Anda di halaman 1dari 53

REFRAKSI

DR. SASKIA N MOKOGINTA,SpM

REFRAKSI
POKOK PEMBAHASAN
General Optics
Sistem Optik dari mata
Kelainan klinis : refractive errors

OPTIK
Dioptri (D) : power lensa , adalah
D = 1/f, f= titik fokus
1 D lens, sinar sejajar akan jatuh di focal
spot pada jarak 1 meter
2 D = 1/f ----> f = ?
bila f = 25 cm , ----> D = ?

Sinar sejajar akan mengalami convergensi di


titik fokus ---> lensa positif (+)

Atau mengalami divergensi----> Lensa negatif (-)

Prinsip
Sinar sejajar yang datang dari jarak > 5 m
sinar sejajar
Sinar yang datang dari jarak < 5m
sinar divergen

Lensa Spheris
Lensa yang diameter kelengkungannya samaI
pada seluruh meridian

Spherical Convex (+)

Spherical Concave (-)

Lensa konveks dapat digambarkan sebagai


beberapa prisma yang dasarnya berada di
bagian tengah lensa.
Lensa concave dapat digambarkan sebagai
beberapa prisma yang puncaknya berada di
bagian tengah lensa.

Efek prisma yang terjadi pada kaca mata dapat


diterangkan sebagai :
Against motion dengan Lensa (+)
With motion dengan Lensa (-)

Lensa Spheris :
Plus sphere : Convex
Karakteristik : menghasilkan imej/gambaran lebih
besar dan lebih dekat.

+2

+2

Biconvex

+4

Plano K

+5

-1

Concave K

Spheris negative : Concave


Karakteristik : menghasilkan imej/gambaran lebih
kecil dan lebih jauh.

-2

Bi Concave

-2

Plano K

-4

+1

-5

Convex K

Sinar sejajar akan terkumpul atau divergen


pada titik fokus.

Cylindrical Lens
Lensa yang memiliki 2 garis
meridian yang sejajar satu sama
lain.
Garis meridian yang tidak memiliki
power disebut axis
Garis meridian lainnya memiliki
power

Lensa Spherocylindrical
Kombinasi antara lensa Spheris dan lensa
cylindris.
Contoh :
S + 2.00 D

C + 1.00 D X 90
0
0.00

+ 2.00

+ 2.00

+ 2.00
0.00
+ 1.00

+ 2.00
+ 1.00

+ 2.00

+ 3.00

Mata sebagai instrumen


optik

Refraction media :

Cornea n = 1.33
Humour Aqueous
n = 1.33
Lens
n = 1,41
Vitreous body
n = 1.33

Haziness on refraction media --> disturbances of


vision

Kekeuatan refraksi bola mata


Total
Cornea
Lensa

: 60 dioptri
: 40 dioptri
: 20 dioptri

Proses Akomodasi
Kemampuan mata menambah power refraksi
dengan meningkatkan kecembungan lensa.
Dalam keadaan normal : sinar yang datang dari
jarak lebih dari 5 m akan berjalan sejajar
sehingga image / bayangan akan jatuh tepat di
fovea sentralis dengan posisi mata relax

Untuk objek kurang dari 5 m,


sinar yang datang tidak
sejajar tetapi divergen. Dan
mata dalam kondisi istirahat,
maka image/bayangan akan
terfokus jatuh di belakang
retina. Maka objek akan
tampak buram.
Image/bayangan akan
bergerak ke depan tepat di
fovea sentralis dengan
meningkatkan kecembungan
lensa. Proses ini disebut
akomodasi.

Proses akomodasi
terjadi akibat
terjadinya kontraksi
pada M. ciliaris pada
Corpus ciliaris.

Refleks yang terjadi selama proses


akomodasi , disebut Trias akomodasi adalah :
accommodation
Miosis
Convergents

Near Reflex

Anomali Refraksi
Normal : Emetropia
Anomalies : (ametropia)

Myopia
Hypermetropia
Astigmatism
Presbiopia

Emmetropia
Suatu kondisi dimana sinar sejajar yang masuk ke
dalam mata jatuh tepat di fovea centralis dengan
mata dalam keadaan istirahat sehingga
memperoleh tajam penglihatan yang maksimal.

Ametropia
Kondisi dimana sinar sejajar yang masuk ke
dalam mata tidak jatuh tepat di fovea sentralis
dalam keadaan mata istirahat.
Titik fokus berada di depan atau di belakang
retina.

