekung kearah titik titik S1. Dengan cara yang
sama dilakukan lagi untuk pasangan stasiun S2, S3 dan S3, S1. Ketiga hiperbola ini
berpotongan pada suatu titik dan titik potong ini adalah episenternya.
8.3.
Dalam metode ini selain didapat koordinat episenter, kedalaman fokusnya juga
dapat ditentukan. Dengan menggunakan tiga stasiun pencatat S1, S2, dan S3 dapat dibuat
masing-masing lingkaran dengan pusat stasiun dan jari jari r1, r2 dan r3. Jari-jari
lingkaran adalah jarak hiposenter d = (s-p) k, dimana k adalah konstanta Omori yang
besarnya tergantung pada kondisi geologi setempat dan besarnya sekitar 7,8.
Sedangkan (s-p) adalah beda waktu tiba gelombang S dan P. Koordinat episenter
E merupakan perpotongan garis berat ketiga lingkaran tersebut. Garis berat lingkaran 1
dan 2 adalah garis yang menghubungkan perpotongan lingkaran 1 dan lingkaran 2 (garis
AB). Garis berat lingkaran 1 dan 3 adalah garis yang menghubungkan perpotongan
lingkaran 1 dan lingkaran 3 (garis CD). Sedang Garis berat lingkaran 2 dan 3 adalah garis
yang menghubungkan perpotongan lingkaran 2 dan lingkaran 3 (garis EF).
Teknik Gempa
35
Teknik Gempa
36
Gambar Grafik Wadati tp adalah waktu tiba gelombang P dan to adalah origin time dan
besarnya gradien mendekati angka 1,73.
8.4.
37
Teknik Gempa
38
Teknik Gempa
39
Teknik Gempa
40
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terbentuknya bumi dan alam semesta dikarenakan dahulu Kira-kira 250 juta
tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa
daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun
yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang
sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia
Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India,
Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-bagian dan dua benua besar ini
kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
2. Lapisan lapisan dibumi Bumi tempat kita tinggal saat ini merupakan salah
satu anggota tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Jarak bumi dengan
matahari sekitar 150 juta km. Bumi berbentuk bulat pepat dengan jari-jari
6.370 km. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari delapan planet
yang dekat dengan matahari.
3. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi).
Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di
alami selama periode waktu. Selain itu gempa bumi juga disebabkan karena
Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah ,
letusan gunung merapi dan masih banyak lainnya penyebab gempa.
4. Gelombang Seismik merupakan rambatan energi yang disebabkan karena
adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau sesar.
Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh
seismometer.
5. Alat alat yang mencatat getaran gempa dan hasil getarannya adalah
seismometer , seismograf, dan Accelerograph.
Teknik Gempa
41
6. Cara mencari sumber atau jarak gempa adalah dengan menggunakan beberapa
metode, yaitu : Metode Lingkaran Tiga Stasiun, Metoden Hiperbola, Metode
Titik Berat, Metode Gerak Partikel.
2. Saran
Ada beberapa saran yang perlu disampaikan mengacu pada hasil pembahasan
ini antara lain :
1. Masyarakat harus lebih tanggap terhadap tanda tanda akan terjadinya
gempa.
2. Pemerintah sebaiknya mengadakan penyuluhan mengenai tanda tanda, efek,
dan sebab terjadinya gempa.
3. Upaya upaya yang perlu dilakukan oleh masyarakat dapat dibagi menjadi 3
bagian, sebagai berikut:
A. Upaya penanggulangan sebelum terjadi gempa:
1. Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk keadaan darurat.
2. Barang/benda yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh
dan stabil terhadap guncangan.
3. Pipa saluran gas dan pipa saluran air dipastikan tidak bocor dan
tertutup baik saat tidak digunakan untuk mencegah bencana
pengiring gempa seperti kebakaran dan gangguan sanitasi.
4. Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk menghindari hubungan singkat
akibat guncangan dan dipastikan sekering berfungsi dengan baik.
B. Upaya penanggulangan saat terjadi gempa:
1. Jika berada di dalam bangunan: usahakan tetap tenang dan tidak
panic, gunakan pintu dan tangga darurat untuk keluar dan jangan
menggunakan lift atau elevator, jangan berlindung di bawah
jembatan, jalan laying, ataupun benda-benda yang menggantung
tapi berlindunglah di bawah meja yang kokoh, dan jangan dulu
masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan
selang beberapa lama.
2. Jika berada di luar bangunan: carilah tanah lapang, jangan
berlindung di bawah pohon atau di tempat dekat tiang/gardu listrik,
dan jika getaran gempa kuat, ambillah posisi duduk daripada
berdiri.
3. Jika sedang mengemudikan kendaraan; hentikan perjalanan dan
segera menepi, jangan memberhentikan kendaraan di atas jembatan,
jalan laying, atau persimpangan jalan, dan jangan segera
Teknik Gempa
42
DAFTAR PUSTAKA
Teknik Gempa
43
http://nuroel-grafika.blogspot.com/2013/12/materi-geografi-prediksi-un-sma-part-3.html
http://prezi.com/jb0a4yy03r2q/pergerakan-lempeng-bumi/
http://indraharsono12.wordpress.com/berita/penyebab-terjadinya-gempa-bumi-dancara-penanggulangan/
http://fiflowers.wordpress.com/geofisika/gempabumi/penyebab-terjadinyagempabumi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_seismik
http://maslakulfalahklaling.blogspot.com/2013/05/lapisan-bumi-danpenjelasannya.html
http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2014/03/macam-macam-jenis-glombangdalam-fisika.html
http://terbentuknya-bumi.blogspot.com/2013/04/proses-terbentuknya-bumi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tektonika_lempeng
http://id.wikipedia.org/wiki/Seismometer
http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/mencari-cara-memprediksi-gempabumi
http://softilmu.blogspot.com/2014/01/sejarah-terbentuknya-bumi.html
http://zonegeologi.blogspot.com/2012/03/teori-pergerakan-lempeng.html
http://teguhpendirian.wordpress.com/2012/12/09/pergerakan-lempeng-tektonikdan-hubungannya-dengan-fenomena-geologi/
Teknik Gempa
44