Hal 47, 4.2 Duke Elder

Myopia
Suatu kondisi refraksi dimana tanpa akomodasi,
sinar sejajar yang masuk ke dalam bola mata
akan jatuh di depan fovea centralis/ Retina.
Myopic eye : refractive state over plus power

Faktor penyebab myopia :


Axial : Axis antero-posterior bola mata > normal
Pada keadaan ini , refraction power cornea, lensa dan
posisi lensa dalam keadaa normal. Biasanya tampak
mata penderita seperti proptosis.

Kurvatura :
Ukuran bola mata ---> normal, tetapi terdapat
peningkatan kurvatura kornea atau lensa.
Perubahan bentuk lensa , contoh : intumescens cataract

Peningkatan index refraksi


Terjadi pada pasien diabetes mellitus
Perubahan lokasi lensa
Subluksasi atau dislokasi lensa

Gejala klinis :
Buram untuk melihat jauh, sedangkan
penglihatan dekat normal
Asthenopia
Myopia tinggi : hemeralopia terjadi akibat
degenerasi retina dibagian perifer.
Melihat Floating spots akibat degenerasi
vitreous
Memicingkan mata agar memperoleh tajam
penglihatan yang baik.

Pemeriksaan oftalmologis : myopia tinggi


----> proptosis, bilik mata depan dalam.

Funduscopy : Tigroid fundus --->


Menipisnya retina dan choroid , myopic
crescent sekeliling area papil N Optici,
staphyloma posterior

Komplikasi:
Biasanya terjadi pada myopia tinggi
1. Degenarasi dan mencairnya vitreous
2. Retinal detachment
3. Perubahan pigmentasi + Perdarahan Makula
4. Strabismus

Klasifikasi Myopia :
= myopia rendah
< 3.00 D
3.00 - 6.00 D = moderate myopia
= high myopia/gravis
> 6.00 D

Tata laksana:
Low dan moderate myopia : diberikan koreksi
penuh dengan lensa Spheris yang lebih rendah
yang menghasilkan tajam perlihatan terbaik.
Contoh :
VOD = 5/60

S -2.50 D = 6/7
S -2.75 D = 6/6
S -3.00 D = 6/6
S -3.25 D = 6/7
Lensa untuk kaca mata S - 2.75 D

On high myopia, biasanya bila diberikan koreksi


penuh kacamata , pasien mengeluh sakit kepala.

Prognosis :
Simplex/stationer, setelah masa pubertas
akan konstan.
Progressive myopia, myopia akan berlanjut
meningkat terus dan dapat terjadi komplikasi.

Hypermetropia
Kelainan refraksi dimana tanpa akomodasi,
sinar sejajar yang masuk ke dalam bola mata
jatuh di belakang retina.
Cahaya Divergent dari objek jarak dekat akan
jatuh di belakang retina.

Etiologi :
Axial ---> diameter bola mata < N
Berkurangnya convexitas cornea/lens curvature
Berkurangnya index refraksi
Perubahan posisi lensa

MANIFESTASI KLINIS
Hipermetropia manifest ---> terdeteksi tanpa
menghilangkan akomodasi dengan memberikan
lensa convex dengan power terkuat , pasien dapat
melihat lebih jelas.
Terbagi ke dalam 2 tipe :
Facultative : dapat dihilangkan dengan akomodasi.
Absolute : tidak dapat dihilangkan dengan
akomodasi.

Total Hipermetrop : terdeteksi setelah dihilangkan


akomodasinya dengan cylcopegic agents
Latent Hypermetrop : selisih total hypermetrop
dengan manifest hypermetrop

Hypermetrop

Latent Hypermetrop

Hypermetrop manifest

Gambaran klinis
Penglihatan dekat buram
High hypermetropia pada usia tua : penglihatan
jauhpun buram
Astenophia accommodative (eye strain)
Children : high hypermetropia biasanya terjadi
convergent strabismus (convergent squint)

TATA LAKSANA
Bila foria/tropia tidak ada , berikan lesa sferis
terkuat yang memberikan tajam penglihatan
terbaik.
Bila ada foria/tropia , koreksi total hypermetrop .
Bila perlu : kaca mata bifocal

ASTIGMATISM
Suatu kondisi refaksi dimana terdapat
perbedaan derajat refraksi pada
meridian yang berbeda. Sinar sejajar
yang masuk ke dalam bola mat akan
difokuskan dititik yang berbeda. Bentuk
dari bayangannya adalah :
Line, oval, circle, tidak pernah titik.

MANIFESTASI
Regular astigmatism
Perbedaan derajat refraksi untuk setiap meridian.
Two principles meridian :
Maximmum refraction
Minimum refraction

Irregular astigmatism

Right angle
in other
different
Difference in refraction not only
to each

meridians, but also in different parts of the same


meridian.

Etiology of astigmatism :
Corneal curvature disturbances ---> 90%
Lens curvature disturbances ---> 10%

Type of Astigmatism :
Ast. M. Simplex

C-2.00 X 90

Ast. H. Simplex C+2.00 X 45


Ast. M Compositium S-1.50 C-1.00 X 60
Ast. H Compositium
Ast. Mixtus

S+3.00 C+2.00 X 30

S+2.00 C-5.00 X 180

0
0
0
0
0

Ast. M. Simplex

Ast. M Compositium

Ast. H. Simplex

Ast. H Compositium

Ast. Mixtus

Presbiopia
Physiological changes because accommodation
capability is lowering at old age
Accommodation
16

10
6

2
10

20

40

50

60

Age

Koreksi untuk presbiopia :

Usia
Usia
Usia
Usia
Usia

40
45
50
55
60

S
S
S
S
S

+
+
+
+
+

1.00
1.50
2.00
2.50
3.00

D
D
D
D
D

Bergantung pula pada riwayat jenis pekerjaan


sebelum
Tailor
Arsitek

Teknik Pemeriksaan
Refraksi
Subyektif:
Snellen chart/projector, alphabet , inverse E,
picture, Landolt ring
Trial lens
Trial frame

Obyektif:
Anak-anak, pasien tidak kooperatif , strabismus :
Ophthlamoscopy
Retinoscopy
Refractometer

Subyektif
Periksa satu mata dahulu baru mata sebelahnya
didahului OD
Jarak 6 meters
VOD : ...(Visus dasar Mata Kanan )
a. Trial and error
Periksa dengan S + 0.50, visus lebih baik , tambahkan
S+ sampai visus = 6/6
S +0.50, visus lebih buruk, ganti S -, naikkan S sampai
visus = 6/6
S +/- visus tidak ada perbaikan ----> lensa silindris
dengan astigmatism dial, cross cylinder
astigmatism dial : Garis yang buram ----> C negative
lens axis

Penglihatan dekat / baca


Kedua mata diperiksa bersamaan dan
memerlukan jarak tertentu ( 30 cm jarak
baca yang normal ) : memakai jaeger chart

Contoh :
I. AVOD 2/60 S - 3.50 = 6/6 ODS 6/6
Sakit kepala, keluar
AVOS 3/60 S - 3.00 = 6/6
air mata
II.AVOD 2/60 S - 3.00 = 6/7 ODS 6/6
Dengan / tanpa sakit
AVOS 3/60 S - 2.75 = 6/7
kepala, air mata
baca ADD S + 1.50
Ukuran kaca mata yang diberikan
adalah II

Obyektif
cyclopegic
1. Ophthlamoscopy : papilla tampak jelas pada
power tertentu dari ophthalmoscope
2. Retinoscopy :
Ordinary ---> light source outside
streak -----> light source inside

3. Refactometer
Computerized
Lensmeter principal

Ideal :
Subyektif
Obyektif cyclopegic
Subyektif tanpa sikloplegik akan didapatkan
overcorrection
Lens meter
Measuring lens power
Measuring focus distance

Measuring Pupillary Distance


drop the flashlight light onto both eyes,
the light is coming from in front of the
patient, The patient look at the
observer forehead or the light ---->
measure the distance of light spot
between OD and OS ----> as near pupil
distance
Far distance :
add 2 mm ---> for pupil distance less than
60 mm.
Add 3 mm ---> for pupil distance more than
60 mm

Eye Glasses
Monofocal
Bifocal
Progressive

Eye Glasses Prescription, the components are :

Which eye (OD or OS)


Power of the lens ( + or - , Power, axis)
ADDE for reading
Pupil distance far/near
Name of the patient

Binocular Optical Defects


Anisometropia :
Condition wherein the refractions of the two eyes
are an equal
variation :
Myopia
M
H.
H.
M.

M.
E.
H.
H

Antimetropia

E.

Vision in Anisometrop
difference < 2.50 D : still get fusion + single
binocular vision
difference > 2.50 D : fusion difficulties ----> weak
eye suppression ---> amblyopic
alternans vision : left and right alternate

Aniseikonia :
The difference of shape and size of the images
between right and left eye

Limitation of the eye glasses


cannot applied for anisometropia more than
2.50 Dioptri
anisometropia causing aniseikonia

Contact lens :

Hard ---> rigid lens


Soft

Indication :

High anisometropia
irregular astigmatism
Front asymmetry, orbit
Aniridia
Descemetocele
Sports
Cosmetics

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai